• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING DAN EVALUASI GIZI (MONEV) a. Tujuan

Mengetahui seberapa jauh kemajuan serta perkembangan pada penyakit yang diderita, yaitu dilihat dari :

1) Kebiasaan dan kemampuan dari lingkungan yang mempengaruhi asupan gizi. 2) Asupan makanan dari semua sumber.

3) Tanda dan gejala fisi dari hasil pengukuran antropometri, laboratorium dan fisik.

4) Persepsi pasien mengenai intervensi gizi jelas atau tindaknya serta apakah dapat dijjalankan sesuai anjuran.

4.10. Panduan pelayanan informasi kebidanan

Dalam Panitia PKRS peranan Kebidanan sangatlah penting untuk meningkatkan standar yang mencakupi :

1. Masalah pada bayi dan solusinya (Lihat Bd. 01) 2. Inisisasi Menyusui Dini (IMD) (Lihat Bd. 02)

36 3. Tatacara pemberian ASI yang benar (Lihat Bd. 03)

4. Informasi rawat gabung/Rooming in (Lihat Bd. 04) 5. Perawatan Metode Kangguru (PMK) (Lihat Bd. 05) 6. Edukasi pasien sebelum pulang (Lihat Bd. 06) 7. Materi Kehamilan dan persalinan (Lihat Bd. 07) 8. Materi Penyuluhan Imunisasi (Lihat Bd. 08)

4.11. Panduan pelayanan unit fisioterapi

Unit fisioterapi adalah unit pelayanan medis yang bertujuan pelayanan rehabilitasi medis yang komprehensif, berkualitas dan terjangkau(dengan cara mencegah, mengurangi impairment atau kelainan, dissability / ketidakmakpuan dan handicap / ketunaan) oleh masyarakat luas sesuai dengan standar di rumah sakit RS X.

Adapun beberapa informasi yang diberikan bagi pasien yang mendapatkan pelayanan fisioterapi :

1. Informasi saat dilakukan assasment/pemeriksaan

Adalah informasi yang diberikan kepada pasien saat awal pasien datang konsultasi sebelum dilakukan tindakan atau treatment, dengan tujuan agar pasien mengerti dan memahhami kondisi penyakit, diagnosa maupun prognosa dari penyakitnya serta tindakan apa yang diberikanuntuk mengatasi keluhan keluhannya.

2. Informasi saat diberikan tindakan fisioterapi.

Adalah informasi yang diberikan oleh fisioterapis mengenai prosedur pelaksanaan tindakan fisioterapi terhadap kondisi masing-masing pasien yang meliputi : tujuan diberikannya treatment, persiapan sebelum treatment selama intervensi/treatment dilaksanakan, maupun setelah treatment selesai dilaksanakan.

3. Informasi pencegahan terjadinya cidera / keluhan berulang.

Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring dengan aktifitas yang dilakukan.

37 Informasi ini berupa teknik-teknik latihan ataupun treatment sederhana dan mudah dilaksanakan oleh pasien guna membantu meningkatkan ataupun mempercepat perbaikan kondisi.

Informasi ini diberikan sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka melakukannya kapanpun dan dimanapun mereka berada.

4.11.1. INFORMASI SAAT ASSESMENT/PEMERIKSAAN

Adalah penyampaian informasi yang diperoleh terkait dengan proses pengumpulan data dari pasien yang bersangkutan dengan tujuan agar pelaksanaan asuhan fisioterai dapat diberikan secara tepat, efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Adapun informasi yang diperoleh berupa : a. Anamnesa pasien secara umum.

Yang mliputi: nama, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan hobi, alamt, agama dan pendidikan terakhir.

b. Anamnesa Khusus.

Yaitu informasi beru[pa keluhan utama, lokasi keluhan, sifat keluhan dan berapa lama keluhan tersebut telah berlangsung.

c. Inspeksi.

Pemeriksaan dengan cara melihatkan kondisi pasien secara keseluruhan. d. Quick Test/Test Cepat

Pemeriksaan terhadap kondisi pasien secara cepat yang mengarah langsung ke keluhan psien.

e. Test Gerak Pasif, Aktif dan Isometric.

Test yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai ada tidaknya gangguan gerak paad suatau kondisi.

f. Test Spesifik

Adalah test yang dilakukan secara khusus terkait langsung dengan kondisi pasien untuk lebih menegakkan diagnose penyakit secara tepat.

38 Pemeriksaan yang dapat menunjang suatu diagnosis yang dapat berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi ataupaun pemeriksaan terkait lainnya.

h. List Of Problem

Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan yang ditemukan sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut di atas.

i. Diagnosa Fisisoterapi dan Prognosa.

 Merupakan informasi mengenai problematik pasien yang disimpulkan dari hasil pemeriksaan.

 Gambaran kondisi pasien setelah diberikan tindakan terkait dengan patologi dan diagnosis penyakit.

j. Rencana Tindakan/Intervensi

 Penjelasan tentang rencana tindakan dan hasil yang diharapakan terkait dengan diagnose penyakit.

 Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan prosedur tindakan/intervensi. k. Intervensi/Tindakan

Penerapan tindakan fisioterapi yang telah ditentukan sesuai dengan perencanaan. l. Rasional:

 Informasi kepada pasien mengenai hasil dari tindakan/intervensi fisisoterapi baik sebelum, selama dan sesudah tindakan.

 Menginformasikan rencana tindakan/intervensi secara bertahap dan tindakan lebih lanjut.

4.11.2. INFORMASI SAAT PELAKSANAAN TINDAKAN FISIOTERAPI

Merupakan informasi yang diberikan kepada pasien/klien terkait dengan SPO pelaksanaan tindakan fisisoterapi antara lain:

1. Pelaksanaan Breathing Exercise ( Lihat SPO rehab Medik-001 ) 2. Pelaksanan Latihan Gerak Aktif ( Lihat SPO Rehab Medik – 002 ) 3. Pelaksanan Latihan Gerak Aktif ( Lihat SPO Rehab Medik – 003 ) 4. Pelaksanaan Latihan Jalan ( Lihat SPO Rehab Medik – 004 )

5. Pelaksanaan Latihan Lingkup Gerak Sendi( Lihat SPO Rehab Medik – 005 ) 6. Pelaksaaan Latihan Mc.Kenzie Exercise( Lihat SPO Rehab Medik – 006 ) 7. Pelaksanaan Latihan Peregangan/Stretching( Lihat SPO Rehab Medik – 007 )

39 8. Pelaksanaan Latihan Gerak Axilla Crutches( Lihat SPO Rehab Medik – 008 ) 9. Pelaksanaan Latihan dengsn Dumble( Lihat SPO Rehab Medik – 009 ) 10. Pelaksanaan Latihan dengan Fisioball( Lihat SPO Rehab Medik – 010 ) 11. Pelaksanaan Latihan dengan sand bag. ( Lihat SPO Rehab Medik – 011 ) 12. Pelaksanaan latihan dengan tripod. ( Lihat SPO Rehab Medik – 012 ) 13. Pelaksanaan latihan dengan walker. ( Lihat SPO Rehab Medik – 013 ) 14. Pelaksanaan terapi dengan cold therapy( Lihat SPO Rehab Medik – 014 ) 15. Pelaksanaan terapi dengan inframerah. ( Lihat SPO Rehab Medik – 015 ) 16. Pelaksanaan terapi dengn faradisasi( Lihat SPO Rehab Medik – 016 )

17. Pelaksanaan terapi dengan stimulasi interferensial( Lihat SPO Rehab Medik – 017 ) 18. Pelaksanaan terapi dengan Micro Wave Diathermy (MWD) ( Lihat SPO Rehab

Medik – 018 )

19. Pelaksanaan terapi dengan parafin Bath ( Lihat SPO Rehab Medik – 019 ) 20. Pelaksanaan terapi dengan Short Wave Diathermy (SWD) ( Lihat SPO Rehab

Medik – 019)

21. Pelaksanaan terapi dengan TENS( Lihat SPO Rehab Medik – 020 )

22. Pelaksanaan terapi dengan traksi Cervical( Lihat SPO Rehab Medik – 021 ) 23. Pelaksanaan terapi dengan traksi lumbal( Lihat SPO Rehab Medik – 022) 24. Pelaksanaan terapi dengan ultarsound( Lihat SPO Rehab Medik – 023 ) 25. Pelaksanaan Terapi dengan Ultrasound ( Lihat SPO Rehab Medik – 029 )

4.11.3. INFORMASI PENCEGAHAN CIDERA/KELUHAN BERULANG

Yakni beberapa informasi yang diberikan dalam hal upaya dan teknik pencegahan terhadap cedera atau keluhan berulang yang kemungkinan setiap saat dapat muncul seiring dengan aktifitas yang dilakukan, seperti informasi mengenai :

a. Tenik mengangkat dengan benar. b. Tehnik Pemindahan pasien dengan alat c. Teknik duduk, tidur yang cepat.

d. Teknik penanganan cidera awal dengan metode RICE.

e. Teknik penggunaan dan manfaat alat bantu seperti splint, support untuk ektremitas atas dan bawah, TLSO, alat bantu jalan, dll.

40 1. Pencegahan Cidera Berulang

Teknik pencegahan cidera dengan metode RICE RICE :

Rest  Bahagian yang sakit diistirahatkan dari aktifitas. Ice  Pemberian es pada daerah cidera.

Compress  Pemberian tekanan dengan elastic perban di area cidera yang bengkak Elevate  Meninggikan daerah tubuh yang cidera

Aplikasi : Kasus-kasus cidera akut  3x24 jam

Dokumen terkait