• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

oleh :

TRI PUJIASTUTI NIM. M1. 11. 042

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan Untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN MOTIVASI

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA DI MI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

oleh :

TRI PUJIASTUTI

NIM. M1. 11. 042

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai pelengkap persyaratan untuk

gelar Magister Pendidikan Islam

Salatiga, 03 Juli 2015

Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. Dr. Winarno,S. Si, M.Pd.

(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil

karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantum-

kan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau

ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau

ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, 03 Juli 2015

Yang membuat pernyataan

(5)

ABSTRAK

Judul Tesis: Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa, motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 yang diwakili oleh MIN Kecandran dan MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga dengan jumlah sampel sebanyak 65 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang diperoleh yaitu sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, dokumentasi, dan interview. Teknik analisis datanya dengan cara uji Asumsi, analisis deskriptif dan analisis statistik dengan regresi linier menggunakan bantuan SPSS (Statistic Program Social Sciences) Release 18,0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa dan motivasi belajar di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga dalam kategori baik terlihat dari adanya hasil penilaian rating scale yang disebar masih banyak indikator yang menyatakan baik, prestasi belajar Matematika yang dilihat dengan nilai raport siswa dalam kategori baik, probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka Ho di tolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.

(6)

PRAKATA

sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat serta para

pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta

dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan

tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak D r . H . Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana.

Bapak Asfa Widiyanto, M.A., Ph.D, selaku Asisten Direktur 1 dan Bapak

Dr. Winarno,S. Si, M.Pd. selaku Asisten Direktur 2.

3. Bapak Dr. H. M. Zulfa, M.Ag., dan Bapak Dr. Winarno,S. Si, M.Pd, dan Bapak

Munajat, Ph.D., selaku dosen pembimbing tesis yang dengan sabar

serta tulus ikhlas memberikan waktu serta ilmunya dalam membimbing

penulis dan juga memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan tesis ini.

4. Staf pegawai program Pascasarjana IAIN Salatiga beserta para dosen yang

telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal kuliah hingga selesainya

tesis ini.

5. Pimpinan serta Staf Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah membantu

penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam penyelesaian tesis.

6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran dan Kepala MI Ma‟arif Mangunsari serta para guru dan karyawan yang telah memberikan kesempatan

(7)

7. Ayahanda, Ibunda, suamiku, dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik berupa materiil maupun do‟a sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

8. Sahabat terbaik penulis, teman Pascasarjana angkatan 2011/2012 IAIN

Salatiga yang selalu memberikan keceriaan dan dorongan kepada penulis.

9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu

Dengan memohon ridha dan mengucapkan syukur alhamdulillah,

karena hanya Allah swt jualah penulis memohonkan semoga amal baik

yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan dapat diterima disisiNya.

Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi masyarakat. Semoga Allah swt

selalu memberikan rahmat kepada kita semua. Amiin.

Salatiga, 03 Juli 2015

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

A.Gambaran Umum MI Kota Salatiga ...72

1. MIN Kecandran ...72

2. MI Ma‟arif Mangunsari ...78

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument ...84

C. Penyajian Data Hasil Penelitian ...86

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Grafik Histogram ...91

4.2 Grafik Normal Plot ... 92

4.3. Grafik Scatterplot ...94

4.4. Grafik Histogram Kedisiplinan Siswa ...99

4.5. Grafik Histogram Motivasi Belajar ...103

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Petunjuk Rating Scale

2. Data Responden

3. Penilaian Rating Scale Kedisiplinan Siswa dan Motivasi Belajar

4. Prestasi Belajar Matematika Siswa

5. Hasil Uji Asumsi dan Uji Hipotesis dengan SPSS Versi 18,0

6. Nota Pembimbing

7. Lembar Konsultasi Pembimbing

8. Surat Ijin Penelitian

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar dan

pembelajaran yang merupakan kegiatan inti dari proses pencapaian hasil

belajar. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran melibatkan unsur-unsur

yaitu, guru, siswa, sarana dan proses belajar dan pembelajaran itu sendiri.

Guru perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta

didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional,

dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan

perkembangan sosioemosional mempunyai konstribusi yang kuat terhadap

perkembangan intelektual atau perkembangan mental serta perkembangan

kognitif siswa.

Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan

motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran yang diinginkan. Akan tetapi sebaliknya, apabila materi

pelajaran disampaikan secara monoton mengakibatkan siswa tidak tertarik

untuk belajar dan kurang memiliki motivasi dalam belajar. Hal ini merupakan

suatu kendala untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar dan

pembelajaran, guru kurang optimal di dalam memanfaatkan maupun

memberdayakan media pembelajaran, kurang memperhatikan kondisi siswa

dengan berbagai latar belakang kompetensi dan intelegensi, karena dalam

(14)

Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga

dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk

melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan.1 Rendahnya kedisiplinan

siswa Indonesia makin hari makin menjadi perhatian masyarakat, terutama

kalangan pendidik. Para ahli pendidikan tersebut sepakat mengatakan bahwa

proses pembelajaran tradisional yang sampai sekarang masih dominan di

sekolah-sekolah belum mampu menumbuhkan kebiasaan disiplin; satu

dimensi yang paling esensial dari dimensi belajar.

Faktor lemahnya strategi pelaksanaan pembelajaran menjadi sumber

rendahnya tingkat keberhasilan belajar siswa telah diakui banyak pihak.

Termasuk guru sebagai pelaksana pembelajaran. Akan tetapi, faktor

karakteristik siswa sebagai subyek yang belajar tidak kalah pentingnya di

dalam proses belajar dan pembelajaran yaitu motivasi belajar dan kedisiplinan.

Permasalahan yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah di kota salatiga

khususnya di MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari adalah

masih ada siswa yang menurun dalam motivasi belajar dan kedisiplinan siswa

untuk berprestasi akibat dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang

ditandai dengan berbagai sarana dan fasilitas hidup yang serba mudah dicapai

selain itu rendahnya prestasi siswa lebih disebabkan karena rendahnya

motivasi yang diakibatkan oleh meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang

menciptakan gaya hidup hedonisme. Belajar yang harus ditempuh dengan

1

(15)

kerja keras tidak lagi menjadi kesukaan siswa. Ada beberapa siswa yang tidak

menaati tata tertib, tidak mengerjakan tugas, belajar jika akan menghadapi tes

dan berpengaruh pada prestasi yang kurang dari hasil yang diharapkan.

Motivasi dan disiplin yang terdapat pada diri siswa menjadi faktor utama

untuk pencapaian prestasi belajar yang baik. Tetapi pada kenyataannya faktor

dari dalam diri saja tidak sepenuhnya menunjang dalam proses prestasi belajar

tanpa adanya dukungan dari guru sebagai pembimbing dalam proses belajar

mengajar. Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

dalam penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika di MI Kota Salatiga

Tahun Pelajaran 2014/2015.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis dapat

mengemukakan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kedisiplinan siswa, motivasi belajar dan prestasi belajar

Matematika siswa di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar

Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?

3. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika

di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?

4. Apakah ada pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran

(16)

C. Signifikansi Penelitian

1.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa, motivasi belajar dan prestasi belajar

Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.

b. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar

Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.

c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.

d. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015.

2.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Secara Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang

penyusunan teori atau konsep-konsep terutama untuk menerapkan disiplin

dan motivasi belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Secara Praktis

1. Bagi sekolah, sebagai masukan yang konstruktif bagi pengembangan

(17)

sehingga dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

2. Bagi guru sebagai informasi agar lebih dapat meningkatkan

pengawasan dan proses belajar mengajar.

3. Bagi Penulis, merupakan temuan awal untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang kedisiplinan siswa dan motivasi dalam

pembelajaran Matematika.

4. Bagi masyarakat umum, sebagai salah satu wawasan akan pentingnya

upaya mengolah dan membangkitkan disiplin dan motivasi belajar

siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang memuaskan.

D. Kajian Pustaka

Terkait dengan kedisiplinan siswa dan motivasi belajar siswa, terdapat

beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini bahwa

kedisiplinan di sekolah sudah ada dengan berbagai bentuk kegiatan dan

motivasi yang miliki siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar dalam

pelaksanaannya.

Penelitian M. Tohimin Apriyanto yang berjudul Kemampuan Berpikir Kritik Ditinjau Dari Disiplin Belajar dan Kompetensi Matematika Siswa,

berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa koefesien jalur antara disiplin

belajar terhadap kemampuan berpikir kritik ditinjau dari kompetensi

matematika sebesar 0.063, sedangkan koefesien determinasi jalur antara

(18)

kompetensi matematika sebesar 0.1738 atau 17.38%. Hal ini berarti bahwa

terdapat pengaruh antara disiplin belajar terhadap kemampuan berpikir kritik

ditinjau dari kompetensi matematika. Kemampuan matematika siswa

merupakan perwujudan dari proses keberhasilan pembelajaran matematika

yang dicerminkan dengan perubahan pola berpikir, sikap dan perubahan

tingkah laku yang di tunjukan oleh peserta didik. Perilaku belajar seseorang

yang sesuai dengan kebiasaan dan peraturan atau tata tertib yang dilakukan

dengan senang hati akan meningkatkan prestasi belajarnya, dalam hal ini

kemampuan matematikanya. dan seseorang yang mempunyai kompetensi

matematika yang tinggi maka akan memiliki kemampuan berpikir kritik yang

tinggi pula.2

Dalam penelitian Setyowati yang berjudul Pengaruh Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP 13 Semarang, hasil penelitiannya adalah motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 13

Semarang dalam kategori cukup. Hasil belajar yang dicapai siswa kurang

memuaskan terlihat dari adanya hasil analisis angket yang disebar masih

banyak indikator yang menyatakan hasil belajar cukup dan juga diperkuat dari

adanya daftar nilai-nilai yang masih ada nilai yang masih dibawah angka 7

untuk semua mata pelajaran. sebesar 29,766 dengan taraf signifikansi 0,000

yang berarti ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil

belajar pada siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Besarnya Motivasi belajar

2

(19)

yang mempengaruhi Hasil Belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang ini

sebesar 29, 766% sedangkan 71,344 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti oleh peneliti dikarenakan keterbatasan dana, waktu serta

kemampuan.3

Seperti halnya disebutkan oleh Tulus Tu‟u bahwa dengan disiplin yang

muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa disiplin

yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi

kegiatan pembelajaran secara positif displin memberi dukungan lingkungan

yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran, disiplin merupakan jalan

bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja karena

kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan

kesuksesan seseorang.4

Penelitian Keke T Aritonang yang berjudul Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Berdasarkan hasil survey siswa hanya

berminat pada tiga mata pelajaran saja. Hal ini sangat disayangkan karena

semua mata pelajaran di sekolah sangat diperlukan dalam penentuan naik atau

tidaknya siswa ke jenjang selanjutnya dan mencapai hasil belajar yang baik

sehingga berguna untuk masa depan mereka. Faktor yang paling utama yang

menentukan apakah siswa akan berminat dan termotivasi untuk belajar adalah

faktor dari guru sendiri. Karena guru sebagai fasilitator harus mampu memilih

dan mengolah metode, strategi dan motif mengajar yang dapat meningkatkan

3

Setyowati , Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP 13 Semarang, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2007.

4Tulus Tu‟u,

(20)

minat dan motivasi belajar para siswa dan guru terlibat langsung dalam proses

belajar-mengajar.5

Berdasarkan hasil penelitian yang dideskripsikan di atas, memang

cukup banyak tulisan ilmiah yang senada dengan tema kedisiplinan dan

motivasi belajar sehingga dapat saling melengkapi satu sama lain, akan tetapi

penulis belum menemukan kajian secara khusus yang meneliti tentang

pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Matematika di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga khususnya MIN Kecandran

Salatiga, dan MI Ma‟arif Mangunsari. Dengan demikian, penelitian ini sangat

penting untuk diterapkan kepada siswa dengan proses dan cara penerapan

serta pembinaan yang berlanjut sehingga menjadikan siswa mempunyai

kedisiplinan dan motivasi yang baik untuk peningkatan hasil belajar.

E. Metode Penelitian

1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam tesis ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif karena yang didasarkan pada data yang ada pada

masa sekarang atau penyelidikan yang bertujuan pada pemecahan masalah

yang ada pada masa sekarang. Masalah yang akan penulis bahas adalah

5

(21)

masalah yang ada pada masa sekarang dengan menggunakan data yang ada

dan hasil data tersebut dinyatakan dalam bentuk angka (kuantitatif).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerial

(angka) yang diolah dengan metode statistik. Data berupa numerial (angka)

pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian angket. Pendekatan

kuantitatif pada dasarnya dilakukan untuk penelitian inferensial (pengujian

hipotesis) dan menyadarkan pada suatu probabilitas penolakan atau

penerimaan hipotesis.6

Survey pada umumnya dilakukan untuk mencari informasi yang jelas

secara empirik dan akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah dengan

deskripsi korelasional, karena semua variabel yang akan diamati

dideskripsikan selanjutnya dikorelasikan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

2.Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan mengambil lokasi di Madrasah Ibtidaiyah

kota Salatiga khususnya di MIN Kecandran Salatiga yang terletak di dusun

Gamol Kelurahan Kecandran Salatiga, dan MI Ma‟arif Mangunsari yang

terletak di Cabean Kelurahan Mangunsari. Alasan dipilihnya lokasi penelitian

tersebut karena MIN Kecandran merupakan madrasah Ibtidaiyah yang

berstatus Negeri satu-satunya di kota Salatiga dengan letak madrasah di

6

(22)

tengah desa dan guru yang mengajar di madrasah tersebut hampir semuanya

PNS sedangkan MI Ma‟arif Mangunsari adalah salah satu madrasah swasta

yang jumlah siswanya banyak dengan guru yang banyak berstatus swasta,

dengan letak madrasah yang berada di tengah kota akan tetapi motivasi

belajar siswa tinggi sehingga banyak mendapat prestasi dan dapat dijadikan

contoh bagi lembaga lainnya yang representatif untuk dijadikan penelitian.

3.Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan dari subyek

penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi.”7

Berdasarkan batasan tersebut maka yang menjadi populasi adalah adalah

semua siswa kelas VI MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari.

Kelas VI dipilih karena kelas atas pada umumnya kecenderungannya sudah

lebih stabil kedisiplinan siswa dan motivasi belajarnya.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling jenuh

yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua

anggota dijadikan sampel.8 Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa

kelas VI MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari. Siswa kelas

VI di MIN Kecandran Salatiga ada 28, dan kelas VI MI Ma‟arif Mangunsari

ada 37. Jadi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 siswa.

7

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 115.

8

(23)

4.Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dikelompokkan dalam dua

jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh atau yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber

datanya. Sumber data utama (primer) diperoleh langsung dari responden

melalui obeservasi berupa rating scale, diantaranya adalah kedisiplinan

siswa, motivasi belajar dan prestasi belajar Matematika. Adapun yang

melakukan observasi adalah guru kelas VI di MIN Kecandran Salatiga dan

MI Ma‟arif Mangunsari. Setiap orang akan mengobservasi seluruh siswa

kelas VI. Sedangkan sumber data tambahan (sekunder) yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari dokumen data umum seperti gambaran umum

MI Kota Salatiga dan data khusus seperti struktur organisasi serta program

pembelajaran Matematika.

5.Variabel Penelitian

Variabel adalah semua objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam

penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu variabel pengaruh dan

variabel terpengaruh.

a. Variabel Pengaruh

Sebagai variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah kedisiplinan

siswa dan motivasi belajar siswa MIN Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif

(24)

diambil dari nilai hasil isian observasi rating scale penelusuran kedisiplinan siswa dan motivasi belajar dan terhadap mata pelajaran

Matematika.

Adapun variabel pengaruh pertama yaitu kedisiplinan siswa

indikatornya adalah sebagai berikut:9

1. Patuh dan taat terhadap taat tertib belajar di sekolah

2. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas

3. Disiplin dalam menepati jadwal belajar

Motivasi belajar yang merupakan variabel kedua indikatornya

sebagai berikut:10

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4. Adanya penghargaan dalam belajar

5. Adanya keinginan yang menarik dalam belajar

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

b. Variabel Terpengaruh

Sebagai variabel terpengaruh yang disebut variabel (Y) dalam

penelitian ini adalah prestasi belajar Matematika di Madrasah ibtidaiyah

Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 yang memiliki indikator yaitu

dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil

9

Sofchah Sulistyowati, Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien, Pekalongan: Cinta Ilmu Pekalongan, 2001, 3.

10

(25)

evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan

ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.11

Prestasi belajar Matematika Madrasah ibtidaiyah Kota Salatiga

diambil dari nilai yang dicapai dari rata-rata nilai raport siswa MIN

Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari pada semester I Tahun

Pelajaran 2014/2015.

Untuk mengetahui nilai prestasi belajar Matematika di Madrasah

ibtidaiyah Kota Salatiga dengan menggunakan kriteria dengan melihat

buku raport siswa sebagai berikut:

Simbol-simbol nilai angka dan huruf Predikat

Angka Huruf

pengumpulan data. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan

beberapa metode, antara lain sebagai berikut:

a. Observasi

Metode observasi yang dilakukan adalah observasi tidak langsung,

dengan menggunakan alat observasi berupa rating scale. Observasi adalah

11

(26)

pengamatan yang bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah,

sehingga akan diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau

pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan ialah rating scale yaitu

pencatatan gejala menurut tingkatannya.12

Rating scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat. Observasi diminta

mencatat pada tingkat yang bagaimana, suatu gejala atau tingkah laku bisa

timbul. Adapun yang melakukan observasi adalah guru kelas VI di MIN

Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari. Setiap orang akan

mengobservasi seluruh siswa kelas VI. Setelah itu guru mengisi lembar

rating scale yang ia pegang, sehingga berdasarkan kompromi antara kedua

guru dan peneliti yang melakukan observasi diperoleh skor yang sama

untuk subyek penelitian.

Peneliti akan menggunakan skala penilaian yang memiliki alternatif

jawaban baik (a), cukup (b) dan kurang (c). Pemberian skor bertingkat

antara 1-3, yaitu baik (3), cukup (2), dan kurang (1).

b. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan

mengenai data pribadi responden.13 Metode ini digunakan untuk

memperoleh data prestasi belajar yang terdapat di MIN Kecandran

12

Rahayu, I. T. & Ardani, T. A, Observasi dan Wawancara, Malang: Bayumedia, 2004, 20.

13

(27)

Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari berupa jumlah siswa, jumlah guru,

keadaan siswa, keadaan gedung atau fasilitas lainnya, dan nilai raport

Matematika siswa.

c. Interview

Wawancara (Interview) merupakan teknik pengumpulan data dengan

cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan

berlandaskan tujuan penyelidikan.14 Metode ini penulis gunakan untuk

memperoleh data secara umum dari madrasah tentang kedisiplinan siswa

dan motivasi belajar Matematika. Melalui kepala madrasah, dan guru MIN

Kecandran Salatiga dan MI Ma‟arif Mangunsari.

7. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang

diajukan, sehingga masih harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu

penelitian.15

Hipotesis bukanlah suatu kesimpulan akhir, tetapi kebenarannya

masih harus dibuktikan melalui penelitian. Hipotesis yang penulis ajukan

adalah: “Ada pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar Matematika di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2014/2015”.

14

Sutrisno Hadi, Metode Research II, Yogyakarta: Andi Offset, 2000, 136.

15

(28)

8.Analisis Data

Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka-angka yang

pembahasannya melalui penghitungan statistik. Hasil penghitungan dari skor

atau nilai tersebut kemudian dalam analisis statistik yang dilakukan dengan

bantuan program SPSS (Statistic Product Services Solutions) Release 18,0. Hasil penghitungan dari skor atau nilai tersebut kemudian dalam analisis

statistik yang dilakukan dengan bantuan program SPSS untuk membuktikan

hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel penelitian, dengan

melakukan uji data sebagai berikut:

a. Rating Scale

Untuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 2

instrumen, yaitu pertama instrument rating scale kedisiplinan siswa, dan

kedua instrument rating scale yaitu motivasi belajar.

Instrumen rating scale tersebut akan dilakukan beberapa uji instrumen

untuk mengetahui layak atau tidak angket tersebut digunakan, dan pada

akhirnya akan menentukan layak atau tidaknya data yang diperoleh dari

angket tersebut untuk diolah datanya dan digunakan dalam penelitian ini.

untuk membuktikan pengaruh antara variabel-variabel penelitian, dengan

melakukan uji data sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Uji validitas ini dimaksudkan untuk menguji seberapa baik instrument

penelitian mengukur konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas

(29)

langsung dengan rating scale. Item pertanyaan dianggap valid jika nilai dari r hitung > r tabel.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini merupakan bentuk uji kualitas data yang

menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari instrument untuk mengukur

konstruk (variabel). Nilai batas yang diperkenalkan untuk menilai atau

menguji apakah setiap variabel dapat dipercaya, handal dan akurat

dipergunakan formula Koefisien Alpha dari Cronbach. Variabel dapat dinyatakan reliabel apabila Koefisien Alpha Cronbach ≥0,6 artinya tingkat

reliabilitas sebesar 0,6 merupakan indikasi reliabelnya sebuah konstruk.

b. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis, maka

terlebih dahulu perlu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data-data

yang telah diperoleh, yaitu data kedisiplinan siswa, data motivasi belajar,

dan data prestasi belajar Matematika. Uji prasyarat ini berfungsi untuk

memeriksa keabsahan data, apakah data yang diperoleh layak atau dapat

digunakan untuk uji hipotesis dengan analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan software SPSS. Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan dua metode:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh kediplinan

belajar dan prestasi belajar Matematika terhadap prestasi belajar di

(30)

Uji persyaratan analisis regresi yang akan digunakan meliputi uji normalitas,

multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas yang secara rinci dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa Uji t dan Uji F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk ukuran sampel kecil. Ada dua cara

yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan atau uji

statistik.16

Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan analisis

grafik, yaitu untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya.

16

(31)

b) Uji Multikolinearitas

Uji persyaratan selanjutnya adalah uji kolinearitas, untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi diantara sesama variabel bebas.

Model regresi dalam penelitian ini dapat memenuhi syarat apabila

tidak terjadi multikolinieritas atau adanya korelasi di antara variabel

bebas.17 Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama

dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas

dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat pada

nilai Variance Inflation Factor (VIF). Ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya.

Dalam pengertian sederhana, setiap variabel independen menjadi

variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen

lainnya. Nilai cut-off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai VIF>10. Apabila nilai VIF dari variabel

independen>10, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi

tersebut terdapat gejala multikolinieritas antar variabel.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

17

(32)

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya).

2. Analisis Statistik

Analisis statistik digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar Matematika di MI Kota Salatiga. Pada tahap ini dilakukan

perhitungan melalui prosentase dan analisa tiap-tiap item. Untuk

menganalisis ini penulis menggunakan rumus:

F

P = X 100 % N

Keterangan : P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah sampel.18

Sebagai analisis lanjutan adalah mengunakan uji hipotesis untuk

mencari ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y.

Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh

maka peneliti menggunakaan bantuan program statistik berbasis

komputer yaitu SPSS (Statistic Program Social Sciences).

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh kedisiplinan siswa dan motivasi belajar terhadap prestasi

18

(33)

belajar matematika di Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga tahun

pelajaran 2014/2015. Adapun langkah-langkah analisis regresi linier

berganda adalah sebagai berikut:

a) Menentukan persamaan regresi linear berganda

Y = a + b1X1 + b2X2

Dimana: Y = Prestasi belajar Matematika

b1 b2 = Koefisien regresi sebagai penaksir parameter

X1 = Kedisiplinan siswa

X2 = Motivasi belajar

b)Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel independen (X) terhadap

variabel dependen (Y) baik secara parsial maupun secara

bersama-sama, dilakukan dengan uji statistik t (t-test) dan uji F (F-test).

c)Uji t statistik

Uji keberartian koefisien (bi) dilakukan dengan statistik t. Hal ini digunakan untuk

menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya.

Adapun hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

Ho : bi = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen X terhadap variabel dependen (Y).

Ho : bi  0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen X

terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho ditolak apabila thitung > t tabel.

(34)

d)Uji F statistik

Uji ini digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari

seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Adapun hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

Ho : b1, b2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama dari variabel independen (X1 dan X2) terhadap

variabel dependen (Y). Ho : b1, b2 0 artinya terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama dari variabel independen (X1 dan X2)

terhadap variabel dependen (Y).

F. Sistematika Penulisan

Tesis ini disusun dalam lima bab yang saling berkaitan antara bab satu

dengan bab lainnya, secara sistematika antara lain:

Bab pertama merupakan pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, kajian pustaka,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua merupakan landasan teori. Pada bab ini lebih banyak

memberikan tekanan pada kajian atau landasan teoretis dalam menunjang

permasalahan yang berisikan kedisiplinan siswa, motivasi belajar dan

prestasi belajar Matematika.

Bab ketiga berisi tentang hasil penelitian. Pada bab ini akan

dikemukakan tentang bentuk gambaran umum MI Kota Salatiga yang terdiri

dari MIN Kecandran Salatiga, dan MI Ma‟arif Mangunsari, Rating Scale

(35)

Bab keempat merupakan analisis data. Pada bab ini berisi pemaparan

data beserta analisis data hasil penelitian tentang pengaruh kedisiplinan siswa

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika di MI Kota Salatiga.

Bab kelima merupakan penutup. Bab ini adalah bab terakhir yang akan

menegaskan kesimpulan yang menjadi jawaban permasalahan penelitian,

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi imbuan

Ke-an. Disiplin secara etimologi bahasa berasal dari kata disciple (disipline)

yang mempuyai makna mengajari atau mengikuti pemimipin yang

dihormati.19

Menurut Prijadaminto “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh

ilmu”. 20

Sedangkan Kadir mendefinisikan disiplin adalah kepatuhan terhadap

peraturan atau tunduk pada pengawasan atau pengendalian. Kedua disiplin

yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar

berprilaku tertib dan efisien.21 Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.22

Disiplin berarti adanya kesediaan untuk memahami peraturan-peraturan

atau larangan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan adalah kesadaran dan

19

Kenneth W. Requene, Strategi Jitu Membangun Disiplin Anak, Jakarta: Pustaka Raya, 2005, 122.

20

Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT. Pratnya Pramito, 2004, 5-6.

21

Kadir, Penuntun Belajar PPKN, Bandung: Pen Ganeca Exact, 1994, 80.

22

(37)

kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma

sosial yang berlaku.23Jadi disiplin adalah kesediaan untuk taat terhadap

peraturan atau tata tertib yang telah diberlakukan dengan kesadaran tanpa

adanya paksaan. Sedangkan disiplin menurut Djamarah adalah suatu tata

tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pridadi dan

kelompok.24 Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai

tujuan pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi

oleh paktor yang paling pokok yaitu kedispilan, disamping faktor lingkungan,

baik keluarga, sekolah, kedisiplinan serta bakat siswa itu sendiri.

Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab

merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan

pengetahuan, sikap dan perilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam

penelitian ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa dalam kegiatan

belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. Untuk lebih memahami tentang

disiplin belajar terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian disiplin

menurut beberapa ahli.

Menurut Arikunto di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah

yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan.

Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan

istilah siasat dan ketertiban. 25

23

Abdurrahman Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manuisa, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 126.

24

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 2002, 12.

25

(38)

Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti

peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya

karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau

siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena

didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah sebabnya biasanya

ketertiban itu terjadi dahulu, kemudian berkembang menjadi siasat.

2. Fungsi Disiplin

Fungsi disiplin antara lain adalah:26

a. Menata kehidupan bersama

Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai

orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku,

sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama

menjadi baik dan lancar.

b. Membangun kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi

dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena

itu,dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti , mematuhi aturan

yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya

serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

26

(39)

c. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui

latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh

perlu dibiasakan dan dilatih.

d. Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena adanya penaksaan dan tekanan dari luar, misalnya

ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang

berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah

tersebut.

e. Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang

melanggar tata tertib tersebut.

f. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan

agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah

sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan

pembelajaran.

3. Jenis-Jenis Disiplin Belajar

Disiplin belajar memiliki 2 jenis yaitu:27

a.Disiplin Sikap Belajar

Disiplin sikap belajar adalah suatu peraturan dengan kesadaran sendiri

untuk tercapai suatu tujuan peraturan itu dengan perubahan sikap atau

27

(40)

tingkah lakunya. Sedangkan menjalankan peraturan atas pengaruh pihak

luar dengan kepatuhan dan ketaatan maka hal ini disebut berdisiplin. Jadi

sikap yang baik akan mempengaruhi proses disiplin belajar seseorang.

b. Disiplin tanggung jawab belajar

Seseorang atau siswa hendaknya mempunyai sikap disiplin tanggung

jawab dalam belajar. Seseorang yang bertanggung jawab sebagai pelajar

dia akan mengetahui posisinya sebagai seorang pelajar dengan penuh

tanggung jawab saat menerima tugas dari seorang gurunya.

Menurut Cece Wijaya bahwa disiplin tanggung jawab adalah sesuatu

yang terletak didalam hati dan jiwa manusia yang mendorong bagi orang

yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu sebagai mana yang

ditetapkan peraturan oleh pihak yang bersangkutan. Sedangkan Sofchah

Sulistyowati menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar dengan baik

ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai

berikut:28

1. Disiplin dalam menepati jadwal belajar.

2. Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda

waktu belajar.

3. Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan

semangat belajar baik di sekolah seperti menaati tata tertib, maupun

disiplin di rumah seperti teratur dalam belajar.

28

(41)

4. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan

cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.

Menurut Arikunto macam-macam disiplin ditunjukkan dengan tiga

perilaku yaitu perilaku kedisiplinan di dalam kelas, perilaku kedisiplinan di

luar kelas di lingkungan sekolah, dan perilaku kedisiplinan di rumah. 29

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

Dalam hal sikap kedisiplinan belajar ada beberapa faktor yang datang

dari dalam diri siswa mempunyai pengaruh sangat besar terhadap

keberhasilan belajar. Hal ini dapat dikatakan logis dan wajar sebab hakikat

disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan serta perubahan tingkah laku yang

diminati siswa. Hal itu juga masih bergantung pada faktor yang datang dari

luar diri siswa yang terdiri dari:

a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat, dan kelompok.

b. Faktor budaya

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan

iklim.

d. Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan.30

Sedangkan faktor dari dalam, menurut syamsu yusuf melihat dari segi

individu maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi meliputi aspek fisik

29

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990, 137.

30

(42)

dan psikis. Yang termasuk faktor fisik ini diantaranya adalah nutrisi (gizi

makanan), sedangkan yang termasuk aspek psikis mengatakan terdiri dari

intelegensia (kecerdasan), bakat, kemampuan khusus, sikap, minat, motif,

dan suasana emosinya.31

Oleh karena itu bahwa kelengkapan dan kesiapan fungsi fisik dan

psikis merupakan persyaratan bagi tercapainya keberhasilan belajar. Apabila

dalam fungsi-fungsi mengalami gangguan dan kekurangan, maka

kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan besar dalam belajar.

B.Motivasi Belajar

1.Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan komponen penting dalam proses belajar

mengajar. Untuk mencapai keberhasilan suatu proses belajar mengajar, siswa

perlu memiliki motivasi belajar yang kuat. Namun demikian menurut Robert

E Slavin, motivasi belajar itu sesuatu yang sulit diukur, karena terkait dengan

beragam faktor, seperti kepribadian siswa, kemampuan melaksanakan tugas

belajar, suasana belajar, rangsangan untuk belajar, dan perilaku guru.32

Mengingat pentingnya motivasi dalam keberhasilan pembelajaran,

maka kajian tentang teori motivasi menjadi suatu yang sangat penting, agar

motivasi dapat difahami dengan lebih komprehensif.

31

Syamsu Yusuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1993,Cet.Ke2, 41.

32

(43)

Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau

menggerakkan. “Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas

manusia karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan,

menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan

antusias untuk mencapai hasil yang optimal.”33

Menurut G.R. Terry yang diterjemahkan oleh J Smith D.F.M,34 “Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat

menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin

dicapai.”

Manusia mempunyai motivasi yang berbeda tergantung dari banyaknya

faktor seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Menurut Mc. Donald

dalam Oemar Hamalik, Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam

pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan.35

Menurut para pakar psikologi (Baron dan Schunk) sebagaimana dikutip

Robert E Slavin, motivasi adalah sebuah proses internal yang menggerakkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku dalam setiap waktu. Sedangkan

menurut Slavin, kata motivasi digunakan untuk menunjukkan sebuah arah atau tujuan, kebutuhan, atau keinginan melakukan sesuatu. Jadi motivasi

33

Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, 141.

34

G.R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen. Terjemahan J mith D. F. M, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 130.

35

(44)

adalah pengaruh dari kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan terhadap

intensitas dan tujuan perilaku.36

Motivasi belajar merupakan salah satu factor yang turut menentukan

efektivitas pembelajaran, Callahan dan clark yang di kutip mengemukakan

bahwa: “Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang

menyebabkan munculnya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Peserta

didik akan belajar dengan sungguhsungguh apabila memiliki motivasi yang

tinggi.”37

Dalam konteks belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya enggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki.

Dikatakan “keseluruhan“, karena biasanya ada beberapa motif yang

bersamasama menggerakkan peserta didik untuk belajar.

Motivasi belajar adalah faktor psikis non intelektual. Peranannya yang

khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat

untuk belajar. Peserta didik yang memilki motivasi kuat , akan memiliki

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.38 Dengan ungkapan berbeda

Wahjosumidjo mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses psikologis yang

36

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran..., 347.

37

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002, 112.

38

(45)

mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan

yang terjadi pada diri seseorang.39

Dari pengertian para pakar tersebut, dapat difahami bahwa motivasi

adalah proses yang terjadi dalam diri seseorang, baik sebagai dorongan

kebutuhan dari dalam (internal), maupun sebagai respon terhadap realitas,

yang menggerakkan orang untuk bersikap dan berperilaku.

Motivasi adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk

bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan

sesuatukecenderungan perilaku tertentu, yang dapat dipicu oleh rangsangan

luar,atau yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri.40 Pada dasarnya motivasi

adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan

menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar, Motivasi belajar adalah suatu

perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.41

Menurut Clayton Alderfer dalam Nashar, Motivasi belajar adalah

kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh

hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Menurut

Abraham Maslow dalam Nashar, Motivasi belajar juga merupakan

kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga

39

Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001, Cet. kelima, 177.

40

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996, 60.

41

(46)

mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif. Kemudian menurut

Clayton Alderfer dalam Nashar motivasi belajar adalah suatu dorongan

internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk

bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku

pada diri siswa diharapkan terjadi. 42

Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa

untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada

gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh

konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya. Setiap manusia

memiliki kebutuhan-kebutuhan yang secara sadar maupun tidak, berusaha

untuk mewujudkannya. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan merupakan

awal timbulnya suatu perilaku, diperlukan adanya suatu dorongan (motivasi)

yang mampu menggerakkan atau mengarahkan perilaku tersebut. Setiap

manusia berbeda antara satu dengan lainnya, perbedaan itu selain pada

kemampuannya dalam bekerja juga tergantung pada keinginannya untuk

bekerja atau tergantung kepada keinginan, dorongan dan kebutuhannya untuk

bekerja. Keinginan untuk bekerja dalam hal ini disebut motivasi.

Menurut Sardiman Motivasi adalah “motivasi dapat juga dikatakan

sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang itu mau daningin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak

42

(47)

suka tersebut. Jadi motivasi itu dapat dirangkai oleh factor dari luar tetapi

motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang.”43

Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila di dalam dirinya

sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan

dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka

kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau

dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan

terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan

sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini

sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif

sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung

resiko dalam belajar.

Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya

dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya

pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi.

Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan

rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun

mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi

yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam

mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat

melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.

43

(48)

Motivasi yang tumbuh dalam diri seseorang, kita kenal sebagaimotivasi

internal yang tumbuh karena adanya kebutuhan dan keinginan. Sedangkan

motivasi yang tumbuh di luar diri seseorang disebut motivasi eksternal yang

harus diciptakan dan diarahkan supaya dapat membantu tumbuhnya motivasi

internal.

Menurut Hadari Nawawi membedakan motif menjadi dua yaitu motif

intrinsik, yaitu dorongan yang terdapat didalam pekerjaan, yangdilakukan

motif ekstrinsik, yakni dorongan yang berasal dari luarpekerjaan yang sedang

dilakukan.44

Motivasi dapat diartikan kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk belajar. Dalam suatu penelitian ditemukan

bahwa hasil belajar pada umumya meningkat jika motivasi belajar bertambah

baik motifnya dari intrinsik maupun ekstrinsik.

Uraian di atas menjelaskan bahwa perhatian merupakan salah satu faktor

psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi antara pendidik dan

peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Perhatian merupakan faktor

terpenting dalam usaha belajar mengajar pada peserta didik. Peserta didik

merupakan asset dan harapan umat dimasa depan. Oleh karena itu lembaga

pendidikan Islam yang tidak memberikan pendidikan yang terbaik kepada

peserta didiknya berarti telah menyia-nyiakan asset umat.45

44

Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Jakarta; Mahaputra Adidaya, 2003, 93.

45

(49)

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam

membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qusby membagi pula

kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu :

1. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan

tidur.

2. Keutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah kemudian ia membagi

kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu kebutuhan kasih sayang,

kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa

bebasebutuhan akan rasa sukses.46

Kebutuhan peserta didik perlu diperhatikan oleh setiap pendidik sehingga

anak didik tumbuh dan berkembang mencapai kematangan psikis dan fisik.

Pendidikan agama juga memperhatikan kebutuhan biologis dan psikologis

ataupun kebutuhan primer dan sekunder seperti yang dijelaskan di atas, maka

penekanannya adalah diyakini dan diamalkan oleh anak didik akan dapat

mewarnai seluruh aspek kehidupannya yang Islami.

2. Jenis-Jenis Motivasi dalam Belajar

Motivasi dalam belajar adalah merupakan suatu proses, yang mana

proses tersebut dapat:47

a. Membimbing anak didik kita ke arah pengalaman-pengalaman,dimana

kegiatan belajar itu dapat berlangsung.

46

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2004, 104.

47

(50)

b. Memberikan kepada anak didik kita itu kekuatan, aktivitas dan

kewaspadaan yang memadai.

c. Pada suatu saat mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu tujuan.

Berdasarkan analisis teori-teori motivasi yang telah dipaparkan dimuka

dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu

kondisi internal yang mampu menimbulkan dorongan dalam diri manusia yang

menggerakkan dan mengarahkan untuk melakukan suatu perilaku atau aktivitas

tertentu guna mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan.

Pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan wujud tingkah laku nyata motivasi

yang dimiliki setiap manusia.

Macam-macam motivasi dapat dilihat dari sudut pandang mana kita

melihat. Beberapa ahli membagi motivasi dalam berbagai bentuk. Ahli-ahli

tersebut antara lain :

a. Woodworth dan Marguis membagi motivasi menjadi :48

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum, makan,

seksual, berbuat dan beristirahat.

2) Motif-motif darurat, yang termasu jenis motif ini antara lain: dorongan

untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha,

untuk memburu.

3) Motif-motif obyektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

48

(51)

Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia

luar secara efektif.

b. Pembagian lain adalah membagi motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik.49

1) Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Sebagai contoh seseorang yang senangnya membaca, tidak usah ada yang

menyutuh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk

dibacanya. Kemudian dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya

(misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi

intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam

perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh kongkrit, seorang siswa ingin

melakukan belajar , karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai,

atau keterampilan agar berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak

karena tujuan yang lain-lain. Motivasi instrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak

berkait dengan aktivitas belajarnya.

Perlu diketahui bahwa siswa memiliki motivasi instrinsik akan

memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli

49

(52)

dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan

yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin tujuannya

bisa tercapai. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu

kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang

terdidik dan berpengalaman. Jadi memang motivasi itu muncul dari

kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbul

dan seremonial.

2). Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dati luar.50 Sebagai contoh seseorang itu

belajar, karena tahu besuk paginya akan ujian dengan harapan mendapat

nilai baik, sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan

karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetap ingin mendapatkan nilai

baik, atau agar mendapat hadiah. Kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan

yang dilakukannya, tidak secara langsung dengan esensi apa yang

dilakuannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak

baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting.

Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan

50

(53)

juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar

ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi

ekstrinsik.

Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi

belajar adalah proses membangkitkan minat-minat yang ditandai dengan

timbulnya afektif dan reaksi. Untuk mencapai tujuan belajar yaitu

didapatkannya kecakapan baru.

3.Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai

berikut:51

a.Mendorong manusia untuk berbuat.

Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b.Menentukan arah perbuatan

Yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan

rumusan tujuannya.

c.Menyeleksi perbuatan

Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna

mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat

dengan tujuan tersebut.

51

(54)

Menurut Hamalik juga mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu;52

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi

maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakkan perbuatan ke

arah pencapaian tujuan yang di inginkan.

c. Motivasi berfungsi penggerak. Motivasi ini berfungsi sebagai mesin,

besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan atau perbuatan.

Jadi Fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

4.Peranan Motivasi Dalam Belajar

Ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:53

a. Membangkitkan minat belajar

Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu

tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat

bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan

kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari dan

cara-cara mempelajarinya.

b. Mendorong rasa ingin tahu

52

Oemar Hamalik, Prosedur Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 161.

53

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3. 4
TABEL 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel X1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Linklater (1998) mencoba menjelaskan akan adanya upaya negara untuk melakukan pemisahan antar individu melalui batas-batas negara, warganegara domestik,

keinginan untuk berpindah, yaitu budaya organisasi yang kurang sesuai. Budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai,

Populasi pada penelitian ini ada pemilik Online Shop yang terdaftar di. www.daftartokoonline.com dalam

Figure 6.16 System Minimal User Effort Diagram for External Respondents

Berdasarkan uraian diatas, wilayah kerja Puskesmas Mranggen I Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebagai daerah endemik DBD dan anak usia sekolah berisiko

he registry included 77 physicians (91% neurologists and 9% trained inter- nists on cerebrovascular disease) from 59 urban centres of diferent types: 39 public and 20 private

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga melalui penerapan model Problem Based Learning

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allat SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Analisis