• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak, yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2008: 73). Menurut Mc. Donald (dalam bukunya Sardiman, 2008), motivasi adalah perubahan dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Sardiman (2008: 73) motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan tertentu.

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh penguasaan kompetensi baru secara permanen sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungannya (Gora dan Sunarto, 2010: 15). Sedangkan menurut Morgan (dalam bukunya Mustaqim, 2008: 33) “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience” sedangkan menurut Guilford (dalam bukunya Mustaqim, 2008: 34) “Learning is any change in behavior resulting from stimulation”. Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya upaya dalam diri seseorang yang menjadi penggerak dan menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar yang dapat memberi arah pada kegiatan belajar tersebut, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi. Menurut Sardiman (2008: 85), ada 3 fungsi motivasi, yaitu yang pertama mendorong manusia untuk berbuat, dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Kedua yaitu menentukan arah perbuatan atau kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Ketiga yaitu menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaan bagi tujuan tersebut.

Selain fungsi-fungsi motivasi yang sudah disebutkan, ada juga bentuk-bentuk atau cara untuk menumbuhkan motivasi. Menurut Sardiman (2008: 92-95) ada 11 bentuk atau cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan di sekolah, yaitu: memberi angka, angka ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang belajar hanya untuk mengejar nilai yang baik. Tetapi ada siswa yang hanya menginginkan naik kelas tanpa menginginkan nilai yang baik. Keduanya bukan merupakan pemberian nilai yang baik, karena pemberian nilai yang baik itu tidak hanya pada kognitifnya saja tetapi juga pada keterampilan dan afeksinya.

Hadiah, hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk lukisan yang terbaik, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat untuk melukis.

Saingan/ kompetisi,saingan/ kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa agar belajar. Persaingan yang dapat

dilakukan baik individu ataupun kelompok ini, dapat meningkatkan prestasi belajar.

Ego-involvement, Ego-involvement dapat menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras untuk mempertaruhkan harga dirinya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk motivasi yang sangat penting, karena seseorang akan berusaha dengan segenap tenaganya untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

Memberi ulangan, para siswa akan menjadi giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan merupakan sarana motivasi, tetapi guru dalam memberikan ulangan jangan terlalu sering, karena siswa akan menjadi bosan dan seperti rutinitas. Selain itu, guru juga harus terbuka kepada siswa apabila akan ada ulangan.

Mengetahui hasil,dengan mengetahui hasil pekerjaan yang diperoleh itu meningkat, maka siswa menjadi terdorong untuk lebih giat belajar lagi agar hasil yang diperoleh terus meningkat.

Pujian, apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu pujian harus diberikan secara tepat, karena akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta membangkitkan harga diri.

Hukuman, adalah sebagai reinforcement yang negatif tetapi apabila diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru perlu mempelajari tentang prinsip-prinsip pemberian hukuman, jangan sampai hukuman membuat siswa itu menjadi patah semangat.

Hasrat untuk belajar, hasrat untuk belajar ini berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini menjadi lebih baik, bila dibandingkan segala suatu tanpa maksud. Hasrat untuk belajar dalam hal ini berarti pada diri siswa memang ada motivasi untuk belajar, sehingga tentu hasilnya menjadi lebih baik.

Minat,minat dan motivasi sangat erat hubungannya, karena motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan minat. Oleh karena itu minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai minat. Minat ini dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut; membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman masa lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Tujuan yang diakui, rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai yang dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Selain bentuk atau cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan di sekolah, ada konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku

seseorang, yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) seseorang senang terhadap sesuatu, apabila rasa senang tersebut dapat dipertahankan, maka akan termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan, dan (2) apabila seseorang merasa yakin mampu menghadapi tantangan, maka biasanya orang tersebut terdorong melakukan kegiatan tersebut (Uno, 2007: 8). 2.1.1.1 Jenis Motivasi

Jenis motivasi dalam belajar dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi ekstrinsik, dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri (Yamin, 2007: 226). Sedangkan menurut Sardiman (2008: 90) motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Menurut Winkel (dalam bukunya Yamin, 2007: 227-228) ada 6 bentuk motivasi ekstrinsik, yaitu: (1) belajar demi memenuhi kewajiban; (2) belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan; (3) belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan; (4) belajar demi meningkatkan gengsi; (5) belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua dan guru; (6) belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.

Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Yamin, 2007: 228). Sedangkan menurut Sardiman (2008: 89) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2.1.1.2 Indikator Motivasi

Menurut Aritonang (2008: 14) indikator motivasi yaitu; (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; dan (4) partisipasi dalam belajar. Sedangkan menurut Sardiman (dalam Herline (2009: 81) menjelaskan indikator motivasi sebagai berikut; (1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi tugas; (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; (4) lebih senang bekerja sendiri; (5) cepat bosan pada tugas-tugas rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepas hal yang diyakini itu; (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal. Selain itu, menurut Uno (2007: 23) indikator motivasi yaitu; (1) adanya hasrat dan keinginan belajar; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Dari ketiga ahli yang mengemukakan tentang indikator-indikator motivasi tersebut, berikut ini adalah 3 indikator yang peneliti susun, yaitu; (1) memiliki keinginan belajar; (2) ulet menghadapi tugas; (3) memiliki tujuan belajar. Peneliti juga menyajikan diagram alur pemilihan indikator motivasi yang peneliti lakukan. Diagram alur pemilihan indikator motivasi dapat dilihat pada diagram 1.

Diagram 1. Alur Pemilihan Indikator Motivasi

Ahli A Ahli B Ahli C

Dokumen terkait