ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS-GAMES-TOURNAMETS (TGT) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN
HASIL BELAJAR SISWA
Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Ivena Lemmuela Anindita Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi; (2) peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Januari-Maret 2012. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Tahapan penelitian tindakan kelas meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) IN ECONOMICS TO
IMPROVE STUDENT’S MOTIVATION AND STUDENT’S ACHIEVEMENT
A Case Study on The Eleventh Grade Students of the Social Science Department of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta
Ivena Lemmuela Anindita Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This research aims to find out the (1) improvement of student’s learning motivation by applying a cooperative learning model type TGT in economics; (2) improvement of student’s learning achievement by applying a cooperative learning type TGT in economics.
It is a classroom action research. This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta in January-March 2012. The population is the eleventh grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. This research was conducted based on 2 cycles. Methods of collecting the data are observation, interview, documentation and questionnaire. The phases of classroom action research are planning, implementation, observation, and reflection. Data analysis techniques are descriptive analysis and comparative analysis.
PENERA
TEAM
PE
MO
Studi
JURU
FA
APAN M
MS-GAM
LAJARA
OTIVASI
Kasus pada DiPROGRA
USAN PE
AKULTA
UN
MODEL PE
MES-TOUR
AN EKON
BELAJA
a Siswa Keliajukan untu Memperole Program S
Ivena
N
AM STUD
ENDIDIKA
AS KEGUR
NIVERSIT
Y
EMBELA
URNAMEN
NOMI UN
AR DAN H
las XI IPS 3
SKRIP
uk Memenu eh Gelar Sa Studi Pendi
Oleh
a Lemmue
NIM: 0813
DI PENDI
AN ILMU
RUAN DA
TAS SAN
YOGYAK
2012
AJARAN
NTS (TGT
NTUK ME
HASIL B
3 SMA PangPSI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan
karunia-Nya, yang selalu membimbingku dan menyertaiku.
2. Kedua orang tuaku yaitu Bapak Edy Prijanto dan Ibu
Ani Sumarni terimakasih atas segala doa, perhatian,
dukungannya.
3. Kakakku Lemmuela Alvita dan Chosa Kastuhandani
yang selalu mendukung dan memberi semangat.
4. Lourentius Dwi Hasto, terimakasih atas segala
perhatian, dukungan, dan doanya.
5. Teman-temanku terimakasih atas kebersamaan,
MOTTO
Sukses tak akan datang bagi orang yang hanya
menunggu dan tidak berbuat apa-apa , tapi bagi orang
yang berusaha akan mewujudkan impian dan
cita-citanya.
Selama kita yakin tidak ada yang tidak mungkin,
percaya bahwa kita mempunyai kemampuan yang tidak
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini banyak mendapat masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
5. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
8. Tenaga administrasi Program Pendidikan Akuntansi yang telah memantau kelancaran proses belajar selama ini;
9. Br.Herman Yoseph, FIC selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogayakarta;
10.Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, khususnya untuk kelas XI IPS 3 yang telah banyak membantu untuk kelancaran pelaksanaan penelitian;
11.Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak Edy Prijanto dan Ibu Ani Sumarni, kakakku Lemmuela Alvita Kurniawati dan F. Chosa Kastuhandani terimakasih atas segala perhatian, dukungan, doa dan kasih sayangnya;
12.Lourentius Dwi Hasto, terimakasih atas perhatian, pengertian, doa dan dukungannya;
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAMS-GAMES-TOURNAMETS (TGT) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN
HASIL BELAJAR SISWA
Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Ivena Lemmuela Anindita Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi; (2) peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Januari-Maret 2012. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Tahapan penelitian tindakan kelas meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) IN ECONOMICS TO
IMPROVE STUDENT’S MOTIVATION AND STUDENT’S ACHIEVEMENT
A Case Study on The Eleventh Grade Students of the Social Science Department of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta
Ivena Lemmuela Anindita Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This research aims to find out the (1) improvement of student’s learning motivation by applying a cooperative learning model type TGT in economics; (2) improvement of student’s learning achievement by applying a cooperative learning type TGT in economics.
It is a classroom action research. This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta in January-March 2012. The population is the eleventh grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. This research was conducted based on 2 cycles. Methods of collecting the data are observation, interview, documentation and questionnaire. The phases of classroom action research are planning, implementation, observation, and reflection. Data analysis techniques are descriptive analysis and comparative analysis.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penulisan ... 4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 6
2. Prinsip Dasar PTK ... 6
3. Tujuan dan Fungsi PTK ... 7
4. Siklus PTK ... 7
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 8
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 8
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 8
3. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 10
4. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ... 10
5. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif ... 11
C. Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) ... 12
1. Pengertian Model Pembelajaran TGT ... 12
2. Tahapan Model Pembelajaran TGT ... 12
D. Motivasi Belajar ... 14
1. Pengertian Motivasi ... 14
2. Klasifikasi Motivasi ... 16
3. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 16
4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 18
5. Teknik-teknik Motivasi Dalam Pembelajaran ... 19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20
F. Mata Pelajaran Ekonomi ... 21
G. Kerangka Teoritik ... 22
BAB III METOE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 23
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 24
E. Prosedur Penelitian ... 26
F. Instrumen Penelitian ... 30
G. Teknik Pengumpulan Data ... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 38
A. Visi, Misi, dan Tujuan SMA PL Yogyakarta ... 38
B. Sistem Pendidikan di SMA PL Yogyakarta ... 39
C. Kurikulum SMA PL Yogyakarta ... 41
D. Organisasi Sekolah SMA PL Yogyakarta ... 42
E. Sumber Daya Manusia SMA PL Yogyakarta ... 50
F. Siswa SMA PL Yogyakarta ... 50
G. Kondisi Fisik, Lingkungan dan Fasilitas SMA PL ... 51
H. Proses Belajar Mengajar SMA PL Yogyakarta ... 54
I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 56
J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 58
L. Usaha-usaha Meningkatkan Kualitas Lulusan ... 60
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Penelitian ... 63
1. Observasi Pra Penelitian ... 63
a. Observasi Guru ... 64
b. Observasi Siswa ... 67
c. Observasi Kelas ... 70
2. Siklus Pertama ... 75
a. Perencanaan... 75
b. Tindakan ... 79
c. Observasi ... 82
d. Refleksi ... 89
3. Siklus Kedua ... 94
a. Perencanaan... 94
b. Tindakan ... 98
c. Observasi ... 101
d. Refleksi ... 108
B. Analisis Komparasi Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 113
1. Motivasi Belajar ... 113
a) Analisis Komparatif Pengamatan Motivasi Belajar ... 113
a) Hasil Belajar ... 117
b) Analisis Komparatif Hasil Belajar ... 119
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 121
A. Kesimpulan ... 121
1. Motivasi Belajar Siswa ... 121
a) Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa ... 121
b) Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 123
2. Hasil Belajar ... 123
B. Keterbatasan Penelitian ... 125
C. Saran ... 125
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Skor Variabel Motivasi ... 26
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel ... 31
Tabel 3.4. Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar ... 35
Tabel 3.5. Analisis Komparatif ... 37
Tabel 5.1. Observasi Kegiatan Guru ... 66
Tabel 5.2. Observasi Kegiatan Siswa ... 68
Tabel 5.3. Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian ... 68
Tabel 5.4. Observasi Kegiatan Kelas ... 71
Tabel 5.5. Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 82
Tabel 5.6. Aktivitas Kegiatan Siswa Siklus I ... 84
Tabel 5.7. Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 86
Tabel 5.8. Pengamatan Keadaan Kelas Siklus I ... 88
Tabel 5.9. Instrumen Refleksi Kesan Guru Terhadap TGT ... 90
Tabel 5.10. Instrumen Refleksi Siswa ... 92
Tabel 5.11. Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 101
Tabel 5.12. Aktivitas Kegiatan Siswa ... 103
Tabel 5.13. Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 105
Tabel 5.14. Pengamatan Keadaan Kelas Siklus II ... 107
Tabel 5.17. Analisis Komparatif Pengamatan Motivasi Siswa ... 113
Tabel 5.18. Analisis Komparatif Kuesioner Motivasi Belajar ... 115
Tabel 5.19. Hasil Belajar ... 117
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Ijin Penelitian ... 129 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... 130 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 131 Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 136 Lampiran 2 Soal Pre Tes ... 141 Lampiran 3 Soal Post Tes Siklus I ... 145 Lampiran 3a Soal Post Test Siklus II ... 149 Lampiran 4 Catatan Anekdotal Terhadap Guru... 153 Lampiran 4a Catatan Anekdotal Terhadap Guru Pra Penelitian ... 191 Lampiran 4b Catatan Anekdotal Terhadap Guru Siklus I ... 196 Lampiran 4c Catatan Anekdotal Terhadap Guru Siklus II ... 209 Lampiran 5 Catatan Anekdotal Terhadp Siswa ... 154 Lampiran 5a Catatan Anekdotal Terhadp Siswa Pra Penelitian ... 192 Lampiran 5b Catatan Anekdotal Terhadp Siswa Siklus I ... 197 Lampiran 5c Catatan Anekdotal Terhadp Siswa Siklus II ... 210 Lampiran 6 Catatan Anekdotal Terhadap Keadaan Kelas ... 155 Lampiran 6a Catatan Anekdotal Terhadap Keadaan Kelas Pra
Penelitian ... 193 Lampiran 6b Catatan Anekdotal Terhadap Keadaan Kelas Siklus I ... 198
Lampiran 7 Instrumen Pengamatan Guru Dalam Pembelajaran ... 156 Lampiran 7a Instrumen Pengamatan Guru Dalam Pembelajaran
Siklus I ... 199 Lampiran 7b Instrumen Pengamatan Guru Dalam Pembelajaran
Siklus II ... 212 Lampiran 8 Instrumen Pengamatan Siswa Dalam Pembelajaran ... 158
Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I ... 201 Lampiran 8b Instrumen Pengamatan Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus II ... 214 Lampiran 9 Instrumen Pengamatan Keadaan Kelas ... 159
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam dunia pendidikan guru sebagai tenaga pendidik sangat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga guru mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model pembelajaran. Pendapat ini sejalan dengan pemikiran Isjoni (2009: 7-8) yang menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan pemahaman, motivasi belajar dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.
SMA Pangudi Luhur merupakan salah satu sekolah yang belum menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran banyak siswa yang kurang mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini tampak pada saat kegiatan pembelajaran banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa lebih memilih untuk bermain handphone, berbicara dengan teman dan keluar kelas, daripada
mendengarkan penjelasan guru. Dalam pembelajaran adanya motivasi siswa untuk belajar dapat menciptakan hasil belajar yang optimal, jadi motivasi selalu menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa (Sardiman, 1986: 84).
Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Koes (2003) yang dikutip oleh Isjoni (2009: 20) belajar kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan interpersonal, strategi pencapaian belajar, untuk memotivasi siswa ke arah pencapaian hasil yang optimal.
Dalam model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam tipe pembelajaran kooperatif, salah satu tipe model pembelajaran yang dapat dipakai adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games- Tournament (TGT). TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif
status, dan melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Salvin, 1995: 84). Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa tidak hanya mendiskusikan materi pelajaran dalam kelompok, tetapi juga mengikuti permainan dan turnamen yang berhubungan dengan materi yang diajarkan sehingga suasana kelas menjadi menyenangkan dan tidak membosankan, siswa juga termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan akan mencapai hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan menyelidiki pengaruhnya terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games- Tournament (TGT) pada Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa terhadap materi ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi
ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan, peneliti berharap penelitian ini akan berguna: 1. Bagi guru
Manfaat yang dapat diambil oleh guru dari penelitian model pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) adalah adanya penelitian tentang model
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran.
2. Bagi peneliti
Manfaat yang dapat diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai calon guru, peneliti dapat belajar bagaimana menerapkan model pembelajaran TGT ini sebagai suatu variasi model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Manfaat yang dapat diambil dari pihak sekolah adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat dijadikan sebuah variasi model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dengan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4. Bagi universitas
BAB II KAJIAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto, et al (2006: 2-3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas. Menurut Wijaya (2010: 9) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 2. Prinsip Dasar PTK
3. Tujuan dan Fungsi PTK
Ada beberapa tujuan dilakukannya PTK menurut Arifin (2011: 100) adalah memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah; membantu guru dan tenaga kerja untuk mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas; meningkatkan kemampuan dan layanan professional guru dan tenaga kependidikan; meningkatkan dan mengembangkan keterampilan guru dan tenaga pendidik dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas ini juga mempunyai fungsi sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan efisiensi praktik pembelajaran di kelas. Menurut Cohen dan Manion (1980) yang dikutip oleh Arifin (2011: 101) ada lima kategori fungsi PTK yaitu sebagai alat untuk memecahkan masalah melalui diagnosis dalam situasi tertentu, sebagai alat pelatihan dan membekali guru dengan keterampilan; metode dan teknik mengajar yang baru, sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antar guru di lapangan dengan peneliti akademis; dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional, sebagai alternatif yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan yang lebih subyektif; dan memecahkan masalah di dalam kelas.
4. Siklus PTK
ma dem kem ref tin B. Mode 1. Pe ko dan ang het asalah baru mikian berd mbali men fleksi pada ndakan kelas el Pembelaj ngertian P Menur operatif me n bekerja ggotanya e terogen. Me atau masal dasarkan ha ngikuti lang siklus ber s (Arikunto Mode jaran Koop embelajara rut Slavin ( erupakan su
dalam kelo empat sam enurut Egge
lah lama ya asil atau tin gkah peren rikutnya. B , 2008:16): Gam el Penelitia peratif an Koopera 1985), yang uatu model ompok-kelo mpai enam en dan Kau
ang belum ndakan pada ncanaan, ti Berikut mer mbar 2.1 an Tindaka atif g dikutip Isj
l pembelaja ompok kec m orang d chak (1996
selesai ditu a siklus per indakan, p rupakan tah
an Kelas
oni (2009:1 aran di man
il secara k dengan stru ), yang diku
untaskan, de rtama guru engamatan, hapan pene
15) pembela na siswa b kolaboratif uktur kelom
(2009: 58), pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama.
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat beberapa prinsip pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David Johnson (2008) yang dikutip oleh Rusman (2010: 212) yaitu: a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)
Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan siswa dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kelompok ini ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Keberhasilan kelompok akan sangat tergantung dari keberhasilan individu dari masing-masing anggota kelompok, sehingga individu mempunyai tugas dan tagggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompoknya.
c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
Partisipasi dan komunikasi yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
e. Evaluasi proses kelompok
Evaluasi proses kelompok dilakukan dengan menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama siswa, agar dapat bekerjasama dengan lebih efektif. 3. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2009: 36-37) kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif yaitu guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, pembelajaran didukung oleh fasilitas dan biaya yang cukup memadai dalam menunjang pembelajaran, dalam kegiatan diskusi kelompok ada kecenderungan topik permasalahan menjadi meluas sehingga tidak sesuai dengan waku yang telah ditentukan dan pada saat diskusi kelas terkadang didominasi oleh seorang siswa sehingga siswa yang lain menjadi pasif.
4. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
menyenangkan, terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru dan memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
5. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Trianto (2009: 67) terdapat beberapa variasi model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
b. Tim Ahli (Jigsaw) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi maksimal.
c. Investigasi Kelompok (Group Investigasition) merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran berbasis kontruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi,
d. Think Pair Share (TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.
C. Model Pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) 1. Pengertian Model Pembelajaran TGT
Menurut Rusman, TGT merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Di dalam pembelajaran guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut. 2. Tahapan Model Pembelajaran TGT
Menurut Slavin (1995) yang dikutip oleh Rusman (2010: 225) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan yaitu: a. Penyajian kelas (class presentation)
memahami pada saat guru menyampaikan materi karena hal ini akan membantu siswa bekerja dalam kelompok mereka dan saat mereka memperoleh skor dalam permainan.
b. Belajar dalam kelompok (teams)
Dalam belajar kelompok, siswa akan masuk dalam kelompok-kelompok kecil yang biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang. Pada saat belajar dalam kelompok mereka mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru. Setiap orang dalam kelompok bertanggungjawab untuk menjelaskan apabila ada anggota kelompok yang belum memahami materi yang telah diberikan.
c. Permainan (games)
Dalam permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancang oleh guru untuk menguji siswa bahwa seluruh siswa sudah menguasai materi pelajaran. Dalam permainan ini siswa memilih kartu pertanyaan yang telah disediakan. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan skor. Skor ini yang akan dikumpulkan oleh siswa untuk mengikuti pertandingan mingguan. d. Pertandingan (tournament)
prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
e. Perhargaan kelompok (team recognition)
Dalam penghargaan kelompok guru akan mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing kelompok akan mendapat penghargaan atau hadiah apabila rata-rata skor yang telah dikumpulkan memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
D. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Winkel (1996) yang dikutip oleh Uno (2006: 3) motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Sehingga motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 2. Klasifikasi Motivasi
a. Motif intrinsik
Motif intrinsik timbul dari dalam diri seseorang secara alami karena motif instrinsik sudah ada dalam diri seseorang yang sesuai dan sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat timbul dengan mengembangkan dan menumbuhkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, pada saat kegiatan pembelajaran dimulai pendidik menyampaikan tujuan yang akan dicapai sehingga peserta didik mencapai keberhasilan sesuai dengan sasaran.
b. Motif ekstrinsik
Motif eksrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar, misalnya dalam bidang pendidikan, minat yang positif didukung oleh kegiatan pendidikan yang positif dan dilihat dari manfaatnya. Berikut merupakan hal-hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007: 4):
1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya
2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidiknya
3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis
4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya 5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada
profesinya sebagai pendidik.
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Menurut Uno (2006: 23) ada beberapa indikator motivasi belajar yaitu: adanya hasrat dan keinginan belajar, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
3. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah
Menurut Sardiman (1986: 90) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:
a. Memberi angka
Angka merupakan simbol dari kegiatan belajar siswa. Banyak siswa yang belajar dengan giat untuk mendapat nilai yang baik, nilai yang baik ini menjadikan siswa termotivasi dalam belajar.
b. Hadiah
c. Saingan/kompetensi
Saingan atau kompetensi bisa digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa dalam belajar. Kompetensi atau persaingan antar individu atau kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Memberi ulangan
Siswa akan belajar dengan giat jika ada ulangan, sehingga ulangan dapat dijadikan sarana motivasi bagi siswa untuk giat belajar. Pemberian ulangan sebaiknya jangan terlalu sering karena akan membosankan dan bersifat seperti kebiasaan.
e. Mengetahui hasil
[image:42.612.100.509.254.636.2]Dengan mengetahui hasil belajar yang semakin meningkat akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar. Jika siswa mengetahui grafik belajar semakin mengalami peningkatan maka akan timbul motivasi dalam diri sendiri untuk semakin giat dalam belajar dengan harapan hasil belajar akan terus meningkat.
f. Pujian
g. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, hal ini menandakan ada unsur kesengajaan dalam belajar. Hal ini akan menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan seluruh kegiatan yang tidak mempunyai tujuan. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada keinginan dan motivasi untuk belajar sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan baik.
4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran
Dalam belajar dan pembelajaran ada beberapa peranan motivasi menurut Uno (2007:27) yaitu:
a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam menentukan penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan dengan hal-hal atau pengalaman yang pernah dilaluinya.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar sangat berkaitan dengan makna dari belajar. Anak akan tertarik untuk belajar apabila anak telah mengetahui dan menikmati manfaat dari hal yang dipelajarinya itu.
c. Motivasi menentukan ketekunan belajar
mendapatkan hasil yang baik. Hal tersebut tampak bahwa motivasi untuk belajar dapat menyebabkan seseorang tekun dalam belajar.
5. Teknik-teknik motivasi dalam Pembelajaran
Ada beberapa teknik motivasi yang dapat dipakai dalam pembelajaran yaitu (Uno: 2007:34) yaitu pernyataan penghargaan secara verbal, menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu, menimbulkan rasa ingin tahu, memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa, menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa, menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar, menggunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami, menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, menggunakan simulasi dan permainan, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum, menguraikan akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa.
E. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dengan cara melihat keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, kerja sama dalam kelompok, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran, keberanian dalam mengemukakan pendapat, dan lain-lain. Jika proses belajar sudah berakhir, maka peserta didik akan memperoleh hasil belajar.
Menurut Arifin (2009: 298) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya semua proses belajar.
Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pembelajaran (prestasi) dan dampak pengiring (hasil). Dampak pembelajaran merupakan hasil yang dapat diukur dalam setiap pelajaran (pada umumnya menyangkut penilaian kognitif), seperti angka yang tertuang dalam rapor dan ijazah. Dampak pengiring merupakan terapan ilmu pengetahuan dan kemampuan di bidang lain yang merupakan suatu transfer dari belajar. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar, menurut Arifin (2009: 299) yaitu:
a. Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan, dan lain-lain.
b. Faktor sarana dan prasarana, baik yang terkait dengan kualitas, kelengkapan maupun penggunaannya, seperti metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar, program, dan lain-lain.
antar masyarakat setempat, kondisi fisik lingkungan, hubungan antara peserta didik dengan keluarga merupakan kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi proses dan hasil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus menjadi milik peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar ini perlu dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik sehingga mudah untuk melakukan evaluasinya.
F. Mata Pelajaran Ekonomi
Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yang berasal dari kata oikos (rumah tangga) dan nomos yang berarti aturan. Sehingga dapat disimpulkan ekonomi adalah seperangkat peraturan untuk mengelola rumah tangga baik dalam lingkup keluarga, perusahaan, negara, maupun hubungan internasional.
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempunyai banyak definisi, salah satunya adalah studi tentang perilaku masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya dan memilih alternatif penggunaannya (produktif dan non produktif) dengan tujuan memproduksi barang komoditi untuk disalurkan saat ini maupun di masa depan kepada masyarakat. Ilmu ekonomi mempunyai tujuan yaitu untuk meramalkan perisitiwa ekonomi dan membuat kebijakan yang akan menyelesaikan dan
G. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran TGT ini merupakan suatu model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, di mana siswa berkelompok untuk mendiskusikan materi pembelajaran, mengikuti permainan, mengikuti tournament. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan, misalnya motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Crescentiana Sri Widiarti (2009) dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada
Mata Pelajaran Akuntansi” dan penelitian yang dilakukan oleh Irene Septilya
Wahyu Indah Ayudiany (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dalam Pembelajaran Ekonomi Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Zainal
(2011: 97) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang digunakan
untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan di ruang kelas. Menurut
Wijaya (2010: 9) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan
hasil belajar siswa. Sedangkan analisis data kualitatif digunakan untuk
menjelaskan tingkat perkembangan motivasi siswa sebelum dan sesudah
diterapkannya model pembelajaran tipe TGT ini.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2012.
C.
Subyek dan obyek penelitian
1.
Subyek penelitian
Subyek penelitiannya adalah siswa-siswi kelas XI IPS 3 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta.
2.
Obyek penelitian
Obyek penelitiannya adalah peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
D.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
1.
Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai dan dapat
diukur. Variabel penelitian merupakan konsep yang ditetapkan oleh
peneliti untuk menentukan hal-hal yang akan diamati, sehingga peneliti
mendapat informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Ada
dua jenis variabel yang peneliti gunakan yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
Variabel bebas merupakan suatu penyebab yang membawa
perubahan dalam suatu fenomena atau situasi. Sedangkan variabel terikat
merupakan dampak atau hasil yang diperoleh akibat adanya perubahan
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.
a.
Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan reaksi siswa atau tindakan siswa pada
waktu proses pembelajaran. Untuk mengukur motivasi siswa peneliti
menggunakan kuesioner. Kuesioner ini diberikan kepada siswa
sebelum dan sesudah model pembelajaran tipe TGT diterapkan.
Dalam kuesioner ini terdapat empat pilihan atau alternatif jawaban
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS).
b.
Hasil belajar
Hasil belajar merupakan proses yang dialami siswa yang dapat
menimbulkan perubahan dalam bidang pemahaman, pengetahuan,
evaluasi, dan penerapan.
2.
Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam pengukuran variabel motivasi peneliti menggunakan dua
item penskoran yaitu item positif dan item negatif. Dalam pemberian
skor item positif, respon positif (sangat setuju dan setuju) akan diberi
skor lebih tinggi daripada respon negatif (tidak setuju, sangat tidak
setuju). Sebaliknya, untuk item negatif, respon positif akan diberi skor
Tabel 3.1
Skor Variabel Motivasi
Jawaban
Pernyataan
Positif
Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
Variabel hasil belajar siswa diukur dengan membandingkan nilai
yang diperoleh siswa pada saat siswa tidak menggunakan model
pembelajaran tipe TGT dengan nilai yang diperoleh siswa pada saat
siswa menggunakan model pembelajaran tipe TGT. Dari hasil
perbandingan ini jika nilai siswa yang memenuhi KKM dan target
mengalami peningkatan maka dapat dikatakan hasil belajar siswa
meningkat.
E.
Prosedur Penelitian
1.
Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengawali dengan kegiatan pra penelitian. Kegiatan ini dilakukan pada
pembelajaran di kelas sebelum menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Kegiatan pra penelitian ini dilakukan dengan
mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang
mencakup observasi guru, observasi keadaan kelas, dan observasi siswa.
2.
Siklus Pertama
Di dalam siklus pertama ini ada beberapa tahap kegiatan yang
a.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan pelaksanaan PTK ini mencakup kegiatan:
1)
Peneliti dan guru bersama-sama menggali karakteristik siswa untuk
menempatkan siswa secara heterogen. Siswa dikelompokkan
menjadi 5-6 orang dalam satu kelompok secara heterogen yang
terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, jenis kelamin, dan
kemampuan yang berbeda. Hal-hal yang perlu disiapkan adalah
RPP model TGT, materi presentasi, latihan soal, dan hadiah
sebagai suatu penghargaan.
2)
Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar
observasi guru, observasi kegiatan siswa, dan observasi kegiatan
kelas. Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa berupa
kuisioner dan lembar refleksi.
b.
Tindakan
Pada tahap tindakan ini hal yang dilakukan adalah penerapan model
pembelajaran
TGT
sesuai dengan rencana tindakan, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Presentasi Penyajian kelas
(class presentation)
Dalam presentasi penyajian kelas, guru akan menyampaikan
materi pembelajaran yang akan dipelajari. Pada tahap ini siswa
diharapkan harus benar-benar memperhatikan dan memahami
hal ini akan membantu siswa dalam bekerja di dalam kelompok
mereka dan saat mereka memperoleh skor dalam permainan.
2)
Belajar dalam kelompok (
teams
)
Dalam belajar kelompok siswa masuk pada kelompok-kelompok
kecil yang biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang. Pada saat
belajar dalam kelompok mereka mendiskusikan materi yang
diberikan oleh guru. Setiap orang dalam kelompok bertanggung
jawab untuk menjelaskan apabila ada anggota kelompok yang
belum memahami materi yang telah diberikan.
3)
Permainan (
games
)
Permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
dirancang oleh guru untuk menguji siswa bahwa seluruh siswa
sudah menguasai materi pelajaran. Dalam permainan ini siswa
memilih kartu pertanyaan yang telah disediakan. Siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan
skor. Skor ini yang akan dikumpulkan oleh siswa untuk mengikuti
tournament
mingguan.
4)
Pertandingan (
tournament
)
Biasanya
tournament
dilakukan pada akhir minggu atau pada
setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok
sudah mengerjakan lembar kerja. Di dalam
tournament
guru akan
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa
selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5)
Perhargaan kelompok (
team recognition
)
Dalam penghargaan kelompok guru mengumumkan kelompok
yang menang, masing-masing kelompok akan mendapat
penghargaan atau hadiah apabila rata-rata skor yang telah
dikumpulkan memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
c.
Observasi
Pada tahap observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
hasil dari proses pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap
observasi ini terdiri dari pengamatan terhadap guru, pengamatan
terhadap siswa, dan pengamatan terhadap kelas. Pada tahap
observasi ini data direkam dengan
video camcorder
.
d.
Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti menguraikan data terhadap hasil
pengamatan
yang
telah
dilakukan
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Refleksi ini
dilakukan pada saat proses pembelajaran telah selesai sehingga dari
hasil refleksi peneliti dapat mengetahui kekurangan-kekurangan
yang ada dalam pembelajaran tersebut sehingga peneliti dapat segera
mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Refleksi juga dilakukan
memperbaiki dan mengetahui rencana tindakan pada siklus
berikutnya.
3.
Siklus kedua
Dalam siklus kedua ini seluruh tahapan hampir sama dengan siklus
pertama tetapi dalam siklus kedua ini peneliti banyak memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada dalam proses pembelajaran melalui hasil
refleksi pada siklus pertama.
F.
Instrumen Penelitian
1.
Instumen prapenelitian
a.
Instrumen untuk mengobservasi guru
(observing teacher)
Instrumen untuk mengobservasi guru digunakan catatan anekdotal. Di
dalam catatan anekdotal ini peneliti mengamati model pembelajaran
dan strategi pembelajaran yang digunakan di dalam kelas.
b.
Pengamatan lingkungan kelas
Pengamatan lingkungan kelas ini menggunakan catatan anekdotal.
Observasi lingkungan kelas ini mengamati tentang keadaan fisik kelas
dan tata letak kelas.
c.
Pengamatan observasi siswa
Pengamatan terhadap perilaku siswa ini dapat dilihat dari tingkah laku
setiap individu atau kelompok siswa pada saat sebelum pembelajaran
2.
Instrumen siklus pertama dan kedua
a.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan instrumen yang disiapkan oleh peneliti adalah
RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
yang digunakan
untuk menjabarkan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan.
b.
Tindakan
Tahap tindakan ini merupakan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan
ini adalah instrumen untuk mengobservasi guru, instrumen untuk
mengobservasi siswa, dan instrumen untuk mengobservasi keadaan
kelas, instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan
sesudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dengan
menggunakan kuesioner, dan instrumen untuk mengetahui hasil belajar
[image:56.595.99.514.200.751.2]siswa dengan menggunakan soal pre tes dan pos tes.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Indikator
Nomor butir
Positif
Negatif
Motivasi
belajar
1.
Adanya hasrat dan
keinginan untuk
berhasil
1, 7, 10
4, 8, 11
2.
Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam
belajar
2, 12, 13
3.
Adanya harapan dan
cita-cita masa depan
menarik dalam belajar
6.
Adanya lingkungan
belajar yang kondusif
9, 18
19
Dikutip dari skripsi Crescentiana Sri Widiarti (2009: 33)
Untuk mengukur motivasi belajar digunakan skala Likert dengan
empat alternatif jawaban yang diberi tanda centang (
√
) pada lembar
kuisioner yang telah disediakan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
c.
Refleksi
Tahap refleksi ini untuk mengetahui hasil dari pengamatan setelah
siklus pertama berlangsung dan untuk memperbaiki hal-hal yang masih
kurang sebagai pedoman untuk melakukan siklus berikutnya. Instrumen
yang diperlukan dalam refleksi ini adalah lembar refleksi guru dan
siswa.
G.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah teknik pengumpulan data kualitatif. Ada berbagai teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu:
1.
Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang cocok digunakan untuk
pengumpulan data kualitatif, yang digunakan untuk mengamati aktivitas
dalam kelas, interaksi yang terjadi di dalam kelas dan lain-lain. Menurut
Zainal (2011: 230-231) observasi merupakan teknik pengumpulan data
logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan
tertentu.
2.
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dari
penelitian yang dilakukan secara lebih rinci. Menurut Hopkins (1993:125)
yang dikutip oleh Rochiati (2007:117) wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang
lain.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
sesuatu dari buku-buku atau arsip yang berhubungan dengan sesuatu yang
sedang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah,
data siswa, dan hasil belajar siswa, serta rekaman proses penelitian.
4.
Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada
responden agar ia memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.
Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar
siswa.
H.
Teknik Analisis Data
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat validitas atau
keabsahan dari tiap item pada kuisioner dengan menggunakan analisis
product moment
, yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑
∑
√ ∑
∑
Keterangan:
r
= Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y
= Skor total dari seluruh item
X
= Skor total dari setiap item
n
= Jumlah responden
∑
XY = Hasil kali X dan Y
Jika nilai koefisien
lebih besar dari
, maka butir item
tersebut dapat dikatakan valid. Jika
lebih kecil dari
, maka
butir item tersebut dapat dikatakan tidak valid.
2.
Analisis deskriptif
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu dengan
pemaparan tentang informasi/data suatu gejala yang diamati dalam proses
pembelajaran dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar.
3.
Analisis Komparatif
Analisis komparatif yang dilakukan bertujuan untuk melihat
waktu khususnya pada saat pra penelitian, siklus pertama, dan siklus
kedua.
[image:60.595.99.536.217.634.2]a.
Motivasi Belajar
Tabel 3. 4
Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar
No
Indikator
Pra
Penelitian
Target
Indikator
keberhasilan
Deskriptor
Siklus I
Siklus II
1
Hasrat dan
keinginan
untuk berhasil
27,03%
40,55%
Siswa
mengerjakan
tugas tanpa harus
ditunjuk oleh
guru
2
Dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar
16,21%
24,32%
Siswa aktif dalam
diskusi dan
bertanya
3
Harapan dan
cita-cita masa
depan
37,84%
56,76%
Siswa mencatat
hal-hal yang
penting
4
Penghargaan
dalam belajar
13,51%
20,27%
Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru
5
Kegiatan yang
menarik dalam
belajar
21,62%
32,43%
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
6
Lingkungan
belajar yang
kondusif
21,62%
32,43%
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
Target indikator tingkat keberhasilan motivasi belajar siswa
diperoleh dari hasil diskusi dan hasil pengamatan yang telah dilakukan
persentase pada kegiatan pra penelitian ditambah dengan setengah dari
persentase pada kegiatan pra penelitian.
Indikator adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dapat
diamati dengan melihat jumlah siswa yang mengerjakan tugas tanpa
harus ditunjuk oleh guru. Indikator adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar dapat diamati dengan melihat jumlah siswa yang aktif
dalam diskusi dan bertanya. Indikator adanya harapan dan cita-cita
masa depan dapat diamati dengan melihat jumlah siswa yang mencatat
hal-hal penting. Indikator adanya penghargaan dalam belajar dapat
diamati dengan melihat jumlah siswa yang menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Indikator adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar dapat diamati dengan melihat reaksi siswa yang tertarik dalam
mengikuti kegiatan belajar, reaksi siswa yang tertarik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran ini muncul dari dalam diri siswa
secara alami atau disebut dengan motif intrinsik dan dapat diamati
dengan melihat jumlah siswa yang mendengarkan penjelasan guru.
Indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif dapat diamati
dengan melihat ciri-ciri lingkungan belajar yang kondusif. Ciri-ciri
lingkungan belajar kondusif yang dapat diamati adalah adanya
indikator siswa mendengarkan penjelasan guru dan tidak membuat
keributan sendiri di dalam kelas, hal ini termasuk ke dalam motif
melakukan hal tersebut. Indikator motivasi belajar terdapat pada
lampiran 10 halaman 161.
b.
Hasil Belajar
Pengukuran hasil belajar siswa dilakukan dengan melakukan
pre
test
dan
post test
pada saat penelitian ini dilakukan. Indikator hasil
belajar meningkat jika nilai siswa meningkat dan memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu
70.
Target indikator keberhasilan hasil belajar siswa tercapai jika
siswa yang memenuhi KKM mencapai 50% dari jumlah siswa yang
ada, hal ini berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap nilai siswa
dan hasil diskusi dengan guru mitra. Sebelum penelitian ini kurang
dari 50% siswa yang belum memenuhi KKM sehingga diharapkan
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini
[image:62.595.100.519.265.690.2]50% dari siswa dapat memenuhi KKM yang telah ditentukan sekolah.
Tabel 3.5
Analisis Komparatif
Target
Pra
Penelitian
Kriteria
Siklus
I
Kriteria
Siklus
II
Kriteria
50%
*) Keterangan:
BMT
: Belum Memenuhi Target
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A.Visi, Misi dan Tujuan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan tempat mewujudkan komunitas iman dengan menempatkan Tuhan Sang Guru Sejati sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju pribadi dewasa, beriman, berpengetahuan, terampil, bermartabat, berbudi pekerti luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman.
2. Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mempunyai misi untuk membantu, mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal, serta melatih siswa mandiri, bertanggung jawab, bermartabat, berbudi pekerti luhur, menghargai dan menghormati sesame dan menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga menjadi pribadi dewasa.
3. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
b. Menghasilkan peserta didik yang beriman dan bersikap professional tanpa membedakan agama, ras, suku dan tingkat nasional.
c. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai kemampuan berorganisasi dan bermasyarakat.
d. Menciptakan hubungan baik antara sekolah dengan orang tua, alumni, masyarakat sekitar, sekolah lain dan perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga tertentu.
e. Melanjutkan dan mengembangkan sistem pemeliharaan seluruh sarana fisik yang dimiliki sekolah agar tetap terpelihara, bersih dan rapi.
B.Sistem Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Sistem Pendidikan yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum dilaksanakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diadakan di kelas XI dan XII dengan pilihan program IPA dan program IPS.
Pola hubungan belajar mengajar di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah:
2. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasan untuk mengadakan analisis situasi kehidupan iman, sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang terjadi di masyarakat saat ini.
3. Pendekatan pribadi menekankan kerekanan dalam pelayanan yang berorientasi pada :
a. Pendidik berperan sebagai pendamping, fasilitator, mediator, instruktur, dan motivator kepada subjek didik.
b. Setiap pribadi menampakkan kewibawaannya, yaitu dengan adanya keserasian antara perkembangan diri dan profesionalitasnya, sosialitasnya, dan religiusitasnya.
c. Setiap pribadi dibiasakan untuk mengadakan refleksi validasi (menghargai dan saling membantu dengan teman sejawat, rapat musyawarah dan pengembangan pribadi).
4. Pola interaksi belajar mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut :
a. Pola pendamping-peserta didik
Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi, memberi tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin kelas dan kelompok kerja, dan sebagainya.
b. Pola peserta didik-pendamping
hasil kerja dan informasi, menjawab pertanyaan pendamping, dan sebagainya.
c. Pola peserta didik
Isi kegiatannya adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam debat, berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah, bereksperimen, merancang suatu penelitian dan sebagainya.
C.Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya untuk mengembangkan diri menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.
pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas XI dan XII dengan program pengajaran IPA dan IPS.
D.Organisasi Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 1. Sejarah Sekolah
Pada mulanya, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikenal dengan nama Sekolah Guru Agama Katolik (SGAK), yang didirikan pada bulan April 1942 dan dikelola oleh Pater-pater Yesuit. Namun, pada tanggal 1 Agustus 1942, SGAK diserahkan kepada bruder-bruder FIC, yang pusatnya di Jalan Dr. Sutomo 4 Semarang.
Kehadiran bruder- bruder FIC untuk membaktikan diri pada karya pendidikan, pengajaran, pembinaan Kristiani, namun tetap terbuka terhadap roh yang berhembus kearah yangdikehendaki-Nya. Dalam proses perkembangannya, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para bruder FIC bernaung dibawah yayasan Pangudi Luhur yang didirikan pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaries No. 16, oleh Tan A Sioe. Nama Pangudi Luhur sendiri berasal dari dua kata, yaitu Pangudi dan Luhur yang berarti usaha yang baik. Para bruder FIC melihat karya pendidikan sebagai suatu usaha/karya yang baik dan diharapkan orang yang dididiknya juga menjadi orang baik dan mampu berusaha atau mengusahakan haal – hal baik.
No. Cabang TK SLB/B SD SMP SMA STM
1 Semarang 9 16 6 2
2 Surakarta 1 4 7 2 1
3 Muntilan (Kedu) 1 1 2 1
4 Yogyakarta 3 8 5 2 1
5 Jakarta 1 1 1 2 2
6 Ketapang 1 6 3 1
Nama-nama sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur kebanyakan memakai nama Pangudi Luhur, tetapi ada beberapa sekolah yang memakai nama lain seperti:
a. Van Lith – Muntilan b. Don Bosco – Semarang c. St. Thomas – Semarang d. Bernadus - Semarang e. St. Yusup – Solo f. Bintang laut – Solo g. St. Yohanes – Ketapang
b. Tahun 1952: SGAK menempati gedung JL. P. Senopati 16, dikelola para bruder FIC (Santa Maria Yang Dikandung Tak Bernoda)
c. Tahun 1965: pengelolaan oleh yayasan Psngudi Luhur secara resmi. d. Tahun 1973: mulai kelas 1 menerima siswa putri, nama menjadi SPG. e. Tahun 1983: menempati gedung di JL. P. Senopati 18 sampai saati ini. f. Tahun 1987: SPG memperoleh status DISAMAKAN.
g. Tahun 1989: SPG beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur
h. Tahun 1992: SMA Pangudi Luhur St. Yusuf memperoleh status DISAMAKAN dengan KS No. 476/C/Kep?1991 (akreditasi 1)
i. Tahun 2003: nama SMU diubah lagi menjadi SMA dan digunakan hingga saat ini.
j. Tahun 2005: SMA menerima Akreditasi A dari BAN.
2. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur
Guru-guru Koordinator BP
Wakasek Urusan Kerja sama masy Wakasek Urusan
Sarana-Prasarana Wakasek Urusan
Kurikulum Wakasek Urusan
Kesiswaan
Dinas Pendidikan & Pengajaran kota
Yogyakarta
Yayasan Pangudi Luhur cabang
Yogyakarta
Kepala Sekolah
3. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing – Masing Unsur a. Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut
1) Mengevaluasi program tahunan dan program semester berdasarkan kalender pendidikan.
2) Mengawasi pembuatan jadwal pelajaran pertahun, persemester, termasuk penetapan jenis mata pelajaran/ bidang pengembangan/ bidang studi/ bidang pengajaran/ keterampilan dan pembagian tugas guru.
3) Mengawasi pelaksanaan jadwal satuan pelajaran menurut alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan. 4) Mengawasi pelaksanaan ulangan/ test/ hasil evaluasi belajar untuk
kenaikan kelas dan UAN.
<