• Tidak ada hasil yang ditemukan

MORFOLOGI DAN TIPE-TIPE DEPOSIT BIJIH

Dalam dokumen Genesa Bahan Galian-complete2 (Halaman 58-63)

Deposit syngenetic adalah suatu deposit yang terbentuk bersamaan dengan batuan

tempatnya berada dan kadang deposit ini adalah bagian dari suatu urutan stratigrafi, seperti horison sedimenter yang kaya akan besi (iron-rich sedimentary horizon).

Sebaliknya deposit epigenetic adalah deposit yang terbentuk setelah batuan induknya

(host rock) terbentuk. Jika suatu tubuh bijih (ore body) penyebarannya terlihat lebih panjang dalam satu arah dibandingkan arah lainnya, maka arah penyebaran yang lebih panjang tersebut adalah strike tubuh bijih (gambar 1). Kemiringan tubuh bijih yang tegak lurus terhadap strike adalah dip dan dimensi terpanjangnya adalah axis-nya. Dalam bagian ini, pembahasan klasifikasi tubuh bijih didasarkan pada bentuknya yang

discordant atau concordant terhadap perlapisan batuan disekelilingnya.

7.1. TUBUH BIJIH DISCORDANT

7.2.1. Tubuh Berbentuk Regular (Regularly shaped bodies)

• Tubuh Bijih Tabular

Tubuh bijih tabular melebar dalam dua dimensi, tetapi restricted development pada dimensi ketiga. Termasuk dalam kelas ini adalah vein-vein (kadang disebut fissure-

veins) dan lode. Vein kadang berbentuk miring dan seperti pada patahan, bidang vein

dapat dibagi sebagai hanging wall dan foot wall (gambar 2).

Pembentukan vein dapat diilustrasikan dalam pembentukan struktur pinch-and-swell

pada vein. Pinch-and-swell adalah salah satu struktur vein yang terbentuk setelah adanya kekar (fracture) dalam batuan karena suatu gaya yang bekerja (gambar 2a). Selanjutnya perubahan posisi batuan menyebabkan terjadinya pembukaan celah (open

space = dilatant zones) yang merupakan suatu celah yang dapat dimasuki oleh suatu

mineral (gambar 2b). Material pengisi vein bisa terdiri dari satu mineral tetapi umumnya terdiri atas intergrowth mineral bijih dan mineral ganggue.

• Tubuh Bijih Tubular

Tubuh bijih tubular relatif pendek dalam dua dimensi, tapi memanjang pada dimensi ketiga. Jika tubuh ini berbentuk vertikal atau hampir vertikal maka disebut pipa atau

chimneys, tapi jika berbentuk horisontal atau hampir horisontal maka disebut mantos. Mineral pengisi yang paling umum adalah kuarsa dan pada beberapa mineralisasi ditemukan bismuth, molibdenum, tungsten, dan timah. Pipa memiliki beberapa tipe dan cara pembentukan (Mitcham, 1974), tetapi umumnya terbentuk oleh partial dissolution batuan induk. Baik pipa maupun mantos kadang memiliki cabang-cabang (branch) dan anostomes. Pada beberapa deposit tubular yang terbentuk oleh aliran sub-horisontal fluida pembawa mineral (mineralizing fluid), kadar bijih mineralisasi yang dihasilkan kadang bersifat diskontinu yang menghasilkan tubuh bijih berbentuk pod.

Gambar 5.1. Diagram yang menggambarkan istilah-istilah yang digunakan dalam deskripsi tubuh bijih (orebody).

Gambar 5.2. Pembentukan struktur pinch-and-swell dalam vein

7.2.2. Tubuh Berbentuk Irregular (Irregularly shaped bodies)

• Deposit Disseminated

Pada deposit disseminated, mineral bijih tersebar dalam tubuh batuan induk seperti

bentuk penyebaran mineral asesori dalam batuan beku. Disseminated mineral

ekonomik bisa meliputi (i) keseluruhan atau sebagian besar batuan induk dan sepanjang veinlet yang memotong batuan induk dalam bentuk network yang sangat rapat (stockwork) atau bisa juga (ii) berupa disseminated mineral ekonomik dalam

veinlet (stockwork). Stockwork umumnya terbentuk pada batuan beku intrusi yang

bersifat asam hingga intermedit, tetapi ada juga yang memotong kontak ke batuan samping, dan hanya sebagian kecil yang terbentuk di dalam batuan samping (country rock).

Deposit disseminated merupakan penghasil tembaga dan molibdenum terbesar di dunia disamping juga menghasilkan timah, emas, merkuri dan uranium. Depositnya hampir seluruhnya berbentuk cylindrical dan sisanya berbentuk caplike.

• Deposit Replasemen Irregular (Irregular Replacement Deposits)

Beberapa deposit bijih terbentuk oleh replasemen batuan yang telah ada pada temperatur rendah hingga menengah (<400oC), misalnya deposit magnetit dalam sedimen yang kaya akan karbonat (Morteani, 1989), tubuh bijih pyrophyllite dalam alterasi piroklastik (Stuckey, 1967) dan deposit siderit dalam batugamping (Pohl et al. 1986).

Proses replasemen lainnya terjadi dalam temperatur tinggi, pada daerah kontak dengan intrusi batuan beku berukuran menengah hingga besar. Deposit yang terbentuk disebut metamorfik kontak atau pirometasomatik; atau saat ini lebih populer dengan istilah skarn. Tubuh bijihnya dicirikan oleh pembentukan mineral calc-silicate

seperti diopside, wollastonite, andradite garnet dan aktinolit. Deposit ini berbentuk

extremely irregular; lidah (tongues) bijih dapat terbentuk disepanjang struktur planar – bedding, joint, faults, etc.- dan terdistribusi pada aureole kontak kadang apparently capricious. Material-material yang paling penting dari deposit skarn adalah besi, tembaga, tungsten, grafit, zinc, lead, molibdenit, timah, uranium, garnet, talk dan wollastonit.

7.2. TUBUH BIJIH CONCORDANT

7.2.1. Batuan Induk Sedimenter (Sedimentary host rock)

Tubuh bijih concordant (terhadap bidang perlapisan) dalam batuan sedimen sangat penting sebagai penghasil beberapa logam yang berbeda, terutama logam dasar dan besi. Depositnya merupakan bagian integral dari sekuen stratigrafi, seperti pada deposit Phanerozoic ironstones yang merupakan deposit bijih syngenetic yang terbentuk oleh proses sedimenter, atau sebagai epigenetic infillings pada pori-pori atau sebagai tubuh bijih replasemen. Biasanya tubuh bijihnya paralel dengan bidang perlapisan (stratiform).

Batuan sedimen sebagai batuan induk deposit bijih :

- Batugamping; Batugamping sering menjadi batuan induk deposit base metal

sulphide, dimana (i) jika dalam sekuen stratigrafi didominasi oleh batuan karbonat,

bijih kadang terbentuk dalam sejumlah lapisan. Bijih tersebut terbentuk pada jika permeabilitas batuan bertambah besar karena adanya dolomitisasi atau retakan dan (ii) jika batuan karbonat hanya merupakan bagian minor dalam sekuen stratigrafi, maka batugamping (karena solubilitas dan reaktifitasnya) merupakan horison yang sangat baik bagi mineralisasi.

- Batuan Argillaceous; Serpih, mudstone, argilit dan slate adalah batuan induk yang penting untuk tubuh bijih concordant dimana terkadang remarkably kontinu dan ekstensif. Bijih yang biasa dijumpai dalan batuan Argillaceous adalah tembaga, lead, zinc.

- Batuan Arenaceous; Beberapa bahan galian yang biasa dijumpai dalam batupasir sebagai batuan induk adalah logam dasar seperti bijih tembaga, lead dan perak, dan vanadium-uranium, serta mineral berat yang terakumulasi secara mekanik seperti magnetit, ilmenit, rutil dan zircon.

- Batuan Rudaceous; kerikil aluvial dan konglomerat juga merupakan batuan induk yang penting untuk deposit placer seperti deposit emas aluvial.

- Sedimen kimia; Besi sedimenter, mangan, evaporit dan fosfat adalah bahan galian yang terbentuk oleh proses sedimentasi kimia.

7.2.2. Batuan beku sebagai batuan induk (Igneous host rock)

• Batuan Induk Vulkanik

Ada dua tipe deposit yang paling sering ditemukan dalam batuan beku, yaitu vesicular filling deposit dan volcanic-associated massive sulphide deposit. Tipe deposit yang pertama tidak terlalu penting tetapi tipe kedua memiliki penyebaran yang sangat luas dan merupakan penghasil logam dasar yang penting serta terkadang pula menjadi penghasil emas dan perak.

Tipe pertama terbentuk dalam lubang vesikular yang permeabel pada bagian atas aliran lava basal dimana permeabilitasnya kemungkinan disebabkan oleh autobreksiasi. Contoh mineralisasi yang biasa dijumpai dalam bentuk tembaga murni dan salah satu depositnya ditemukan pada basal berumur Prakmbrium Akhir di Keweenaw Peninsula di sebelah utara Michigan.

Deposit sulfida masif yang berasosiasi dengan batuan vulkanik (volcanic-associated massive sulphide deposit) kadang bisa mengandung lebih dari 90% sulfida besi

terutama pirit atau pirhotit. Deposit ini umumnya adalah tubuh stratiform, lentikular atau berbentuk anyaman (sheet-like), terbentuk pada daerah interface antara batuan vulkanik dengan batuan vulkanik atau interface antara batuan vulkanik dengan batuan sedimen. Seiring dengan bertambahnya kandungan magnetit, maka kandungan bijih secara berangsur berubah menjadi bijih magnetit oksida masif dan/atau hematit, seperti terlihat pada Savage River di Tasmania, Fosdalen di Norwegia, dan Kiruna di Swedia (Solomon, 1976). Deposit ini dapat dibagi ke dalam tiga kelas deposit : (a) Zinc-lead-copper, (b) zinc-copper, dan (c) tembaga.

Batuan induk yang paling penting adalah riolit dimana bijih pembawa lead umumnya hanya berasosiasi dengan batuan ini. Kelas tembaga hampir selalu berasosiasi dengan batuan vulkanik mafik.

• Batuan Induk Plutonik

Beberapa intrusi batuan beku plutonik posses rhythmic layering dan hal ini terbentuk dengan baik pada intrusi basik. Biasanya layer-layer tersebut merupakan perulangan antara mineral basik dengan mineral felsik, tetapi kadang mineral-mineral yang memiliki nilai ekonomik, seperti kromit, magnetit dan ilmenit, bisa membentuk discrete mineable seams such layered complexes. Seam ini secara alami stratiform dan ukurannya bisa mencapai beberapa kilometer, seperti seam kromit di Bushveld Complex Afrika Selatan. Bentuk lain deposit ortomagmatik adalah tubuh bijih sulfida nikel-tembaga yang terbentuk oleh sinking immiscible sulphide liquid ke dasar dapur magma yang mengandung magma basik dan ultrabasik.

7.2.3. Batuan Induk Metamorfik

Bagian dari beberapa deposit yang terbentuk pada proses metamorfik, 7.2.4. Deposit Residual

Deposit ini terbentuk oleh pergerakan kembali material non-bijih dari protore. Sebagai contoh, pencucian silika dan alkali dari nefelin-senit may leave behind a surface capping of hydrous aluminium oxides (bauksit). Beberapa bauksit residual terbentuk pada permukaan saat ini, lainnya terkubur di bawah sedimen muda yang membentuk basal beds. Pelapukan batuan feldspatik (granit, arkose, dll.) dapat menghasilkan deposit kaolin yangmana, di granit Cornish Inggris, membentuk funnel atau trough- shaped bodies yang mencapai kedalaman sekitar 230 meter dari permukaan.

7.2.5. Pengayaan Supergen (Supergene Enrichment)

Proses pengayaan supergen sedikit banyak telah mempengaruhi hampir semua tubuh bijih. Setelah deposit terbentuk, uplift dan erosi menyebabkan deposit tersebut mencapai sirkulasi airtanah, yang mencuci dan melepaskan beberapa jenis logam dari tubuh bijih. Logam-logam tersebut kemudia mengalami redeposit ditempat lain dan banyak diantaranya menghasilkan deposit yang memiliki nilai ekonomis yang penting.

Dalam dokumen Genesa Bahan Galian-complete2 (Halaman 58-63)