PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
oleh :
TRI PUJIASTUTI NIM. M1. 11. 042
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan Untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
oleh :
TRI PUJIASTUTI
NIM. M1. 11. 042
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai pelengkap persyaratan untuk
gelar Magister Pendidikan Islam
Salatiga, 03 Juli 2015
Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. Dr. Winarno,S. Si, M.Pd.
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil
karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantum-
kan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau
ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau
ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 03 Juli 2015
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Judul Tesis: Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa, motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 yang diwakili oleh MIN Kecandran dan MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga dengan jumlah sampel sebanyak 65 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang diperoleh yaitu sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, dokumentasi, dan interview. Teknik analisis datanya dengan cara uji Asumsi, analisis deskriptif dan analisis statistik dengan regresi linier menggunakan bantuan SPSS (Statistic Program Social Sciences) Release 18,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa dan motivasi belajar di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga dalam kategori baik terlihat dari adanya hasil penilaian rating scale yang disebar masih banyak indikator yang menyatakan baik, prestasi belajar Matematika yang dilihat dengan nilai raport siswa dalam kategori baik, probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka Ho di tolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
PRAKATA
sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat serta para
pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan
tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak D r . H . Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana.
Bapak Asfa Widiyanto, M.A., Ph.D, selaku Asisten Direktur 1 dan Bapak
Dr. Winarno,S. Si, M.Pd. selaku Asisten Direktur 2.
3. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag., dan Bapak Dr. Winarno,S. Si, M.Pd, dan Bapak
Munajat, Ph.D., selaku dosen pembimbing tesis yang dengan sabar
serta tulus ikhlas memberikan waktu serta ilmunya dalam membimbing
penulis dan juga memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan tesis ini.
4. Staf pegawai program Pascasarjana IAIN Salatiga beserta para dosen yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal kuliah hingga selesainya
tesis ini.
5. Pimpinan serta Staf Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam penyelesaian tesis.
6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran dan Kepala MI Ma‟arif Mangunsari serta para guru dan karyawan yang telah memberikan kesempatan
7. Ayahanda, Ibunda, suamiku, dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan
dukungan baik berupa materiil maupun do‟a sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Sahabat terbaik penulis, teman Pascasarjana angkatan 2011/2012 IAIN
Salatiga yang selalu memberikan keceriaan dan dorongan kepada penulis.
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
Dengan memohon ridha dan mengucapkan syukur alhamdulillah,
karena hanya Allah swt jualah penulis memohonkan semoga amal baik
yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan dapat diterima disisiNya.
Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi masyarakat. Semoga Allah swt
selalu memberikan rahmat kepada kita semua. Amiin.
Salatiga, 03 Juli 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
A.Gambaran Umum MI Kota Salatiga ...72
1. MIN Kecandran ...72
2. MI Ma‟arif Mangunsari ...78
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument ...84
C. Penyajian Data Hasil Penelitian ...86
DAFTAR PUSTAKA ... 122
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1. Grafik Histogram ...91
4.2 Grafik Normal Plot ... 92
4.3. Grafik Scatterplot ...94
4.4. Grafik Histogram Kedisiplinan Siswa ...99
4.5. Grafik Histogram Motivasi Belajar ...103
DAFTAR LAMPIRAN
1. Petunjuk Rating Scale
2. Data Responden
3. Penilaian Rating Scale Kedisiplinan Siswa dan Motivasi Belajar
4. Prestasi Belajar Matematika Siswa
5. Hasil Uji Asumsi dan Uji Hipotesis dengan SPSS Versi 18,0
6. Nota Pembimbing
7. Lembar Konsultasi Pembimbing
8. Surat Ijin Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar dan
pembelajaran yang merupakan kegiatan inti dari proses pencapaian hasil
belajar. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran melibatkan unsur-unsur
yaitu, guru, siswa, sarana dan proses belajar dan pembelajaran itu sendiri.
Guru perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta
didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional,
dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan
perkembangan sosioemosional mempunyai konstribusi yang kuat terhadap
perkembangan intelektual atau perkembangan mental serta perkembangan
kognitif siswa.
Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang diinginkan. Akan tetapi sebaliknya, apabila materi
pelajaran disampaikan secara monoton mengakibatkan siswa tidak tertarik
untuk belajar dan kurang memiliki motivasi dalam belajar. Hal ini merupakan
suatu kendala untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar dan
pembelajaran, guru kurang optimal di dalam memanfaatkan maupun
memberdayakan media pembelajaran, kurang memperhatikan kondisi siswa
dengan berbagai latar belakang kompetensi dan intelegensi, karena dalam
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga
dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk
melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan.1 Rendahnya kedisiplinan
siswa Indonesia makin hari makin menjadi perhatian masyarakat, terutama
kalangan pendidik. Para ahli pendidikan tersebut sepakat mengatakan bahwa
proses pembelajaran tradisional yang sampai sekarang masih dominan di
sekolah-sekolah belum mampu menumbuhkan kebiasaan disiplin; satu
dimensi yang paling esensial dari dimensi belajar.
Faktor lemahnya strategi pelaksanaan pembelajaran menjadi sumber
rendahnya tingkat keberhasilan belajar siswa telah diakui banyak pihak.
Termasuk guru sebagai pelaksana pembelajaran. Akan tetapi, faktor
karakteristik siswa sebagai subyek yang belajar tidak kalah pentingnya di
dalam proses belajar dan pembelajaran yaitu motivasi belajar dan kedisiplinan.
Permasalahan yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah di kota salatiga
khususnya di MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari adalah
masih ada siswa yang menurun dalam motivasi belajar dan kedisiplinan siswa
untuk berprestasi akibat dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang
ditandai dengan berbagai sarana dan fasilitas hidup yang serba mudah dicapai
selain itu rendahnya prestasi siswa lebih disebabkan karena rendahnya
motivasi yang diakibatkan oleh meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang
menciptakan gaya hidup hedonisme. Belajar yang harus ditempuh dengan
1
kerja keras tidak lagi menjadi kesukaan siswa. Ada beberapa siswa yang tidak
menaati tata tertib, tidak mengerjakan tugas, belajar jika akan menghadapi tes
dan berpengaruh pada prestasi yang kurang dari hasil yang diharapkan.
Motivasi dan disiplin yang terdapat pada diri siswa menjadi faktor utama
untuk pencapaian prestasi belajar yang baik. Tetapi pada kenyataannya faktor
dari dalam diri saja tidak sepenuhnya menunjang dalam proses prestasi belajar
tanpa adanya dukungan dari guru sebagai pembimbing dalam proses belajar
mengajar. Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
dalam penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika di MI Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2014/2015.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis dapat
mengemukakan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kedisiplinan siswa, motivasi belajar dan prestasi belajar
Matematika siswa di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar
Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?
3. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika
di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?
4. Apakah ada pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran
C. Signifikansi Penelitian
1.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa, motivasi belajar dan prestasi belajar
Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
b. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar
Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar
Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
d. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015.
2.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Secara Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang
penyusunan teori atau konsep-konsep terutama untuk menerapkan disiplin
dan motivasi belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Secara Praktis
1. Bagi sekolah, sebagai masukan yang konstruktif bagi pengembangan
sehingga dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
2. Bagi guru sebagai informasi agar lebih dapat meningkatkan
pengawasan dan proses belajar mengajar.
3. Bagi Penulis, merupakan temuan awal untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang kedisiplinan siswa dan motivasi dalam
pembelajaran Matematika.
4. Bagi masyarakat umum, sebagai salah satu wawasan akan pentingnya
upaya mengolah dan membangkitkan disiplin dan motivasi belajar
siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang memuaskan.
D. Kajian Pustaka
Terkait dengan kedisiplinan siswa dan motivasi belajar siswa, terdapat
beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini bahwa
kedisiplinan di sekolah sudah ada dengan berbagai bentuk kegiatan dan
motivasi yang miliki siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar dalam
pelaksanaannya.
Penelitian M. Tohimin Apriyanto yang berjudul Kemampuan Berpikir Kritik Ditinjau Dari Disiplin Belajar dan Kompetensi Matematika Siswa,
berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa koefesien jalur antara disiplin
belajar terhadap kemampuan berpikir kritik ditinjau dari kompetensi
matematika sebesar 0.063, sedangkan koefesien determinasi jalur antara
kompetensi matematika sebesar 0.1738 atau 17.38%. Hal ini berarti bahwa
terdapat pengaruh antara disiplin belajar terhadap kemampuan berpikir kritik
ditinjau dari kompetensi matematika. Kemampuan matematika siswa
merupakan perwujudan dari proses keberhasilan pembelajaran matematika
yang dicerminkan dengan perubahan pola berpikir, sikap dan perubahan
tingkah laku yang di tunjukan oleh peserta didik. Perilaku belajar seseorang
yang sesuai dengan kebiasaan dan peraturan atau tata tertib yang dilakukan
dengan senang hati akan meningkatkan prestasi belajarnya, dalam hal ini
kemampuan matematikanya. dan seseorang yang mempunyai kompetensi
matematika yang tinggi maka akan memiliki kemampuan berpikir kritik yang
tinggi pula.2
Dalam penelitian Setyowati yang berjudul Pengaruh Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP 13 Semarang, hasil penelitiannya adalah motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 13
Semarang dalam kategori cukup. Hasil belajar yang dicapai siswa kurang
memuaskan terlihat dari adanya hasil analisis angket yang disebar masih
banyak indikator yang menyatakan hasil belajar cukup dan juga diperkuat dari
adanya daftar nilai-nilai yang masih ada nilai yang masih dibawah angka 7
untuk semua mata pelajaran. sebesar 29,766 dengan taraf signifikansi 0,000
yang berarti ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil
belajar pada siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Besarnya Motivasi belajar
2
yang mempengaruhi Hasil Belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang ini
sebesar 29, 766% sedangkan 71,344 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti oleh peneliti dikarenakan keterbatasan dana, waktu serta
kemampuan.3
Seperti halnya disebutkan oleh Tulus Tu‟u bahwa dengan disiplin yang
muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa disiplin
yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran secara positif displin memberi dukungan lingkungan
yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran, disiplin merupakan jalan
bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja karena
kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan
kesuksesan seseorang.4
Penelitian Keke T Aritonang yang berjudul Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Berdasarkan hasil survey siswa hanya
berminat pada tiga mata pelajaran saja. Hal ini sangat disayangkan karena
semua mata pelajaran di sekolah sangat diperlukan dalam penentuan naik atau
tidaknya siswa ke jenjang selanjutnya dan mencapai hasil belajar yang baik
sehingga berguna untuk masa depan mereka. Faktor yang paling utama yang
menentukan apakah siswa akan berminat dan termotivasi untuk belajar adalah
faktor dari guru sendiri. Karena guru sebagai fasilitator harus mampu memilih
dan mengolah metode, strategi dan motif mengajar yang dapat meningkatkan
3
Setyowati , Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP 13 Semarang, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2007.
4Tulus Tu‟u,
minat dan motivasi belajar para siswa dan guru terlibat langsung dalam proses
belajar-mengajar.5
Berdasarkan hasil penelitian yang dideskripsikan di atas, memang
cukup banyak tulisan ilmiah yang senada dengan tema kedisiplinan dan
motivasi belajar sehingga dapat saling melengkapi satu sama lain, akan tetapi
penulis belum menemukan kajian secara khusus yang meneliti tentang
pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
Matematika di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga khususnya MIN Kecandran
Salatiga, dan MI Ma‟arif Mangunsari. Dengan demikian, penelitian ini sangat
penting untuk diterapkan kepada siswa dengan proses dan cara penerapan
serta pembinaan yang berlanjut sehingga menjadikan siswa mempunyai
kedisiplinan dan motivasi yang baik untuk peningkatan hasil belajar.
E. Metode Penelitian
1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam tesis ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif karena yang didasarkan pada data yang ada pada
masa sekarang atau penyelidikan yang bertujuan pada pemecahan masalah
yang ada pada masa sekarang. Masalah yang akan penulis bahas adalah
5
masalah yang ada pada masa sekarang dengan menggunakan data yang ada
dan hasil data tersebut dinyatakan dalam bentuk angka (kuantitatif).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerial
(angka) yang diolah dengan metode statistik. Data berupa numerial (angka)
pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian angket. Pendekatan
kuantitatif pada dasarnya dilakukan untuk penelitian inferensial (pengujian
hipotesis) dan menyadarkan pada suatu probabilitas penolakan atau
penerimaan hipotesis.6
Survey pada umumnya dilakukan untuk mencari informasi yang jelas
secara empirik dan akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah dengan
deskripsi korelasional, karena semua variabel yang akan diamati
dideskripsikan selanjutnya dikorelasikan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
2.Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan mengambil lokasi di Madrasah Ibtidaiyah
kota Salatiga khususnya di MIN Kecandran Salatiga yang terletak di dusun
Gamol Kelurahan Kecandran Salatiga, dan MI Ma‟arif Mangunsari yang
terletak di Cabean Kelurahan Mangunsari. Alasan dipilihnya lokasi penelitian
tersebut karena MIN Kecandran merupakan madrasah Ibtidaiyah yang
berstatus Negeri satu-satunya di kota Salatiga dengan letak madrasah di
6
tengah desa dan guru yang mengajar di madrasah tersebut hampir semuanya
PNS sedangkan MI Ma‟arif Mangunsari adalah salah satu madrasah swasta
yang jumlah siswanya banyak dengan guru yang banyak berstatus swasta,
dengan letak madrasah yang berada di tengah kota akan tetapi motivasi
belajar siswa tinggi sehingga banyak mendapat prestasi dan dapat dijadikan
contoh bagi lembaga lainnya yang representatif untuk dijadikan penelitian.
3.Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan dari subyek
penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi.”7
Berdasarkan batasan tersebut maka yang menjadi populasi adalah adalah
semua siswa kelas VI MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari.
Kelas VI dipilih karena kelas atas pada umumnya kecenderungannya sudah
lebih stabil kedisiplinan siswa dan motivasi belajarnya.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling jenuh
yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota dijadikan sampel.8 Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa
kelas VI MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari. Siswa kelas
VI di MIN Kecandran Salatiga ada 28, dan kelas VI MI Ma‟arif Mangunsari
ada 37. Jadi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 siswa.
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 115.
8
4.Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dikelompokkan dalam dua
jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh atau yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber
datanya. Sumber data utama (primer) diperoleh langsung dari responden
melalui obeservasi berupa rating scale, diantaranya adalah kedisiplinan
siswa, motivasi belajar dan prestasi belajar Matematika. Adapun yang
melakukan observasi adalah guru kelas VI di MIN Kecandran Salatiga dan
MI Ma‟arif Mangunsari. Setiap orang akan mengobservasi seluruh siswa
kelas VI. Sedangkan sumber data tambahan (sekunder) yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari dokumen data umum seperti gambaran umum
MI Kota Salatiga dan data khusus seperti struktur organisasi serta program
pembelajaran Matematika.
5.Variabel Penelitian
Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam
penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu variabel pengaruh dan
variabel terpengaruh.
a. Variabel Pengaruh
Sebagai variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah kedisiplinan
siswa dan motivasi belajar siswa MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif
diambil dari nilai hasil isian observasi rating scale penelusuran kedisiplinan siswa dan motivasi belajar dan terhadap mata pelajaran
Matematika.
Adapun variabel pengaruh pertama yaitu kedisiplinan siswa
indikatornya adalah sebagai berikut:9
1. Patuh dan taat terhadap taat tertib belajar di sekolah
2. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas
3. Disiplin dalam menepati jadwal belajar
Motivasi belajar yang merupakan variabel kedua indikatornya
sebagai berikut:10
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya keinginan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
b. Variabel Terpengaruh
Sebagai variabel terpengaruh yang disebut variabel (Y) dalam
penelitian ini adalah prestasi belajar Matematika di Madrasah ibtidaiyah
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 yang memiliki indikator yaitu
dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil
9
Sofchah Sulistyowati, Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien, Pekalongan: Cinta Ilmu Pekalongan, 2001, 3.
10
evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.11
Prestasi belajar Matematika Madrasah ibtidaiyah Kota Salatiga
diambil dari nilai yang dicapai dari rata-rata nilai raport siswa MIN
Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari pada semester I Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Untuk mengetahui nilai prestasi belajar Matematika di Madrasah
ibtidaiyah Kota Salatiga dengan menggunakan kriteria dengan melihat
buku raport siswa sebagai berikut:
Simbol-simbol nilai angka dan huruf Predikat
Angka Huruf
pengumpulan data. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa metode, antara lain sebagai berikut:
a. Observasi
Metode observasi yang dilakukan adalah observasi tidak langsung,
dengan menggunakan alat observasi berupa rating scale. Observasi adalah
11
pengamatan yang bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah,
sehingga akan diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau
pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan ialah rating scale yaitu
pencatatan gejala menurut tingkatannya.12
Rating scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat. Observasi diminta
mencatat pada tingkat yang bagaimana, suatu gejala atau tingkah laku bisa
timbul. Adapun yang melakukan observasi adalah guru kelas VI di MIN
Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari. Setiap orang akan
mengobservasi seluruh siswa kelas VI. Setelah itu guru mengisi lembar
rating scale yang ia pegang, sehingga berdasarkan kompromi antara kedua
guru dan peneliti yang melakukan observasi diperoleh skor yang sama
untuk subyek penelitian.
Peneliti akan menggunakan skala penilaian yang memiliki alternatif
jawaban baik (a), cukup (b) dan kurang (c). Pemberian skor bertingkat
antara 1-3, yaitu baik (3), cukup (2), dan kurang (1).
b. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan
mengenai data pribadi responden.13 Metode ini digunakan untuk
memperoleh data prestasi belajar yang terdapat di MIN Kecandran
12
Rahayu, I. T. & Ardani, T. A, Observasi dan Wawancara, Malang: Bayumedia, 2004, 20.
13
Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari berupa jumlah siswa, jumlah guru,
keadaan siswa, keadaan gedung atau fasilitas lainnya, dan nilai raport
Matematika siswa.
c. Interview
Wawancara (Interview) merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan tujuan penyelidikan.14 Metode ini penulis gunakan untuk
memperoleh data secara umum dari madrasah tentang kedisiplinan siswa
dan motivasi belajar Matematika. Melalui kepala madrasah, dan guru MIN
Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari.
7. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang
diajukan, sehingga masih harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu
penelitian.15
Hipotesis bukanlah suatu kesimpulan akhir, tetapi kebenarannya
masih harus dibuktikan melalui penelitian. Hipotesis yang penulis ajukan
adalah: “Ada pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar Matematika di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2014/2015”.
14
Sutrisno Hadi, Metode Research II, Yogyakarta: Andi Offset, 2000, 136.
15
8.Analisis Data
Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka-angka yang
pembahasannya melalui penghitungan statistik. Hasil penghitungan dari skor
atau nilai tersebut kemudian dalam analisis statistik yang dilakukan dengan
bantuan program SPSS (Statistic Product Services Solutions) Release 18,0. Hasil penghitungan dari skor atau nilai tersebut kemudian dalam analisis
statistik yang dilakukan dengan bantuan program SPSS untuk membuktikan
hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel penelitian, dengan
melakukan uji data sebagai berikut:
a. Rating Scale
Untuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 2
instrumen, yaitu pertama instrument rating scale kedisiplinan siswa, dan
kedua instrument rating scale yaitu motivasi belajar.
Instrumen rating scale tersebut akan dilakukan beberapa uji instrumen
untuk mengetahui layak atau tidak angket tersebut digunakan, dan pada
akhirnya akan menentukan layak atau tidaknya data yang diperoleh dari
angket tersebut untuk diolah datanya dan digunakan dalam penelitian ini.
untuk membuktikan pengaruh antara variabel-variabel penelitian, dengan
melakukan uji data sebagai berikut:
1) Uji Validitas
Uji validitas ini dimaksudkan untuk menguji seberapa baik instrument
penelitian mengukur konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas
langsung dengan rating scale. Item pertanyaan dianggap valid jika nilai dari r hitung > r tabel.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini merupakan bentuk uji kualitas data yang
menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari instrument untuk mengukur
konstruk (variabel). Nilai batas yang diperkenalkan untuk menilai atau
menguji apakah setiap variabel dapat dipercaya, handal dan akurat
dipergunakan formula Koefisien Alpha dari Cronbach. Variabel dapat dinyatakan reliabel apabila Koefisien Alpha Cronbach ≥0,6 artinya tingkat
reliabilitas sebesar 0,6 merupakan indikasi reliabelnya sebuah konstruk.
b. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis, maka
terlebih dahulu perlu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data-data
yang telah diperoleh, yaitu data kedisiplinan siswa, data motivasi belajar,
dan data prestasi belajar Matematika. Uji prasyarat ini berfungsi untuk
memeriksa keabsahan data, apakah data yang diperoleh layak atau dapat
digunakan untuk uji hipotesis dengan analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan software SPSS. Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan dua metode:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh kediplinan
belajar dan prestasi belajar Matematika terhadap prestasi belajar di
Uji persyaratan analisis regresi yang akan digunakan meliputi uji normalitas,
multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas yang secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa Uji t dan Uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk ukuran sampel kecil. Ada dua cara
yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan atau uji
statistik.16
Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan analisis
grafik, yaitu untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya.
16
b) Uji Multikolinearitas
Uji persyaratan selanjutnya adalah uji kolinearitas, untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi diantara sesama variabel bebas.
Model regresi dalam penelitian ini dapat memenuhi syarat apabila
tidak terjadi multikolinieritas atau adanya korelasi di antara variabel
bebas.17 Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat pada
nilai Variance Inflation Factor (VIF). Ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya.
Dalam pengertian sederhana, setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen
lainnya. Nilai cut-off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai VIF>10. Apabila nilai VIF dari variabel
independen>10, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
tersebut terdapat gejala multikolinieritas antar variabel.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
17
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya).
2. Analisis Statistik
Analisis statistik digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar Matematika di MI Kota Salatiga. Pada tahap ini dilakukan
perhitungan melalui prosentase dan analisa tiap-tiap item. Untuk
menganalisis ini penulis menggunakan rumus:
F
P = X 100 % N
Keterangan : P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel.18
Sebagai analisis lanjutan adalah mengunakan uji hipotesis untuk
mencari ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y.
Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh
maka peneliti menggunakaan bantuan program statistik berbasis
komputer yaitu SPSS (Statistic Program Social Sciences).
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi
18
belajar matematika di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga tahun
pelajaran 2014/2015. Adapun langkah-langkah analisis regresi linier
berganda adalah sebagai berikut:
a) Menentukan persamaan regresi linear berganda
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana: Y = Prestasi belajar Matematika
b1 b2 = Koefisien regresi sebagai penaksir parameter
X1 = Kedisiplinan siswa
X2 = Motivasi belajar
b)Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) baik secara parsial maupun secara
bersama-sama, dilakukan dengan uji statistik t (t-test) dan uji F (F-test).
c)Uji t statistik
Uji keberartian koefisien (bi) dilakukan dengan statistik t. Hal ini digunakan untuk
menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya.
Adapun hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ho : bi = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen X terhadap variabel dependen (Y).
Ho : bi 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen X
terhadap variabel dependen (Y).
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Ho ditolak apabila thitung > t tabel.
d)Uji F statistik
Uji ini digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari
seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Adapun hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ho : b1, b2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama dari variabel independen (X1 dan X2) terhadap
variabel dependen (Y). Ho : b1, b2 0 artinya terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama dari variabel independen (X1 dan X2)
terhadap variabel dependen (Y).
F. Sistematika Penulisan
Tesis ini disusun dalam lima bab yang saling berkaitan antara bab satu
dengan bab lainnya, secara sistematika antara lain:
Bab pertama merupakan pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua merupakan landasan teori. Pada bab ini lebih banyak
memberikan tekanan pada kajian atau landasan teoretis dalam menunjang
permasalahan yang berisikan kedisiplinan siswa, motivasi belajar dan
prestasi belajar Matematika.
Bab ketiga berisi tentang hasil penelitian. Pada bab ini akan
dikemukakan tentang bentuk gambaran umum MI Kota Salatiga yang terdiri
dari MIN Kecandran Salatiga, dan MI Ma‟arif Mangunsari, Rating Scale
Bab keempat merupakan analisis data. Pada bab ini berisi pemaparan
data beserta analisis data hasil penelitian tentang pengaruh kedisiplinan siswa
dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga.
Bab kelima merupakan penutup. Bab ini adalah bab terakhir yang akan
menegaskan kesimpulan yang menjadi jawaban permasalahan penelitian,
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi imbuan
Ke-an. Disiplin secara etimologi bahasa berasal dari kata disciple (disipline)
yang mempuyai makna mengajari atau mengikuti pemimipin yang
dihormati.19
Menurut Prijadaminto “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh
ilmu”. 20
Sedangkan Kadir mendefinisikan disiplin adalah kepatuhan terhadap
peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin
yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar
berprilaku tertib dan efisien.21 Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.22
Disiplin berarti adanya kesediaan untuk memahami peraturan-peraturan
atau larangan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan adalah kesadaran dan
19
Kenneth W. Requene, Strategi Jitu Membangun Disiplin Anak, Jakarta: Pustaka Raya, 2005, 122.
20
Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT. Pratnya Pramito, 2004, 5-6.
21
Kadir, Penuntun Belajar PPKN, Bandung: Pen Ganeca Exact, 1994, 80.
22
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku.23Jadi disiplin adalah kesediaan untuk taat terhadap
peraturan atau tata tertib yang telah diberlakukan dengan kesadaran tanpa
adanya paksaan. Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah suatu tata
tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pridadi dan
kelompok.24 Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai
tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi
oleh paktor yang paling pokok yaitu kedispilan, disamping faktor lingkungan,
baik keluarga, sekolah, kedisiplinan serta bakat siswa itu sendiri.
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab
merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam
penelitian ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan
belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. Untuk lebih memahami tentang
disiplin belajar terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian disiplin
menurut beberapa ahli.
Menurut Arikunto di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah
yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan.
Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan
istilah siasat dan ketertiban. 25
23
Abdurrahman Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manuisa, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 126.
24
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 2002, 12.
25
Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti
peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya
karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau
siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena
didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah sebabnya biasanya
ketertiban itu terjadi dahulu, kemudian berkembang menjadi siasat.
2. Fungsi Disiplin
Fungsi disiplin antara lain adalah:26
a. Menata kehidupan bersama
Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai
orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku,
sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama
menjadi baik dan lancar.
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi
dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena
itu,dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti , mematuhi aturan
yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya
serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
26
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui
latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh
perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena adanya penaksaan dan tekanan dari luar, misalnya
ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang
berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah
tersebut.
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan
agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah
sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan
pembelajaran.
3. Jenis-Jenis Disiplin Belajar
Disiplin belajar memiliki 2 jenis yaitu:27
a.Disiplin Sikap Belajar
Disiplin sikap belajar adalah suatu peraturan dengan kesadaran sendiri
untuk tercapai suatu tujuan peraturan itu dengan perubahan sikap atau
27
tingkah lakunya. Sedangkan menjalankan peraturan atas pengaruh pihak
luar dengan kepatuhan dan ketaatan maka hal ini disebut berdisiplin. Jadi
sikap yang baik akan mempengaruhi proses disiplin belajar seseorang.
b. Disiplin tanggung jawab belajar
Seseorang atau siswa hendaknya mempunyai sikap disiplin tanggung
jawab dalam belajar. Seseorang yang bertanggung jawab sebagai pelajar
dia akan mengetahui posisinya sebagai seorang pelajar dengan penuh
tanggung jawab saat menerima tugas dari seorang gurunya.
Menurut Cece Wijaya bahwa disiplin tanggung jawab adalah sesuatu
yang terletak didalam hati dan jiwa manusia yang mendorong bagi orang
yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu sebagai mana yang
ditetapkan peraturan oleh pihak yang bersangkutan. Sedangkan Sofchah
Sulistyowati menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar dengan baik
ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai
berikut:28
1. Disiplin dalam menepati jadwal belajar.
2. Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda
waktu belajar.
3. Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan
semangat belajar baik di sekolah seperti menaati tata tertib, maupun
disiplin di rumah seperti teratur dalam belajar.
28
4. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan
cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
Menurut Arikunto macam-macam disiplin ditunjukkan dengan tiga
perilaku yaitu perilaku kedisiplinan di dalam kelas, perilaku kedisiplinan di
luar kelas di lingkungan sekolah, dan perilaku kedisiplinan di rumah. 29
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Dalam hal sikap kedisiplinan belajar ada beberapa faktor yang datang
dari dalam diri siswa mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
keberhasilan belajar. Hal ini dapat dikatakan logis dan wajar sebab hakikat
disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan serta perubahan tingkah laku yang
diminati siswa. Hal itu juga masih bergantung pada faktor yang datang dari
luar diri siswa yang terdiri dari:
a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan kelompok.
b. Faktor budaya
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
iklim.
d. Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.30
Sedangkan faktor dari dalam, menurut syamsu yusuf melihat dari segi
individu maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi meliputi aspek fisik
29
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990, 137.
30
dan psikis. Yang termasuk faktor fisik ini diantaranya adalah nutrisi (gizi
makanan), sedangkan yang termasuk aspek psikis mengatakan terdiri dari
intelegensia (kecerdasan), bakat, kemampuan khusus, sikap, minat, motif,
dan suasana emosinya.31
Oleh karena itu bahwa kelengkapan dan kesiapan fungsi fisik dan
psikis merupakan persyaratan bagi tercapainya keberhasilan belajar. Apabila
dalam fungsi-fungsi mengalami gangguan dan kekurangan, maka
kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan besar dalam belajar.
B.Motivasi Belajar
1.Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan komponen penting dalam proses belajar
mengajar. Untuk mencapai keberhasilan suatu proses belajar mengajar, siswa
perlu memiliki motivasi belajar yang kuat. Namun demikian menurut Robert
E Slavin, motivasi belajar itu sesuatu yang sulit diukur, karena terkait dengan
beragam faktor, seperti kepribadian siswa, kemampuan melaksanakan tugas
belajar, suasana belajar, rangsangan untuk belajar, dan perilaku guru.32
Mengingat pentingnya motivasi dalam keberhasilan pembelajaran,
maka kajian tentang teori motivasi menjadi suatu yang sangat penting, agar
motivasi dapat difahami dengan lebih komprehensif.
31
Syamsu Yusuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1993,Cet.Ke2, 41.
32
Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau
menggerakkan. “Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas
manusia karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias untuk mencapai hasil yang optimal.”33
Menurut G.R. Terry yang diterjemahkan oleh J Smith D.F.M,34 “Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin
dicapai.”
Manusia mempunyai motivasi yang berbeda tergantung dari banyaknya
faktor seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Menurut Mc. Donald
dalam Oemar Hamalik, Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.35
Menurut para pakar psikologi (Baron dan Schunk) sebagaimana dikutip
Robert E Slavin, motivasi adalah sebuah proses internal yang menggerakkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku dalam setiap waktu. Sedangkan
menurut Slavin, kata motivasi digunakan untuk menunjukkan sebuah arah atau tujuan, kebutuhan, atau keinginan melakukan sesuatu. Jadi motivasi
33
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, 141.
34
G.R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen. Terjemahan J mith D. F. M, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 130.
35
adalah pengaruh dari kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan terhadap
intensitas dan tujuan perilaku.36
Motivasi belajar merupakan salah satu factor yang turut menentukan
efektivitas pembelajaran, Callahan dan clark yang di kutip mengemukakan
bahwa: “Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan munculnya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Peserta
didik akan belajar dengan sungguhsungguh apabila memiliki motivasi yang
tinggi.”37
Dalam konteks belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya enggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki.
Dikatakan “keseluruhan“, karena biasanya ada beberapa motif yang
bersamasama menggerakkan peserta didik untuk belajar.
Motivasi belajar adalah faktor psikis non intelektual. Peranannya yang
khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat
untuk belajar. Peserta didik yang memilki motivasi kuat , akan memiliki
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.38 Dengan ungkapan berbeda
Wahjosumidjo mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses psikologis yang
36
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran..., 347.
37
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002, 112.
38
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan
yang terjadi pada diri seseorang.39
Dari pengertian para pakar tersebut, dapat difahami bahwa motivasi
adalah proses yang terjadi dalam diri seseorang, baik sebagai dorongan
kebutuhan dari dalam (internal), maupun sebagai respon terhadap realitas,
yang menggerakkan orang untuk bersikap dan berperilaku.
Motivasi adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan
sesuatukecenderungan perilaku tertentu, yang dapat dipicu oleh rangsangan
luar,atau yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri.40 Pada dasarnya motivasi
adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan
menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar, Motivasi belajar adalah suatu
perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.41
Menurut Clayton Alderfer dalam Nashar, Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh
hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Menurut
Abraham Maslow dalam Nashar, Motivasi belajar juga merupakan
kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga
39
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001, Cet. kelima, 177.
40
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996, 60.
41
mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Kemudian menurut
Clayton Alderfer dalam Nashar motivasi belajar adalah suatu dorongan
internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk
bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku
pada diri siswa diharapkan terjadi. 42
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa
untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada
gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh
konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya. Setiap manusia
memiliki kebutuhan-kebutuhan yang secara sadar maupun tidak, berusaha
untuk mewujudkannya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan merupakan
awal timbulnya suatu perilaku, diperlukan adanya suatu dorongan (motivasi)
yang mampu menggerakkan atau mengarahkan perilaku tersebut. Setiap
manusia berbeda antara satu dengan lainnya, perbedaan itu selain pada
kemampuannya dalam bekerja juga tergantung pada keinginannya untuk
bekerja atau tergantung kepada keinginan, dorongan dan kebutuhannya untuk
bekerja. Keinginan untuk bekerja dalam hal ini disebut motivasi.
Menurut Sardiman Motivasi adalah “motivasi dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang itu mau daningin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak
42
suka tersebut. Jadi motivasi itu dapat dirangkai oleh factor dari luar tetapi
motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang.”43
Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila di dalam dirinya
sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan
dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka
kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau
dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan
terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan
sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini
sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif
sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung
resiko dalam belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya
dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya
pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi.
Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan
rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun
mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi
yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam
mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat
melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.
43
Motivasi yang tumbuh dalam diri seseorang, kita kenal sebagaimotivasi
internal yang tumbuh karena adanya kebutuhan dan keinginan. Sedangkan
motivasi yang tumbuh di luar diri seseorang disebut motivasi eksternal yang
harus diciptakan dan diarahkan supaya dapat membantu tumbuhnya motivasi
internal.
Menurut Hadari Nawawi membedakan motif menjadi dua yaitu motif
intrinsik, yaitu dorongan yang terdapat didalam pekerjaan, yangdilakukan
motif ekstrinsik, yakni dorongan yang berasal dari luarpekerjaan yang sedang
dilakukan.44
Motivasi dapat diartikan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk belajar. Dalam suatu penelitian ditemukan
bahwa hasil belajar pada umumya meningkat jika motivasi belajar bertambah
baik motifnya dari intrinsik maupun ekstrinsik.
Uraian di atas menjelaskan bahwa perhatian merupakan salah satu faktor
psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi antara pendidik dan
peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Perhatian merupakan faktor
terpenting dalam usaha belajar mengajar pada peserta didik. Peserta didik
merupakan asset dan harapan umat dimasa depan. Oleh karena itu lembaga
pendidikan Islam yang tidak memberikan pendidikan yang terbaik kepada
peserta didiknya berarti telah menyia-nyiakan asset umat.45
44
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Jakarta; Mahaputra Adidaya, 2003, 93.
45
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam
membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qusby membagi pula
kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu :
1. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan
tidur.
2. Keutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah kemudian ia membagi
kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu kebutuhan kasih sayang,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa
bebasebutuhan akan rasa sukses.46
Kebutuhan peserta didik perlu diperhatikan oleh setiap pendidik sehingga
anak didik tumbuh dan berkembang mencapai kematangan psikis dan fisik.
Pendidikan agama juga memperhatikan kebutuhan biologis dan psikologis
ataupun kebutuhan primer dan sekunder seperti yang dijelaskan di atas, maka
penekanannya adalah diyakini dan diamalkan oleh anak didik akan dapat
mewarnai seluruh aspek kehidupannya yang Islami.
2. Jenis-Jenis Motivasi dalam Belajar
Motivasi dalam belajar adalah merupakan suatu proses, yang mana
proses tersebut dapat:47
a. Membimbing anak didik kita ke arah pengalaman-pengalaman,dimana
kegiatan belajar itu dapat berlangsung.
46
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2004, 104.
47
b. Memberikan kepada anak didik kita itu kekuatan, aktivitas dan
kewaspadaan yang memadai.
c. Pada suatu saat mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu tujuan.
Berdasarkan analisis teori-teori motivasi yang telah dipaparkan dimuka
dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu
kondisi internal yang mampu menimbulkan dorongan dalam diri manusia yang
menggerakkan dan mengarahkan untuk melakukan suatu perilaku atau aktivitas
tertentu guna mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan.
Pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan wujud tingkah laku nyata motivasi
yang dimiliki setiap manusia.
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari sudut pandang mana kita
melihat. Beberapa ahli membagi motivasi dalam berbagai bentuk. Ahli-ahli
tersebut antara lain :
a. Woodworth dan Marguis membagi motivasi menjadi :48
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum, makan,
seksual, berbuat dan beristirahat.
2) Motif-motif darurat, yang termasu jenis motif ini antara lain: dorongan
untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha,
untuk memburu.
3) Motif-motif obyektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
48
Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia
luar secara efektif.
b. Pembagian lain adalah membagi motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.49
1) Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh seseorang yang senangnya membaca, tidak usah ada yang
menyutuh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk
dibacanya. Kemudian dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya
(misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi
intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam
perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh kongkrit, seorang siswa ingin
melakukan belajar , karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai,
atau keterampilan agar berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak
karena tujuan yang lain-lain. Motivasi instrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkait dengan aktivitas belajarnya.
Perlu diketahui bahwa siswa memiliki motivasi instrinsik akan
memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli
49
dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan
yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin tujuannya
bisa tercapai. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu
kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang
terdidik dan berpengalaman. Jadi memang motivasi itu muncul dari
kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbul
dan seremonial.
2). Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dati luar.50 Sebagai contoh seseorang itu
belajar, karena tahu besuk paginya akan ujian dengan harapan mendapat
nilai baik, sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan
karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetap ingin mendapatkan nilai
baik, atau agar mendapat hadiah. Kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya, tidak secara langsung dengan esensi apa yang
dilakuannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak
baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting.
Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan
50
juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar
ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik.
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi
belajar adalah proses membangkitkan minat-minat yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi. Untuk mencapai tujuan belajar yaitu
didapatkannya kecakapan baru.
3.Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Sardiman fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai
berikut:51
a.Mendorong manusia untuk berbuat.
Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.Menentukan arah perbuatan
Yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c.Menyeleksi perbuatan
Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat
dengan tujuan tersebut.
51
Menurut Hamalik juga mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu;52
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi
maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakkan perbuatan ke
arah pencapaian tujuan yang di inginkan.
c. Motivasi berfungsi penggerak. Motivasi ini berfungsi sebagai mesin,
besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan atau perbuatan.
Jadi Fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
4.Peranan Motivasi Dalam Belajar
Ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:53
a. Membangkitkan minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu
tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat
bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan
kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari dan
cara-cara mempelajarinya.
b. Mendorong rasa ingin tahu
52
Oemar Hamalik, Prosedur Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 161.
53