• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi juga dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989, Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan anggota, organisasi mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang P. Siagian, 1989:128).

Menurut Hoy dan Miskel dalam bukunya Educational administration (1982:137) mengemukakan bahwa “motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal”.

Menurut Barelson dan Steiner mendefinisikan motivasi sebagai (J. Ravianto, 1985:109) :

“all those inner striving conditions variously describe as whises, desires, needs, drives and the like”

jadi motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan (moves) dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang yang disebut sebagai faktor ekstrinsik (Wahjosumidjo, 1987:174).

a. Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa tidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu (i) kebutuhan fisiologis, (ii) kebutuhan akan perasaan aman, (iii) kebutuhan sosial, (iv) kebutuhan akan penghargaan diri, dan (v) kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti pangan, sandang, dan perumahan. Kebutuhan akan rasa aman berkenaan dengan keamanan yang bersifat fisik dan psikologis. Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, dan pemilikan harga diri. Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu sesuai dengan kemampuan.

b. Dorongan

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi motivasi. Hull menekankan dorongan sebagai motivasi penggerak utama perilaku.

c. Tujuan

Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi “sementara”. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”.

2. Arti Penting Motivasi

Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.

Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut : (i) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir, (ii) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; (iii) Mengarahkan kegiatan belajar; (iv) Membesarkan semangat belajar; (v) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian (di sela-selanya adalah istirahat atau

bermain) yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut : (i) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. (ii) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-macam. (iii) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. (iv) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

Motivasi adalah salah satu prasyarat yang sangat penting dalam belajar. Dalam kata Latin, kata motivum menunjuk pada alasan tertentu.mengapa sesuatu itu bergerak. Kata bahasa Inggris motivatiom berasal dari kata motivum. Istilah “motivasi” mempunyai arti sedikit bagi motivasi itu sendiri.

Motivasi mempunyai intensitas dan arah (direction). Gege Berliner (1984) menyamakan motivasi seperit mesin (intensitas) dan kemudi (direction) sebuah mobil. Intensitas dari motivasi yang digunakan untuk satu kegiatan mungkin tergantung pada besarnya intensitas itu dari pada besarnya direction (Kelly dan Thibout, 1959).

3. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelaktual. Peranannya adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Oleh karena itu motivasi balajar sangat penting dalam peningkatan hasil belajar. Dalam kepustakaan pendidikan, motivasi sering disebut sebagai variabel yang banyak menentukan hasil belajar. Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut ( Sardiman AM, 1986:82-83):

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin ( tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin ( hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Ciri-ciri motivasi selain diatas juka dikemukakan oleh Abin Syamsudin (2002:40) yang diidentifikasikan menjadi indikator yaitu:

a. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam mennghadapi rintangan dan kesulitan.

b. Tingkat kualifikasi prestasi.

c. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan ( like or dislike; positif atau negatif)

Dokumen terkait