• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A.Pembinaan

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu

kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan:

1. Pelaporan

Laporan berisi tentang :

 Rencana kerja dana tugas pembantuan (Lampiran 4);

 Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;

 Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;  Permasalahan yang dihadapi dan

upaya penyelesaian di tingkat provinsi dan kabupaten;

 Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan (Lampiran 5-6). Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu

pelaksanaan, perkembangan, permasalahan dan upaya pemecahan masalah.

Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini.

2. Waktu penyampaian laporan:

a. Laporan Monev dibuat per bulan dengan ketentuan:

 Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

 Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.

b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling

VII. PEMBIAYAAN

Pembiayaan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan tahun 2015 bersumber dari dana APBN-P yang dialokasikan pada DIPA provinsi/kabupaten sebagai dana Tugas Pembantuan (TP).

VIII. PENUTUP

Penyusunan Buku Pedoman Teknis

Pengembangan Tanaman Kopi

Berkelanjutan Tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan pengembangan tanaman kopi.

Pedoman teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kabupaten. Diharapkan dengan adanya pedoman teknis ini, kegiatan pengembangan tanaman kopi berkelanjutan tahun 2015 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Lampiran 1.

Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan

Intensifikasi Robusta dan Arabika Pengembangan Kopi Berkelanjutan Tahun 2015

1. Intensifikasi kopi arabika seluas 15.550 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal 1 ACEH 1 Aceh Tengah 2,500 Ha

2 Bener Meriah 2,500 Ha 3 Gayo Lues 600 Ha 2 SUMATERA UTARA 4 Humbang Hasundutan 500 Ha 5 Tapanuli Utara 500 Ha 6 Dairi 500 Ha 3 BALI 7 Bangli 750 Ha 8 Buleleng 750 Ha 9 Badung 600 Ha 4 NUSA TENGGARA TIMUR 10 Ngada 750 Ha 11 Manggarai Timur 750 Ha 5 SULAWESI SELATAN 12 Enrekang 1,500 Ha 13 Tana Toraja 1,000 Ha 14 Toraja Utara 1,000 Ha 6 JAWA BARAT 15 Garut 350 Ha 16 Bandung 600 Ha 17 Majalengka 0 Ha 18 Sumedang 100 Ha 19 Bandung Barat 100 Ha 7 PAPUA 20 Jayawijaya 100 Ha 21 Tolikara 100 Ha

2. Intensifikasi kopi robusta seluas 13.650 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal 1 BALI 1 Tabanan 1,000 Ha 2 JAWA TENGAH 2 Temanggung 500 Ha 3 Wonosobo 500 Ha 3 BENGKULU 4 Rejang Lebong 1,000 Ha 5 Kepahiang 1,000 Ha 4 LAMPUNG 6 Tanggamus 1,450 Ha 7 Lampung Barat 1,750 Ha 8 Pesisir Barat 500 Ha 5 SUMATERA SELATAN 9 Muara Enim 500 Ha 10 OKU Selatan 1,500 Ha 11 Empat Lawang 1,500 Ha 12 Lahat 950 Ha 6 RIAU 13 Kepulauan Meranti 500 Ha 7 SULAWESI BARAT 14 Mamasa 0 Ha 8 JAWA TIMUR 15 Malang 500 Ha 16 Bondowoso 500 Ha

Lampiran 1. (lanjutan)

Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan

Perluasan Robusta dan Arabika Pengembangan Kopi Berkelanjutan Tahun 2015

Perluasan kopi robusta dan arabika seluas 1.500 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal 1 SULAWESI BARAT 1 Mamasa 1,000 Ha

2 PAPUA 2 Yalimo 100 Ha 3 Paniai 100 Ha 4 Dogiai 100 Ha 5 Deiai 100 Ha

3 JAWA BARAT 6 Majalengka 100 Ha Jumlah 1.500 Ha

Lampiran 1. lanjutan

Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan

Peremajaan Robusta Pengembangan Kopi Berkelanjutan Tahun 2015

Peremajaan kopi robusta seluas 200 ha

No. Provinsi No. Kabupaten Luas Areal 1 JAWA TIMUR 1 Kediri 200 Ha

Lampiran 2.

Standar Mutu Benih Kopi

Benih Kopi Kegiatan Peremajaan dan Perluasan Tanaman Kopi Berkelanjutan

Tahun 2015

Standar Mutu Siap Tanam berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 89/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Standar Operasional Prosedur Penetapan Kebun Sumber Benih, Sertifikasi Benih, dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman Kopi (Coffeasp)

No Kriteria Standar mutu

1.

2.

3.

Benih dalam Polibeg (Semaian) - Umur Benih - Tinggi Benih - Warna Daun - Jumlah Daun - Diameter Btg - Kesehatan

Benih dalam Polibeg (setek) - Umur Benih - Tinggi Benih - Warna Daun - Jumlah Daun - Diameter Btg - Kesehatan

Benih dalam Polibeg (sambung pucuk) - Umur Benih - Tinggi Benih - Warna Daun - Jumlah Daun - Diameter Btg - Kesehatan Minimal 5 bulan 25 – 30 cm Hijau segar

Minimal 5 Pasang daun Minimal 8 mm

Bebas OPT

Minimal 5 bulan 20 – 25 cm Hijau segar

Minimal 5 Pasang daun Minimal 8 mm

Bebas OPT

Minimal 5 bulan 30 – 35 cm Hijau segar

Minimal 5 Pasang daun Minimal 8 mm

4. Benih dalam Bentuk Entres - Kesegaran Fisik - Jumlah Ruas - Warna Cabang - Kesehatan Tidak Keriput 3 – 4 mata ruas Hijau - Hijau Gelap Bebas Penggerek Cabang

Lampiran 3.

SPESIFIKASI PERALATAN PENGOLAHAN BIJI KAKAO

No.

Jenis

Peralatan Spesifikasi

1 Huller Kapasitas: 500 kg / jam Tipe silinder : Horisontal

Penggerak : Motor bensin 16 – 18 pk atau

Kapasitas: 110 kg / jam Tipe silinder : Horisontal Penggerak : Motor bensin 7 HP

2 Pulper Kapasitas: 1.000 kg / jam Tipe silinder : 3 Silinder

Penggerak : Motor bensin 5 – 7 HP atau

Kapasitas: 200 kg / jam Tipe silinder : 1 Silinder

Penggerak : Motor bensin 16 – 18 HP

3 Para-para Ukuran 80 x 200 m2 Tinggi kaki 1 m

Sungkup dengan plastik transparan 4 Terpal Ukuran 6 x 5 m2

Type bahan terpal A12 5 Alat ukur kadar air Biji kopi tipe digital Skala meter : 9-20 % Tipe : Digital Keterangan :

*) Harus ada test report oleh Balai Pengujian Mutu Alsintan Kementerian Pertanian.

Lampiran 4.

Form – 01 Ditjen Perkebunan

RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA.2015 KABUPATEN ... DATA UMUM : Nomor Satker : Satker : Nama KPA : Bendaharawan : Alamat Kantor : Telp. Kantor : Fax Kantor : Nama / No. HP Contact Person :

DATA RENCANA KINERJA

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Form – 02 Ditjen Perkebunan

Lampiran 5.

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015

DI KABUPATEN ...

NAMA SATKER : ... LAPORAN BULAN : ...

KODE KEGIATAN

PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI

Kendala Utama (Masalah)

Solusi Fisik Anggaran Keuangan Fisik

Satuan (Ribu Rp.)

(Ribu

Lampiran 6.

Form – 03 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI KINERJA

DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015 KABUPATEN ...

TRIWULAN :

No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir Desember 2015. Laporan melalui faximile nomor (021) – 7815681 dan email ke

budidayaregar@yahoo.com, ditujukan kepada

Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan.

Dokumen terkait