• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STRATEGI DAN MINAT

3. Model Strategi

Untuk merumuskan strategi yang akan diterpakan perusahaan diperlukan model strategi sebagai penjelas dari proses manajemen strategi. Wheelen dan Hunger mengembangkan model manajemen strategi yang terdiri dari empat tahapan proses, yaitu : environmental scanning, strategy

formulation, strategy implementation, dan evaluation and control.16

15

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Live and General) : Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta : Gema Insani Press, 2004), h. 456.

16

Gambar 1

Strategic Management Model menurut Wheelen dan Hunger

Pemindaian lingkungan (environmental scanning) yaitu kegiatan pemantauan (monitoring), pengevaluasian serta penyebaran informasi yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan kepada personel kunci (key people) di dalam perusahaan.17 Lingkungan eksternal memiliki dua bagian : lingkungan sosial dan lingkungan kerja.18 Lingkungan sosial yaitu lingkungan eksternal perusahaan yang tidak akan memberi pengaruh terhadap implementasi strategi perusahaan dalam jangka pendek, tetapi akan mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi perusahaan

17Ibid.

18

dalam jangka panjang.19 Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi.20 Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel tersebut meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.21 Struktur adalah cara bagaimana perusahaan organisasi yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan disebut faktor-faktor strategis dan diringkas dengan singkatan SWOT yang berarti Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman).

Pada tahap perumusan strategi (strategi formulation) perusahaan secara berkala mengkaji kembali misi dan tujuan perusahaan serta merumuskan strategi yang sesuai dengan misi dan tujuan dari perusahaan tersebut. Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang

19

Ismail Solihin, Op. Cit., h. 80. 20

J. David Hunger & Thomson L. Wheelen, Loc. Cit. 21

untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan.22 Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.

Implementasi strategi adalah proses di mana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur.23 Tujuan dan strategi perusahaan yang telah dibuat akan dapat diimplementasikan dengan baik apabila tujuan dan strategi tersebut dituangkan ke dalam rangkaian kegiatan dalam bentuk program yang terjadwal dengan jelas serta memperoleh alokasi sumber daya memadai yang telah dituangkan dalam bentuk anggaran (budget) sebagai pendukung setiap program.24

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitori dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan.25 Pada tahap evaluasi, perusahaan akan membandingkan kinerja aktual yang dicapai perusahaan dengan standar kinerja. Hasil evaluasi akan dijadikan dasar bagi perusahaan dalam melakukan pengendalian yakni apakah kesenjangan yang terjadi

22

Ismail Solihin, Op. Cit., h. 82. 23

J. David Hunger & Thomson L. Wheelen, Op. Cit., h. 17. 24

Ismail Solihin, Loc. Cit. 25

antara kinerja aktual dengan kinerja standar. Hasil evaluasi dan pengendalian selanjutnya akan menjadi umpan balik (feedback) bagi perusahaan.

Selain model manajemen strategi milik Wheelen dan Hunger, ada strategi menurut Kaplan dan Norton yang diberi nama The Balanced

Scorecard, adalah bagaimana perusahaan dapat mengembangkan strategi

yang bisa diukur sumbangannya terhadap pencapaian tujuan melalui hubungan sebab akibat (cause and effect relationship).26 Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam empat perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.27

26

Ismail Solihin, Op. Cit. h. 83. 27

Robert S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta : Eirlangga, 2000), h. 22.

Gambar 2

Kerangka Penerjemahan Strategi Menjadi Ukuran Operasional dalam Model Balanced Scorecard

Pertama, perspektif finansial. Ukuran finansial masih merupakan salah

satu unsur penting untuk mengukur pencapaian tujuan perusahaan karena ukuran finansial memberi gambaran ringkas bagi perusahaan mengenai konsekuensi ekonomi dan berbagai tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.28 Pengukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan memberikan kontribusi atau tidak kepada laba perusahaan.29 Tujuan finansial biasanya berhubungan dengan profitabilitas, yang diukur misalnya oleh laba operasi, return on capital

28

Ismail Solihin, Op. Cit. h. 84. 29

employed (ROCE) atau yang paling baru, nilai tambah ekonomis (Economic

value added).30 Kedua, perspektif pelanggan. Dalam kaitannya dengan

pelanggan, manajer yang menjalankan model balanced scorecard (BSC) harus dilakukan identifikasi terhadap pelanggan maupun segmen-segmen pasar di mana unit bisnis yang mereka jalankan bersaing di dalamnya serta mengukur kinerja unit bisnis tersebut di dalam target segmen pasar yang telah ditetapkan.31 Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen pasar.32

Ketiga, perspektif proses bisnis internal. Pengukuran proses bisnis

internal terutama difokuskan ke proses internal perusahaan yang akan memiliki dampak paling besar terhadap kepuasan pelanggan dan pencapaian tujuan keuangan perusahaan.33 Keempat, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang.34 Kemampuan organisasi untuk melakukan pembelajaran (learning) dan tumbuh (growth) berasal dari tiga sumber, yakni : employee capabilities (kemampuan karyawan), information system capabilities (kemampuan sistem informasi), dan organizational procedures (prosedur organisasi yang

30 Ibid. 31

Ismail Solihin, Op. Cit. h. 85. 32

Robert S. Kaplan dan David P. Norton, Loc. Cit. 33

Ismail Solihin, Op. Cit. h. 86. 34

akan memungkinkan karyawan memiliki motivasi dan inisiatif dalam bekerja).

Jadi, dari dua teori model strategi milik Wheelen dan Hunger dan model strategi menurut Kaplan dan Norton, model yang akan penulis gunakan sebagai panduan untuk menganalisis hasil penelitian yaitu model menurut Kaplan dan Norton (model strategi balanced scorecard) yang akan menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam empat perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Dokumen terkait