• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.5. Model Sebaran Perjalanan

………...…(2.2)

Kuat tarik guru dan yang menggunakan mobil =

………...…(2.3)

Untuk perhitungan kuat tarik murid, guru dan karyawan dengan menggunakan moda sepeda motor dan angkutan umum dapat dihitung dengan menggunakan cara yang sama seperti di atas, hanya saja yang berbeda adalah jumlah murid, guru dan karyawan yang menggunakan moda tersebut.

2.5. Model Sebaran Perjalanan

Model sebaran perjalanan merupakan banyaknya jumlah perjalanan yang berasal dari suatu zona asal menuju ke zona tujuan (Tamin, 2000).

Alternatif Model Sebaran Perjalanan dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Model Langsung (Direct Model)

Pendekatan ini sudah digunakan sejak lama sehingga dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang timbul yang berkaitan dengan penggunaannya. Pendekatan ini sangat tergantung dari hasil pengumpulan data dan survey

16

lapangan. Proses wawancara dapat mengganggu pengguna jalan dan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Kendala waktu dan biaya juga membatasi jumlah wawancara sehingga sering terjadi jumlah sampel tidak bisa mencapai 100%. Selain itu, pemilihan metode survey pengumpulan data juga sangat tergantung pada ketersediaan surveyor.

2. Model Konvensional

Model ini dikelompokkan menjadi Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung. Model ini dikembangkan dengan menggunakan data hasil survey asal tujuan misalnya di tepi jalan, pencatatan nomor kendaraan dan lain – lain. Hasil survey (sampling) diolah menjadi MAT untuk wilayah studi.

Metode Konvensional dibagi menjadi : a. Model Analogi

Metode analogi ini merupakan hasil perkalian dari MAT saat ini dikalikan dengan faktor pertumbuhan sehingga menghasilkan MAT di masa yang akan datang. Bentuk dasar dari model analog ini adalah persamaan matematis yang menghubungkan beberapa variabel dan parameter bentukan dari suatu MAT, yakni dengan mengekpansi MAT dasar (yang sebelumnya telah diketahui) dengan suatu faktor pertumbuhan zona yang berbeda. Persamaan yang digunakan dalam Model Analogi adalah sebagai berikut.

…….………...…(2.4)

Dimana :

Tid = pergerakan pada masa mendatangdari zona asal i ke zona tujuan d tid = pergerakan pada masa sekarang dari zona i ke zona tujuan d E = tingkat pertumbuhan

b. Model Gravity

Model Gravity didasari oleh prinsip pergerakan dari zona asal ke zona tujuan berbanding lurus dengan besarnya bangkitan lalu lintas zona asal dan juga tarikan lalu lintas di zona tujuan serta berbanding terbalik dengan jarak antar kedua zona tersebut. Model sintetis yang paling popular adalah model Gravity yang menganalogikan bahwa fenomena sebaran perjalanan dengan hukum Gravitasi Newton, sebagai berikut :

17

…….………...…(2.5) Dimana :

Tij = Jumlah perjalanan yang dihasilkan dalam zona i dan yang ditarik ke zona d

Oi = Jumlah bangkitan / asal perjalanan Dj = Tarikan / tujuan perjalanan

i = zona asal j = zona tujuan f(Cij) = fungsi hambatan

Model Gravity terdiri dari empat macam, yaitu : Tanpa Batasan atau Unconstrained Gravity (UCGR), dengan batasan – bangkitan atau Production Constrained (PCGR), dengan batasan – tarikan atau Attraction Constrained (ACGR), dengan batasan bangkitan – tarikan atau Production – Attraction Constrained Gravity (PCGR).

2.5.1. Model UCGR (Tanpa – Batasan)

Batasan pada model ini adalah jumlah pergerakan yang dihasilkan harus sama dengan total pergerakan yang diperkirakan dari tahap bangkitan pergerakan dan memiliki persamaan yang sama dengan persamaan (2.4) Pada model UCGR, jumlah bangkitan dan tarikan yang dihasilkan tidak harus sama dengan perkiraan hasil bangkitan pergerakan. Model ini digunakan untuk perjalanan yang berbasis bukan rumah. Model ini digunakan apabila jumlah data yang didapatkan tidak cukup, atau ketepatan hasil tidak begitu dipermasalahkan untuk kajian perencanaan jangka panjang, misalnya untuk kota yang tumbuh dan berubah dengan cepat.

2.5.2. Model PCGR (dengan Batasan – Bangkitan)

Pada model PCGR ini total pergerakan global hasil bangkitan pergerakan yang dihasilkan dengan pemodelan; begitu juga bangkitan pergerakan yang dihasilkan model harus sama dengan hasil bangkitan pergerakan yang diinginkan. Akan tetapi Tarikan tidak harus sama. Model PCGR memiliki

18

persamaan dengan nilai Bd = 1 untuk seluruh d Ai =

untuk

keseluruhan i.

Bila persamaan tersebut digunakan dalam Matriks Asal Tujuan (MAT) maka persyaratan dalam model PCGR akan terpenuhi, yaitu total pergerakan yang di dapat dari hasil model (t) harus sama dengan total pergerakan yang di dapatkan dari hasil bangkitan pergerakan (T). Model PCGR biasanya digunakan untuk perjalanan berbasis rumah, dengan berbagai tujuan pergerakan.

2.5.3. Model ACGR (dengan Batasan – Tarikan)

Pada model ACGR total pergerakan secara global harus sama dengan tarikan pergerakan yang di dapat dengan pemodelan harus sama dengan hasil tarikan pergerakan yang diinginkan. Sebaliknya, bangkitan pergerakan yang didapat dengan pemodelan tidak harus sama. Model ACGR ini memiliki persamaan yang sama dengan persamaan (2.4) dengan nilai Ai = 1 untuk seluruh i dan Bj =

untuk seluruh d.

Hasil akhir dalam penggunaan model ini menunjukkan bahwa total pergerakan yang dihasilkan model (t) harus sama dengan total pergerakan yang didapat dari hasil bangkitan pergerakan (T), dan memperlihatkan bahwa total pergerakan yang menuju ke setiap zona asal selalu sama dengan total pergerakan (yang tertarik) yang dihasilkan oleh tahap bangkitan peregrakan.

Model ACGR dapat digunakan untuk perjalanan berbasis rumah, baik untuk perjalanan dengan tujuan bekerja maupun pendidikan.

2.5.4. Model DCGR (dengan Batasan Bangkitan dan Tarikan)

Teori pada model ini adalah bahwa bangkitan dan tarikan pergerakan harus selalu sama dengan yang dihasilkan oleh tahap bangkitan pergerakan.Rumus umum yang digunakan pada model ini sama dengan persamaan (2.4)dengan syarat batas:

Bj =

19

Kedua faktor penyeimbang (Ai dan Bj) menjamin bahwa total „baris‟ dan „kolom‟ dan matrik hasil pemodelan harus sama dengan total „baris‟ dan „kolom‟dari manapun pengulangan dimulai („baris‟ atau „kolom‟). Hasil akhir tidak tergantung pada nilai awal. Nilai awal dapat berupa nilai akhir, semakin banyak jumlah pengulangan yang dibutuhkan untuk mencapai konvergensi.

Jumlah pengulangan sangat bergantung pada nilai awal faktor penyeimbang. Semakin dekat nilai awal tersebut ke nilai faktor penyeimbang , semakin sedikit jumlah pengulangan yang dibutuhkan.

Model DCGR digunakan untuk perjalanan berbasis rumah dengan berbagai tujuan perjalanan. Model ini digunakan pada kasus ramalan bangkitan dan tarikan pergerakannya cukup baik di masa datang.

2.5.5. Kaliberasi Singly Constrained Model Gravity

Jika nilai Cij, Bj, dan Dj diketahui, parameter Gravity yang belum diketahui hanyalah parameter α dan β jika dipertimbangkan fungsi eksponensial, pangkat dan Tanner. Jika diasumsikan hanya Menggunakan parameter β (fungsi eksponensial dan pangkat), maka setelah nilai β diketahui, persamaan (2.4) dapat digunakan untuk mengetahui nilai Ai dan Bj. Proses ini disebut proses kaliberasi.

Tij =Bj x Dj x Wi x f(Cij) …….………...…(2.6)

[ { (

)}] …….………...…(2.7)

Dimana :

Tij = Pergerakan antar zona dari zona i ke zona j Bj = Trip Attraction dari zona j

Wi = Faktor produksi untuk zona i

Dj = Koefisien penyeimbang zona tujuan

 Metode Sederhana

Pendekatan yang sangat sederhana „meminjam‟ nilai β, kemudian menghitung model GR dan mendapatkan sebaran panjang perjalanan hasil pemodelan. Kemudian, sebaran ini dibandingkan dengan sebaran panjang perjalanan hasil pengamatan. Jika masih terdapat perbedaan antara kedua sebaran tersebut,

Dokumen terkait