HASIL DAN PEMBAHASAN
D. Analisis Data
1. Model Regresi dengan Moderasi
Analisis regresi moderating adalah mengetahui variabel pemoderasi partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik dalam memperkuat pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan
terhadap pengawasan keuangan daerah. Dari hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV. 13
Rekapitulasi Hasil Regresi Moderating
Variabel Dependen: Pengawasan Keuangan Daerah (Y) Unstandardize d Coefficients Standardized Coefficient (b) Variabel B Std. Error Beta t Sig. Konstanta 22.752 24,170 0,941 0,348
Pengetahuan anggaran anggota dewan -0,693 1,455 -0,664 -0,476 0,635 Partisipasi masyarakat (PM) -0,490 0,624 -0,842 -0,786 0,433 Transparansi kebijakan publik (TKP) 0,164 1,120 0,182 0,147 0,884
PDPM 0,038 0,038 1,502 1,008 0,315 PDTKP -0,003 0,067 -0,076 -0,040 0,968 F Ratio : 3,274 Sig. F : 0,008* R Square : 0,109 Adjusted R Square : 0,076
Sumber: data hasil olahan SPSS
Keterangan: * = signifikan pada tingkat kesalahan (α) = 1%
Dari Tabel IV. 13 dapat dibuat persamaan regresi bertingkat (hirarki) yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = 22,752 - 0,693PD – 0,490PM + 0,164TKP + 0,038PDPM - 0,003PDTKP Dari persamaan regresi hirarki tersebut tampak bahwa :
a. Nilai koefisien regresi variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan partisipasi masyarakat sebesar 0,038 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,315 > 0,05 sehingga variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan partisipasi masyarakat tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
b. Nilai koefisien regresi variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan transparansi kebijakan publik sebesar -0,003 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,968 > 0,05 sehingga variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
Berdasarkan analisis di atas dapat dinyatakan bahwa interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah sehingga partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik tidak dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap pengawasan keuangan daerah. Hasil analisis ini tidak mendukung hipotesis 1 dan 2. 2. Model Regresi dengan Partisipasi Masyarakat dan Transparansi
Kebijakan Publik Sebagai Variabel Independen
Analisis regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel pengetahuan anggaran anggota dewan, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik secara parsial dan simultan terhadap pengawasan keuangan daerah. Dari hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel IV. 14
Rekapitulasi Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Dependen: Pengawasan Keuangan Daerah (Y)
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficient (b) Variabel B Std. Error Beta t Sig. Konstanta 10,736 1,940 5,532 0,000
Pengetahuan anggaran anggota dewan 0,043 0,090 0,041 0,477 0,634 Partisipasi masyarakat (PM) 0,135 0,052 0,232 2,594 0,011* Transparansi kebijakan publik (TKP) 0,123 0,077 0,136 1,590 0,114 F test : 5,148
Sig. F : 0,000*
R Square : 0,102 Adjusted R Square : 0,082
Sumber: data hasil olahan SPSS
Persamaan regresi yang diperoleh adalah: Y = 10,736 + 0,043PD + 0,135PM + 0,123TKP
a. Nilai koefisien regresi variabel pengetahuan anggaran anggota dewan sebesar 0,043 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,634 > 0,05 sehingga variabel pengetahuan anggaran anggota dewan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah. b. Nilai koefisien regresi variabel partisipasi masyarakat sebesar 0,135
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 < 0,05 sehingga variabel partisipasi masyarakat memiliki pengaruh yang positif secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
c. Nilai koefisien regresi variabel transparansi kebijakan publik sebesar 0,123 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,114 > 0,05 sehingga variabel transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
d. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 5,148 dengan signifikansi sebesar 0,002 < a = 0,05 maka secara simultan variabel pengetahuan anggaran anggota dewan, partisipasi masyarakat dan
transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
Berdasarkan pada Tabel IV.14 menunjukkan bahwa secara parsial dinyatakan bahwa pengetahuan anggaran anggota dewan dan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, sedangkan partisipasi masyarakat berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
3. Pembahasan
a. Pengujian Hipotesis Pertama dan Pembahasannya
Untuk menguji hipotesis ini yang menyatakan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan antara pengetahuan anggaran anggota dewan dengan pengawasan keuangan daerah dilakukan dengan uji t dengan hasil pengolahan data sebagimana ada dalam tabel IV.13.
Dari hasil uji hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t diketahui nilai t hitung variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan partisipasi masyarakat (PDPM) sebesar 1,008 dengan tingkat signifikansi yang diperoleh sebesar 0,315 > α = 0,05
sehingga variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan partisipasi masyarakat (PDPM) menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
Hasil ini mengindikasikan bahwa pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap penyusunan anggaran tidak
diperkuat dengan adanya partisipasi masyarakat sehingga keterlibatan masyarakat dalam memberikan masukan saat penyusunan arah dan kebijakan umum APBD, kritik dan saran masyarakat dapat menentukan strategi dan prioritas APBD, partisipasi publik menjadi dasar dalam menyusun APBD, saran dan kritik dari masyarakat dijadikan pertimbangan untuk merevisi anggaran serta jika terjadi perubahan kebijakan dalam hal APBD biasanya dewan mensosialisasikan dan masyarakat mendapatkan informasi tidak berdampak pada pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap pengawasan keuangan daerah artinya adanya partisipasi masyarakat tidak serta merta dapat meningkatkan pengetahuan anggaran anggota dewan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah. Dari pengujian di atas, hasil penelitian ini tidak mendukung
terhadap hipotesis pertama yang menyatakan partisipasi masyarakat
berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan antara pengetahuan anggaran anggota dewan dengan pengawasan keuangan daerah.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Achmadi (2002) yang menyebutkan bahwa partisipasi merupakan kunci sukses dari pelaksanaan otonomi daerah karena dalam partisipasi menyangkut aspek pengawasan dan aspirasi. Pengawasan yang dimaksud disini termasuk pengawasan terhadap pihak eksekutif melalui pihak legislatif. Partisipasi masyarakat rendah dan terkesan tidak menyalurkan sesuai aspirasi
yang diharapkan justru dapat menimbulkan tidak efisien dalam pengawasan keuangan daerah.
b. Pengujian Hipotesis Kedua dan Pembahasannya
Untuk menguji hipotesis ini yang menyatakan bahwa tranparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan antara pengetahuan anggaran anggota dewan dengan pengawasan keuangan daerah dilakukan dengan uji t dengan hasil pengolahan data sebagimana ada dalam tabel IV.13.
Dari hasil uji hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t diketahui nilai t hitung variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan transparansi kebijakan publik (PDTKP) sebesar -0,040 dengan tingkat signifikansi yang diperoleh sebesar 0,968 > α = 0,05 sehingga variabel interaksi pengetahuan anggaran anggota dewan dengan transparansi kebijakan publik (PDTKP) menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah.
Hasil ini mengindikasikan bahwa pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap pengawasan keuangan daerah tidak diperkuat dengan adanya transparansi kebijakan publik terutama adanya pengumuman kebijakan anggaran kepada masyarakat yang dapat meningkatkan transparansi, kemudahan masyarakat mengakses dokumen publik tentang anggaran, laporan pertanggung jawaban tahunan tepat waktu, kebijakan transparansi anggaran dapat
mengakomodasi dan meningkatkan pendapat usulan rakyat dan adanya sistem pemberian informasi kepada publik yang dapat meningkatkan kebijakan transparansi anggaran, artinya dengan adanya pengumuman kebijakan anggaran kepada masyarakat, kemudahan masyarakat mengakses dokumen publik tentang anggaran dan laporan pertanggung jawaban tahunan tepat waktu tidak serta merta menyebabkan pengetahuan anggaran anggota dewan semakin baik khususnya dalam pengawasan keuangan daerah. Dari pengujian di atas, hasil penelitian ini tidak mendukung terhadap hipotesis kedua yang menyatakan tranparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan antara pengetahuan anggaran anggota dewan dengan pengawasan keuangan daerah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Isma (2007) yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan anggaran anggota dewan dalam rangka keuangan daerah; partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik.
c. Uji Kecenderungan Model
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik memiliki kecenderungan lebih besar
sebagai variabel moderating dibandingkan sebagai variabel independen. Hal ini ditunjukkan dari hasil regresi moderating pada tabel IV.13 yang memiliki nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,109 (10,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai variabel independen yang memiliki nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,102 ditunjukkan pada tabel IV.14 dalam mempengaruhi variabel pengawasan keuangan daerah.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap pengawasan keuangan daerah tidak dimoderasi oleh partisipasi masyarakat artinya adanya partisipasi masyarakat tidak serta merta dapat meningkatkan pengetahuan anggaran anggota dewan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah. Hasil ini mengindikasikan bahwa pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap penyusunan anggaran tidak diperkuat dengan adanya partisipasi masyarakat sehingga keterlibatan masyarakat dalam memberikan masukan saat penyusunan arah dan kebijakan umum APBD, kritik dan saran masyarakat dapat menentukan strategi dan prioritas APBD, partisipasi publik menjadi dasar dalam menyusun APBD, saran dan kritik dari masyarakat dijadikan pertimbangan untuk merevisi anggaran serta jika terjadi perubahan kebijakan dalam hal APBD biasanya dewan mensosialisasikan dan masyarakat mendapatkan informasi tidak berdampak pada pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap pengawasan keuangan daerah artinya adanya partisipasi masyarakat tidak serta merta dapat meningkatkan pengetahuan anggaran anggota dewan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah. Hal ini bisa terjadi, peneliti menduga bahwa anggota dewan umumnya merupakan anggota dewan baru sehingga pengetahuan dalam menyusun anggaran memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam menjalankan fungsi pengawasan
keuangan daerah terutama mengenai pengetahuan mengenai aturan-aturan pelaksanaan pengawasan yang ideal. Merujuk dari Yudono (2002) bahwa DPRD akan mampu menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif serta menempatkan kedudukannya secara proporsional jika setiap anggota mempunyai pengetahuan yang cukup dalam hal konsepsi teknik penyelenggaraan pemerintah, kebijakan publik dan pengawasan keuangan daerah.
2. Hasil pengaruh pengetahuan anggaran anggota dewan terhadap pengawasan keuangan daerah tidak dimoderasi oleh transparansi kebijakan publik, artinya dengan adanya pengumuman kebijakan anggaran kepada masyarakat, kemudahan masyarakat mengakses dokumen publik tentang anggaran dan laporan pertanggung jawaban tahunan tepat waktu tidak serta merta menyebabkan pengetahuan anggaran anggota dewan semakin baik khususnya dalam pengawasan keuangan daerah. Hal ini bisa terjadi, peneliti menduga bahwa pengetahuan yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran, karena dengan begitu diharapkan anggota dewan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Sopanah (2003), menyatakan bahwa kualitas anggota dewan yang dapat diukur dari pengetahuan yang dimilikinya akan mempengaruhi kinerja dewan khususnya pada saat melakukan pengawasan keuangan daerah, seperti diketahui saat ini jabatan sebagai anggota dewan masih diinginkan bagi
sekelompok orang tertentu untuk berbagai macam tujuan tanpa memikirkan kualitas yang dimilki para anggota dewan tersebut. Salah satu diantara tujuan tersebut adalah keinginan untuk meningkatkan derajatnya dimata masyarakat umum, serta untuk mencari kesenangan pribadi dalam mencari keuntungan semata.
B. Implikasi
Untuk meningkatkan partisipasi penyusunan anggaran maka yang perlu dilakukan adalah:
Perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat agar proses pengawasan keuangan daerah dapat berjalan dengan lebih baik. Partisipasi masyarakat yang lebih baik maka proses pengawasan yang dilakukan oleh anggota dewan akan lebih terjamin bahwa anggota dewan bekerja sesuai tugas dan tanggungjawabnya, selain itu yang perlu mendapat peningkatan atau perbaikan adalah transparansi kebijakan publik karena kebijakan yang lebih transparan akan mampu mengurangi kemungkinan anggota dewan untuk berbuat tidak benar sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya. C. Keterbatasan Penelitian
1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Karesidenan Surakarta periode 2009 -2014 yang didominasi oleh parpol tertentu sehingga tidak dapat digeneralisasikan lebih luas.
2. Model penelitian ini hanya menggunakan partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai variabel moderasi terhadap pengawasan keuangan daerah.
D. Saran
Bagi para peneliti lain yang berminat mengkaji ulang penelitian ini sebaiknya dapat melakukannya di beberapa daerah/kota sehingga diperoleh responden atau sampel yang lebih banyak, sehingga generalisasi hasil penelitian akan lebih baik.