BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
4. Motivasi
Motivasi berasal dari kata dasar motif, menurut Sardiman (1988: 73) motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berasal dari kata motif tersebut Sardiman mengartikan motivasi sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Hal senada juga dikatakan Soetomo (1993: 141), di mana motivasi merupakan segala tenaga yang dapat membangkitkan atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut mengenai motivasi dapat disebutkan bahwa setiap orang akan melakukan suatu kegiatan dengan baik apabila memiliki motivasi.
Hal ini apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran berarti siswa akan melakukan aktivitas belajar apabila mereka memiliki motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut didefinisikan oleh Martinus Yamin (2004: 80) sebagai daya penggerak dari diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, maupun
25 pengalaman. Di mana motivasi akan mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk mencapai suatu tujuan, sehingga siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi memenuhi kebutuhan.
Menurut Oemar Hamalik (2008: 162-163), berdasarkan dari mana datangnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi intrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Motivasi ini akan aktif dan berfungsi tanpa memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau agar mendapat hadiah.Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Walaupun diharapkan setiap siswa dalam melakukan aktivitas belajar didorong oleh motivasi intrinsik, karena hal itu menjadi pertanda telah tumbuhnya kesadaran dari dalam diri siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh. Namun demikian, perlu ditegaskan bahwa motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam pembelajaran sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses
pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, bilamana guru memahami beberapa aspek yang berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam diri siswa. Menurut Aunurrahman (2010: 117), aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1) Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan
aspek-aspek biologis, sosial dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat ini.
2) Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi
tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha.
27 4) Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung
meningkatkan motivasi belajar.
5) Motivasi akan bertambah bila para pelajar memiliki alasan
untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat terpenuhi.
6) Pujian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia
berpengaruh terhadap motivasi dan perilaku.
7) Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam
situasi kelas, memang ada bahaya bila anak bekerja karena ingin mendapatkan hadiah dan bukan karena memang ingin belajar.
8) Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat
meningkatkan motivasi.
9) Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan.
10)Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar
saat itu dapat mempertinggi motivasi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi ekstrinsik berasal dari luar siswa itu sendiri. Menurut Sardiman (1988: 91-94) terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi ekstrinsik siswa, antara lain:
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang belajar karena justru untuk
mencapai angka atau nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport.
2) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, di mana apabila akan diberikan hadiah maka akan tumbuh semangat atau kemauan untuk melakukan sesuatu hal.
3) Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat juga digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
29
5) Memberi ulangan
Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
6) Mengetahui hasil
Mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
7) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini merupakan bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu dengan pemberian pujian dengan waktu yang tepat maka akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8) Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement yang negatif
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui akan diterima baik oleh siswa, akan menjadi alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.