• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS PESAN MORAL DALAM DONGENG MOMOTARO

3.2 Analisis Cerita Momotaro

3.2.7 Moral Kesetiaan

Cuplikan Momotaro (2010:333)

“Aku kera yang tinggal di lembah ini,” jawab si kera. “Aku mendengar tentang ekspedisi tuan ke Pulau Setan, dan aku datang untuk ikut dengan tuan. Takkan ada yang bisa membuatku lebih senang selain ikut menyertai tuan!”

“Apa kau betul-betul ingin ikut ke Pulau Setan dan bertempur bersamaku?”

“Ya, tuan,” jawab kera itu”. Analisis:

Dari cuplikan di atas, terlihat jelas indeksikal penyampaian pesan moral kesetiaan. Seorang bawahan, yaitu kera ketika mengetahui Momotaro yang dianggap sebagai tuannya akan melakukan ekspedisi ke benteng pertahanan sekawanan setan ia dengan segera meminta diri untuk ikut bersama Momotaro. Si kera dalam hal ini sudah siap untuk mengerjakan setiap tugas yang nantinya akan diberikan oleh Momotaro. Tampak dari kata-kata “Apa kau betul-betul ingin ikut ke Pulau Setan dan bertempur bersamaku?”. “Ya, tuan,” jawab kera itu”.

Menurut analisis saya, si kera memiliki sikap yang setia juga terhadap negerinya. Ketika ia juga menyadari ketidak amanan negerinya, ia mengambil langkah yang bijaksana, yaitu ikut bersama Momotaro melakukan ekspedisi ke benteng pertahanan pulau setan. Hal ini menunjukkan etika moral kesetiaan dalam Bushido yaitu mengabdi kepada tuannya maupun negerinya.

Dari cerita dongeng Momotaro ini, penulis menggambarkan bahwa secara umum pesan yang ingin disampaikan pengarang adalah bahwa dengan memiliki sikap-sikap kepribadian moral yang kuat, akan menjadikan kita menjadi manusia yang seutuhnya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap dongeng Momotaro, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ditemukan beberapa nilai moral Bushido di dalam cerita rakyat Momotaro. Nilai moral yang terkandung di dalamnya adalah nilai moral kejujuran. Dalam kehidupan ini, kita hendaknya berjalan di atas garis yang lurus. Bersikap jujur kepada orang lain sebagaimana jujur kepada diri sendiri. Demikian sebaliknya, jujur kepada diri sendiri sebagaimana jujur kepada orang lain. Kejujuran akan membawa kita kepada kemudahan/ kelancaran ketika menghadapi/ melakukan suatu hal.

2. Moral keberanian juga ditunjukkan dalam dongeng Momotaro ini. Hendaknya manusia berani mempertahankan prinsip kebenaran yang diyakini dan akan berani mengambil resiko sekalipun prinsip kebenaran yang dinyakini itu akan ditentang oleh sebagian pihak. Dengan memiliki keberanian, maka akan menjadikan kita sebagai manusia yang lebih mandiri.

3. Nilai moral kebajikan juga ditunjukkan dalam dongeng Momotaro ini. Manusia sebagai mahluk sosial akan menjadi manusia yang lebih sempurna ketika ia mau untuk memberi kebaikan kepada sesamanya. Tidak ada hal yang lebih besar yang membuat manusia merasa bahagia selain ketika ia memberikan kebaikan kepada sesamanya. Dengan kemampuan atau kelebihan yang seseorang miliki, membela dan melindungi orang yang lemeh

yang mendapatkan perlakuan yang tidak baik adalah salah satu wujud kebajikan.

4. Pesan moral lain yang ingin disampaiakan dari dongeng ini adalah nilai moral kesopanan. Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi yang memiliki rasa hendaknya mampu membedakan sikap yang baik dan yang tidak baik dan harus mampu bersikap sopan. Berperilaku yang pantas kepada orang lain dan menghormati semua orang adalah unsur kemanusiaan tertinggi dan hasil terbaik dalam hubungan masyrakat.

5. Nilai moral keadilan juga ditunjukkan dalam dongeng Momotaro ini. Manusia dituntut untuk mampu bersikap yang baik dan benar kepada sesama, tanpa memandang golongan, usia, ataupun ras. Manusia harus mampu bersikap sama kepada semua orang dalam situasi yang sama.

6. Moral kehormatan juga ditunjukkan dalam dongeng Momotaro ini. Manusia yang dianugrahi akal, rasa, dan karsa tentunya harus mampu menjadikan dirinya sebagai pribadi yang berharga. Manusia harus mampu menjadikan dirinya menjadi orang yang berguna bagi lingkungannya. Salah satu perwujutan dari hal itu adalah melalui prestasi yang diukir.

7. Pesan moral lain yang ingin disampaikan dari dongeng Momotaro ini adalah moral kesetiaan. Kesetiaan didasarkan atas sikap kerelaan hati. Kesetiaan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawab kita akan membawa kita kepada keberhasilan. Kesetiaan juga akan membawa kita kepada manusia yang penuh dengan rasa kebersamaan yang solid.

4.2 Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, saran yang perlu disampaiakan sebagai berikut:

1. Isi dongeng Momotaro ini sarat akan nilai-nilai kepribadian moral, khususnya nilai etika moral Bushido. Nilai etika moral Bushido ini masih relevan dengan kehidupan masyarakat Jepang dewasa ini. Oleh sebab itu, isi cerita ini perlu dilestarikan.

2. Ada baiknya jika mahasiswa Sastra Jepang menambah pengetahuan mereka tentang Jepang dengan membaca lebih banyak buku-buku Jepang dan hasil karya Sastra Jepang, karena pada umumnya dalam hasil karya sastra Jepang, isinya selalu disangkut pautkan dengan unsur kebudayaan Jepang.

3. Penulis berharap melalui karya sastra ini, menjadi lebih banyak orang yang mengerti akan pentingnya nilai-nilai kepribadian moral, sehingga ketika kita telah memahaminya akan menjadikan kita sebagai manusia yang dapat bertindak lebih baik dan bijaksana dalam menjalani hidupnya. Sehingga benarlah bahwa ia sebagai manusia yang berakal, berkarsa, dan berasa.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2003. Pengantar Apresiai Sastra. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo Offset.

Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma.

Moekijat. 1995. Asas-Asas Etika Dasar. Bandung: Mandar Maju. Mursini. 2007. Pengantar Teori sastra. Modul: Medan.

Napitupulu, Johan Kristian. 2008. Skripsi: Analisis Nilai KesetiaanBushido Dihubungkan Dengan Karoshi. Medan: Fakultas Sastra USU.

Nazir, Moh. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ozaki, Yei Theodora. 2010. Dongeng Klasik Jepang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rahmah, Yuliani. 2007. Tesis: Dongeng Timun Emas (Indonesia) dan Dongeng Sanmai No Ofoda (Jepang) (Studi Komparatif Struktur Cerita dan Latar Budaya) diakses dari

Rahman, Sri Rezeki Mailany. 2006. Skripsi: Analisis Konsep Bushido Dalam Novel Taiko Karya Eiji Yoshikama. Medan: Fakultas Sastra USU.

Ridwan, Elly M, Kama Abdul. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:.Kencana Prenada Media Group.

Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Individual (Pola Dasar Fisafat Moral). Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Sipahutar, Friska N. 2007. Skripsi: Nilai Busido Dalam Sistem Manajemen Jepang. Medan: Fakultas Sastra USU.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra..Jakarta: PT Grasindo. Sumardjo, Jacob. 1997. Sastra dan Massa. Bandung: ITB

Supartono. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia. Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Suryohadiprojo, Sayidiman. 1982. Manusia Dan Masyarakat Jepang Dalam Perjoangan Hidup. Jakarta: UI-Press dan Pustaka Bradijaguna.

Suseno, Magnis F. 1989. Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisus.

(http:// id.wikipedia.org/ wiki Dongeng)

Dokumen terkait