• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Skedul Migrasi Keluar dari wilayah Luar Jawa Bali

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Model Skedul Migrasi Keluar dari wilayah Luar Jawa Bali

Berdasarkan pengolahan terhadap data yang ada maka pola migrasi keluar dari wilayah Luar Jawa Bali dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 16 Plot scatter diagram dari migran keluar dari wilayah Luar Jawa Bali Berdasarkan pengamatan pada scatter diagram terlihat adanya pola keteraturan yang khas sama halnya dengan model migrasi keluar dari wilayah Jawa Bali. Sehingga untuk model migrasi keluar dari wilayah Luar Jawa Bali menawarkan 5 model skedul migrasi.

Berdasarkan fitting data yang dilakukan terhadap 3 model yang ditawarkan Rogers maka diperoleh nilai-nilai dugaan parameter sebagai berikut:

Tabel 7 Hasil dugaan parameter migran keluar dari wilayah Luar Jawa Bali

Parameter model Penuh tidak penuh sederhana

a1 8,0820×10-3 7,0274×10-3 7,0481×10-3 a2 2,9128×10-2 3,1113×10-2 2,7499×10-2 a3 3,1272×10-3 -1,9611×10-5 - α1 6,2474×10-2 1,3161×10-1 7,3248×10-2 α2 7,5304×10-2 9,4573×10-2 7,4737×10-2 α3 1,5471×10-1 5,0405×10-2 - µ2 19,4569 19,9214 19,3142 µ3 75,3528 - - λ2 3,6526×10-1 3,3491×10-1 4,0064×10-1 λ3 7,2969×10-2 - - c -5,8655×10-4 1,7992×10-3 3,8110×10-4 0 20 40 60 80 100 0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 umur th AS M R

Berdasarkan tabel di atas dan nilai-nilai parameter yang diperoleh, persamaan model penuh dapat diformulasikan secara matematis sebagai berikut: M(x) = 8,0820×10-3 exp(-6,2474×10-2 x) + 2,9128×10-2 exp{-7,5304×10-2 (x - 19,4569) – exp[-3,6526×10-1 (x - 19,4569)]} + 3,1272×10-3 exp{-1,5471×10-1 (x - 75,3528) – exp[-7,2969×10-2 (x - 75,3528)]} + (-5,8655×10-4) ; x ≥ 5

Perbandingan data dan model penuh migrasi keluar dari wilayah Luar Jawa Bali diperoleh plot seperti pada berikut.

Gambar 17 Plot pendugaan parameter model penuh migran risen keluar dari Luar Jawa Bali

Model selanjutnya adalah model tidak penuh, persamaan model tersebut dapat diformulasikan secara matematis sebagai berikut:

M(x) = 7,0274×10-3 exp(-1,3161×10-1 x) + 3,1113×10-2 exp{-9,4573×10-2 (x - 19,9214) – exp[-3,3491×10-1 (x - 19,9214)]} + (-1,9611×10-5) exp(5,0405×10-2 x) +

1,7992×10-3 ; x ≥ 5

Perbandingan data dan model tidak penuh migrasi keluar wilayah Luar Jawa Bali diperoleh plot seperti pada gambar berikut:

Gambar 18 Plot pendugaan parameter model tidak penuh migran risen keluar dari Luar Jawa Bali.

0 20 40 60 80 100 0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 umur th AS M R 0 20 40 60 80 100 0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 umur th AS M R

Model yang ketiga adalah model sederhana, persamaan model tersebut dapat diformulasikan secara matematis sebagai berikut:

M(x) = 7,0481×10-3 exp(-7,3248×10-2 x) + 2,7499×10-2 exp{-7,4737×10-2 (x - 19,3142) – exp[-4,0064×10-1 (x - 19,3142)]} + 3,8110×10-4 ; x ≥ 5

Perbandingan data dan model sederhana migrasi keluar wilayah Luar Jawa Bali diperoleh plot seperti pada berikut:

Gambar 19 Plot pendugaan parameter model sederhana migran risen keluar dari Luar Jawa Bali.

Berdasarkan tiga model di atas secara umum untuk model penuh nampak adanya pola keteraturan yang khas terutama pada usia pasca angkatan kerja, sehingga dari sisi demografi model tersebut lebih menarik untuk dikaji karena bisa menjelaskan perilaku migran usia pasca-angkatan kerja.

Untuk melihat apakah tiga model yang ditawarkan Rogers tersebut secara umum bisa menjelaskan perilaku migran menurut kelompok umur maka dalam hal ini juga ditawarkan model lain sebagai pembanding yaitu persamaan polinom berderajat-7 dan polinom berderajat-15.

Berdasarkan fitting data terhadap model polinom derajat-7, maka diperoleh nilai-nilai parameter a0 = 5,1969×10-2, a1 = -1,4586×10-2, a2 = 1,4834×10-3, a3 = -6,6849×10-5, a4 = 1,5566×10-6, a5 = -1,9606×10-8, a6 = 1,2706×10-10, a7 = -3,3245×10-13.

Persamaan model tersebut dapat diformulasikan secara matematis sebagai berikut: P(x) = a0 + a1x + a2x2 + a3x3 + a4x4 + a5x5 + a6x6 + a7x7 ; x ≥ 5 0 20 40 60 80 100 0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 umur th AS M R

dengan a0, a1, a2, a3, a4, a5, a6, a7 adalah nilai-nilai parameter yang diperoleh, perbandingan data dan model polinom derajat-7 migrasi keluar wilayah Luar Jawa Bali adalah sebagai berikut:

Gambar 20 Plot pendugaan parameter model polinom berderajat-7 migran risen keluar dari Luar Jawa Bali

Berdasarkan kurva model yang ditunjukkan pada gambar di atas nampak model belum dapat menyuai data dengan baik.

Pada model polinom berderajat-15 berdasarkan fitting data terhadap model maka diperoleh nilai-nilai dugaan parameter a0 = 6,1401×10-1, a1 = -4,0776×10-1, a2 = 1,1473×10-1, a3 = -1,8044×10-2, a4 = 1,7850×10-3, a5 = -1,1882×10-4, a6 = 5,5592×10-6, a7 = -1,8802×10-7, a8 = 4,6739×10-9, a9 = -8,5994×10-11, a10 = 1,1681×10-12, a11 = -1,1557×10-14, a12 = 8,094×10-17, a13 = -3,8010×10-19, a14 = 1,0733×10-21, a15 = -1,3771×10-24.

Persamaan polinom berderajat-15 dapat diformulasikan secara matematis sebagai berikut:

P(x) = a0 + a1x + a2x2 + a3x3 + a4x4 + a5x5 + a6x6 + a7x7+ a8x8 + a9x9 + a10x10 + a11x11 + a12x12 + a13x13+ a14x14 + a15x15 ; x ≥ 5

dengan a0, a1, a2, a3, a4, a5, a6, a7, a8, a9, a10, a11, a12, a13, a 14 , a15 merupakan nilai-nilai dugaan parameter yang diperoleh, perbandingan data dan model polinom berderajat-15 migrasi keluar wilayah Luar Jawa Bali adalah sebagai berikut: 0 20 40 60 80 100 0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 umur th AS M R

Gambar 21 Plot pendugaan parameter model polinom berderajat-15 migran risen keluar dari Luar Jawa Bali

Gambar di atas menunjukkan bahwa model dapat menyuai data dengan baik jika dibandingkan dengan polinom berderajat-7. Namun karena model juga cenderung berosilasi, maka secara teoritis karakteristik migran akan sulit dijelaskan.

Perbandingan nilai Proportional Error (PE) kelima model di atas dapat di jelaskan pada Tabel 8 berikut ini dengan menggunakan rumus:

PE = | | , M(x) = aktual , = dugaan

Tabel 8 Perbandingan nilai proportional error pola migran keluar dari Luar Jawa Bali

model penuh tdk penuh sederhana pol der-7 pol der-15

Proportional Error 15,45% 16,73 % 17,95 % 23,86% 16,6%

Dengan melihat nilai PE diantara kelima model, ternyata tiga model Rogers memiliki nilai PE yang relatif lebih kecil jika dibandingkan model polinom. Pada model tidak penuh ternyata memiliki nilai PE yang lebih besar jika dibandingkan dengan polinom berderajat-15. Tetapi jika dilihat dari banyaknya parameter, maka model tidak penuh tetap lebih baik daripada model polinom derajat-15. Selain itu pada model polinom bentuk kurva cenderung berosilasi. Dengan demikian tiga model yang ditawarkan Rogers tetap lebih baik daripada model polinom.

Dengan membandingkan nilai PE dari kelima model di atas ternyata PE yang paling kecil adalah model penuh sebesar 15,45 persen. Maka untuk analisis migrasi keluar wilayah Luar Jawa Bali dipilih model penuh.

0 20 40 60 80 100 0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 umur th AS M R

Berdasarkan nilai-nilai parameter yang diperoleh dari model penuh maka dapat dilihat bahwa nilai µ2 = 19,4569, artinya model tersebut memiliki puncak normal. Koefisien dugaan parameter a1 = 8,082×10-3 dan a2 = 2,9128×10-2. Koefisien a1 < a2 , telah terjadi peningkatan migrasi sejalan dengan meningkatnya umur migran. Sedangkan konstanta c yaitu -5,8655×10-4 yang bersifat menaikkan atau menurunkan level migrasi secara keseluruhan.

Sedangkan tingkat dominasi tenaga kerja dapat dilihat dari rasio antara a1

dan a2 yang dinotasikan dengan δ12 = a1/a2 = 0,277. Apabila nilai δ12 < 0,20 maka model skedul migrasi dikatakan didominasi tenaga kerja (labor dominant), bila 0,20 ≤ δ12 < 0,40 dikatakan model skedul normal, dan bila δ12 ≥ 0,40 maka model skedul dikatakan didominasi anak-anak (child dependent). Hasil menunjukkan bahwa δ12 = 0,277, artinya model skedul keluar dari wilayah Luar Jawa Bali didominasi tenaga kerja.

Sedangkan asimetri tenaga kerja yaitu kemencengan kurva puncak migrasi usia angkatan kerja dinyatakan dengan rasio antara λ2 dan α2 yang dinotasikan σ2

= λ22 = 4,85. Artinya bahwa model skedul keluar dari wilayah Luar Jawa Bali untuk usia angkatan kerja memiliki kurva asimetri normal.

Tingkat migrasi terendah yang terbentuk pada tahap pra-angkatan kerja terjadi pada usia x1 = 14,51 tahun dengan ASMR sebesar 2,7737×10-3, dan tingkat migrasi tertinggi yang terbentuk pada tahap angkatan kerja yaitu pada usia xh = 23,54 tahun, dengan ASMR sebesar 1,8372×10-2. Usia ini merupakan puncak tertinggi tingkat migran jika dibandingkan dengan tahapan yang lain. Sehingga terjadi pergeseran angkatan kerja yang dinotasikan dengan X = xh - x1 = 9,03 tahun. Terjadinya Lompatan (jump) dinotasikan dengan B sebesar 1,5598×10-2. Sedangkan tingkat migrasi pada tahap pasca-angkatan kerja mencapai puncak yaitu pada usia xr = 60,04 tahun, dengan ASMR sebesar 2,5465×10-3.

Intensitas migrasi atau GMR keluar dari wilayah Luar Jawa Bali sebesar 0,442. Artinya penduduk Luar Jawa Bali akan melakukan migrasi sebanyak 0,442 kali selama hidupnya. Kenyataan ini lebih besar dibandingkan dengan GMR keluar dari wilayah Jawa Bali yaitu 0,258. Hal ini sebagai akibat sebagian besar penduduk Luar Jawa Bali berasal dari wilayah Jawa Bali. Sehingga keinginan untuk melakukan migrasi ke daerah asal cenderung lebih besar.

Dokumen terkait