• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi dan Anatom

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Avertebrata Air (Halaman 42-47)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Morfologi dan Anatom

Mollusca memiliki badan lunak diselubungi oleh semacam kantong otot (mantel) yang tidak bersegmen berserta berculum; sebagai tempat organ-organ dalam. Mantel ini mempunyai keunikan lain, yaitu dapat menghasilkan sekresi spikulum (mempunyai jarum) yang berkulit kapur. Gastropoda mempunyai kepala; kaki-kaki otot ventral dan bagian dorsal/punggung yang berubah bentuk diselubungi oleh kulit/cangkang kapur yang keras (Natadisastra, 2005).

Ciri-ciri Mollusca yakni bertubuh lunak, multiseluler dan triploblastik. Sebagian besar mempunyai cangkok dari zat kapur dan mantel. Tubuh simetri bilateral dan tidak bersegmen, keciali pada Monoplacophora. Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus. Memiliki dinding tubuh yang tebal dan kaki yang berotot secara umum digunakan untuk bergerak (Kusnadi dan Muhsinin, 2010).

Ciri khas struktur tubuh mollusca adalah adanyan mantel. Mantel merupakan sarung pembungkus bagian-bagian yang lunak dan melapisi rongga mantel. Insang organ respirasi sepertihalnya paru-paru dari siput merupakan hasil perkembangbiakan dari mantel. Bagian mantel gastropoda dan scaphophoda digunakan untuk respirasi. Pada Chephalopoda otot-otot mantel digunakan untuk gerakan, mekanik, dan respirasi (Rusyana, 2011).

Gambar 32. Struktur Tubuh Mollusca

Gastropoda adalah mollusca yang memiliki cangkang dengan bentuk tabung yang melingkar-lingkar ke kanan searah jarum jam. Namun, ada pula yang memilin ke kiri. Kepala dan kaki menjulur keluar bila sedang merayap, dan masuk bila ada bahaya mengancam. Sedangkan pada kerang/Pelecypoda memiliki sepasang cangkang yang dapat membuka dan menutup. Sebagian besar, hidup dengan cara membenamkan diri ke dalam pasir atau lumpur. Dan pada Chepalopoda merupakan mollusca yang tidak memiliki cangkang diluar seperti pada kerabat lainnya. Jenis yang sering dijumpai adalah cumi-cumi (Kuncoro, 2004)

Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cumi-cumi raksasa. Struktur tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali. Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulan sebagian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang (Ayulina, 2006).

2.3. Habitat dan Penyebaran

Mollusca bersifat kosmopolit, artinya ditemukan di mana-mana, di darat, payau, di laut, di air tawar mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita. Hal ini menunjukkan kemampuan adaptasi Mollusca terhadap lingkungan sangat tinggi. Tapi pada umumnya moluska hidup di laut. Tubuhnya terdiri atas kaki, Mollusca juga mempunyai bagian tubuh yang disebut sebagai kaki muskular yang dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali membor substrat, atau melakukan pergerakan dan sebagai alat untuk menangkap mangsa. Dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya (Fitriana, 2007).

Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit (Wijaya, 2007).

Gambar 33. Habitat Mollusca

Umumnya gastropoda yang hidup diperairan tawar termasuk dalam Thiaridae. Hewan ini hidup di air yang tergenang maupun air mengalir dan umumnya di air tawar yang bervegetasi rapat. Gastropoda termasuk hewan yang sangat berhasil menyesuaikan diri untuk hidup dibeberapa tempat dan cuaca. Seperti halnya siput air tawar yang ditemukan di Siberia mampu hidup pada temperature -12O C sampai mencapai temperature 51o C pada musim dingin dan kebalikannya pada keadaan ekstrem siput dapat hidup dipadang pasir dengan suhu 43oC (Natadisastra, 2005). 2.4. Reproduksi dan Daur Hidup

Pada Kelas Amphineura jenis kelaminnya terpisah, larvanya disebut trocophora sedangkan pada kelas Gastropoda memiliki alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hermaprodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Pada spesies Achatina fulica memiliki sifat yang hermafrodit, tetapi untuk fertilisasi diperlukan spermatozoa dari individu lain, karena spermatozoa dari induk yang sama tidak dapat membuahi sel telur. Ova dan spermatozoa dibentuk bersama-sama dengan ovotestis. Ovotestis berupa kelenjar kecil berwarna putih kemerahan, terletak melekat di antara kelenjar pencernaan. Pada kelas Schacopoda memiliki jenis kelamin yang terpisah begitupula dengan kelas Chephalopoda yang jenis kelaminnya terpisah, dimana saluran gonadnya terletak dirongga mantel dekat anus. Pada kebanyakan hewan jantan salah satu tangannya mengalami modifikasi yang berfungsi mentransfer kapsul sperma ke rongga mantel hewan betina (Rusyana, 2011).

Gambar 34. Siklus Hidup Haliotis iris

Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain. Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa (Mikrajuddin, 2007).

Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ seksual terpisah pada masing-masing individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal. Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva. Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus). Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur. Pada Amphineura sistem reproduksi reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma. Terdapat individu jantan dan betina (Fitriana, 2007).

2.5. Makanan dan Kebiasaan Makan

Sistem pencernaan makanan dimulai dari mulut dan berakhir dengan anus. Pada pencernaan makanan terdapat kelenjar ludah dan kelenjar hati. Makanan berupa tumbuh-tumbuhan, dipotong-potong oleh rahang zat tanduk (mandibula/, kemudian dikunyah oleh radula. Zat –zat makanan diserap di dalam intestine. Saluran pencernaan makanan terdiri atas rongga mulut-faring (tempat dimana terdapat radula) esophagus – tembolok – lambung - intestine – rectum – anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, hati, dan pancreas (Rusyana, 2011).

Alat pencernaan telah berkembang sempurna, terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Salurannya memanjang dari mulut hingga anus. Pada mulut telah ditemukan lidah bergerigi atau radula dan hampir semua jenis mollusca memilikinya dalam mulutnya yang digunakan untuk makan, anusnya terbuka ke rongga mantelanus tersebut terletak di bagian anterior tubuh. Kelenjar pencernaan telah berkembang baik (Fitriana, 2007).

2.6. Nilai Ekonomis

Banyak anggota filum Mollusca yang bernilai ekonomi, baik menguntungkan seperti sebagai bahan makanan, perhiasan, indikator pencemaran tapi juga merugikan seperti hama, pembawa penyakit dan sebagai agen biofouling. Mollusca mempunyai data fosil yang tinggi (> 35.000 fosil sp.) dan terpreservasi dengan baik, sehingga data fosil ini dapat menjadi studi mengenai sejarah bumi dan studi iklim di masa lalu. Berbekal ilmu yang didapat dari kursus mengenai pengelolaan koleksi spesimen dan database keanekaragaman Mollusca (Aryasari, 2006).

Peran mollusca dalam kehidupan menusia ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Peranan moluska yang menguntungkan antara lain sebagai sumber protein hewani, penghasil mutiara, dan sebagai hiasan (Wijaya, 2007).

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 November 2011, pukul 13.00 – 15.00 WITA dan bertempat di Laboratorium C Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya

No. Alat dan Bahan Fungsi

A B Alat 1. Baki 2. Pisau bedah 3. Alat menggambar Bahan 1. Burungo (Telescopium telescopium) 2. Kalandue (Polymesoda sp.) 3. Cumi-cumi (Loligo sp.) 4. Gurita (Octopus sp.)

Tempat untuk membedah bahan Untuk membedah bahan

Untuk menggambar morfologi dan anatomi obyek yang diamati Sebagai obyek yang diamati Sebagai obyek yang diamati Sebagai obyek yang diamati Sebagai obyek yang diamati

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Avertebrata Air (Halaman 42-47)

Dokumen terkait