• Tidak ada hasil yang ditemukan

Insiden Infeksi Saluran Kemih berdasarkan hitungan leukosit pada wanita hamil di trimester III Periode September- Oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Insiden Infeksi Saluran Kemih berdasarkan hitungan leukosit pada wanita hamil di trimester III Periode September- Oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Halimah Novita

Tempat/tanggal lahir : Medan, 11 November 1994

Agama : Islam

Alamat : Tanjung Sari pasar I gg anyerlir X No. 3B Medan

Sumatera utara

Orang Tua :

- Ayah : M.Nasir Hasan

- Ibu : Siti Noni br. Karo Sekali

Riwayat Pendidikan :

1. SD Taman siswa (1999-2005)

2. SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan (2005-2008)

3. SMA Negeri 15 Medan (2008-2011)

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2012-Sekarang)

Riwayat Organisasi :

(2)
(3)
(4)
(5)

Lampiran 5

Data Induk Responden

No Nama Responden Umur Responden Usia Kehamilan Paritas

1 R1 27 tahun 34 minggu 2

2 R2 20 tahun 29 minggu 2

3 R3 36 tahun 34 minggu 5

4 R4 27 tahun 36 minggu 3

5 R5 32 tahun 28 minggu 2

6 R6 35 tahun 32 minggu 3

7 R7 24 tahun 39 minggu 2

8 R8 23 tahun 32 minggu 3

9 R9 38 tahun 28 minggu 4

10 R10 32 tahun 30 minggu 2

11 R11 26 tahun 34 minggu 2

12 R12 25 tahun 39 minggu 2

13 R13 24 tahun 40 minggu 2

14 R14 33 tahun 30 minggu 2

15 R15 35 tahun 35 minggu 4

16 R16 24 tahun 36 minggu 2

17 R17 21 tahun 28 minggu 2

18 R18 38 tahun 34 minggu 6

19 R19 28 tahun 37 minggu 2

20 R20 23 tahun 28 minggu 2

21 R21 29 tahun 39 minggu 2

22 R22 34 tahun 30 minggu 3

23 R23 38 tahun 30 minggu 7

24 R24 29 tahun 39 minggu 2

(6)

26 R26 29 tahun 32 minggu 2

27 R27 33 tahun 38 minggu 3

28 R28 27 tahun 37 minggu 2

29 R29 28 tahun 36 minggu 2

30 R30 27 tahun 33 minggu 2

31 R31 25 tahun 36 minggu 2

32 R32 33 tahun 32 minggu 2

33 R33 20 tahun 32 minggu 2

34 R34 32 tahun 32 minggu 3

35 R35 28 tahun 30 minggu 2

36 R36 30 tahun 34 minggu 2

37 R37 26 tahun 33 minggu 3

38 R38 26 tahun 30 minggu 3

39 R39 30 tahun 30 minggu 2

40 R40 25 tahun 31 minggu 2

41 R41 24 tahun 30 minggu 2

42 R42 23 tahun 38 minggu 2

43 R43 20 tahun 31 minggu 2

44 R44 25 tahun 30 minggu 2

45 R45 30 tahun 29 minggu 3

46 R46 23 tahun 30 minggu 2

47 R47 40 tahun 32 minggu 5

48 R48 32 tahun 30 minggu 2

49 R49 33 tahun 34 minggu 3

50 R50 36 tahun 30 minggu 3

51 R51 33 tahun 33 minggu 2

52 R52 36 tahun 36 minggu 4

53 R53 31 tahun 31 minggu 3

54 R54 21 32 minggu 2

(7)

Lampiran 6

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

“Insiden Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Hitung Leukosit Pada Wanita Hamil Trimester III Periode September-Oktober 2015 Di Rumah Sakit

Sundari Medan”

Saya Siti Halimah Novita, mahasiswi Falkutas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian untuk memenuhi persyaratan

kelulusa pendidikan yang berjudul Insiden Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan

Hitung Leukosit Pada Wanita

Hamil Trimester III Periode September-Oktober 2015 Di Rumah Sakit Sundari

Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan insiden dari

kasus infeksi saluran kemih pada wanita hamil trismester III. Adapun manfaat

dari penelitian ini bagi wanita hamil adalah dapat mengetahui gejala awal dari

ISK, mengetahui peningkatan insiden ISK pada wanita hamil trismester III,

pencegahan dini pada wanita hamil untuk terhindar dari infeksi saluran kemih.

Saya akan melakukan penelitian ini dengan cara melakukan pengambilan

urin ibu sebanyak 50 Ml urin yaitu urin sewaktu atau 24 jam dengan cara

sebelum berkemih genital ekesterna dibersihkan terlebih dahulu dengan air sabun

kemudian dibilas dengan air. Air kemih awal dibiarkan terbuang dan yang tengah

di tampung dengan pot kira sebanyak 50 ml. Ibu di minta untuk menjaga agar

tempat tampungan urine tidak menyentuh paha, genitalia atau pakaian dan tidak

memegang bagian dalam dari tempat tampung. Sampel urin setelah di peroleh di

masukan ke dalam kantong plastik berisi potongan-potongan es dalam waktu 30

menit dan dikirimm ke lab untuk diperiksa. Dimana lab pemeriksan berada di

RUMAH SAKIT SUNDARI.

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap informasi yang

didapatkan dari penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan hanya untuk

(8)

Saya akan menanggung biaya pemeriksan lab urin dan menyediakan

tempat penampungan kepada ibu. Bila membutuhkan penjelasaan, dapat

menghubungi saya:

Nama : Siti Halimah Novita

No.HP : 082165383530

Setelah memahami berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian ini

diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah berpatisipasi pada penelitian.

Medan, - -2015

Penelitian

(9)

Lampiran 7

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP/INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Insiden Infeksi Saluran

KemihBerdasarkan Hitung Leukosit Pada Wanita Hamil Trimester III Periode

September-Oktober 2015 Di Rumah Sakit Sundari Medan. dan telah

memahaminya, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan

menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, , ,2015

(10)

Lampiran 8

TABEL KARAKTERISTIK UMUR RESPONDEN

kategori usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <=30 tahun 32 58,2 58,2 58,2

> 30 tahun 23 41,8 41,8 100,0

Total 55 100,0 100,0

Statistics

kategori usia

N Valid 55

Missing 0

TABEL KARAKTERISTIK USIA KANDUNGAN RESPONDEN

kategori usia kehamilan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <32 minggu 22 40,0 40,0 40,0

>32minggu 33 60,0 60,0 100,0

Total 55 100,0 100,0

Statistics

kategori usia kehamilan

N Valid 55

(11)

TABEL KARAKTERISTIK URINALISA LEUKOSIT PADA PEMERIKSAN MIKROSKOP

kategorilab

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 3= 1-2,2-4 13 23,6 23,6 23,6

> 3= 4-6,5-10,6-8 42 76,4 76,4 100,0

Total 55 100,0 100,0

Statistics

kategorilab

N Valid 55

Missing 0

TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS INFEKSI SALURAN KEMIH

Gejalaklinis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Simptomatis 37 67,3 67,3 67,3

Asimptomatis 12 21,8 21,8 89,1

negatif 6 10,9 10,9 100,0

Total 55 100,0 100,0

Statistics

Gejalaklinis

N Valid 55

(12)

TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS SIMPTOMATIS DISURIA INFEKSI SALURAN KEMIH

disuria

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Disuria 26 70,3 70,3 70,3

negatif 11 29,7 29,7 100,0

Total 37 100,0 100,0

Statistics

disuria

N Valid 37

Missing 0

TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS SIMPTOMATIS URGENSI INFEKSI SALURAN KEMIH

urgensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Urgensi BAK 33 89,2 89,2 89,2

negatif 4 10,8 10,8 100,0

Total 37 100,0 100,0

Statistics

urgensi

N Valid 37

(13)

TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS SIMPTOMATIS FREKUENSI INFEKSI SALURAN KEMIH

frekuensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Frekuensi 27 73,0 73,0 73,0

negatif 10 27,0 27,0 100,0

Total 37 100,0 100,0

Statistics

frekuensi

N Valid 37

Missing 0

TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS SIMPTOMATIS NYERI SUPRAPUBIS INFEKSI SALURAN KEMIH

nyerisuprapubis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Nyeri bagian suprapubis 18 48,6 48,6 48,6

negatif 19 51,4 51,4 100,0

Total 37 100,0 100,0

Statistics

nyerisuprapubis

N Valid 37

(14)

TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS SIMPTOMATIS HEMATURIA INFEKSI SALURAN KEMIH

hematuria

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Hematuria 5 13,5 13,5 13,5

negatif 32 86,5 86,5 100,0

Total 37 100,0 100,0

Statistics

hematuria

N Valid 37

(15)

TABEL GAMBARAN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN USIA KANDUNGAN

kategori usia kehamilan * ISK Crosstabulation

ISK

Total ISK negatif ISK positif

kategori usia kehamilan <32 minggu Count 9 13 22

% within kategori usia kehamilan 40,9% 59,1% 100,0%

% within ISK 39,1% 40,6% 40,0%

% of Total 16,4% 23,6% 40,0%

>32minggu Count 14 19 33

% within kategori usia kehamilan 42,4% 57,6% 100,0%

% within ISK 60,9% 59,4% 60,0%

% of Total 25,5% 34,5% 60,0%

Total Count 23 32 55

% within kategori usia kehamilan 41,8% 58,2% 100,0%

% within ISK 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 41,8% 58,2% 100,0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

(16)

Lampiran 9

KUISONER

Nama:... Umur:... Usia Kehamilan :... Paritas:...

1. Ibu hamil akan merasakan nyeri saat buang air kecil dan nyeri dibagian bawah perut ?

A. Setuju

B. Tidak Setuju

Alasan:

...

2. Ibu hamil akan merasakan seperti terbakar di saluran pembuangan air

seni ketika sewaktu buang air kecil ?

A. Setuju

B. Tidak Setuju

Alasan

:...

3. Ibu hamil akan merasakan tidak puas atau anyang – anyang saat buang air kecil?

A. Setuju

B. Tidak Setuju

Alasan:

...

(17)

4. Ibu hamil merasakan rasa sangat terdesak saat ingin buang air kecil sampai seperti mengompol ?

A. Setuju

B. Tidak setuju

Alasan

:...

5. Ibu hamil sedang dalam terapi pengobatan Antibiotik ?

A. Setuju

B. Tidak Setuju

Alasan : ...

6. Ibu Hamil berkeinginan untuk buang air kecil meskipun tidak terasa ingin buang air kecil?

A. Saetuju

B. Tidak setuju

Alasan: ...

7. Ibu hamil lebih berkeinginan untuk buang air kecil ketika pada malam

hari ?

A. Setuju

B. Tidak setuju

Alasan

:...

8. Ibu hamil pernah mengalami buang air kecil dengan air seni bercampur

darah ?

A. Setuju

(18)

Alasan :

...

9. Apakah ibu pernah mengalami hal yang sama sebelum masa kehamilan ?

A. Setuju

B. Tidak setuju

Alasan

:...

Penegakan diangnosis yaitu :

1. Merasakan siptomatis > 3 gejala pada wanita hamil disuria, urgensi,

poliuria, frekuensi, sakit pada bagian suprapubic, haematuria.

(19)

28

DAFTAR PUSTAKA

Boekitwetan, P ,.2000. Komplikasi Bakteriuria Pada Kehamilaan . J.Kedokteraan Triksakti

2000: 19(13): 89-95.

Available from : http://www.univmed.org /wp content/upload/2011/02/vol 19_no_3_1 pdf

(Accessed 15 april 2015).

Crowin , E., 2008. Buku Saku Patofisiologi : Cetakan I . Jakarta. EGC penerbit buku

kedokteran.

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth K, Wenstrom KD. Urinary Tract

Infection. In: William’s Obstetrics. 22nd ed. McGraw-Hill Companies. New York 2005;

1095-1099.

Kusnan, A ,. 2014. Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada ibu hamil di

laboratorium prodia. J. Ilmu kesehatan 2014 vol1 no 1: 1- 11.

Gema Nusa Akademika: http://www.gemanusafoundation.com/ (Accessed 15 April

2015).

Lee,M., Bozzo,P.,Einarson,A.,Koren,G.,(2008). Urinary Tract Infection in Pregnancy.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles.(Accesed 19 april 2015).

Munthe, Indra G,. 2014. Perbandingan Kejadian Bakteriuria pada ibu hamil dengan ibu yang

tidak hamil di RSUP H. Adam Malik Medan.

Available from :

http://www.Repository.USU.Ac.id/bitstream/123456789/31308/chapter%201.pdf.(Access

ed 21 april 2015).

Hooton Dr,.2012. Uncomplicated Urinary Tract Infection. Available from:

(20)

29

Prawirohardjo, S ,. 2011. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Ketiga.

Cetakan 2. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Purnomo, B ,. 2011. Dasar-dasar UROLOGI. Edisi Pertama. Cetakan I. Jakarta: CV Sagung

Seto.

Purnomo, B ,.2003. Dasar-dasar UROLOGI. Cetakan II. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sinclair, Constance., 2010. Buku Saku Kebidanan. Cetakan 2010. Jakarta. EGC penerbit buku

kedokteran.

(21)

14

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Teori

3.1

Tabel 3.1 Kerangka teori Bakteri Patogen

Ascending

Invasi terhadap host

Gangguan Keseimbangan

Agent & Host

Penurunan sistem pertahanan saluran

kemih Wanita hamil trimester ke III

Peningkatan hormon Progesteron

Peningkatan otot pada uterus

Berkurangnya tonus otot polos traktus urinarius & kompresi ureter

Pengosongan vesika urinaria tidak adekuat Penurunan mekanisme wash out urine

Miksi tidak adekuat

Terjadi replikasi bakteri dan menempel

pada urotelium

Berkembangbiak bakteri

Stasis urine

(22)

15

3.2. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.2. Insiden infeksi saluran kemih pada wanita hamil di trimester III.

3.3. Definisi Operasional 1.1. Insiden

Defenisi Operasional Insiden adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu

penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di suatu

kelompok masyarakat.

Alat ukur -

Cara ukur -

Skala ukur -

1. Insiden

2. Usia kandungan

3. Menghitung jumlah leukosit

4. Gejala klinis asimptomatik dan

simptomatik

5. Infeksi saluran kemih Insiden infeksi saluran kemih pada

(23)

16

1.2. Usia Kandungan

Defenisi Operasional Usia kandungan adalah batas waktu ibu mengandung yang di hitung

mulai dari haid pertama haid terakhir .

Usia kehamilan di bagi atas :

a. Trimester ke-I : 0-12 minggu

b. Trimester ke-II : 13- 28 minggu

c. Trimester ke-III : 29-40 minggu

Alat ukur Rekam Medis

Cara ukur Rekam Medis

Skala ukur Interval

1.3. Menghitung Jumlah Leukosit

Defenisi Operasional Menghitung jumlah leukosit adalah untuk mengetahui banyak

leukosit di dalam urin sewaktu 24 jam.

Alat ukur Mikroskop

Cara ukur Pemeriksaan mikroskopis langsung dilakukan dengan cara 10 ml

sampel dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian disentrifugasi

dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5-10 menit, cairan yang

terdapat di atas tabung pemusing dibuang, ditinggalkan endapan.

Satu tetes dari endapan diletakkan di atas slide dan ditutup dengan

kaca gelas objek.

Skala ukur Interval yaitu hasil urin dengan cara pemeriksan leukosit dengan

(24)

17

1.4. Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih Asimptomatik dan Simptomatik

Defenisi Operasional a.Gejala klinis asimptomatik: Adanya bakteriuria >100000 cfu/ml

disertai tanpa gejala pada wanita hamil trimester ke III.

b.Gejala klinis dengan simptomatik: Adanya bakteriuria >100000

cfu/ml disertai tanda dan gejala pada wanita hamil trimester ke III

yaitu > 3 disuria, urgensi, poliuria, sakit bagian suparapubis,

nokturia

Alat ukur Anamesa

Cara ukur Kuesioner

Skala ukur Nominal

1.5 Infeksi Saluran Kemih

Defenisi Operasional Infeski saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang

saluran kemih termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu

mikroorganismen yaitu bakteri.

Alat ukur Dipstick test

Cara ukur Pengambilan sampel urin sewaktu 24 jam kemudian pengambilan

urin sebelum berkemih subyek membersihkan genital dan

menampung urin porsi tengah di tampung sebanyak 30 ml di dalam

pot tabung dan subyek tidak boleh menyentuh paha, genitalia dan

bagian dalam pot kemudian sampel urin segar diperiksa di

laboraturium RSU Sundari Medan.

(25)

18

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan potongan melintang atau cross

sectional terhadap pengambilan sampel, dimana penelitian ini akan memberikan informasi data

mengenai insiden infeksi saluran kemih pada wanita hamil trimester III periode

september-oktober 2015 di RSU Sundari Medan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Sundari Medan pada periode awal bulan

september sampai akhir bulan oktober 2015 pengambilan waktu selama dua bulan di karena

waktu penelitian terbatas.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi di dalam penelitian ini adalah semua wanita hamil yang usia kandungan pada

trimester III yang sedang melakukan pemeriksan ANC di bagian Obgyn bertempat di RSU

Sundari Medan pada bulan september – oktober 2015.

4.3.2. Sampel

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non- probability sampling

dengan jenis consecutive sampling. Semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi

kriteria pemilihan dimasukan ke dalam penelitian sampai jumlah subyek yang di perlukan

terpenuhi dalam kurun waktu yang di tentukan. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan pada

wanita hamil dengan usia kandungan 29-40 minggu yang sedang melakukan ANC di bagian

Obgyn yang bertempat di Rumah Sakit Sundari Medan 2015 pada periode september – oktober

(26)

19

4.3.3. Kriteria inklusi sampel :

1. Wanita hamil dengan usia kehamilan 29-40 minggu.

2. Wanita hamil yang dengan multiparitas karena untuk melihat peningkatan insiden

infeksi saluran kemih.

3. Wanita hamil yang tidak dalam masa terapi antibiotik.

4. Wanita hamil yang melakukan pemeriksan ANC di Rumah Sakit Sundari Medan.

4.3.4. Kriteria eksklusi :

1. Wanita hamil yang memiliki penyakit sistem urologi seperti gagal ginjal kronis.

2. Wanita hamil yang memiliki penyakit Diabetes sebelum masa kehamilan.

3. Wanita hamil yang tidak mengalami iritasi meatus uretra, vaginitis.

4. Wanita hamil yang dalam penurunan imunitas seperti HIV-AIDS.

5. Wanita hamil yang mendapatkan terapi imunosupresan seperti kortikosteroid.

Perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan sebanyak

55 sampel dari bulan september sampai bulan oktober di Rumah Sakit Sundari Medan 2015.

4.4. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer yaitu pengambilan urin

sewaktu 24 jam pada wanita hamil trimester III pada periode september- oktober di RSU Sundari

Medan 2015 saat pemeriksan ANC.

Data yang ingin diteliti yaitu hasil dari urinalisis urin sewaktu 24 jam dan hasil kuesioner

anamesa pada wanita hamil dengan masa kehamilan 29-40 minggu pada periode

september-oktober di RSU Sundari 2015.

4.4.1. Cara kerja

1. Meminta kesediaan seluruh populasi untuk dijadikan sampel penelitian dan dijelaskan

tujuan serta manfaat penelitian yang akan dilaksanakan.

2. Menentukan sampel penelitian disesuaikan dengan kriteria inklusi yang sudah ditetapkan.

3. Sebelum pengambilan urin sampel mengisi kuesioner kemudian memberikan pot

penampung urin kepada sampel. Dan memberitahukan ke sampel untuk menjaga pot urin

(27)

20

4. Pengambilan urin sewaktu 24 jam.

a. Memakai sarung tangan non steril.

b. Memberikan pot penampung urin ke sampel.

c. Sebelum berkemih genitalia eksterna dibersihkan dengan air mengalir.

d. Air kemih awal dibiarkan terbuang.

e. Lalu sesaat sebelum melanjutkan berkemih kemudian tampung urin.

f. Bagian urin yang di tampung yaitu urin porsi tengah sekitar 30 ml.

g. Pastikan wadah urin minimal terisi separuhnya.

h. Urin yang segar segera diperiksa di laboratorium RSU Sundari.

4.5. Pemeriksan Urinalisa

4.5.1. Pemeriksan urin dengan dipstick test

Penggunan dipstick test dengan urin sewaktu 24 jam akan memberikan nilai sensitivitas

100 % dan spesifitas 81 %.

1. Urin segar dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 20 ml. Sisakan urin sebanyak 10

ml didalam pot tampungan urin untuk pemeriksan leukosit di bawah mikroskop.

2. Urin didalam tabung reaksi di test dengan dipstick test dengan cara memiringkan tabung

reaksi 90 derajat dan mencelupkan dipstick test kedalam tabung reaksi.

3. Waktu 60 detik keluarkan dipstick dari tabung reaksi dan keringkan bagian bawah

dipstick diatas tissu.

4. Cocokan perubahan warna dari dipstick test pada warna di tabung dipstick test.

5. Perubahan warna dari dipstick yaitu dari warna krem menjadi putih dengan nilai positif

leukosit akan diperiksa selanjutnya di bawah mikroskop.

4.5.2. Pemeriksan Leukosit

1. Urin sewaktu 24 jam sebanyak 10 ml dari pot penampungan dimasukan ke dalam tabung

reaksi.

2. Kemudian tabung reaksi yang berisi urin dimasukan ke dalam alat sentrifugasi.

3. Sentrifugai urin dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5-10 menit.

4. Sediakan slide dan kaca objek yang telah dibersihkan.

5. Setelah selesai sentrifugasi urin di keluarkan dan sisakan endapan.

(28)

21

7. Pembacan leukosit dengan menilai per lapangan pandang besar.

8. Hasil yang didapatkan sedikitnya 3 lapangan pandangan besar leukosit ditemukan dapat

mewakili sedian.

4.6. Pemeriksan Urin Makroskopis

No Sifat Interprestasi Masalah Klinis

1 Warna Oranye Asupan cairan terbatas

2 Tampilan Keruh, berkabut seperti susu Bakteri

3 Bau Berbau Busuk Bakteri infeksi saluran

kemih

Tabel 4.6 Penilaian Urin Makroskopis

4.7. Pengolahan dan Analisa Data

Pada penelitian Insidensi Bakteriuria pada wanita hamil trimester ke-III data hasil dari

Urinalisis akan dianalisa secara ststistik deskriptif dan di sajikan dalam tabel distribusi

frekuensi. Analisa statistik ini akan dilakukan dengan bantuan software pengolahan data di

(29)

22

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Sundari yang berlokasi di Jalan T.B.

Simatupang/Jalan P. Baris no 31. RSU Sundari berdiri pada tahun 1987. Pada awalnya, RSU

Sundari ini hanyalah tempat praktik bidan di sebuah rumah di lingkungan Desa Lalang

Kecamatan Medan Sunggal. Tempat praktik tidak lagi mencukupi untuk memberikan pelayanan

kesehatan bersalin akibat banyaknya pasien yang berobat terutama pasien yang mau melahirkan.

Setelah mendapat izin, maka didirikan Klinik Bersalin. Pada tahun 1995, Klinik Bersalin Sundari

menjadi Rumah Sakit Umum Sundari yang dapat memberikan perlayanan medis sebagai rumah

sakit yang bukan hanya tempat bersalin melainkan menjadi sarana untuk pengobatan medis

lainnya. Fasilitas di RSU Sundari terdiri dari poli spesialis anak, spesialis kebidanan dan

kandungan, spesialis syaraf, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, spesialis THT, spesialis

paru, spesialis kulit dan kelamin, serta poli dokter gigi. Selain itu, RSU Sundari juga memiliki

laboratorium yang memadai. Pengambilan data penelitian dilaksanakan di laboratorium RSU

Sundari.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini terpilih responden sebanyak 55 ibu hamil trimester III yang

merupakan pasien RSU Sundari Medan.

Tabel 5.1. Karakteristik Umur Responden

Berdasarkan tabel 5.1., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada umur

< 30 tahun sebanyak 32 kasus ( 58,2%).

Umur Jumlah Persentase

< 30 Tahun 32 58,2%

> 30 Tahun 23 41,8%

(30)
[image:30.612.65.483.92.151.2]

23

Tabel 5.2. Karakteristik Usia Kandungan Responden

Usia Kandungan Jumlah Persentase

< 32 minggu 22 40,0%

> 32 minggu 33 60,0%

Total 55 100,0%

Berdasarkan tabel 5.2., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada usia

[image:30.612.61.479.243.302.2]

kandungan responden > 32 minggu sebanyak 33 kasus (60,0%).

Tabel 5.3. Karakteristik Leukosit pada Pemeriksan Mikroskop

Leukosit Jumlah Persentase

< 3 LPB 13 23,6%

> 3 LPB 42 76,4%

Total 55 100,0%

Berdasarkan tabel 5.3., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada

pemeriksan leukosit mikroskop didapatkan > 3LPB sebanyak 42 kasus (76,4%).

Tabel 5.4. Karakteristik Gejala Klinis Infeksi Saluran Kemih

Gejala klinis Jumlah Persentase

Simptomatis 37 67,3

Asimptomatis 12 21,8

Negatif 6 10,9

Total 55 100,0%

Berdasarkan tabel 5.4., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada

gejala klinis didapatkan simptomatis sebanyak 37 kasus (67,3%).

Tabel 5.5. Karakteristik Gejala Klinis Simptomatis Disuria Infeksi Saluran Kemih

Berdasarkan tabel 5.5., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada gejala

klinis simptomatis disuria ISK didapatkan 26 kasus (70,3%).

Simptomatis Jumlah Persentase

Disuria 26 70,3%

Negatif 11 29,7%

[image:30.612.74.471.395.466.2] [image:30.612.67.498.569.627.2]
(31)
[image:31.612.64.491.92.150.2]

24

Tabel 5.6. Karakteristik Gejala Klinis Simptomatis Urgensi Infeksi Saluran Kemih

Simptomatis Jumlah Persentase

Urgensi 33 89,2%

Negatif 4 10,8%

Total 37 100,0%

Berdasarkan tabel 5.6., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada

[image:31.612.66.494.252.313.2]

gejala klinis simptomatis urgensi pada ISK sebanyak 33 kasus (89,2%).

Tabel 5.7. Karakteristik Gejala Klinis Simptomatis Frekuensi Infeksi Saluran Kemih

Simptomatis Jumlah Persentase

Frekuensi 27 73,0%

Negatif 10 27,0%

Total 37 100,0%

Berdasarkan tabel 5.7., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada

gejala klinis simptomatis frekuensi pada ISK sebanyak 27kasus (73,0%).

Tabel 5.8. Karakteristik Gejala Klinis Simptomatis Nyeri Suprapubis Infeksi Saluran Kemih

Simptomatis Jumlah Persentase

Nyeri Suprapubis 18 48,6%

Negatif 19 51,4%

Total 37 100,0%

Berdasarkan tabel 5.8., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada

gejala klinis simptomatis nyeri suprapubis pada ISK sebanyak 18 kasus (48,6%).

Tabel 5.9. Karakteristik Gejala Klinis Simptomatis Hematuria Infeksi Saluran Kemih

Simptomatis Jumlah Persentase

Hematuria 5 13,5%

Negatif 32 86,5%

Total 37 100,0%

Berdasarkan tabel 5.9., pada bulan september-oktober 2015 dari 55 responden pada

[image:31.612.61.511.417.482.2] [image:31.612.64.525.587.644.2]
(32)

25

5.1.3. Gambaran Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Usia Kandungan

Gambaran infeksi saluran kemih pada usia kandungan di Rumah Sakit Sundari Medan

[image:32.612.67.508.194.322.2]

periode bulan september-oktober 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.10. Gambaran Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Usia Kandungan

Infeksi Saluran Kemih

ISK Positif ISK Negatif Total

Usia Kandungan

< 32 minggu N 9 13 22

% 40,9% 59,1% 100,0% > 32 minggu N 14 19 33 % 42,4% 57,6% 100,0% Total N 23 32 55

% 41,8% 58,2% 100,0%

Berdasarkan pada tabel 5.10., insiden infeksi saluran kemih positif tertinggi pada usia kandungan > 32 minggu sebanyak 14 kasus (42,4%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Analisis Distribusi Data Penelitian

A.1. Analisis Gambaran Infeksi Saluran Kemih berdasarkan Usia Kehamilan

Pada penelitian ini, Gambaran infeksi saluran kemih pada usia kehamilan memiliki

insiden tertinggi usia kehamilan > 32 minggu sebanyak 14 kasus (42,4%), diikuti oleh < 32

minggu sebanyak 9 kasus (40,9%). Mengindikasikan bahwa bertambah usia kehamilan pada

wanita hamil akan meningkatkan insiden terjadi infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih

dapat terjadi terhadap wanita hamil disebabkan karena perubahan fisiologi dan struktur urinarius

berupa pelebaran kalises, pelvis ginjal, dan ureter disebelah atas tulang pelvis. Kapasitas ureter

akan meningkat sampai 2 kali lipat pada masa kehamilan aterm ini disebabkan berkurangnya

tonus otot polos traktus urinarius akibat kerja progesteron dan kompresi ureter akibat dari

pembesaran uterus sehingga mekanisme pengosongan vesika urinaria tidak adekuat dan

mengakibatkan statis pada urin sehingga bakteri dapat berkembangbiak dan menyebabkan

infeksi saluran kemih pada wanita hamil dengan usia kandungan di atas 32 minggu. Faktor lain

(33)

26

yaitu kebiasan kurang minum yang dapat menyebabkan jumlah urine yang tidak adekuat

sehingga menyebabkan peningkatan infeksi saluran kemih pada wanita hamil.

Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Paul bukitwetan dkk., dimana insiden pada

kelompok usia kehamilan > 24 minggu 41,5 % karena resiko terjadinya infeksi saluran kemih

meningkat sesuai dengan usia kehamilan maka pemeriksan urine sebagai suatu upaya

penyaring terhadap terjadinya infeksi saluran kemih sebaiknya dilakukan sejak trimester

(34)

27

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dapat diambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Insiden infeksi saluran kemih berdasarkan usia kehamilan yang tertinggi pada wanita

hamil trimester III terjadi di usia kehamilan > 32 minggu sebanyak 14 kasus (42,4%).

2. Insiden infeksi saluran kemih berdasarkan gejala klinis pada wanita hamil di trimester III

adalah ISK simptomatis sebanyak 37 kasus(67,3%).

6.2 Saran

1. Meningkatkan upaya deteksi dini pada ibu hamil di awal trimester agar terhindar dari

infeksi saluran kemih ketika masa kehamilan.

2. Meningkatkan pelayanan obsentrik yang memadai dan dapat memberikan pelayanan

(35)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Ginjal 2.1.1. Definisi Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan (ginjal) terdiri atas organ-organ yang memproduksi urin dan

mengeluarkanya dari tubuh. Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem utama untuk

mempertahankan homeostasis. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, berwarna

merah tua, terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal di bagian posterior dilindungi oleh

tulang kosta dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan dibagian anterior dilindungi oleh

bantalan usus yang tebal. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri

karena terdapat hati diatasnya. Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, tebalnya 6 cm

dan beratnya 120 -150 gram. Ginjal pada orang dewasa 95% memiliki jarak antara kutub ginjal

11-15 cm.

Perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk ginjal

merupakan pertanda yang penting karena kebanyakan penyakit ginjal dimanifestasikan dengan

perubahan struktur (Surharyanto & Madjid, 2009). Ginjal mendapatkan aliran darah, dari arteri

renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan

melalui vena renalis yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end

arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang-cabang dari arteri lain

( Purnomo, 2003).

2.1.2. Fungsi utama ginjal

Fungsi utama ginjal terdiri atas:

1. Fungsi ekskresi yaitu: Mempertahankan osmolitas plasma sekitar 285 mili osmolitas.

Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal.

Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4. Mengekskresikan urea, asam urat dan kreatinin.

2. Fungsi nonekskresi yaitu: Menghasilkan renin, pengaturan tekanan darah. faktor dalam

(36)

5

2.1.3. Definisi Ureter, Kandung Kemih dan Uretra

1. Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine dari

pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang dari 20 cm

( Purnomo, 2003).

2. Kandung kemih adalah kantung berotot yang dapat mengempis terletak di belakang

simfisispubis. Kandung kemih mempunyai tiga muara yaitu dua muara ureter dan satu

muara uretra. Dinding kandung kemih terdapat scratch reseptor yang akan bekerja

memberikan stimulus sensasi berkemih apabila kandung kemih telah mencapai lebih

kurang 150 cc (Surharyanto & Madjid, 2009).

3. Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari kandung kemih melalui

proses miksi. Panjang uretra pada wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan pada pria

dewasa panjang uretra kurang lebih 23-25 cm (Purnomo, 2003).

2.2. Infeksi Saluran Kemih 2.2.1. Definisi

Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi disepanjang saluran kemih, termasuk

ginjal itu sendiri akibat poliferasi suatu mikroganisme. Sebagian besar infeksi saluran kemih

disebabkan oleh bakteri yang paling tersering disebabkan oleh Escherichia coli (Crowin, 2009).

Pada waktu kehamilan dapat terjadi peningkatan infeksi saluran kemih dari bakteriuria

asimptomatis menjadi bakteriuria simptomatis sehingga menyebabkan terjadi sistitis atau

menyerang kaliks ginjal, pelvis dan parenkim sehingga menimbulkan pielonefritis ( Sarwono,

2010).

Pada wanita hamil dikenal 2 keadaan infeksi saluran kemih yaitu:

1. Infeksi saluran kemih tanpa gejala ( Bakteriuria asimptomatis).

2. Infeksi saluran kemih dengan gejala ( Bakteriuria simptomatis).

(Munthe Indra G, 2014).

2.2.2. Insiden

Insiden terjadi infeksi saluran kemih pada wanita hamil dilaporkan dengan hasil yaitu Lee

dkk (2008) dalam sebuah artikel kesehatan internasional melaporkan bahwa sekitar 2% - 13%

(37)

6

infeksi saluran kemih menunjukan terjadi peningkatan yang bermakna dengan bertambah usia

kandungan. Pada usia kandungan < 12 minggu dengan insiden 20,7%, usia kandunga 13 - 24

minggu dengan insiden 30,6%, dan usia kandungan > 24 minggu dengan insiden 41,5%.

Dilaporkan bahwa multiparitas dan usia kandungan mempunyai hubungan untuk terjadi

peningkatan insiden bakteriuria dengan dibuktikan adanya peningkatan signifikan secara

multiparitas dengan usia kehamilan > 24 minggu yaitu pada kehamilan pertama 10,4%,

kehamilan kedua 9,4% dan kehamilan ketiga 21,7% (Kusnan, 2014).

Pada penelitian di kairo, Mesir oleh (Elsokkar, 2011) menyatakan bakteriuria

asimptomatik akan menyebabkan kelahiaran prematur dan BBLR sekitar 1,5-2 kali lipat dengan

kesimpulan prevalensi ibu hamil bakteriuria asimptomatik yang melahirkan prematur cukup

tinggi yaitu 23,5%. Penelitian yang dilakukan di RSUP DR Jamil padang didapatkan abortus

42%, pada wanita hamil dengan bakteriuria asimptomatik.

2.2.3. Etiologi

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh kuman gram negatif. Escherichia coli merupakan

penyebab terbanyak baik simptomatis dan asimptomatis yaitu 70%-90%. Klebsiella 14,6% dan

Staphylococci 9,8% ( UTI, New England Medical Journal, 2012). Pada wanita hamil dengan

positif infeksi saluran kemih terbanyak yaitu Escherichia coli 75% - 80% dan ditambah dengan

status sosial ekonomi yang rendah (Loughlin,1994), wanita dengan paritas tinggi, wanita yang

pernah mengalami infeksi saluran kemih secara nyata klinis ( Williams Obstetri, 1991).

2.2.4. Faktor Predisposisi Infeksi Saluran Kemih

1. ISK sebelum kehamilan.

2. Vulvovaginatis.

3. Higiene buruk.

4. Kateterisasi uretra.

5. Pengosongan kandung kemih tidak tuntas.

6. Sering senggama.

7. Penurunan tahanan uretra setelah menopause.

(38)

7

2.2.5. Patogenesis

Pada saluran kemih diketahui bahwa urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Uretra

memiliki anatomi pertahanan yang dapat melindungi saluran kemih dari invasi bakteri, uretra

juga memiliki perangkat antibakteri intrinsik yang merupakan adanya IgA yang berfungsi

memblok adherence dari bakteri ke mukosa sel (Wesley, 1986). Pada infeksi saluran kemih

mikroorganisme dapat memasuki saluran kemih dan berkembangbiak didalam media urine

dengan melalui cara: (1) Ascending, (2) Hematogen, (3) Limfogen, dan (4) langsung dari organ

sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi. Sebagian besar mikro-organisme memasuki saluran

kemih melalui cara ascending. Kuman penyebab infeksi saluran kemih pada umumnya adalah

kuman yang berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal didalam introitus vagina,

prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus. Bakteri dapat mencapai kandung kemih

uretra kemudian diikuti naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal (Purnomo, 2011).

Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara

mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai

host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang

menurun atau karena virulensi agent meningkat. Pertahanan sistem saluran kemih yang paling

baik adalah mekanisme wash out urine, yaitu aliran urine yang mampu membersihkan bakteri

yang ada terdapat di dalam urine. Agar aliran urine adekuat dan mampu melakukan mekanisme

wash out, maka harus dalam kondisi jumlah urine cukup dan tidak ada hambatan di dalam

saluran kemih, kebiasaan jarang minum dapat menyebabkan jumlah urine yang tidak adekuat,

sehingga memudahkan terjadi infeksi saluran kemih. Adanya dilatasi atau refluks sistem urinaria,

miksi yang tidak teratur atau sering menahan kencing yang dapat mempengaruhi aliran urine dan

mekanisme wash out. Gangguan dari mekanisme ini akan menyebabkan kuman mudah sekali

mengadakan replikasi dan menempel pada urotelium (Purnomo, 2011).

1. Faktor dari host yaitu : Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke

dalam saluran kemih. Adanya pertahanan lokal dari host dan peranan dari sistem

kekebalan tubuh yang terdiri atas imunitas humoral maupun imunitas selular.

2. Faktor dari mikro-organisme : Pada bakteri terdapat pili atau fimbrien yang ada di

permukaannya. Pili berfungsi untuk menempelkan bakteri pada urotelium. Dari jenis

pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda yaitu: Bakteri tipe pili

(39)

8

coli yang diisolasi dari infeksi saluran kemih dari Escherichia coli yang diisolasi dari

feses. Dapat memperbanyak replikasi dan menjadi faktor virulensi yang lebih cepat

daripada bakteri yang lainnya dan paling banyak menimbulkan infeksi sistitis. Bakteri pili

2 bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan pielonephritis akut dan menjadi resisten

terhadap serum manusia.

2.2.6. Patofisiologi

Pada infeksi dan inflamasi dapat menginduksi kontraksi uterus. Banyak mikroorganisme

dapat menghasilkan fosfolipid A2 dan C sehingga meningkatkan konsentrasi asam arakidonat

secara lokal dan dapat menyebabkan pelepasan PGF-2 dan PGE-2 sehinga terjadi kontraksi

miometrium uterus, dan juga terdapat produk sekresi dari makrofag / monosit berupa interleukin

1 dan 6, sitokin, tumor nekrosis factor yang akan menghasilkan sitokin dan prostagladin.

Infeksi bakteri yang paling banyak yaitu melalui asendens salah satu faktor predisposisi

adalah uretra wanita yang pendek dan mudahnya terjadi kontaminasi yang berasal dari vagina

wanita dan rektum. Pengaruh hormon progesteron terhadap tonus dan aktivitas otot-otot dan

obstruksi mekanik oleh pembesaran uterus dalam kehamilan merupakan faktor predisposisi

meningkatkan kapasitas kandung kemih dan terdapatnya sisa urin setelah berkemih pada ibu

hamil, adanya perubahan pH urin yang disebabkan meningkatnya ekskresi bikarbonat

memberikan pertumbuhan baik pada bakteri serta glikosuria yang merupakan faktor predisposisi

berkembangya bakteri dalam urin pada kehamilan. Bakteriuria asimptomatik adalah terdapatnya

100.000 bakteri atau lebih per militer urin dari penderita tanpa keluhan infeksi saluran kemih.

Bakteriuria asimptomatik tersebut berkembang menjadi simptomatik dalam kehamilan yaitu

pielonefrititis akut dan sistitis (Munthe Indra G, 2014).

Dampak infeksi saluran kemih pada wanita hamil di trimester III terjadi pada kehamilan

dimulai pada minggu ke-6 dan mencapai puncak pada minggu ke-22 sampai minggu ke -24,

terjadi perubahan struktur dan fungsi dari saluran kemih. Peningkatan volume plasma

mengakibatkan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan jumlah keluaran urin serta dilatasi ureter

dan relaksasi kandungan kemih sebagai akibat dari produksi hormon terutama progesteron

mengakibatkan terjadinya statis urin. Adanya statis urin dan terjadinya refluks vesikoureter dan

akan berakibat menjadi pielonefritis. Perubahan Ph urin disebabkan meningkatkan ekskresi

bikarbonat sehinga menyebabkan pertumbuhan signifikan pada bakteri. Salah satu faktor yaitu

(40)

9

tubular terhadap glukosa yang berdampak pada wanita hamil terhadap metabolisme karbohidrat

normal dan akan mempercepat pertumbuhan dari bakteri.

Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada saat pemasangan kateter untuk pengeluaran urin

sewaktu persalinan atau air kemih yang tertahan karena rasa sakit waktu berkemih akibat trauma

persalinan atau luka pada jalan lahir. Pada pielonefrititis akut selama kehamilan dapat

menyebabkan terjadinya sepsis pada ibu dan kelahiran preterm dan prematur. Gangguan fungsi

ginjal dan pembentukan jaringan parut ginjal bilateral berkaitan dengan peningkatan penyulitan

pada ibu.

Pielonefrititis kronik atau kelainan ginjal kronik lainnya mengalami penyulit bakteriuria

selama kehamilan dapat terjadi pielonefrititis akut yang akan menyulitkan keadaan dari wanita

hamil tersebut, didapatkan bahwa hampir separuh wanita dengan pembentukan jaringan parut di

ginjal akibat infeksi saluran kemih pada masa anak-anak yang mengalami bakteriuria saat hamil

( William’s Obstetrics, 2005).

2.2.7. Manifestasi Klinis

1. Bakteriuria asimtomatik: Yaitu bakteri didalam urine tanpa disertai gejala.

2. Sistitis: Infeksi kandung kemih yang secara khas ditandai dengan disuria terutama pada

akhir kencing dan berulang-ulang merasa ingin kencing yang mendesak. Biasanya

ditemukan jumlah leukosit yang abnormal dan bakteri dalam kemih, eritrosit pada

endapan kemih, hematuria yang nyata.

3. Pielonefrititits Akut: Infeksi bakteri yang dapat menjalar ke atas dari kandung kemih,

melalui pembuluh darah dan saluran limfe. Timbulnya gejala-gejala penyakit biasanya

agak mendadak. Wanita yang semula sehat akan merasakan iritasi kandung kemih ringan,

atau hematuria, tiba-tiba mengalami demam, rasa dingin gemetaran dan rasa nyeri pada

daerah lumbal satu atau kedua sisi. Dapat juga terjadi anoreksia, nause, dan muntah, suhu

badan dapat meningkat mencapai 400C atau hipotermia sampai 340C, nyeri tekan pada

penekanan pada satu atau kedua sudut kostovertrebalis. Endapan kemih mengandung

banyak leukosit dan bakteri biasanya gram negatif.

4. Pielonefritits kronis: Disertai sedikit atau tanpa gejala yang mengarah pada saluran

kemih, gejala utama adalah insufisiensi ginjal. Pada wanita hamil dapat menyebabkan

(41)

10

2.2.8. Penegakan Diagnosis

Penegakan diangnosis: Dapat ditegakan dengan gejala simptomatis berupa disuria,

polakisuria, terdesak kencing (urgency), stranguria, nokturia, nyeri pada bagian pubis, demam,

nyeri bagian pinggang (Leveno et al, 2009).

2.2.9. Pemeriksan Penunjang

1. Pemeriksan urinalisa pada urin dengan dipstick test

Tabel 2.1 Pemeriksan urinalisa dengan dipstick test

Penampilan: Warna mencerminkan konsentrasi urin

Urobilinogen: Tidak ada dalam keadaan normal. Bilirubin diubah oleh bakteri kolon menjadi urobilinogen disekresikan didalam urien

atau feses.

Glukosa: Tidak ada dalam keadaan normal. Selama kehamilan

glukosuria ringan terdeteksi dalam kadar gula darah normal

akibat penurunan ambang batas ginjal.

Protein: Tidak ada didalam urine normal.

Esterase Leukosit: Mendeteksi neutrofil granulosit. Nilai positif mengindikasikan > 10 leukosit/mm2 .

Urine Nitrat: Penuruanan reduksi nitrat menjadi nitrit oleh bakteri. Sumber: Sinclair, 2009

2. Pemeriksan leukosit di bawah mikroskop.

Urin segar di masukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml kemudian dimasukan

kedalam alat sentrifugasi dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5-10 menit. Cairan didalam

tabung reaksi dibuang sampai sisa endapan. Satu tetes dari endapan diletakan di atas slides dan

ditutup dengan gelas objek. Kemudian diperiksa dibawah mikroskop. Melihat dibawah

mikroskop pertama kali yaitu lapangan pandangan kecil (LPK) kemudian lapangan pandangan

besar (LPB). Cara penilaian dilakukan dengan melihat beberapa LPB dengan melaporkan hasil

(42)

11

2.2.10. Penatalaksanan

Pengobatan infeksi saluran kemih pada kehamilan perlu diberikan, sebab penelitian

(Elder dkk). Memberikan pengobatan terhadap infeksi saluran kemih selama masa kehamilan

dapat menurunkan insiden infeksi saluran kemih dari 86% menjadi 11%. Antibiotik yang

menjadi pilihan harus aman bagi ibu hamil dan bayi dalam kandungan. Amoxycillin merupakan

pilihan yang aman namun Escherichia coli semakin meningkat resistensinya terhadap antibiotik

tersebut. Cephalosporins dan Nitrofurantoin aman bagi ibu hamil dimana kedua obat ini

mempunyai konsentrasi urin yang tinggi maka akan efektif untuk melawan bakteri Escherichia

coli.

Tabel 2.2 Terapi antibiotik untuk asimptomatik infeksi saluran kemih selama kehamilan

Pengobatan 3-7 hari

Nitrofurantion 100 mg /4 x sehari

Sulfisoxazole 500 mg /4 x sehari

Cephalexin 250-500 mg / 4 x sehari

Pengobatan Tunggal

Nitrofurantion 200 mg / kali/hari

Amoxilin 3 gram / kali/hari

Cephalexin 3 gram / kali/hari

Sulfisoxazole 2 gram / kali/hari

Sumber: Boekitwetan, 2000

Sebaiknya penggunan obat Nitrofurantoin diberikan sewaktu trimester ketiga karena

berpotensi untuk terjadinya hemolisis pada fetus karena mengidap Glucose-6-phosphate

Dehydrogenase Deficiency (G6PD).

Sedangkan pada obat Penisilin dan Sefalosporin dapat menyebabkan reaksi anafilatik,

sulfonamida dapat menyebabkan fetal hyprbilirubinemia (Boekitwetan, 2000).

Rekomendasi perawatan inap dan konsultasi dengan dokter jika dicurigai pielonefritis

atau timbul persalinan kurang bulan. Komplikasi yang kemungkinan terjadi termasuk dehidrasi

(43)

12

2.2.11. Pencegahan

Pencegahan harus dilakukan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya infeksi saluran

kemih yang mempunyai resiko terjadinya komplikasi dalam kehamilan. Maka beberapa cara

dapat dilakukan sebagai usaha untuk mencegah dari terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :

1. Ibu hamil harus segera berkonsultasi dengan dokter apabila didapati adanya

darah dalam urin atau nyeri pada bagian bawah perut sewaktu atau sebelum

berkemih.

2. Mencuci tangan dengan menggunakan teknik yang benar sebelum dan sesudah

berkemih, kemudian mengelap di bagian perineum dan alat kelamin mulai dari

depan kebelakang. Jangan membiarkan bagian perineum dan alat kelamin basah

dan terus memakai kembali celana. Medium yang lembab dan berair merupakan

medium yang baik bagi bakteri untuk hidup.

3. Jangan menggunakan cairan atau pembersih alat kelamin wanita. Penggunaan

cairan atau pembersih ini dapat mengubah pH sekitar alat kelamin sekaligus

memberi mediun untuk bakteri membiakan.

4. Ibu hamil dianjurkan untuk memakai celana yang lebih longgar dan lebih baik

memakai bahan dari kapas dari pada satin.

5. Ibu hamil dinasihatkan untuk mengkonsumi air lebih dari 2 liter per hari untuk

mendapatkan cairan lebih adekuat dan lebih sering untuk berkemih sebagai

mekanisme wash out dan menghambat pertumbuhan air dengan pertumbuhan

mikoorganisme.

6. Apabila ibu hamil mendapati urinnya lebih gelap dari biasa, maka ibu hamil harus

mengkonsumsi minum air lebih banyak.

7. Konsumsi susu lemak kental atau yourgurt dan susu biasa juga baik untuk ibu

hamil sebagai langkah mencegah terjadinya infeksi saluran kemih dalam

kehamilan ( Boruussard & Hurst 2007 ).

8. Infeksi saluran kemih dapat rekuren kembali apabila infeksi pertama kali pada ibu

hamil tidak ditagani secara adekuat. Antibiotik profilaksis dengan pemberian

Cephalexin dan Niterofurantoin adalah pengobatan yang efektif (Tahar & Mohd,

(44)

13

2.2.12. Prognosis

Prognosis wanita dengan infeksi saluran kemih pada wanita hamil sangat beragam,

Pielonefritis pada waktu hamil tidak boleh disangka sembuh, meskipun gejalanya sudah tidak

ada sama sekali dan secara spontan, kecuali bila kemih tetap steril. Dokter sangat berperan yakni

bahwa kemih tetap bebas dari mikrooganisme, lama setelah terapi antimikrobal tuntas. Tidak ada

gejala dari priuria tidak dengan sendirinya merupakan bukti suatu kesembuhan yang adekuat.

Semua penderita yang mengalami infeksi saluran kemih ulangan harus dievaluasi secara urologik

(Williams Obstetrics, 1991).

(45)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih adalah kolonisasi bakterial yang persisten pada tractus urinarius

yang dapat memberikan gejala klinis nyata maupun gejala klinis yang tidak nyata. Infeksi saluran

kemih dapat disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus (Crowin, 2009). Pada masa kehamilan

akan terjadi peningkatan infeksi saluran kemih, paling tersering menyerang wanita hamil

adalah infeksi saluran kemih asimptomatik menjadi infeksi saluran kemih simptomatik

(Sarwono, 2010).

Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada wanita karena di sebabkan oleh uretra wanita

yang lebih pendek dari pria, serta letak dari orificium urethra externus wanita yang berdekatan

dengan anus. Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi dan struktur urinarius, berupa

pelebaran kalises, pelvis ginjal dan ureter disebelah atas tulang pelvis. Kapasitas ureter yang di

luar kehamilan sekitar 2- 4 ml akan meningkat sampai 50 ml atau lebih selama masa kehamilan,

kapasitas kandungan kemih juga meningkat sampai 2 kali lipat pada kehamilan aterm. Pelebaran

tersebut terjadi akibat berkurangnya tonus otot polos traktus urinarius akibat kerja progesteron

dan kompresi ureter akibat pembesaran uterus, sehingga mekanisme pengosongan vesika urinaria

tidak sempurna dan terjadi stasis urine sehingga hal ini yang menyebabkan mudahnya bakteri

berkembang biak dengan cepat pada vesika urinaria (Boekitwetan, 2000).

Pada umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK daripada pria. Pada masa

neonatus infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak

menjalani sirkumsisi dari pada bayi perempuan (0,7%). Dengan bertambahnya usia, insiden

infeksi saluran kemih terbalik yaitu pada masa sekolah pada anak perempuan (3%) sedangkan

pada anak laki-laki (1,1%), insiden infeksi saluran kemih pada remaja anak perempuan

meningkat (3,3% - 5,8%). Bakteriuria asimtomatik pada wanita usia 18-40 tahun adalah 5-6%

dan angka meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut (Purnomo 2011). Insiden infeksi

saluran kemih menunjukan peningkatan yang bermakna dengan bertambahnya usia kehamilan.

Pada usia kehamilan < 12 minggu dengan rasio 20,7% dan usia kehamilan 13-24 minggu dengan

(46)

2

Menurut Simanjuntak et.al (1982), dalam jurnalnya yang berjudul Masalah Bakteriuria

Asimptomatik pada Kehamilan, dilaporkan bahwa insiden ISK pada wanita hamil mencapai 7%

dibandingkan wanita yang tidak hamil dan biasanya infeksi yang nyata terjadi antara kehamilan

26-36 minggu.

Menurut (Loynd & Rosh 2009) di Amerika Serikat sebanyak 2-7% dari ibu hamil

terkena ISK dan sebanyak 40% terkena bakteriuria asimptomatik. Kemenkes RI, (2009)

melaporkan bahwa berdasarkan SKRT 2007 angka kematian ibu (AKI) Indonesia sebesar

228/100.000 kelahiran hidup. Infeksi saluran kemih dilaporkan sebagai penyebab ketiga (11%)

tingginya AKI di Indonesia dan juga merupakan penyakit infeksi tersering ditemukan pada ibu

hamil.

Pada wanita hamil yang memiliki faktor risko infeksi saluran kemih akan terjadi

kompilikasi pada kehamilan serta menyebabkan komplikasi pada bayi yang akan dilahirkan.

Prevelensi bakteriuria pada kehamilaan dapat berupa: Bakteriuria asimtomatik (1%-1,5%),

sistitis (3%-1,3%) dan pielonefritis (1%-2%). Bakteriuria asimtomatik (ASB) pada ibu hamil

dengan insiden pielonefritis akut sekitar 33% dapat menyebabkan terjadi sepsis, insufsiensi

pernafasan, anemia, abortus, kelahiran prematur dan bayi lahir berat badan rendah dan ketuban

pecah dini serta kematian pada ibu dan janin (Kusnan, 2014).

Berdasarkan atas latar belakang tersebut maka penelitian ini akan menilai insiden infeksi

saluran kemih pada ibu hamil di trimester III berdasarkan hitungan leukosit selama periode

september-oktober 2015 di RSU Sundari Medan, dimana pengetahuan terhadap ibu hamil

dalam pemeriksaan dini dari gejala awal infeksi saluran kemih sangat kurang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan atas latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui insiden infeksi saluran kemih berdasarkan hitungan leukosit pada wanita hamil di

trimester III periode september-oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui insiden infeksi saluran kemih pada wanita hamil di trimester III di

(47)

3

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui insiden infeksi saluran kemih pada kehamilan trimester III.

2. Untuk mengetahui insiden gejala klinis pada infeksi saluran kemih simtomatis dengan

asimtomatik pada wanita hamil di trimester III.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan penelitian tentang insiden infeksi saluran kemih pada wanita hamil

di trimester III.

2. Menambah pengalaman dalam meneliti dan membuat karya tulis ilmiah.

3. Dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi rumah sakit untuk mengetahui

insiden infeksi saluran kemih pada wanita hamil di trimester III serta dapat digunakan

untuk sumber penelitian berikutnya.

4. Terhadap masyarakat penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan terhadap infeksi

saluran kemih pada wanita hamil trimester III dan didalam penelitian ini masyarakat

dapat mengetahui insiden infeksi saluran kemih pada wanita hamil di trimester III serta

(48)

iii

ABSTRAK

Latar Belakang: Ibu hamil adalah kelompok yang paling rentan terdampak

infeksi saluran kemih. Peningkatan faktor risko infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah multiparitas, usia kehamilan, perubahan anatomi uterus, umur, sosial dan ekonomi. Pada ibu hamil dengan bertambah usia kandungan akan terjadi peningkatan infeksi saluran kemih. Insiden infeksi saluran kemih akan meningkat pada usia kehamilan 26-36 minggu dengan presentase 7%. Angka kematian ibu pada infeksi saluran kemih mencapai 11% dan juga penyakit infeksi tersering pada wanita hamil di indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden infeksi saluran kemih berdasarkan hitung leukosit pada wanita hamil trimester III.

Metode: Dilakukan penelitian dengan cara deskriptif rancangan cross sectional

pada 55 sampel ibu hamil trimester III yang kontrol kehamilan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Pengambilan sampel pada penelitian dengan menggunakan teknik non-probability sampling jenis consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada periode september-oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan. Dilakukan pengambilan urin sewaktu 24 jam dan kuesioner.

Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan infeksi saluran kemih positif dengan usia

kehamilan > 32 minggu 14 kasus (42,4%) dan gejala klinis simptomatis 37 kasus (67,3%). Hal ini menunjukan bahwa pada wanita hamil trimester III memiliki insiden tertinggi infeksi saluran kemih.

Diskusi: Insiden tertinggi infeksi saluran kemih pada wanita hamil di usia

kandungan di atas 32 minggu.

(49)

iv

ABSTRACT

Introduction: Generally pregnant women are prone to become urinary tract

infection. An increase in risk factor urinary tract infection with pregnant women is multiparity, gestation, changes in the anatomy of the uterus, age, social and economics. In pregnant women interclation gestational age will be increase urinary tract infection. Incident of urinary tract infection will be increase in gestational 26-36 week on percentage 7%. Maternal mortality with urinary tract infection get up to 11% and also teh most common infectious diseases iin pregnant women in indonesia. The purpose of this study was to determine leukocyte count based on third trimester pregnant women.

Method: Conducted research ny cross sectional descriptive design on 55 sampels

on third trimester pregnant women whose pregnancy control in hospital Sundari medan. Sampling on research using the technique no-probability sampling type consecutive sampling. Research conducted during the periode september-october 2015 in hospital Sundari Medan. Performed during 24h urine collection and questionnaires.

Result: The result showed positive urinary tract infection by age of gestation > 32

week 14 case(42,4%) and symptomatic clinical symptoms 37 case (67,3%). This suggests that pregnant women on third trimester has the highest incidence urinary tract infection.

Discussion: The highest incidence of urinary tract infection in pregnant women at

gestational age above 32 week.

(50)

INSIDEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HITUNG LEUKOSIT PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2015 DI RUMAH SAKIT SUNDARI

MEDAN

Oleh:

SITI HALIMAH NOVITA 120100300

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

INSIDEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HITUNG LEUKOSIT PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2015 DI RUMAH SAKIT SUNDARI

MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

SITI HALIMAH NOVITA 120100300

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(52)
(53)

iii

ABSTRAK

Latar Belakang: Ibu hamil adalah kelompok yang paling rentan terdampak

infeksi saluran kemih. Peningkatan faktor risko infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah multiparitas, usia kehamilan, perubahan anatomi uterus, umur, sosial dan ekonomi. Pada ibu hamil dengan bertambah usia kandungan akan terjadi peningkatan infeksi saluran kemih. Insiden infeksi saluran kemih akan meningkat pada usia kehamilan 26-36 minggu dengan presentase 7%. Angka kematian ibu pada infeksi saluran kemih mencapai 11% dan juga penyakit infeksi tersering pada wanita hamil di indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden infeksi saluran kemih berdasarkan hitung leukosit pada wanita hamil trimester III.

Metode: Dilakukan penelitian dengan cara deskriptif rancangan cross sectional

pada 55 sampel ibu hamil trimester III yang kontrol kehamilan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Pengambilan sampel pada penelitian dengan menggunakan teknik non-probability sampling jenis consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada periode september-oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan. Dilakukan pengambilan urin sewaktu 24 jam dan kuesioner.

Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan infeksi saluran kemih positif dengan usia

kehamilan > 32 minggu 14 kasus (42,4%) dan gejala klinis simptomatis 37 kasus (67,3%). Hal ini menunjukan bahwa pada wanita hamil trimester III memiliki insiden tertinggi infeksi saluran kemih.

Diskusi: Insiden tertinggi infeksi saluran kemih pada wanita hamil di usia

kandungan di atas 32 minggu.

(54)

iv

ABSTRACT

Introduction: Generally pregnant women are prone to become urinary tract

infection. An increase in risk factor urinary tract infection with pregnant women is multiparity, gestation, changes in the anatomy of the uterus, age, social and economics. In pregnant women interclation gestational age will be increase urinary tract infection. Incident of urinary tract infection will be increase in gestational 26-36 week on percentage 7%. Maternal mortality with urinary tract infection get up to 11% and also teh most common infectious diseases iin pregnant women in indonesia. The purpose of this study was to determine leukocyte count based on third trimester pregnant women.

Method: Conducted research ny cross sectional descriptive design on 55 sampels

on third trimester pregnant women whose pregnancy control in hospital Sundari medan. Sampling on research using the technique no-probability sampling type consecutive sampling. Research conducted during the periode september-october 2015 in hospital Sundari Medan. Performed during 24h urine collection and questionnaires.

Result: The result showed positive urinary tract infection by age of gestation > 32

week 14 case(42,4%) and symptomatic clinical symptoms 37 case (67,3%). This suggests that pregnant women on third trimester has the highest incidence urinary tract infection.

Discussion: The highest incidence of urinary tract infection in pregnant women at

gestational age above 32 week.

(55)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul “Insiden Infeksi Saluran Kemih berdasarkan

hitungan leukosit pada wanita hamil di trimester III Periode

September-Oktober 2015 di Rumah Sakit Sundari Medan”. Shalawat dan salam tak lupa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya.

Penulisan penelitian ini terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Riza Rivanny, Sp.OG(K) selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan

petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

3. Dr.dr.Nelva Kamila Jusuf, Sp.KK (K) dan dr.Sri Amelia, Mkes

selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan,

saran, dan kritik kepada penulis sehingga penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini dapat diselesaikan.

4. dr.Husnul Fuad Albar,Sp.OT selaku dosen pembimbing akademik.

5. Dosen FK USU yang mengajarkan dan memberi saran. Serta

kepada para staf pegawai FK USU yang telah membantu untuk

segala urusan administrasi.

6. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moral

dan materil kepada penulis, teruntuk Ibunda tercinta Siti Noni,

Ayahanda M.Nasir Hasan dan Kakak tersayang Siti Anggeraini,

S.KM.

7. Teman seperjuangan Yuri Shabrina Susani, dan Yudha Prasetya

atas dukungan, saran, dan bantuan selama proses pembuatan karya

(56)

vi

8. Rekan-rekan lain di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini diterima sehingga

Gambar

TABEL KARAKTERISTIK USIA KANDUNGAN RESPONDEN
TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS INFEKSI SALURAN KEMIH
TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS SIMPTOMATIS DISURIA INFEKSI SALURAN KEMIH
TABEL KARAKTERISTIK GEJALA KLINIS SIMPTOMATIS FREKUENSI INFEKSI SALURAN KEMIH
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menganalis is Sistem Pengendali an intern pemberian kredit suatu bank Jenis Penelitia n yang berbeda yaitu kuantita tif, alat analisis yang berbeda dan Populasi penelitia

Dari hasil analisis hubungan bernilai positif dari variabel pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung terhadap efektivitas kerja maka sudah saatnya pimpinan

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif 1.98%

[r]

Pembekalan Terhadap Sarana Prodis Obat dan Obat terdiri dari Peserta pusat, Dinas Kesehatan Provinsi dan Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan industri terkait Obat

[r]

Oleh karena itu, tulisan ini berupaya untuk memenuhi kekosongan kajian sejarah keagamaan dan sosial masjid-masjid tua di Langkat, khususnya masjid yang didirikan

Dalam variabel kinerja dan kompetensi guru menunjukkan jika guru bersertifikasi tidak lebih baik dari guru belum bersertifikasi dalam indikator sikap dan keterampilan