• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Motivasi Belajar

1.Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan komponen penting dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai keberhasilan suatu proses belajar mengajar, siswa perlu memiliki motivasi belajar yang kuat. Namun demikian menurut Robert E Slavin, motivasi belajar itu sesuatu yang sulit diukur, karena terkait dengan beragam faktor, seperti kepribadian siswa, kemampuan melaksanakan tugas belajar, suasana belajar, rangsangan untuk belajar, dan perilaku guru.32

Mengingat pentingnya motivasi dalam keberhasilan pembelajaran, maka kajian tentang teori motivasi menjadi suatu yang sangat penting, agar motivasi dapat difahami dengan lebih komprehensif.

31

Syamsu Yusuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1993,Cet.Ke2, 41.

32

Robert E Slavin, Educational Psychology Theory And Practice, Fourth Edition, Boston: Allyn And Bacon, 1994, 347.

Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. “Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal.”33

Menurut G.R. Terry yang diterjemahkan oleh J Smith D.F.M,34 “Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai.”

Manusia mempunyai motivasi yang berbeda tergantung dari banyaknya faktor seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Menurut Mc. Donald dalam Oemar Hamalik, Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.35

Menurut para pakar psikologi (Baron dan Schunk) sebagaimana dikutip

Robert E Slavin, motivasi adalah sebuah proses internal yang menggerakkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku dalam setiap waktu. Sedangkan menurut Slavin, kata motivasi digunakan untuk menunjukkan sebuah arah atau tujuan, kebutuhan, atau keinginan melakukan sesuatu. Jadi motivasi

33

Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, 141.

34

G.R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen. Terjemahan J mith D. F. M, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 130.

35

adalah pengaruh dari kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan terhadap intensitas dan tujuan perilaku.36

Motivasi belajar merupakan salah satu factor yang turut menentukan efektivitas pembelajaran, Callahan dan clark yang di kutip mengemukakan bahwa: “Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan munculnya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan belajar dengan sungguhsungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi.”37

Dalam konteks belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya enggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki. Dikatakan “keseluruhan“, karena biasanya ada beberapa motif yang bersamasama menggerakkan peserta didik untuk belajar.

Motivasi belajar adalah faktor psikis non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Peserta didik yang memilki motivasi kuat , akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.38 Dengan ungkapan berbeda Wahjosumidjo mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses psikologis yang

36

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran..., 347.

37

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002, 112.

38

Sardiman A.M, .Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001, 73.

mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.39

Dari pengertian para pakar tersebut, dapat difahami bahwa motivasi adalah proses yang terjadi dalam diri seseorang, baik sebagai dorongan kebutuhan dari dalam (internal), maupun sebagai respon terhadap realitas, yang menggerakkan orang untuk bersikap dan berperilaku.

Motivasi adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan sesuatukecenderungan perilaku tertentu, yang dapat dipicu oleh rangsangan luar,atau yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri.40 Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar, Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.41

Menurut Clayton Alderfer dalam Nashar, Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Menurut Abraham Maslow dalam Nashar, Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga

39

Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001, Cet. kelima, 177.

40

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996, 60.

41

Nashar, Peranan Motivasi Dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Press, 2004, 39.

mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Kemudian menurut Clayton Alderfer dalam Nashar motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi. 42

Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya. Setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang secara sadar maupun tidak, berusaha untuk mewujudkannya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan merupakan awal timbulnya suatu perilaku, diperlukan adanya suatu dorongan (motivasi) yang mampu menggerakkan atau mengarahkan perilaku tersebut. Setiap manusia berbeda antara satu dengan lainnya, perbedaan itu selain pada kemampuannya dalam bekerja juga tergantung pada keinginannya untuk bekerja atau tergantung kepada keinginan, dorongan dan kebutuhannya untuk bekerja. Keinginan untuk bekerja dalam hal ini disebut motivasi.

Menurut Sardiman Motivasi adalah “motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau daningin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak

42

suka tersebut. Jadi motivasi itu dapat dirangkai oleh factor dari luar tetapi motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang.”43

Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila di dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar.

Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.

43

Motivasi yang tumbuh dalam diri seseorang, kita kenal sebagaimotivasi internal yang tumbuh karena adanya kebutuhan dan keinginan. Sedangkan motivasi yang tumbuh di luar diri seseorang disebut motivasi eksternal yang harus diciptakan dan diarahkan supaya dapat membantu tumbuhnya motivasi internal.

Menurut Hadari Nawawi membedakan motif menjadi dua yaitu motif intrinsik, yaitu dorongan yang terdapat didalam pekerjaan, yangdilakukan motif ekstrinsik, yakni dorongan yang berasal dari luarpekerjaan yang sedang dilakukan.44

Motivasi dapat diartikan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa hasil belajar pada umumya meningkat jika motivasi belajar bertambah baik motifnya dari intrinsik maupun ekstrinsik.

Uraian di atas menjelaskan bahwa perhatian merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Perhatian merupakan faktor terpenting dalam usaha belajar mengajar pada peserta didik. Peserta didik merupakan asset dan harapan umat dimasa depan. Oleh karena itu lembaga pendidikan Islam yang tidak memberikan pendidikan yang terbaik kepada peserta didiknya berarti telah menyia-nyiakan asset umat.45

44

Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Jakarta; Mahaputra Adidaya, 2003, 93.

45

Arief Furchan, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia (Anatomi Keberadaan Madrasah dan PTAI), Yogyakarta: Gama Media, 2004, 18.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qusby membagi pula kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu :

1. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan tidur.

2. Keutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah kemudian ia membagi kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu kebutuhan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa bebasebutuhan akan rasa sukses.46

Kebutuhan peserta didik perlu diperhatikan oleh setiap pendidik sehingga anak didik tumbuh dan berkembang mencapai kematangan psikis dan fisik. Pendidikan agama juga memperhatikan kebutuhan biologis dan psikologis ataupun kebutuhan primer dan sekunder seperti yang dijelaskan di atas, maka penekanannya adalah diyakini dan diamalkan oleh anak didik akan dapat mewarnai seluruh aspek kehidupannya yang Islami.

2. Jenis-Jenis Motivasi dalam Belajar

Motivasi dalam belajar adalah merupakan suatu proses, yang mana proses tersebut dapat:47

a. Membimbing anak didik kita ke arah pengalaman-pengalaman,dimana kegiatan belajar itu dapat berlangsung.

46

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2004, 104.

47

b. Memberikan kepada anak didik kita itu kekuatan, aktivitas dan kewaspadaan yang memadai.

c. Pada suatu saat mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu tujuan. Berdasarkan analisis teori-teori motivasi yang telah dipaparkan dimuka dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi internal yang mampu menimbulkan dorongan dalam diri manusia yang menggerakkan dan mengarahkan untuk melakukan suatu perilaku atau aktivitas tertentu guna mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan wujud tingkah laku nyata motivasi yang dimiliki setiap manusia.

Macam-macam motivasi dapat dilihat dari sudut pandang mana kita melihat. Beberapa ahli membagi motivasi dalam berbagai bentuk. Ahli-ahli tersebut antara lain :

a. Woodworth dan Marguis membagi motivasi menjadi :48

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum, makan, seksual, berbuat dan beristirahat.

2) Motif-motif darurat, yang termasu jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu.

3) Motif-motif obyektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

48

Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

b. Pembagian lain adalah membagi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.49

1) Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senangnya membaca, tidak usah ada yang menyutuh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh kongkrit, seorang siswa ingin melakukan belajar , karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai, atau keterampilan agar berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.

Perlu diketahui bahwa siswa memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli

49

dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin tujuannya bisa tercapai. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengalaman. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbul dan seremonial.

2). Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dati luar.50 Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besuk paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetap ingin mendapatkan nilai baik, atau agar mendapat hadiah. Kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung dengan esensi apa yang dilakuannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan

50

juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah proses membangkitkan minat-minat yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi. Untuk mencapai tujuan belajar yaitu didapatkannya kecakapan baru.

3.Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:51

a.Mendorong manusia untuk berbuat.

Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b.Menentukan arah perbuatan

Yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c.Menyeleksi perbuatan

Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.

51

Menurut Hamalik juga mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu;52 a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi

maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakkan perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang di inginkan.

c. Motivasi berfungsi penggerak. Motivasi ini berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan.

Jadi Fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

4.Peranan Motivasi Dalam Belajar

Ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:53 a. Membangkitkan minat belajar

Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari dan cara- cara mempelajarinya.

b. Mendorong rasa ingin tahu

52

Oemar Hamalik, Prosedur Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 161.

53

Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.

c. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik.

Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.

d. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar.

Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.

Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar diklasifikasikan sebagai berikut.54

1. Guru sebagai demonstrator.

Yang harus dimiliki guru sebagai demonstrator adalah: (a) menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan, (b) harus belajar terus-menerus sehingga kaya dengan berbagai ilmu pengetahuan, dan (c) mampu dan terampil dalam merumuskan standar kompetensi, memahami kurikulum, memberikan informasi kepada kelas, memotivasi siswa untuk belajar, dan

54

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung:Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2003, 9.

menguasai serta mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan mengajar.

2. Guru sebagai pengelola kelas.

Yang harus dimiliki guru sebagai pengelola kelas, yaitu: (a) dapat memelihara lingkungan fisik kelasnya, (b) membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari ke arah self directed behavior, dan (c) menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengurangi ketergantungannya pada guru, (d) mampu memimpin kegiatan belajar yang Minat dan Motivasi Belajar Siswa efektif serta efisien dengan hasil optimal,dan (e) mampu mempergunakan pengetahuan teori belajar-mengajar dan teori perkembangan.

3. Guru sebagai mediator dan fasilitator.

Yang harus dimiliki guru sebagai mediator dan fasilitator adalah: (a) memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan, (b) memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media dengan baik, (c) terampil mempergunakan pengetahuan berinteraksi dan berkomunikasi, dan (d) mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar.

4. Guru sebagai evaluator.

Yang harus dimiliki guru sebagai evaluator, adalah: (a) mampu dan terampil melaksanakan penilaian, (b) terus-menerus mengikuti hasil belajar yang

telah dicapai siswa dari waktu ke waktu, dan (c) dapat mengklasifikasikan kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya.

Syamsudin Makmun menyatakan bahwa motivasi pada diri seseorang dapat dilihat dari: 55

1. Durasi kegiatan, berapa lama mampu menggunakan waktunya umtuk belajar.

2. Frekuensi kegiatan, berapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode tertentu.

3. Persistensinya, ketepatan dan kelekatanya pada tujuan kegiatan.

4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuanya dalam menghadapi berbagai rintangan dan hambatan.

5. Pengabdian dan pengorbananya guna tercapainya tujuan.

6. Tingkatan aspirasinya, rencana , citacita, target yang hendak dicapai oleh kegiatan belajar yang dilaksanakan.

7. Tingkatan kualifikasi prestasi/ produk dari kegiatan belajar yang dilakukan

8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan positif atau negative.

5.Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:56

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

55

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja, 2001, 40.

56

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita- cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar instrinsik maupun ekstrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.

c. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa

Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit.

d. Kondisi Lingkungan Kelas

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi unsur- unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar.

e. Unsur-unsur Dinamis Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.

f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam

Dokumen terkait