• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Uji Regresi Berganda

4.2.2 Model Persamaan Regresi

Model peneleitian dapat disimpulkan layak digunakan karena telah memenuhi uji asumsi klasik. Yaitu tidak terdapat multikolinearitas, Data tersebar normal, Tidak terdapat heteroskedastis, dan tidak terdapat autokorelasi. Selanjutnya dapat dilakukan uji estimasi linier berganda dan diinterpretasikan pada tabel berikut:

Tabel 11. Hasil estimasi regresi berganda Model Unstandarized Coeficient B (Constant) 4,315 INFLASI -0,013 SB -0,505 KURS 0,044 PDB -0,331

Berdasarkan output dari tabel diatas. Model regresi linear berganda pada penelitian ini dapat dirumuskan menjadi:

RETURN = 4,315 – 0.013 INFLASI -0.505 SB + 0.044 KURS – 0.331 PDB .. (17) Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Intercept menunjukkan angka 4,315 yang berarti jika Inflasi, suku bunga, nilai tukar dan PDB konstan maka return akan berada pada 4,315.

2. Koefisien dari inflasi adalah -0,013 maka setiap peningkatan inflasi sebesar 1% pada kondisi tingkat suku bunga, nilai tukar dan PDB konstan akan menurunkan return sebesar 0,013.

3. Koefisien dari Suku bunga adalah -0,505 maka setiap peningkatan suku bunga sebesar 1% pada kondisi inflasi, nilai tukar dan PDB konstan akan menurunkan return sebesar 0,042.

4. Koefisien dari nilai tukar adalah 0,044 maka setiap peningkatan nilai tukar sebesar 1% pada kondisi inflasi, suku bunga dan PDB konstan akan meningkatkan return sebesar 0,044.

5. Koefisien dari PDB adalah -0,331 maka setiap peningkatan PDB sebesar 1% pada kondisi inflasi, suku bunga dan nilai tukar konstan akan menurunkan return sebesar 0,331.

Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat dapat dijelaskan oleh koefisien determinasi (R2) yang berada pada rentan nilai nol (0) sampai dengan satu (1). Semakin besar nilai dari koefisien determinasi semakin besar pula informasi yang menjelaskan variabel bebas terhadap variabel terikat. Koesifien determinasi dapt dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Hasil koefisien determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

1 0,415a 0,172 0,095

Nilai koefisien determinasi dari model penelitian ini adalah 0,172. Hal ini berarti bahwa sebanyak 17,2 % informasi Return dapat dijelaskan oleh empat variabel yaitu Inflasi, Suku bunga, Nilai tukar dan PDB. Sisanya sebesar 82,8% dijelaskan oleh faktor eksternal diluar model dengan empat variabel tersebut.

4.2.3 Uji Hipotesis

a) Pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar dan PDB secara bersama sama terhadap return saham

Tabel 13. Uji f Anovab

Model F Sig

1 2,235 0,081a

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh ke empat variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa signifikansi model sebesar 0,081 yang berarti lebih kecil dari derajat kesalahan 10 persen. Dengan demikian dapat dinyatakan inflasi, suku bunga, nilai tukar dan PDB berpengaruh signifikan dalam memprediksi Return saham.

b) Pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar dan PDB secara parsial terhadap return saham

Signifikansi pengaruh dari Inflasi, Suku bunga, nilai tukar, dan GDP terhadap Return Saham secara individual dapat diketahui dengan melakukan Uji T. Setelah dilakukan pengujian terhadap variabel, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 14. Hasil uji t Model t Sig (constant) 1,047 0,301 Inflasi -0,614 0,543 SB -2,720 0,009 KURS 0,262 0,795 PDB -1,375 0,176

1. Kemampuan Inflasi mempengaruhi Return Saham

Berdasarkan hasil pada variabel inflasi diperoleh nilai t hitung sebesar - 0,614. Variabel ini mempunyai signifikansi sebesar 0,543. Apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan sebesar 5 persen, dapat disimpulkan bahwa variabel ini tidak signifikan. Hal ini menandakan diterimanya H0a dan ditolaknya H1a. Dari uji t ini disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi return saham.

Tidak adanya pengaruh dari inflasi terhadap return saham. Menandakan bahwa kenaikan inflasi kurang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya minat investor untuk menanamkan saham. tinggi rendahnya minat investor untuk menanamkan saham. Berbeda dengan pihak perusahaan. Inflasi yang tinggi akan memberikan tambahan kenaikan beban yang harus ditanggung perusahaan.

Berdasarkan hasil selama periode penelitian, rata rata tingkat inflasi sebesar 0,508 persen masih dibawah 10 persen. Menurut Kewal (2012) Jika inflasi menembus 10 persen maka pasar modal akan terganggu BI akan meningkatkan BI rate yang mengakibatkan investor cenderung mengalihkan modalnya di sektor perbankan.

2. Kemampuan Suku Bunga mempengaruhi Return Saham

Dari hasil pada variabel suku bunga diperoleh nilai t hitung sebesar -2,721. Suku bunga mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,009 jika dibandingkan dengan derajat kesalahan yaitu 5 persen. Tingkat signifikansi suku bunga lebih kecil dari derajat kesalahan. Hal ini berarti variabel suku bunga secara signifikan berpengaruh terhadap return saham. Menyebabkan ditolaknya H0b dan diterimanya H1b.

Tingkat suku bunga yang tinggi menyebabkan kecenderungan investor untuk menabung menjadi tinggi dan minat untuk berinvestasi pada pasar modal

menurun. Ketika keadaan pasar modal menurun maka harga saham akan menurun dan menyebabkan berkurangnya return saham. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Rusliati dan Fathoni (2011) yang menemukan bahwa tingkat suku bunga signifikan berpengaruh negatif terhadap return saham.

3. Kemampuan nilai tukar mempengaruhi return saham

Dari hasil Uji T variabel nilai tukar diperoleh hasil nilai t hitung sebesar 0,262. Dengan signifikansi sebesar 0,795. Tingkat signifikansi variabel tersebut lebih besar dari derajat kesalahan sebesar 5 persen. Hal ini berarti bahwa nilai tukar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa H1c ditolak dan H0c diterima.

Hasil ini menginndikasikan bahwa pada periode penelitian dari Januari 2008 hingga Desember 2011 pasar modal di Indonesia kurang bereaksi terhadap perkembangan pasar uang. Serta mengindikasi bahwa dalam memperoleh return, investor kurang mempertimbangkan nilai tukar dalam melakukan investasi pada pasar modal. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Yendrawati dan Muslich (2006) yang menyatakan bahwa perubahan nilai tukar rupiah tidak signifikan berpengaruh pada perubahan return saham.

4. Kemampuan PDB mempengaruhi return saham

Berdasarkan tabel dapat diketahui hasil dari uji t memberikan nilai t hitung variabel PDB sebesar -1,375. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,176. Jika dibandingkan dengan derajat kesalahan sebesar 5 persen, signifikansi variabel ini lebih besar. Kesimpulan dari uji ini adalah variabel PDB tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dapat diartikan dengan ditolaknya H1d dan diterimanya H0d.

Peningkatan PDB pada suatu negara menandakan meningkatnya kesejahteraan masyarakat suatu negara. Peningkatan kesejahteraan akan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Semakin tinggi kesejahteraan akan meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa sehingga meningkatkan perkembangan investasi di bidang riil. dengan memperhatikan faktor pemerataan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan PDB belum tentu meningkatkan pendapatan perkapita karena perkembangan investasi di bidang riil tidak diikuti oleh perkembangan investasi di pasar modal. (Kewal, 2012)

Dokumen terkait