• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI UMUM WILAYAH STUD

2. Model Pertumbuhan Pohon

CITYgreen’s Tree Growth Model dikembangkan oleh American Forest. Program ini ‘menumbuhkan’ diameter at breast height (DBH), tinggi pohon, dan kanopi pohon, sesuai dengan spesies dan tahun pertumbuhan yang dipilih.

Kelengkapan tabel data atribut pada area penelitian digunakan CITYgreen untuk memperkirakan pertumbuhan pohon di masa yang akan datang. Dengan melihat ukuran pohon, tinggi, diameter, dan spesies rata-rata pertumbuhan, CITYgreen menghasilkan sebuah theme baru yang mengilustrasikan pohon tersebut seperti 1 sampai 50 tahun yang akan datang.

American forest (2002), menyatakan bahwa program ini menggunakan metode untuk memperkirakan pertumbuhan pohon, yaitu:

Tree Growth Rate Trunk Diameter (Inches/Year) Height (Inches/Year) Slow-Growing Trees 0.1 1.0 Medium-Growing Trees 0.25 1.5 Fast-Growing Trees 0.5 3.0

Perubahan tinggi pohon ditentukan oleh perkalian angka pertumbuhan setiap tahun dengan kecepatan tinggi tumbuh. Sedangkan perubahan diameter merupakan perhitungan dari penambahan diameter eksisting (inch) dengan angka pertumbuhan setiap tahun yang dikalikan dengan kecepatan diameter tumbuh.

Kanopi pohon yang didapat dari American Forest, mengkombinasikan lebih dari 13.000 pohon sebagai data-base spesies pohon. Dengan melihat besarnya spesimen inventori dari setiap spesies, potensi maksimum pertumbuhan telah ditentukan menjadi 264 spesies pohon yang berada dalam data spesies pohon CITYgreen. Faktor pertumbuhan kanopi ialah berdasarkan regresi linear radius kanopi dibagi dengan diameter.

Berikut merupakan data lapang untuk setiap individu pohon yang harus dilengkapi pada tabel data atribut, dalam menjalankan Tree Growth Modeling pada lokasi penelitian:

a. Data spesies pohon

Merupakan data spesies jenis individu pohon. CITYgreen menyediakan 320 jenis pohon. Bila jenis pohon yang terdapat pada area analisis tidak terdapat pada daftar pohon, CITYgreen menyediakan Add spesies yang berguna untuk menambahkan spesies yang dibutuhkan. Selain itu, perlu diketahui penutupan lahan pada permukaan tumbuh pohon, berdasarkan:

1 = Forest Litter Understory atau permukaan dengan sampah/kotoran organik (dedaunan, ranting, bunga, buah, dan jejatuhan alami lainnya dari pohon) 2 = Grass/Turf Understory atau permukaan dengan rumput/tanah (termasuk

tanaman penutup tanah lainnya)

3 = Impervious Surfaces atau permukaan tahan/kedap air (termasuk semua permukaan paved dan unpaved (beton, aspal, tanah kosong, dan bebatuan yang tersusun) dan drainase terbuka atau tertutup)

b. Diameter at Breast Height (DBH)

Mengukuran diameter batang pohon menggunakan meteran ukur pada ketinggian 4,5 feet atau 140 – 145 cm dari permukaan tanah.

Gambar 16. Cara Mengukur DBH Pohon

Bila pohon berada pada lokasi yang menanjak, ukur 4,5 feet dari bagian yang menanjak. Bila terdapat banyak batang, maka ukur bagian terbesar batang. Ubah ukuran keliling lingkaran yang didapat menggunakan rumus: Diameter (inches) = Keliling lingkaran batang, dengan π = 3,14

c. Tinggi pohon

Dalam mengukur tinggi pohon, dapat digunakan alat ukur seperti klinometer. Dengan mengarahkan alat pada paling atas pohon melalui penglihatan mata. Cara pengukuran dapat dilihat pada Gambar 17 (b).

Gambar 17. Mengukur Tinggi Pohon (a) Alat Klinometer (b) Cara Pengukuran Tinggi pohon (feet) didapat dari penjumlahan jarak ukur dari pohon (D) dengan tinggi permukaan hingga setingkat mata (H). Pada CITYgreen dibagi mejadi beberapa kelas, yaitu:

1 = <25 feet 2 = 25 - 45 feet 3 = >45 feet d. Kesehatan pohon

Menilai keseluruhan kesehatan pohon yang diperiksa dari kondisi tajuk, batang, dan akar, seperti yang terlihat dari akar yang muncul, kulit kayu yang terlepas, pembusukan, ranting/percabangan yang mati, dan sebagainya. Gunakan kertas kerja untuk mengevaluasi kondisi yang ditemukan pada pohon. Kertas kerja ‘tree inventory data sheet’ dapat dilihat pada Bab Lampiran. Berikut adalah standar evaluasi yang digunakan oleh CITYgreen untuk membedakan tingkat kesehatan pohon, yaitu:

5 = Baik

4 = Cukup Baik 3 = Tidak Baik

2 = Sangat Tidak Baik 1 = Mati

Gambar 18. Bagian Penilaian Kesehatan Pohon e. Kondisi pertumbuhan pohon

Pada kondisi pertumbuhan pohon pada umumnya menghubungkan antara kemampuan sebuah pohon untuk tumbuh dengan ukuran yang alami terhadap karakteristik tapak yang ditumbuhi, membantu CITYgreen untuk memprediksi ukuran dan kelangsungan hidup keseluruhan pada masa yang akan datang. Menilai kodisi pertumbuhan pohon dengan membuat faktor-faktor kondisi pertumbuhan berdasarkan pengetahuan akan karakteristik tapak dan individual pohon. Penilaian ini dapat dipermudah dengan adanya Tree Inventory Data Sheet yang terdapat pada Bab Lampiran. Kondisi pertumbuhan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

3 = Baik

2 = Cukup Baik 1 = Tidak Baik

Data atribut yang didapat dari hasil survey, kemudian dimasukkan ke dalam tabel data atribut melalui Add/Update data (Gambar 19). Sehingga kanopi yang berada dalam Canopy theme mempunyai keterangan data pada setiap individunya. Pada pengisian spesies tanaman, terdapat 320 jenis spesies pohon yang telah disediakan oleh CITYgreen. Untuk jenis pohon yang tidak tersedia, maka sebelumnya dapat memasukkan jenis spesies tersebut dalam CITYgreen melalui Add spesies (Gambar 20). Kondisi jenis tanaman secara umum harus diketahui dengan melihat kerapatan daun, kecepatan tinggi pertumbuhan, kecepatan diameter pertumbuhan, bentuk kanopi, sifat pengguguran daun, dan tinggi maksimum pertumbuhan.

Tajuk 

Batang  Akar 

Gambar 19. Form Menambah atau Memperbaharui Data

Untuk melakukan model pertumbuhan, CITYgreen juga telah mempertimbangkan negara yang menjadi area projek berada. Hal ini diketahui bahwa kecepatan tumbuh suatu tanaman berbeda-beda untuk suatu wilayah. Katagori negara yang dapat dipilih pada CITYgreen, yaitu Northeast, Mid- Atlantic, Southeast, Midwest, Southwest, Mountain and Pacific Northwest, dan Mainland US. Melihat dari letak lokasi penelitian, maka model pertumbuhan akan menggunakan wilayah Southeast (Gambar 21).

Setelah melakukan Model tree growth, maka akan didapatkan skenario gambar pertumbuhan kanopi pohon sesuai dengan tahun yang diinginkan, dengan maksimal periode pertumbuhan hingga 50 tahun yang akan datang. Pada penelitian akan dilakukan pemodelan pada 10, 20, dan 30 tahun mendatang.

Gambar 20. Form Menambah Spesies Baru

Gambar 22. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Persiapan Studi

Pengumpulan Data

Digitasi

Pengamatan Lapang

Input Data Atribut

Analisis CITYgreen 5.4

Model Pertumbuhan

Analisis CITYgreen 5.4 pada 10, 20, dan 30 tahun

yang akan datang

Perbandingan hasil analisis saat ini dengan 30

tahun yang akan datang

Pelatihan CITYgreen

Citra Satelit Quick Bird tahun 2006 Pemotongan dan Registrasi Citra  Data-data sekunder dan Data penunjang 

Canopy Theme

Perizinan

Non-Canopy Theme 

Cek lapang Data atribut lapang

Melengkapi tabel data atribut pada hasil digitasi

Analisis luasan kanopi pohon saat ini menggunakan CITYgreen 5.4

Hasil analisis manfaat kanopi pohon Membandingakan kemampuan hasil analisis dengan kualitas udara yang ada

Melengkapi tabel data atribut: nama spesies, DBH, tinggi, kesehatan, dan kondisi pertumbuhan pohon

Pemodelan pertumbuhan kanopi pohon dengan memanfaatkan Growth Modeling pada CITYgreen

untuk 10, 20, dan 30 tahun yang akan datang Analisis luasan kanopi pohon pada

10, 20, 30 tahun yang akan datang menggunakan CITYgreen 5.4

Perbandingan analisis manfaat kanopi pohon pada saat ini hingga 30 tahun yang datang Diagram kemampuan kanopi pohon dalam meyerap polutan

Batasan Penelitian

Batasan penelitian dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah dan fokus sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Adapun batasan-batasan penelitian tersebut, antara lain:

• Wilayah penelitian adalah sepanjang jalur Jalan Raya Padjajaran berdasarkan dari Citra Satelit Quick Bird pada tahun 2006 yang diperoleh dari Laboratorium Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap, dengan piksel 3 x 3 meter, yang kemudian dilakukan pengoreksian atau registrasi atas letak koordinatnya.

• Batas wilayah penelitian hingga daerah Rumija (Ruang Milik Jalan) di sepanjang jalan Raya Padjajaran, meliputi pepohonan yang berada pada median jalan dan kedua ruas tepi jalan.

• Dalam analisis, hanya berdasarkan luasan kanopi pohon yang menggunakan dua klasifikasi, yaitu Canopy dan Non-Canopy. Canopy theme merupakan data digitasi dan atribut kanopi pohon yang memiliki diameter tajuk lebih dari 4 meter. Selain pohon, digitasi dikatagorikan sebagai Non-canopy theme, seperti jalan, permukaan tertutup rumput, dan semak.

• Hasil penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap analisis dari manfaat kanopi pohon saat ini dengan 30 tahun yang akan datang menggunakan CITYgreen5.4 dan perbandingan daya serapnya melalui diagram.

Hasil

Untuk melakukan analisis CITYgreen, diperlukan pendigitasian pada Citra Kawasan. Terdapat tiga themes, yang terdiri dari Study Site Theme, Canopy Theme, dan Non-canopy Theme. Study Site theme merupakan batasan luasan lokasi yang akan dianalisis, yaitu jalan Raya Padjajaran. Pendigitasian peta dilakukan pada daerah Rumija (Ruang Milik Jalan) di sepanjang jalur jalan dari segmen jalan wilayah Warung Jambu hingga Ekalokasari (Gambar 23).

Gambar 23. Digitasi Batasan Wilayah (a) Warung Jambu dan (b) Ekalokasari

Canopy Theme adalah theme yang digunakan hanya untuk mendigitasi kanopi pohon (Gambar 24). Pada data atribut lokasi penelitian ini, dibedakan menjadi:

Trees: Grass/turf understory dengan Ground cover <50%; Ground cover 50% - 75%; dan Ground cover >75%.

Trees:Impervious understory.

Pohon yang terletak pada permukaan yang tertutup rumput dimasukkan dalam katagori Grass/turf understory, dan Impervious understory untuk pohon dengan permukaan yang tahan/kedap air.

a b

Gambar 24. Digitasi Canopy Theme (a) Depan Terminal Baranangsiang dan (b) Ekalokasari

Non-canopy Theme terdiri dari pendigitasian luasan selain pohon (Gambar 25). Pada lokasi penelitian, digitasi non-kanopi terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

• Jalan, dikatagorikan sebagai Impervious Surfaces: Paved: Drain to open ditches. Jenis permukaan pada jalan Raya Padjajaran memiliki permukaan yang kedap air (impervious surfaces), yaitu terbuat dari bahan aspal (paved),

dengan rata-rata memiliki saluran pembuangan air secara terbuka (drain to open ditches).

Gambar 25. Digitasi Non-canopy Theme (a) Depan Terminal Baranangsiang dan (b) Ekalokasari 

• Permukaan yang tertutup rumput, dikatagorikan menjadi Open Space - Grass/Scattered Tree dengan Grass cover <50%; Grass cover 50% - 75%; dan

a b

a b

Tanpa Skala Tanpa Skala

Grass cover >75%. Permukaan beberapa median dan sekitar jalur kanan kiri jalan, terdapat ruang terbuka (open space) yang terdiri dari permukaan rumput atau sejumlah pohon yang tersebar (grass/scattered tree).

• Semak, dengan katagori Shrub dengan Ground cover <50%; Ground cover 50% - 75%; dan Ground cover >75%. Terdapat semak dibeberapa luasan median dengan penutupan permukaan yang berbeda-beda.

Gambar 26 merupakan hasil digitasi penutupan lahan di sepanjang Jalan Raya Padjajaran berdasarkan tiga themes yang telah dikonfigurasi. Setelah terdigitasi, maka analisis CITYgreen dapat dilakukan.

Dokumen terkait