• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

4. Survei Kepuasan Pelanggan

2.4 Teori Monopoli

Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu produsen atau satu perusahaan saja dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat (Sukirno, 2005). Sedangkan menurut Kadariah (1994) dalam ilmu ekonomi dikatakan ada monopoli jika seluruh hasil industri diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan yang disebut monopolis atau perusahaan monopoli. Adapun ciri-ciri dari pasar monopoli menurut Sukirno (2005) adalah sebagai berikut:

1. Pasar monopoli adalah industri suatu perusahaan

Hanya ada satu perusahaan saja dalam industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para

pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. 2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip

Barang yang dihasilkan oleh perusahaan monopli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang yang mirip yang dapat menggantikan barang tersebut.

3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri

Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal yang dibatasi undang-undang, bersifat teknologi yang canggih dan tidak mudah dicontoh,dan yang bersifat keuangan berupa modal yang besar

4. Dapat mempengaruhi penentuan harga

Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga.

5. Promosi iklan kurang diperlukan

Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksikannya terpaksa membeli daripadanya.

Terwujudnya monopoli terutama disebabkan oleh salah satu atau gabungan tiga faktor berikut, yaitu :

1. Memiliki sumber daya yang unik/ istimewa dan tidak dapat digantikan 2. Dapat menikmati skala produksi yang sangat besar

3. Peraturan pemerintah yang member hak ekskusif atau hak monopoli.

Dalam monopoli tidak dapat ditentukan kurva penawaran perusahaan. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat hubungan yang pasti antara tingkat harga dan kuantitas barang yang ditawarkan. Untuk menambah keuntungan dalam perusahaan monopoli selalu menjalankan kebijakan diskriminasi harga, yaitu menjual produksinya pada harga yang berlainan di dua pasar yang terpisah. Untuk dapat menjalankan kegiatan diskriminasi harga, harus terwujud hal –hal sebagai berikut :

a. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain b. Barang yang diproduksikan dapat dijual di dua pasar yang berbeda c. Elastisitas permintaan di kedua-pasar berbeda

d. Biaya yang dikeluarkan tidak melebihi keuntungan tambahan yang diperoleh e. Ciri pembeli di suatu pasar berbeda dengan di pasar lainnya

2.4.1 Kebaikan dan Keburukan Perusahaan Monopoli

Adapun kebaikan dari perusahaan monopoli menurut Sukirno (2005) adalah sebagai berikut :

1. Apabila menikmati skala ekonomi, biaya produksi lebih murah daripada di firma pasar persaingan sempurna, dan tingkat produksi lebih besar

2. Mutu barang semakin meningkat dan harganya semakin murah apabila perusahaan terus melakukan pengembangan dan inovasi.

3. Kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan apabila monopoli dapat terus menghasilkan barang yang lebih murah dan lebih bermutu.

4. Keuntungan penjual cukup tinggi

5. Untuk produk yang menguasai hajat hidup orang banyak, tingkat harga perusahaan monopoli diatur oleh pemerintah

Sedangkan keburukan perusahaan monopoli menurut Sukirno (2005) adalah sebagai berikut:

1. Harga barang lebih mahal dan tingkat produksi lebih rendah di pasar persaingan sempurna

2. Barang yang dihasilkan tidak banyak mengalami perubahan

3. Kesejahteraan masyarakat lebih buruk daripada yang diwujudkan oleh persaingan sempurna

4. Cenderung memperburuk distribusi pendapatan dalam masyarakat 5. Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang

6. Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan

2.4.2 Pasar Monopoli pada PT Kereta Api Indonesia (KAI)

Menurut Badrudin dan Ina Hamsinah (2009), PT. KAI merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang jasa angkutan yang

mempunyai tujuan utama memperoleh laba maksimum. Hal itu sesuai dengan bentuk BUMN yang berstatus Perseroan Terbatas (Persero) sesuai UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN yang dalam Pasal 12 dijelaskan bahwa maksud dan tujuan pendirian Persero adalah menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan. Apabila diperhatikan lebih rinci maka PT. KAI sesungguhnya telah menerapkan sistem monopoli dalam penentuan harga tiket. Hal ini dimungkinkan karena PT. KAI tidak memiliki pesaing langsung dalam usahanya atau dengan kata lain sebagai satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam bidang perkeretaapian sehingga memungkinkan memperoleh keuntungan mutlak (Setyowati, 2004).

Dalam bisnis transportasi, usaha di jasa angkutan kereta api sangat menguntungkan, karena tidak adanya pesaing langsung dalam usaha tersebut. Tidak seperti jasa angkutan darat bis (Perum Damri) yang telah memiliki banyak perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang ini, seperti Eka, Sumber Kencono, Mira, Kramat Djati, dan sebagainya. Di samping itu, dalam jasa angkutan udara (PT. Garuda Indonesia) juga telah memiliki banyak perusahaan pesiang yang bergerak dalam bidang jasa ini, seperti Wing, Lion, Air Asia, Mandala, dan sebagainya. Adanya pesaing langsung yang dihadapi Perum Damri dan PT Garuda Indonesia telah menyulitkan kedua perusahaan jasa tersebut dalam memperoleh keuntungan mutlak, tidak seperti PT. KAI yang mutlak menguasai jasa angkutan kereta api (Masyarakat Transportasi Indonesia, 2008).

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila jasa angkutan kereta api PT KAI memperoleh keuntungan yang luar biasa karena sifat monopoli yang dimiliki PT KAI. Monopoli yang dilakukan PT KAI mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp 196 miliar pada tahun 2008 sebagai dampak kebijakan manajemen PT. KAI untuk menaikkan harga tiket khususnya pada saaat lebaran untuk seluruh jenis kereta api.

Sistem monopoli yang diterapkan PT KAI (perusahaan BUMN) mampu menghasilkan keuntungan yang luar biasa dan akan meningkatkan pendapatan negara yang disumbangkan oleh PT. KAI melalui keuntungan penjualannya maupun pajaknya. Meskipun PT KAI mampu memperoleh keuntungan yang luar biasa karena kebijakan kenaikan harga tiket khususnya tiket angkutan lebaran tetapi layanan terhadap penumpang PT KAI terasa tidak mengalami peningkatan (Masyarakat Transportasi Indonesia, 2006).

Demikian juga PT KAI terkadang mengabaikan masalah sarana dan prasarana serta keselamatan penumpang kereta api ini. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa PT KAI seolah hanya memikirkan untuk meraup keuntungan semata melalui monopoli tersebut tanpa memperhatikan kepentingan konsumen.

Dokumen terkait