• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

3. Motivasi Belajar

Motif (motive) bersal dari bahasa Latin “movere” yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motif merupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang melakukan berbagai kegiatan dan dengan tujuan tertentu.45

Adapun motivasi yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.46

Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh

Woodworth dan Marquis dalam bukunya Psikologi, yaitu “a motive is a

set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals” (motif adalah suatu set (kesiapan) yang menjadikan individu cenderung untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu).47

45

Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), cet. 4, hlm. 114.

46

Peter Salim dan Yenny Salim,Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991).

47

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, IAIN FITK (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. 1, hlm. 80

Menurut Atkinson “Motivation refers to the fctors that energize and direct behavior” (Motivasi mengacu pada faktor-faktor yang menggerakkan danmengarahkan tingkah laku). Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dan menurut Silverstone motif merupakan tahap awal dari proses motivasi.48

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi (Motivation) adalah pemberian atau penumbuhan motif atau hal yang menjadi motif. Tegasnya motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Motivasi merupkan segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.

b. Macam-macam Motivasi

Banyak pendapat para ahli tentang klasifikasi motivasi, pembagian itu dibuat berdasarkan sudut pandang bidang yang digelutinya.

Menurut Sartain, motif itu dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu Physiological Drive (dorongan-dorongan yang bersifat fisik) dan

Social Motives (dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan orang/manusia yang lain).49

Berdasarkan penjelasan di atas, maka motif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh suatu pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan lain sebagainya.

48

Alisuf Sabri,Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), cet. 1, hlm. 129.

49

Atau dengan kata lain motivasi intrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal dar dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Dari contoh di atas dapat dipahami bahwa hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik diantaranya adalah: a) Adanya kebutuhan

b) Adanya pengetahuan sebagai kemajuan dirinya c) Adanya cita-cita atau aspirasi.50

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar diri individu atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti belajar karena takut kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai yang tinggi yang semuanya tak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan.51

Pada dasarnya perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sehari- hari banyak yang didorong oleh motif ekstrinsik, tetapi banyak pula yang didorong oleh motif intrinsik. Kedua motif tersebut sama-sama mendorong dalam perbuatan kita sehari-hari. Seperti halnya dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang optimal, siswa banyak terpengaruh oleh motif-motif yang berasal dari luar dirinya maupun yang berasal dari dalam dirinya, atau mungkuin dapat berpengaruh secara bersamaan sesuai dengan situasi yang terjadi dalam kehidupan siswa tersebut.

Meskipun terdapat motivasi ekstrinsik yang kerap mempengaruhi kondisi dan hasil belajarnya, namun yang paling pertama yang harus dimiliki oleh siswa tersebut adalah motivasi yang berasal dari dalam dirinya (motivasi intrinsik). Dengan motivasi yang

50

Akhyas Azhari,Psikologi Pendidikan, (Semarang: Dina Utama Semarang, 1996), cet. 1, hlm. 75.

51

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan kurikulum Nasional, IAIN FITK…,

ada dalam dirinya tersebut maka siswa tidak akan goyah dan rapuh jika terdapat gangguan dan hambatan dalam mencapai hasil belajar yang baik, di samping itu dengan motivasi yang kuat siswa akan berusaha sungguh-sungguh dalam belajar untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan.

c. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar dan dengan motivasi itu kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat terujud. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut: 1) Pendorong orang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tuuan

2) Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

3) Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.52

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga penentu hasil perbuatan. Motivasi akan mendorong untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya.

Menurut Cecco ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1) Fungsi membangkitkan (Arousal Function), dalam pendidikan arousal diartikan sebagai kesiapan atau perhatian umum siswa yang diusahakan oleh guru untuk mengikutsertakan siswa dalam belajar. Fungsi ini menyangkut tanggung jawab yang terus menerus untuk mengatur 52

tingkat yang membangkitkan guna menghindarkan siswa dari tidur dan luapan emosional.

2) Fungsi harapan (Expectancy Function) fungsi ini menghendaki agar guru-guru memelihara atau mengubah harapan keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mencapai tujuan intruksional dan menghendaki agar guru menguraikan secara kongkret kepada siswa apa yang harus dilakukan setelah pelajaran berakhir. Disamping itu pula guru harus menghubungkan antara harapan-harapan dengan tujuan siswa yang dekat dan yang jauh seraya mengikutsertakan usaha siswa sepenuhnya dalam belajar.

3) Fungsi insentif (Incentive Function), fungsi ini menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut dalam mengejar tujuan intruksional. 4) Fungsi disiplin (Disciplinary Function), fungsi ini menghendaki agar

guru mengontrol tingkah laku yang menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah.53

Di samping itu motivasi sebagai suatu proses mengantarkan murid kepada pengalaman yang memungkinkan dapat belajar, dan proses motivasi tersebut memiliki beberapa fungsi yaitu pertama, memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga. Ke dua, memusatkan perhatian anak pada tugas tertentu untuk mencapai pembelajaran. Ke tiga, membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka panjang dan jangka pendek.54

53

Abdurrahman Abror,Psikologi Pendidikan…, hlm. 115-116.

54

Ramayulis,Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), cet. 1, hlm. 86-87.

Dokumen terkait