• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Winkel (1996) yang dikutip oleh Uno (2006: 3) motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Sehingga motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 2. Klasifikasi Motivasi

Menurut Uno (2007: 4) dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Motif intrinsik

Motif intrinsik timbul dari dalam diri seseorang secara alami karena motif instrinsik sudah ada dalam diri seseorang yang sesuai dan sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat timbul dengan mengembangkan dan menumbuhkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, pada saat kegiatan pembelajaran dimulai pendidik menyampaikan tujuan yang akan dicapai sehingga peserta didik mencapai keberhasilan sesuai dengan sasaran.

b. Motif ekstrinsik

Motif eksrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar, misalnya dalam bidang pendidikan, minat yang positif didukung oleh kegiatan pendidikan yang positif dan dilihat dari manfaatnya. Berikut merupakan hal-hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007: 4):

1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidiknya

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis

4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya 5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada

profesinya sebagai pendidik.

Menurut Uno (2006: 7) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang mempengaruhi

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Menurut Uno (2006: 23) ada beberapa indikator motivasi belajar yaitu: adanya hasrat dan keinginan belajar, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

3. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah

Menurut Sardiman (1986: 90) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

a. Memberi angka

Angka merupakan simbol dari kegiatan belajar siswa. Banyak siswa yang belajar dengan giat untuk mendapat nilai yang baik, nilai yang baik ini menjadikan siswa termotivasi dalam belajar.

b. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian karena hadiah yang diberikan untuk sebuah pekerjaan, mungkin bisa menjadi tidak menarik bagi seseorang yang tidak menyukai pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetensi

Saingan atau kompetensi bisa digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa dalam belajar. Kompetensi atau persaingan antar individu atau kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Memberi ulangan

Siswa akan belajar dengan giat jika ada ulangan, sehingga ulangan dapat dijadikan sarana motivasi bagi siswa untuk giat belajar. Pemberian ulangan sebaiknya jangan terlalu sering karena akan membosankan dan bersifat seperti kebiasaan.

e. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil belajar yang semakin meningkat akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar. Jika siswa mengetahui grafik belajar semakin mengalami peningkatan maka akan timbul motivasi dalam diri sendiri untuk semakin giat dalam belajar dengan harapan hasil belajar akan terus meningkat.

f. Pujian

Apabila terdapat siswa yang sukses dan berhasil mengerjakan tugas dengan baik, perlu untuk diberikan pujian. Pujian ini merupakan bentuk penghargaan yang positif dan sekaligus sebagai motivasi belajar yang baik. Pemberian pujian yang tepat akan menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

g. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, hal ini menandakan ada unsur kesengajaan dalam belajar. Hal ini akan menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan seluruh kegiatan yang tidak mempunyai tujuan. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada keinginan dan motivasi untuk belajar sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan baik.

4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Dalam belajar dan pembelajaran ada beberapa peranan motivasi menurut Uno (2007:27) yaitu:

a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam menentukan penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan dengan hal-hal atau pengalaman yang pernah dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar sangat berkaitan dengan makna dari belajar. Anak akan tertarik untuk belajar apabila anak telah mengetahui dan menikmati manfaat dari hal yang dipelajarinya itu.

c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seseorang anak yang termotivasi untuk mempelajari sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan

mendapatkan hasil yang baik. Hal tersebut tampak bahwa motivasi untuk belajar dapat menyebabkan seseorang tekun dalam belajar.

5. Teknik-teknik motivasi dalam Pembelajaran

Ada beberapa teknik motivasi yang dapat dipakai dalam pembelajaran yaitu (Uno: 2007:34) yaitu pernyataan penghargaan secara verbal, menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu, menimbulkan rasa ingin tahu, memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa, menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa, menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar, menggunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami, menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, menggunakan simulasi dan permainan, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum, menguraikan akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa.

Dokumen terkait