• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL RANTAI PASOK DAN DISTRIBUSI SEMEN NASIONAL

KONSUMSI SEMEN NASIONAL

BAB 5 MODEL RANTAI PASOK DAN DISTRIBUSI SEMEN NASIONAL

YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

5.1. SKENARIO PENGEMBANGAN

Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan model rantai pasok semen nasional adalah keseimbangan antara pasokan dan permintaan (supply and demand). Pendekatan ini digunakan dengan maksud untuk mengetahui sejauhmana kemampuan industri semen nasional dalam menjamin pasokan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan produk (semen) ke depan. Selain itu, dengan adanya kebijakan program percepatan pembangunan infrastruktur nasional yang telah disusun dan mulai diimplementasikan, tentunya akan membawa implikasi yang signifikan terhadap permintaan semen di masa-masa mendatang.

Untuk menjawab hal tersebut di atas, maka dilakukan analisis model dinamis dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan industri semen nasional dalam menjamin pasokan semen kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur yang bersifat konstruksi dan non-konstruksi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model dinamis dengan bantuan perangkat (software) Powersim, yang menggambarklan sebuah hubungan sebab akibat yang menggambarkan pengaruh masing-masing aspek terhadap distribusi semen yang berlangsung (lihat Gambar 5.1).

Gambar 5.1.

Causal Loop Supply and Demand Semen Nasional Persediaan

semen produksi

semen konsumsisemen

+ -+ konstruksi non konstruksi + + kapasitas industri + jumlah industri + -Ekspor Laju Konsumsi + + Laju Produksi +

kajian rantai pasok semen untuk mendukung investasi infrastruktur

Keterangan Gambar:

Tanda + pada kepala panah dapat berarti sebab mempengaruhi akibat dengan

perubahan yang sama, atau sebab akan menambah akibat.

Tanda - pada kepala panah dapat berarti sebab mempengaruhi akibat dengan

perubahan yang berlawanan, atau sebab akan mengurangi akibat. Bagan di atas memberikan kesimpulan berikut:

1. Jumlah produksi semen dipengaruhi oleh kapasitas produksi

masing-masing industri semen di Indonesia. Secara logis dapat dikatakan bahwa

semakin banyak industri semen, maka akan semakin banyak jumlah semen yang diproduksi. Faktor lain yang mempengaruhi produksi semen adalah laju produksi, dimana jumlah persediaan/pasokan/stok semen secara nasional diperkirakan akan terus bertambah. Jika persediaan semen berkurang, maka faktor produksi harus ditingkakan untuk memenuhi permintaan. Apabila produksi telah ditingkatkan, tetapi permintaan tidak dapat dipenuhi maka diperlukan adanya pengembangan kapasitas atau pembangunan pabrik baru.

2.

Persediaan semen secara nasional di pengaruhi aspek produksi dan

konsumsi. Pada aspek konsumsi, terdapat beberapa variabel yang

mempengaruhi, diantaranya adalah: jumlah konsumsi dalam negeri yang terdiri dari konsumsi jenis konstruksi dan non konstruksi. Selain itu, jumlah semen yang diekspor juga dapat mempengaruhi persediaan semen dalam negeri. Semakin besar konsumsi variabel-variabel tersebut, maka akan semakin besar tingkat konsumsi secara nasional.

Pengembangan model rantai pasok semen nasional dilakukan melalui 3 (tiga) skenario kebijakan yang ditempuh untuk meramalkan persediaan semen nasional dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk pemenuhan implementasi kebijakan MP3EI, yaitu:

1. Skenario pertama: peramalan jumlah persediaan semen didasarkan pada data historis utilisasi kapasitas semen dari tahun 2002-2011 yang dimodelkan menggunakan bilangan random pada software Powersim.

2. Skenario kedua: peramalan jumlah persediaan semen dilakukan dengan menaikkan utilisasi kapasitas semen hingga 100%.

3. Skenario ketiga: pemodelan dengan melakukan perubahan atas angka persentase laju produksi semen untuk mengetahui perubahan persediaan semen.

Berdasarkan model yang dikembangkan di atas, dapat diramalkan ketersediaan semen nasional hingga tahun 2025.

Tabel 5.1.

Peramalan Ketersediaan Semen Nasional (2012-2025) Berdasar Skenario Pengembangan

Tahun Jumlah Persediaan (ton)

Skenario Kebijakan 1 (produksi berdasarkan kondisi existing) Skenario Kebijakan 2 (kapasitas produksi 100%) Skenario Kebijakan 3 (Perubahan Laju Produksi) Laju produksi

berdasarkan kondisi existing dinaikkan

15,05%

Laju Produksi dengan kondisi kapasitas produksi 100% dinaikkan sebesar 8,55% 2012 -59.497.371,75 76.335.416,50 4.612.929,27 82.876.003,42 2013 -82.544.587,52 62.433.771,37 15.618.487,93 71.359.862,73 2014 -109.582.130,18 44.635.673,65 35.262.626,05 61.189.876,63 2015 -136.957.276,17 26.575.570,62 69.035.807,82 56.425.260,39 2016 -166.983.836,83 5.925.674,29 116.749.996,69 55.202.788,46 2017 -202.840.561,20 -20.503.631,40 177.681.020,20 54.840.006,41 2018 -246.870.001,79 -55.063.470,93 252.317.310,57 53.538.717,42 2019 -299.757.689,80 -98.446.223,53 343.235.980,55 51.208.766,93 2020 -362.011.523,12 -151.165.319,54 453.687.338,63 47.992.150,93 2021 -434.961.303,85 -214.555.075,43 586.669.113,47 43.267.475,66 2022 -519.798.383,22 -289.810.559,04 745.971.848,97 36.614.798,50 2023 -617.695.385,11 -378.107.478,51 936.157.151,02 27.700.883,00 2024 -729.945.987,98 -480.742.090,09 1.162.530.720,08 16.144.903,21 2025 -857.974.750,88 -599.141.121,17 1.431.262.394,84 1.514.635,78

Sumber : Hasil Analisis

Hasil pemodelan diperoleh indikasi berikut:

Berdasarkan Skenario-1, hasil analisis mengindikasikan bahwa pada tahun

2012 diperkirakan permintaan semen sudah melebihi total produksi yang dapat dipenuhi oleh pihak industri semen nasional, dimana terdapat kekurangan semen sebesar 59,5 juta ton, dengan catatan jika proyek pembangunan fisik infrastruktur dalam kerangka MP3EI telah dijalankan.

Berdasarkan Skenario-2, hasil analisis mengindikasikan bahwa pada tahun

2017, setelah tingkat utilisasi semen dinaikkan hingga 100%, diperkirakan pasokan semen nasional masih mampu memenuhi permintaan hingga tahun 2016. Pasca 2016, pasokan semen mulai mengalami defisit.

Berdasarkan Skenario-3, hasil analisis mengindikasikan bahwa dengan

penambahan kapasitas dari laju produksi hingga 15,05% berdasarkan kondisi kapasitas eksisting, maka pasokan semen masih mencukupi hingga tahun 2025. Demikian juga dengan peningkatakan laju produksi sebesar 8,55% pada kondisi kapasitas maksimal, tidak terjadi kekurangan (defisit) semen hingga tahun 2025.

kajian rantai pasok semen untuk mendukung investasi infrastruktur

5.2. IMPLIKASI TERHADAP KEBIJAKAN

Berdasarkan fakta permasalahan dan hasil pemodelan rantai pasok semen yang tersebut, maka dalam rangka mewujudkan sistem rantai pasok dan distribusi semen nasional yang efektif dan efisien kiranya dapat ditempuh 2 (dua) kebijakan utama, yaitu:

1. Mewujudkan keseimbangan pasokan dan permintaan semen nasional di seluruh wilayah Indonesia

Sasaran kebijakan ini adalah terwujudnya jaminan kepastian pasokan semen sejalan dengan laju permintaan atau kebutuhan masyarakat. Dalam konteks ini, Pemerintah perlu mendorong pihak industri (perusahaan semen nasional) untuk meningkatkan kapasitas produksi semen. Mengingat bahwa kebutuhan atau permintaan masyarakat (konsumen) akan semen terus meningkat. Selain itu, dengan adanya kebijakan Pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia, membawa implikasi pada meningkatnya permintaan akan komoditas semen.

2. Mewujudkan sistem distribusi semen yang efektif dan efisien

Sasaran dari kebijakan ini adalah terwujudnya sistem distribusi komoditas semen yang mampu menciptakan efisiensi dan menekan disparitas harga akhir produk di tingkat konsumen. Hal ini didasarkan atas kondisi dimana komoditas semen pada beberapa wilayah, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, sulit diakses akibat kinerja sistem layanan transportasi yang masih menghadapi hambatan. Dampak dari rendahnya kinerja sistem transportasi yang dirasakan langsung oleh konsumen adalah harga akhir produk (semen) yang mengalami peningkatan (pembengkakan) dari harga yang wajar atau masyarakat (konsumen) mengalami kesulitan untuk mengakses semen karena “kelangkaan” di pasar.

Dokumen terkait