• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

2. Modul

Modul merupakan salah satu bahan ajar yang disusun secara sistematis sehingga siswa dapat belajar secara individual maupun kelompok. Dan modul adalah sebuah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan. Modul berisikan materi, lembar kerja, lembar kegiatan siswa dan juga lembar jawaban siswa.

3. Modul Berbasis Creative Problem Solving

Modul adalah suatu perangkat pembelajaran yang terencana berisikan materi, lembar kerja, lembar kegiatan siswa dan lembar jawban siswa yang berguna untuk membantu siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan jelas serta berbasis Creative Problem

10

Solving. Model pembelajaran creative problem solving (CPS) merupakan

variasi dari pembelajaran penyelesaian masalah dengan teknik yang sistematis dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam pembelajaran creative problem solving (CPS), siswa dilatih untuk memikirkan berbagai macam solusi yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah, mengumpulkan, dan akhirnya menemukan fokus solusi yang tepat untuk diimplmentasikan dalam memecahkan suatu masalah.

4. Validitas

Validitas merupakan aktifitas pengujiannya untuk melihat validasi, sedangkan validasi merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk yang dihasilkan sudah layak atau belumnya digunakan

Kriteria suatu produk dapat dilihat dari beberapa komponen/aspek yaitu: a) Kelayakan Isi b) Kelayakan Bahasa c) Kelayakan Penyajian d. Kelayakan Kegrafikan 5. Praktikalitas

Kepraktisan suatu produk penting untuk diperhatiakan. Kepraktisan mengandung atri kemudahan suat produk, baik dalam mempersiapkan, menggunakan, mengelolah, maupun menafsirkan. Praktis diartikan mudah dilaksanan, menggunakan alat-alat yang sederhana, dan biaya yang murah.

Praktikalitas dapat dilihat dalam kriteria-kriteria berikut: a. Kemudahan penggunaan

b. Efesiensi waktu pembelajara c. Daya tarik modul

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan gabungan dari dua kata yaitu pembelajaran dan matematika. Berbicara tentang pembelajaran maka ada tiga hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu belajar, mengajar, dan pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu yang karena muncul pengalaman yang telah dilaluinya baik melalui pendidikan formal dan nonformal, maupun melalui interaksi dengan lingkungan disekitarnya. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman (erman suherman, 2003: 7). Menurut wina sanjaya belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dan lingkungan (wina sanjaya, 2009: 211).

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang muncul karena pengalaman serta interaksi antara individu dan lingkungannya. Sedangkan mengajar adalah suatu proses kegiatan untuk membantu orang lain mencapai kemajuan seoptimal mungkin sesuai dengan tingkat perkembangan potensi kognitif, afektif, maupun psikomotor (suyono, 2012:18). Mengajar merupakan proses membimbing kegiatan siswa untuk memperoleh informasi dan pengalaman serta mengarahkan perubahan tingkah laku pada diri siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Kegiatan belajar dan mengajar membutuhkan usaha dan proses. Usaha dan proses tersebut disebut dengan pembelajaran. Menurut beberapa ahli pembelajan adalah:

a. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas) b. Menurut kunandar, pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa

dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik (kunandar, 2008:287).

c. Menurut oemar hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsus manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang paling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran (oemar hamalik, 2002:55).

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan siswa, siswa dengan lingkungan, dan hal lain yang dapat menunjang proses belajar dan mengajar untuk mendapatkan pengalaman belajar.

Sedangkan Matematika merupakan pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Demikian pula matematika dengan hakikatnya sebagai suatu kegiatan manusia melalui proses yang aktif, dinamis, dan generatif, serta sebagai pengetahuan yang terstruktur, mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif, dan terbuka menjadi sangat penting untuk dimiliki siswa dalam menghadapi perkembangan yang terus berkembang. Dengan demikian diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini, sehingga mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar, hal ini untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Pembelajaran matematika merupakan proses interaksi antara pendidik dengan siswa, dan antara siswa dengan lingkungan serta hal-hal yang dapat menunjang proses belajar mengajar berupa bahasa, symbol-simbol, bilangan,

14

fakta, dan konsep yang mencakup aljabar, analisis, geometri, dan hal-hal byang berkenaan dengan materi matematika.

2. Modul

a. Pengertian Modul

Pemanfaatan media dalam pembelajaran mengakibatkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa, Sudirman yang dikutip oleh Fiska, dkk (2016: 135). Terdapat banyak sekali media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah bahan ajar berupa modul. Pembelajaran dengan menggunakan modul akan lebih efektif, efisien dan relevan. Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau guru (Dept. Pend. Nasional, 2008: 20).

Menurut Mudlofir yang dikutip oleh Kuswono & Khaeroni (2017: 33) bahan ajar (modul) adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis, dan menarik yang meliputi materi ajar, metode dan evaluasi yang digunakan secara mandiri. Modul merupakan salah satu bahan ajar cetak yang disusun sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar secara individual. Dan modul adalah sebuah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan. Modul berisikan materi, lembar kerja, lembar kegiatan siswa dan juga lembar jawaban siswa. Modul merupakan satuan program belajar-mengajar bagi siswa, yang dipelajari oleh siswa sendiri

(self-instructional) (Kuswono & Khaeroni, 2017: 33). Pendapat lain

diungkapkan Suryosubroto yang menyatakan modul adalah suatu kesatuan yang utuh, teridiri dari serangkaian kegiatan belajar, yang secara nyata telah memberikan hasil belajar yang efektif dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara jelas dan spesifik (Kuriniati, 2016: 47).

Sedangkan menurut Mbulu modul merupakan satu uni program belajar mengajar terkecil yang unsur-unsur modul terdiri dari pedoman guru, lembar kegiatan siswa, lembar kerja, kunci lembar jawaban, lembar tes, kunci lembaran tes (Kurnianti, 2006: 47). Lebih jelasnya Nasution menyatakan modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan juga jelas. Modul juga memiliki fungsi yaitu untuk mengatasi kelemahan pembelajaran tradisional, meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kreatifitas, mewujudkan prinsip maju berkelanjutan dan mewujudkan belajar yang berkonsentrasi (Kuswono & Khaeroni, 2017: 33).

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa modul adalah suatu perangkat pembelajaran yang terencana berisikan materi, lembar kerja, lembar kegiatan siswa dan lembar jawban siswa yang berguna untuk membantu siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan jelas.

b. Tujuan Modul

Penelitian modul bertujuan:

1) Membuka kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Karena pada dasarnya tidak akan ada siswa mencapai hasil yang sama dan bersedia mempelajari yang sama pada saat yang bersamaan.

2) Memberi kesempatan belajar kepada siswa menurut caranya masing-masing menurut latar belakang dan pengetahuan dan kebiasaan masing-masing.

3) Memberi sejumlah pilihan kepada siswa sejumlah topik besar yang dipecah-pecah menjadi topik-topik kecil dalam rangka suatu mata pelajaran, mata kuliah, bidang studi atau disiplin bila siswa tidak

16

memiliki pola minat dan pola motivasi yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan memperbaikinya melalui modul remedial, ulangan-ulangan, penyelesaian soal-soal, pemberian tugas-tugas atau variasi dalam cara belajar.

5) Memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk mencapai hasil yang setinggi-tingginya (Syah, 2009:229)..

c. Manfaat Penyusunan Modul

Modul memiliki berbagai manfaat, baik ditinjau dari kepentingan siswa maupun kepentingan guru. Bagi siswa, modul bermanfaat, anatara lain:

1) Siswa memiliki kesempatan malatih diri belajar secara mandiri. 2) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari diluar kelas

dan diluar jam pelajaran.

3) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

4) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul

5) Mampu membelajarkan diri sendiri.

6) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya (Aditia & Muspiroh, 2013: 8).

d. Komponen-Komponen Modul

Untuk membuat modul yang baik, maka satu hal penting yang harus kita lakukan adalah mengenali komponennya. Darwyan Syah (2009: 229) menguraikan komponen modul yang meliputi:

1) Petunjuk guru

(1) Penjelasan fungsi modul serta kedudukannya dalam kesatuan program pengajaran, silabus dan sistem penilaian serta rencana pelaksanaan pembelajaran.

(2) Kemampuan khusus/ indikator pembelajaran. (3) Penjelasan singkat tentang istilah-istilah. b) Khusus, berisi tentang:

(1) Topik yang dikembangkan dalam modul. (2) Satuan/jenjang kelas yang bersangkutan.

(3) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul. (4) Tujuan pembelajaran.

(5) Pokok-pokok materi yang dibahas.

(6) Prosedur pengajaran modul, pengalaman belajar siswa serta alat yang digunakan.

(7) Penilaian. 2) Lembar kegiatan siswa

Berisi tentang:

a) Petunjuk umum kepada siswa mengenai topik yang dibahas, pengarahan umum dan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya.

b) Kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. c) Materi standar/pokok dan uraian materi standar/pokok. d) Alat-alat yang dipergunakan

e) Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang ditempuh oeh siswa secara terperinci.

3) Lembar kerja siswa

Berisi tugas-tugas atau persoalan-persoalan yang harus dikerjakan dan diselesaikan setelah mempelajari kegiatan siswa.

18

4) Kunci lembar kerja siswa

Berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa pada waktu melaksanakan kegiatan belajar dengan

mempergunakan lembar kerja. 5) Lembar soal

Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul.

6) Lembar jawaban soal

Lembar jawaban yang disediakan secara khusus untuk menjawab soal-soal tes dalam bentuk isian singkat/melengkapi, pilihan ganda atau uraian.

7) Kunci jawaban soal

Berisi jawaban yang benar untuk setiap soalyang ada dalam lembaran penilaian.

Adapun komponen utama dari modul menurut Prastowo (2012: 112) sebagai berikut:

1) Judul

2) Petunjuk belajar (petunjuk siswa atau pendidik) 3) Kompetensi yang akan dicapai

4) Informasi pendukung 5) Latihan-latihan

6) Petunjuk kerja atau lembar kerja (LK) 7) Evaluasi

Sedangkan menurut Munawaroh (2013: 16) komponen-komponen modul meliputi:

1) Cover modul/sampul muka 2) Kata Pengantar

3) Daftar Isi

5) Modul I: Pendahuluan

Kegiatan belajar 1 (uraian, contoh dan non contoh, latihan dan rambu jawaban latihan, rangkuman, tes formatif, kunci jawaban, daftar pustaka, glosarium)

Kegiatan belajar 2 dst. 6) Modul II dan seterusnya

Modul dikembangkan berdasarkan komponen-komponen modul yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dengan menggabungkan pendapat dari Darwyan syah, Prastowo dan Munawaroh. Modul dirancang sesuai dengan kondisi dan situasi semua yang terlibat dalam pembelajaran, baik karakteristik siswa, maupun kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi, sehingga modul yang telah dirancang dapat berfungsi dengan baik.

Berdasarkan pendapat Darwyan Shah, Prastowo, dan Munawaroh, komponen-komponen dari modul yang dikembangankan dalam penelitian ini berdasarkan komponen-komponen modul yang diajukan oleh Darwyan Shah. Hal ini dikarenakan komponen-komponen modul yang diajukan Darwyan Syah lebih rinci dan jelas penjelasan setiap komponennya.

Sebuah modul harus memliki komponen-komponen yang telah disebutkan sehingga dapat dikatakan sebuah modul yang baik. Komponen-komponen yang ada pada modul di atas terlihat bahwa modul disusun secara urut dengan tujuan agar tercapainya kompetensi tertentu dalam pembelajaran. Modul dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi, sehingga modul yang telah dirancang dapat berfungsi dengan baik.

Dalam merancang modul, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyusun sebuah modul adalah sebagai berikut:

20

1) Analisis kurikulum 2) Menentukan judul modul 3) Pemberian kode modul

4) Penelitian modul (Prastowo, 2012: 118).

Berdasarkan pendapat Darwyan syah, Prastowo dan Munawaroh, komponen-komponen dari modul yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah gabungan dari ketiga pendapat tersebut dan dibuat berdasarkan langkah-langkah dalam model pembelajaran

Creative Problem Solving . Hal ini bertujuan agar modul yang

dikembangkan lebih sempurna. Komponen modul dalam penelitian ini adalah:

a) Cover modul

b) Kata pengantar, yang berisi ulasan singkat tentang pujian kepada Allah S.W.T., sholawat serta salam kepada rasulullah dan ucapan terimakasih peneliti kepada pihak yang sudah membantu dalam penelitian ini serta kata motivasi belajar untuk siswa agar semangat dalam menuntut ilmu

c) Daftar isi

d) Petunjuk pengunaan modul baik secara umum maupun khusus serta penjelasan tentang CPS

e) Kompetensi inti, KD, indikator dan tujuan pembelajaran

f) Peta konsep, yang menggambarkan materi yang akan dibahas di dalam modul

g) Pada pokok bahasan modul dibuatkan langkah-langkah model pembelajaran CPS yang bertujuan untuk mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan pemilihan, serta implementasi

h) Rangkuman materi i) Lembar soal latihan j) Daftar pustaka k) Kunci jawaban soal

e. Karakteristik Modul

Modul dapat digunakan sebagai bahan belajar mandiri karena modul mempunyai beberapa karakteristik. Menurut Suparman yang dikutip oleh Maryani dan Ismaniati (2015: 115), beberapa karakteristik modul adalah:

1) Self-Instruction, yaitu mampu membelajarkan secara mandiri.

2) Self-explanatory power, yaitu mampu menjelaskan kepada pembelajar.

3) Self-paced learning, yaitu kecepatan mempelajari modul yang sesaui dengan kemampuan pembelajar.

4) Self-contained, yaitu seluurh materi pembelajaran yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.

5) Individualized learning materials, yaitu modul disusun untuk dapaat dipelajari sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang sedang mempelajrinya.

6) Flesxible and mobile learning materials, yaitu dapat dipelajari di mana dan kapan saja.

7) Communicative and interactive learning material, yaitu modul bersifat komunikatif dan interaktif.

8) Multimedia computer-based material, yaitu modul disusun berbasis multimedia, termasuk pendayagunaan komputer apabila pembelajar mempunyai akses terhadapnya.

9) Supported by tutorial, yaitu modul yang disusn masih membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.

22

f. Kelebihan dan Kekurangan Modul

Menurut Santyasa yang dikutip oleh Wayan, dkk (2013: 4) keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul yaitu:

1) meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan 2) setelah dilakukan evaluasi, pendidik dan siswa mengetahui benar,

pada modul yang mana mereka belum berhasil 3) siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya 4) bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester

5) pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.

Adapun kelebihan pembelajaran dengan modul yaitu sebagai berikut:

1) modul dapat memberikan umpan balik sehingga pebelajar mengetahui kekurangan mereka dan segera melakukan perbaikan

2) dalam modul ditetapkan tujuan pembelajaran yang jelas sehingga kinerja siswa belajar terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran 3) modul yang didesain menarik, mudah untuk dipelajari, dan dapat

menjawab kebutuhan tentu akan menimbulkan motivasi siswa untuk belajar

4) modul bersifat fleksibel karena materi modul dapat dipelajari oleh siswa dengan cara dan kecepatan yang berbeda

5) kerjasama dapat terjalin karena dengan modul persaingan dapat diminimalisir dan antara pebelajar dan pembelajaran

6) remidi dapat dilakukan karena modul memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk dapat menemukan sendiri kelemahannya berdasarkan evaluasi yang di berikan.

Selain memiliki kelebihan, menurut Morisson, Ross & Kemp yang dikutip oleh Lasmiyati dan Harta (2014: 164), modul juga memiliki beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut:

1) interaksi antarsiswa berkurang sehingga perlu jadwal tatap muka atau kegiatan kelompok.

2) pendekatan tunggal menyebabkan monoton dan membosankan karena itu perlu permasalahan yang menantang, terbuka dan bervariasi. 3) kemandirian yang bebas menyebabkan siswa tidak disiplin dan

menunda mengerjakan tugas karena itu perlu membangun budaya belajar dan batasan waktu.

4) perencanaan harus matang, memerlukan dukungan fasilitas, media, sumber dan lainnya.

5) persiapan materi memerlukan biaya yang lebih mahal bila dibandingkan dengan metode ceramah.

Dokumen terkait