HASIL PENELITIAN
2. Motivasi Belajar
Pengumpulan data penelitian pada variabel motivasi belajar
dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 38 item pernyataan
yang valid dengan alternatif jawaban SS, S, TS, dan STS. Jumlah skor
maksimal jika mahasiswa menjawab dengan skor 4 untuk seluruh item
pernyataan adalah 152 dan jumlah skor minimal apabila menjawab skor
1 untuk seluruh item pernyataan adalah 38. Dari hasil skoring jawaban
kuesioner motivasi belajar, skor tertinggi adalah 148 sedangkan skor
terendahnya adalah 116, dengan nilai meandidapatkan 124,18; median :
132,5; modus : 130 dan standar deviasi : 7,45.
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar pada mahasiswa semester IV DIII Akademi Kebidanan Yogyakarta
Rentang Skor Frekuensi Persentase 116-122 9 15% 123-129 10 16,67% 130-136 15 25% 137-142 22 36,67% 143-148 4 6,66% Jumlah 60 100%
Sumber : Data Primer Diolah tahun 2012
Data variabel motivasi belajar pada tabel di atas menunjukkan
commit to user
sebesar 36,67% dan nilai rentang skor terkecil yaitu pada rentang skor
143-148 sebesar 4 %.
C. Hubungan minat menjadi bidan dengan motivasi belajar
Analisis hubungan antara minat menjadi bidan dengan motivasi
belajar dilakukan dengan analisis korelasi pearsonproduct moment. Analisis data menggunakan perangkat komputer program SPSS 16.
Tabel 4.3Hasil Analisis Minat menjadi bidanMotivasi belajar
Minat menjadi bidan1rhitung.269*
p-value = .0038
Motivasi belajarrhitung.269* 1
. p-value = .003
Sumber : Data Primer Diolah tahun 2012
Berdasarkan hasil perhitungan analisis diatas, diperoleh harga
r=0,269.Kemudian dibandingkan dengan rtabeluntuk kesalahan 5% (0,05)
dengan derajatkebebasan (dk) = n-2 = 60-2 = 58, maka diperoleh rtabel= 0,254,
karena hargarhitunglebih besar dari rtabel(0,269.> 0,254) dan nilai signifikansi
atau p-value adalah 0,0038 < 0,05maka Hoditolak dan Ha diterima, artinya ada
hubungan antara minat menjadi bidan denganmotivasi belajar pada mahasiswa
Akademi kebidanan Yogyakarta, akan tetapi nilai rhitung sebesar 0,269apabila
diterapkan dalam tabel koefisien korelasi, maka nilai r berada pada interval
commit to user
Untuk menentukan besar kecilnya sumbangan efektif variabel minat
menjadi bidan terhadap variabel motivasi belajar dapat ditentukan dengan
rumus koefisien determinan berikut :
r2= (r2) x 100%
r2= (0,269)2 x 100%
r2= 7,236%
Dalam analisis koefisien korelasi ini juga didapatkan koefisien
determinasi (r2) sebesar 7,236 ini berarti hanya 7,236%minat menjadi bidan
commit to user BAB V PEMBAHASAN
A. Minat Menjadi Bidan
Hasil penelitian minat menjadi bidan berdasarkan perhitungan nilai
presentase dapat diketahui rentang skor terbanyak dari data minat menjadi bidan
adalah rentang skor 100-105 yaitu sebanyak 35 %, dan dengan mencermati
jawaban responden pada rentang skor 100-105, skor nilai setiapitem pernyataan
rata-rata dapat dijawab dengan baik oleh responden.
Hal ini didukung oleh Slameto (2003), bahwa minat merupakan suatu rasa
ketertarikan yang dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu dari yang lain dan hal ini
dapat pula di manifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Suatu
aktivitas akan dilakukan atau tidak, sangat tergantung sekali oleh minat
seseorang terhadap aktivitas tersebut, hal ini dapat dilihat bahwa minat
merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Seseorang yang
memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subyek tersebut, sebagai contoh seseorang yang
berminat terhadap pendidikan kebidanan maka perhatiannya akan selalu tertuju
pada keadaan-keadaan yang berhubungan dengan dunia kesehatan atau kebidanan,
sehingga untuk mewujudkan keinginannya tersebut maka pendidikan kebidanan
commit to user
B. Motivasi Belajar
Hasil penghitungan data pada variabel motivasi belajar paling banyak
padarentang skor 112-119 yaitu sebesar 33,04 %. Hal ini dapat disebabkan karena
adanyabeberapa indikator yang dapat menunjukkan motivasi belajar dalam diri
seseorang.Menurut Uno (2007), motivasi belajar terdiri dari beberapa indikator
yaituadanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam
belajar,adanyaharapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam
belajar, adanyakegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan
belajar yang kondusif yang tercakup dalam 38 item pernyataan.
Data tersebut menunjukkan bahwa responden rata-rata dapat menjawab
pernyataan dengan cukup baik dan dapat di katakana responden telah memiliki
motivasi belajaryang cukup baik untuk memulai suatu kegiatan khususnya
aktivitas belajar danmengikuti pembelajaran dengan penuh semangat. Hal ini
sesuai dengan Sukmadinata ( 2003 ) bahwa motivasi belajar merupakan dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku peserta didik untuk belajar.
Motivasi belajar adalah salah satu faktor instrinsik yang cenderung akan
lebihmemberikan hasil positif dalam proses belajar untuk meraih prestasi yang
terbaik.Keadaan ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Nursalam (2008)
yangmenyatakan bahwa motivasi belajar merupakan konstruksi psikologis yang
pentingdalam mempengaruhi tindakan belajar yang akan meningkatkan minat
peserta didikterhadap aktivitas tertentu termasuk belajar dan menjaga keajegan
terhadap aktivitastersebut sehingga mampu menggerakkan peserta didik dalam
commit to user
C. Hubungan Minat Menjadi Bidan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
Berdasarkan hasil analisis korelasi yang dilakukan, dapat diterangkan
bahwa terdapat hubungan antara minat menjadi bidan dengan motivasi belajar
mahasiswa Akademi kebidanan Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari nilai rhitung
sebesar 0,269 > rtabel sebesar 0,254 dengan nilai p sebesar 0,0038 lebih kecil dari
0,05. Hasil tersebut sesuai dengan teori Sandjaja (2008) bahwa suatu aktivitas
akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang, hal ini
dapat dilihat bahwa minat merupakan penggerak yang kuat untuk melakukan
suatu aktivitas. Ini berarti minat sangat berhubungan dengan nilai–nilai yang
membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya.
Minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian
yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.Beberapa ahli berpendapat bahwa minat dapat
dibentuk dengan jalan memberikan pengalaman yang berhubungan dengan subjek,
misalnya dalam kebidanan pengalaman tentang praktik klinik, memberikan
informasi-informasi mengenai subyek yang menjadi pilihannya,seperti dengan
memberikan informasi yang meliputi, apa itu bidan, peran dan fungsi bidan,
bagaimana prosedur untuk menjadi bidan, prasarat apa yang harus dimiliki, serta
kompetensi apa yang harus dicapai dalam pendidikan kebidanan. Proses belajar
akan berjalan lancar jika disertai dengan minat ( Slameto, 2003).
Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan
kegairahan belajar mahasiswa dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu
commit to user
juga dukungan dari berbagai pihak dan pemahaman yang lebih mendalam tentang
makna bidan itu sendiri bagi para mahasiswa ( Dimyati, 2002 ).
Minat menjadi bidan mempunyai peranan penting dalam proses belajar,
mahasiswa yang mempunyai minat menjadi bidan akan merasa senang dan
terpanggil untuk lebih giat belajar, dan karena faktor tersebut sangat berpengaruh
untuk mewujudkan suatu aktivitas seperti belajar, minat yang tingi akan semakin
menguatkan atau meneguhkan seseorang untuk melakukan atau berbuat dalam apa
yang di inginkan sehingga seorang mahasiswa dengan minat yang tinggi untuk
menjadi bidan akan jauh lebih bersemangat atau termotivasi untuk belajar, dan
sebaliknya seseorang yang tidak berminat tidak akan termotivasi, seperti pendapat
Sardiman ( 2007 ) bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai
minat yang tinggi yang mendorong untuk melakukan kegiatan belajar tersebut.
Sejalan dengan teori Djamarah (2008) yang mengemukakan bahwa peserta
didik yang tidak mempunyai minat terhadap pendidikan yang dipilihnya tidak
akan mempunyai motivasi belajar, dan apabila tidak mempunyai motivasi belajar
maka tidak akan mungkin akan melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan
pertanda bahwa sesuatu yang dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.
Selain minat ada beberapa faktor yang mendukung mahasiswa untuk
belajar demi tercapainya cita-cita menjadi bidan, yaitu didukung oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal muncul dari dalam diri mahasiswa itu
sendiri, baik secara fisik maupun secara psikis, misalnya dalam proses
pembelajaran ada suatu ketertarikan dan antusias dari mahasiswa untuk
commit to user
hal tersebut dapat lebih memudahkan mahasiswa dalam menerima materi yang
disampaikan, sedangkan faktor eksternal merupakan pendukung munculnya
motivasi belajar mahasiswa seperti lingkungan belajar yang konduksif.
Meskipun memiliki terdapat hubungan antara minat menjadi bidan dengan
motivasi belajar, hubungan ini memiliki tingkat keeratan yang rendah, selain itu
didapatkan nilai koefesien determinasi (r2) sebesar 7,23%, berarti hanya 7,23 %
motivasi belajar dipengaruhi oleh minat menjadi bidan.
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan
psikologis, misalnya persepsi, kesan, tanggapan intelegensia dan kecerdasan
spiritual.Kecerdasan spiritual memiliki peranan cukup besar terhadap tinggi
rendahnya motivasi belajar mahasiswa, selain faktor minat menjadi bidan, hal ini
sesuai dengan penelitian Sukmawati (2009) menyatakan bahwa kecerdasan
spiritual yang tinggi memberikan pengaruh yang sangat besar dalam membantu
meningkatkan motivasi peserta didik. Sehingga dengan adanya peningkatan
kecerdasan spiritual akan terjadi perubahan sikap dari motivasi belajar yang
rendah menjadi memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Selain itu menurut (Nursalam,2008) upaya pengajar dalam proses
pembelajaran mahasiswa merupakan salah satu stimulus yang sangat besar
pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik untuk belajar, misalnya saat
penyampaian materi dosen menggunakan media pembelajarn yan menarik dan
commit to user
Pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis data didapatkan kesimpulan
bahwa hubungan antara minat menjadi bidan dengan motivasi belajar pada
mahasiswa DIII Akademi kebidanan Yogyakarta masih tergolong rendah, oleh
karena itu diperlukan upaya meningkatkan atau membangkitkanminatmahasiswa
untuk menjadi bidan, upaya meningkatkan minat menjadi bidan dapat dilakukan
sejalan dengan proses pembelajaran mahasiswa, seperti dengan memberikan
pengalaman menjadi bidan, baik itu bidan di rumah sakit maupun bidan praktik
mandiri yang dapat diberikan pada praktik klinik kebidanan, dengan mahasiswa
mengikuti atau merasakan praktik menjadi bidan ini maka mahasiswa akan
tersadar bahwa tugas bidan memerlukan tanggung jawab yang besar yaitu bidan
harus memilki kompetensi untuk menjalankan tugasnya tersebut, dan untuk
mendapatkan kompetensi tersebut maka mahasiswa selama pendidikanya harus
belajar dengan sungguh-sungguh, jadi mahasiswa yang pada mulanyakurang
berminat masuk pendidikan kebidanan tetapi dengan adanya pengalaman dan
belajar kemudian dapat benar-benar tertarik untuk menjadi seorang bidan yang
profesional. Minat tidak timbul secara tiba-tiba tetapi minat terkait dengan
partisipasi, pengalaman, kebiasaan, seperti seorang bidan tidak tiba-tiba dilahirkan
menjadi bidan tetapi dengan pengalaman dan belajarnya kemudian timbul minat
menjadi bidan.Mahasiswa dengan minat yang tinggi terhadap pilihan pendidikan
maka akan timbul motivasi belajar yang tinggi pula dan sebaliknya minat yang
rendah akan menimbulkan ketidaktertarikan dalam belajar atau motivasi
commit to user
Pada penelitian ini, memiliki keterbatasanseperti , peneliti tidak dapat
menilai jawaban dari responden apakah jawaban yang di berikan responden
benar-benar sesuai dengan keadaan masing-masing responden. Beberapa responden
menjawab kuesioner dengan tidak sungguh-sungguh atau hanya mencontoh
commit to user BAB VI