• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Ekonomis

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Avertebrata Air (Halaman 31-42)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Nilai Ekonomis

Spesies dari branchiopoda seperti Daphnia dan Artemia merupakan sumber pakan alami yang sangat penting dalam pembenihan ikan laut maupun tawar karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu kandungan nutrisinya tinggi, berukuran kecil yang sesuai dengan ukuran mulut larva, pergerakannya lambat, sehingga mudah ditangkap oleh larva ikan, dan tingkat pencemaran terhadap air kultur lebih rendah apabila dibandingkan dengan penggunaan pakan buatan. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar bahan kering. Secara umum, dapat dikatakan terdiri dari 95% air, 4% protein, 0.54 % lemak, 0.67 % karbohidrat dan 0.15 % abu. Dalam bidang pertanian Daphnia biasanya hidup dalam populasi persawahan dan dapat bermanfaat sebagai penghancur dan memindahkan bahan organik serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber kitin. Selain itu Daphnia juga dapat digunakan sebagai indikator dari perubahan serta pencemaran lingkungan (Yulia, dkk, 2011).

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 November 2011, pukul 13.00 – 15.00 WITA dan bertempat di Laboratorium C Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan beserta kegunaannya yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Alat dan bahan beserta kegunaanya

No Nama Alat Kegunaan

A. B Alat 1. Baki 2. Pisau Bedah 3. Alat tulis 4. Toples 5. Pinset 6. Buku Identifikasi Bahan 1. Kerang Lentera (Lingula unguis) 2. Alkohol 70%

Untuk meletakkan organism yang akan diamati Untuk membedah organism yang diamati

Untuk mencatat dan menggambar hasil pengamatan Untuk menyimpan bahan pengamatan yang diambil dari laut

Untuk mengambil bahan dari toples

Untuk Mengidentifikasi Struktur Tubuh obyek yang diamati

Sebagai obyek yang diamati

Untuk mengawetkan bahan pengamatan 3.3. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan pada organisme yang telah diambil dari perairan 2. Meletakkan orgaisme pada baki kemudian mengidentifikasi bagian-bagian

organism tersebut.

3. Menggambar bentuk secara morfologi dan anatomi pada bagian-bagian organisme yang telah diidentifikasi dan diberi keterangan pada buku gambar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini sebagai berikut: A. Struktur Morfologi dan Anatomi Kerang Lentera (Lingula unguis) Keterangan: 1. Tentakel 2. Cangkang 3. Tangkai

Gambar 24. Struktur Morfologi Kerang Lentera (Lingula unguis)

Keterangan: 1. Tentakel 2. Otot 3. Nephridium gonad 4. Lambung 5. Cangkang 6. Lophophore

4.2. Pembahasan

Brachiopoda adalah Bivalvia yang berevolusi pada zaman awal periode Cambrian yang masih hidup hingga sekarang yang merupakan komponen penting organisme benthos pada zaman Paleozoikum. Brachiopoda berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan salah satu filum kecil dari bentik invertebrates. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000

fosilnya telah dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang” atau

lamp shell. Secara umum brachiopoda merupakan salah satu fosil hewan yang sangat melimpah keberadaannya pada sedimen yang berasal dari zaman paleozoikum. Salah satu kelasnya, yaitu Inartikulata bahkan menjadi penciri penting (fosil index) zaman Cambrian awal.

Klasifikasi Fillum Brachiopoda dibagi menjadi 2 kelas yaitu klas Artikulata /Phygocaulina dan klas Inartikulata/Gastrocaulina. Klas Artikulata/Phygocaulina Cangkang atas dan bawah (valve) dihubungkan dengan otot dan terdapat selaput dan gigi. Klas Articulata / Pygocaulina memiliki masa hidup dari zaman Cambrian hingga ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup sampai sekarang seperti anggota dari ordo Rhynchonellida dan ordo Terebratulida.

Gambar 26. Spesies dari kelas Artikulata (Yulia dkk, 2011)

Berikut adalah ciri-ciri dari kelas Articulata cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket yang diperkuat oleh otot, cangkang umunya tersusun oleh material karbonatan, Tidak memiliki lubang anus, memiliki keanekaragaman jenis yang besar, banyak berfungsi sebagai fosil index dan mulai muncul sejak zaman kapur hingga saat ini.

Klas Inartikulata/Gastrocaulina memiliki cangkang atas dan bawah (valve) tidak dihubungkan dengan otot dan terdapat socket dan gigi yang dihubungkan dengan selaput pengikat. Sedangkan untuk ciri-ciri dari klas Inarticulata tidak memiliki gigi pertautan (hinge teeth) dan garis pertautan (hinge line), Pertautan kedua cangkangnya dilakukan oleh sistem otot, sehingga setelah mati cangkang akan terpisah, cangkang umunya berbentuk membulat atau seperti lidah, tersusun oleh senyawa fosfat atau khitinan, mulai muncul sejak zaman cambrian awal hingga sekarang.

Gambar 27. Spesies dari kelas Inartikulata (Yulia dkk, 2011)

Menurut Romimohtarto (2011) pada permukaan dalam dari tangkup atas dekat ujung belakang, melekat satu tangkai berotot berbentuk silindrik yang panjang dinamakan pedikel (pedicle) yang berisi perpanjangan berbentuk tabung dari rongga tubuh. Selama air surut, tangkai ini memendek untuk menarik cengkang ke dalam lubang. Dan selama air pasang, tangkai memanjang untuk mendorong cangkang ke permukaan air. Biasanya ujung depan dari cangkang tidak pernah menonjol di atas permukaan pasir atau lumpur.

Pada pengamatan morfologi yang kami lakukan untuk Lingula unguis terlihat tentakel, cangkang dan tangkai. Sedangkan anatominya yang nampak yaitu tentakel, nephridium gonad, cangkang, otot, lambung dan lophophore. Hal ini didukung oleh Yulia dkk (2011), yang menyatakan bahwa tubuh bagian dalam (anatomi) kerang lentera terdiri dari atas organ-organ seperti hati, saluran pencernaan (usus dan lambung), kelenjar pancreas, gonad dan otot-otot yang berfungsi sebagai penggerak organ seperti membuka dan menutup cangkang serta gerakan memutar tubuhnya yang disebut pendukel. Bagian depan (anterior) sebelah dalam cangkang terdapat suatu organ yang terlipat-lipat menyerupai bentuk tapak sepatu kuda dan disebut lofofor. Organ ini dilengkapi dengan tentakel bulu (bercillium) sebagai organ respirasi dan alat bantu untuk menangkap makanannya. Di sisi dinding usus terdapat lubang kecil yang disebut nephridium dan merupakan lubang pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Nephridium selain sebagai organ eksresi juga sebagai organ reproduksi.

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan yang dilakukan dan pembahasan di atas adalah sebagai berikut :

1. Filum Brachiophoda adalah salah satu kelompok hewan invertebrata yang hidup sebagai hewan bentik di laut. Ditinjau dari asal katanya brachiophoda berasal dari bahasa yunani Brachios yakni tangan, dan Poda yang berarti kaki. Jadi hewan brachiophoda adalah hewan yang mempunyai organ yang berfungsi sebagai tangan dan kaki.

2. Struktur Morfologi dari Kerang Lentera (Linguila unguis) terdiri dari tentakel, cangkang, dan tangkai.

3. Struktur Anatomi dari Kerang Lentera (Linguila unguis) adanya Nephridium gonad, Lambung dan Lophophore

5.2. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya alat yang digunakan pada praktikum dimaksimalkan penggunaannya, sebagai contoh misalnya toples yang dibawa praktikan tidak pernah digunakan begitu juga dengan kantong dan alat lain yang belum pernah digunakan. Hal ini dimaksudkan agar semua peralatan praktikan akan terpakai untuk kepentingan praktikum.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mollusca merupakan kelompok hewan terbesar kedua dalam kerajaan binatang, setelah filum Arthropoda dengan anggota yang masih hidup berjumlah sekitar 75 ribu jenis, serta 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Mollusca bersifat kosmopolit, artinya ditemukan di mana-mana, di darat, payau, di laut, di air tawar mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita. Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Dengan kira-kira 100.000 spesies yang masih hidup, pada waktu ini filum mollusca termasuk filum hewan yang sangat penting. Terdiri atas hewan bertubuh lunak, tidak bersegmen (kecuali satu), banyak di antaranya dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur (kalsium karbonat).

Mollusca berasal dari bahasa Romawi molis yang berarti lunak. Jenis molusca yang umum dikenal ialah siput, kerang dan cumi-cumi. Kebanyakan dijumpai di laut dangkal, beberapa pada kedalaman 7.000 m, beberapa di air payau, air tawar dan darat.

Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cumi-cumi raksasa. Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama. Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak. Massa viseral merupakan kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.

Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus. Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang. Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar. Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula. Radula berfungsi untuk melumat makanan. Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang. Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang. Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru. Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal.

Sebagian besar moluska hidup di air laut tetapi banyak yang ditemukan di air tawar dan beberapa di darat. Filum ini dibagi atas tiga kelas besar dan beberapa kelas

keci. Kelas dari filum moluska yaitu Bivalvia, Gastropoda, Cephalopoda, Scaphoda, Polyplacophora, Monoplacophora.

Moluska memiliki beragam struktur tubuh yang sulit untuk dikelompokkan. Khususnya untuk semua jenis yang telah modern. Karakteristik yang paling umum dari moluska adalah bahwa mereka berbentuk bilateral simetris. Oleh sebab itu, untuk mengetahui lebih jauh mengenai struktur tubuh filum moluska baik secara morfologi maupun anatomi, maka dilakukan praktikum guna pengamatan spesies pada setiap kelas dalam filum moluska.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan praktikum untuk mengetahui filum Moluska secara morfologi dan anatomi serta dapat mengamati dan mengklasifikasi filum Moluska.

Manfaat praktikum sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis mengenai filum Moluska.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi

Filum ini dibagi atas tiga kelas besar dan beberapa kelas kecil. Kelas dari filum moluska yaitu Bivalvia, Gastropoda, Cephalopoda, Scaphoda, Polyplacophora, Monoplacophora.Kelas Bivalvia contohnya kijing, kerang, kepah, remis, dan sebagainya, umunya disebut bivalvia karena tubuh dilindungi oleh dua cangkang. Hewan bivalvia mempunyai bentuk simetris bilateral, tetapi dalam hal ini tidak ada kaitannya dengan lokomosi yang cepat. Hewan ini kalaupun bergerak ialah dengan cara menjulurkan satu kaki tebal yang berotot di antara kedua kutub. Kelas Gastropoda, kelas besar moluska yang kedua meliputi semua keong dan kerabatnya yang tidak bercangkang yaitu siput telanjang. Kelas Cephalopoda berbagai jenis spesies gurita dan cumi-cumi dan juga nautilus beruang termasuk dalam kelas Cephalopoda. Kelas Scaphoda merupakan kelas kecil moluska laut yang menghabiskan kehidupan dewasanya terbenam di dalam pasir. Kelas polyplacophora, kinton adalah organisme lamban yang hidup secara tidak menyolok di pantai laut. Kelas Monoplacophora kelas ini disangka telah punah selama berjuta-juta tahun dan barulah didirikan lagi sejak Neopilina ditemukan pada tahun 1952 (Firmansyah, 2005).

Menurut Natadisastra (2005) Burungo (Telescopium telescopium) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Mollusca

Sub filum : Invertebrata Kelas : Gastropoda

Sub kelas : Prosobranchia Ordo : Mesogastropoda Famili : Telescodidae

Genus : Telescopium

Spesies : Telescopium telescopium

Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster berarti perut, podos berarti kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel (Aryulina, 2006).

Menurut Natadisastra (2005) Kalandue (Polymesoda sp.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Mollusca

Sub filum : Invertebrata Kelas : Pelecypoda

Sub kelas : Lamellibranchia Ordo : Heterodonta Famili : Heterodae

Genus : Polymesoda Spesies : Polymesoda sp.

Gambar 29. Kalandue (Polymesoda sp.)

Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia. Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot. Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara. Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas. Pelecypoda tidak memiliki kepala. Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus (Ferdinand, 2008).

Menurut Natadisastra (2005), Cumi-cumi (Loligo Sp.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Mollusca

Sub filum : Invertebrata Kelas : Cephalopoda

Sub kelas : Coleoidea Ordo : Teuthoidea Famili : Loliginidae

Genus : Loligo Spesies : Loligo sp.

Gambar 30. Cumi-cumi (Loligo sp).

Menurut Natadisastra (2005), Gurita (Octopus sp.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Mollusca

Sub filum : Invertebrata Kelas : Cephalopoda

Sub kelas : Coleoidea Ordo : Octopoda Famili : Octopodidae

Genus : Octopus Spesies : Octopus Sp.

Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta. Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya. Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya. Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya (Ferdinand, 2008).

Kelas Aplacophora adalah kelompok kecil Mollusca yang hidup di air dalam yang ditemukan di semua samudra dunia. Kelompok ini terdiri dari dua subkelas, yaitu Solenogastres dan Caudofoveata, di antara mereka mengandung 28 keluarga dan sekitar 320 spesies. Namun, hubungan kelompok ini dengan anggota kelas lain pada Mollusca jelas, dilihat dari sistem pencernaannnya yang memiliki radula. Aplacophora adalah hewan menggali seperti cacing, dengan sedikit kemiripan dengan kebanyakan molusca lainnya. Mereka tidak memiliki kerangka, meskipun kalsifikasi kecil spikula yang tertanam di kulit. Kebanyakan anggota kelas ini tidak memiliki kaki, meskipun beberapa spesies memiliki beberapa tonjolan kecil pada bagian bawah yang mungkin merupakan sisa kaki. Rongga mantel direduksi menjadi sederhana, kloaka yang merupakan anus dan organ ekskretoris kosong, terletak di ujung tubuh. Bagian dasar tubuhnya adalah kepala dan tidak memiliki mata atau tentakel. Beberapa spesies merupakan hermaprodit, namun sebagian besar memiliki dua jenis kelamin, dan berkembang biak dengan pembuahan eksternal. Selama masa pertumbuhan, rongga mantel larva meringkuk dan menutup, menciptakan seperti bentuk cacing dewasa. Kelas Scapophoda Scapophoda memiliki kaki yang berada di daerah mulut, bercangkang seperti kerucut dan tanduk dengan kedua ujung cangkang berlubang, serta memiliki mantel. Contoh anggota kelas ini adalah Dentalium vulgare (Aryulina, 2006).

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Avertebrata Air (Halaman 31-42)

Dokumen terkait