BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Di mana validitas berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur, sehingga suatu instrumen tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi untuk mendapatkan instrumen yang valid.
a. Lembar observasi
Validitas untuk instrumen lembar observasi aktivitas siswa dan
lembar observasi pemberian reward adalah dengan
hal ini dikonsultasikan dengan pembimbing. Validitas lembar observasi aktivitas siswa berkenaan dengan kesesuaian butir-butir kriteria penilaian dengan indikator pada kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa.
b. Tes Hasil Belajar
Validitas untuk instrumen tes hasil belajar ini dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat dari ahli (experts judgment), di mana uji coba dilakukan dengan uji coba terpakai artinya setelah dihitung indeks kesukaran dan daya pembedanya yang tidak memenuhi kriteria tidak diikutkan dalam analisis. Berikut merupakan rumus dan klasifikasi dari tingkat kesukaran dan daya pembeda serta hasil uji validitas:
1) Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal (Suharsimi Arikunto, 1997: 212). Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai dengan 1,0, di mana soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Berikut merupakan rumus untuk mencari indeks kesukaran (Suharsimi Arikunto, 1997: 212):
53 Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS= jumlah seluruh siswa peseta tes
Klasifikasi dari indeks kesukaran suatu soal menurut Suharsimi Arikunto (1997: 214) dipaparkan pada tabel di bawah. Di mana kriteria soal yang baik menurut Suharsimi Arikunto (1997: 212) adalah soal yang memiliki indeks kesukaran sedang (0,30-0,70). Jadi pada penelitian ini karena menggunakan uji coba terpakai maka soal yang akan dianalisis hanya soal yang memiliki indeks kesukaran sedang (0,30-0,70).
Tabel 6. Klasifikasi dari indeks kesukaran
No. Indeks Kesukaran Keterangan
1 0,0 – 0,30 Sukar
2 0,30 – 0,70 Sedang
3 0,70 – 1,0 Mudah
2) Daya Pembeda
Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 215), daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Berikut merupakan rumus untuk menghitung daya pembeda (Suharsimi Arikunto, 1997: 218):
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas (27% skor teratas)
JB = banyaknya peserta kelompok bawah (27% skor terbawah)
BA= banyaknya peserta kelompok kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.
BB= banyaknya peserta kelompok kelompok bawah yang
menjawab soal itu dengan benar.
Klasifikasi dari daya pembeda suatu soal menurut Suharsimi Arikunto (1997: 223) dipaparkan pada tabel di bawah. Di mana pada penelitian ini karena menggunakan uji coba terpakai maka soal yang akan dianalisis adalah soal yang memiliki daya pembeda 0,4-1,00.
Tabel 7. Klasifikasi dari daya pembeda
No. Daya Pembeda Keterangan
1 0,0 – 0,20 Buruk
2 0,20 – 0,40 Cukup
3 0,40 – 0,70 Baik
4 0,70 – 1,00 Sangat baik
3) Hasil uji validitas
Uji validitas dilakukan pada data nilai post test
kelompok kontrol, karena jumlah siswanya yang memenuhi prasyarat uji coba instrumen yaitu menurut Sugiyono (2007: 177) adalah sebanyak 30 orang. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda terdapat 9 soal yang tidak valid dari
55 40 soal, yaitu butir soal nomor 1, 3,5, 7, 9, 21, 27, 30, 34. Untuk perhitungan uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 91.
c. Pedoman wawancara
Validitas instrumen pedoman wawancara dilakukan dengan meminta pendapat dan penilaian dari ahli (experts judgment) dalam hal ini dikonsultasikan dengan pembimbing. Validitas ini berkenaan dengan kesesuaian pertanyaan pada pedoman wawancara dengan hal-hal yang ingin digali dari penelitian ini.
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, keajegan dan atau keterandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya (Wuraji, 2006: 74). Reliabilitas merujuk pada ketepatan atau keajegan alat pengukuran tersebut dalam menilai apa yang diinginkan, artinya kapanpun alat tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Dengan demikian uji reliabilitas ini merupakan suatu uji instrumen untuk mengetahui keajegan dalam meramalkan sesuatu di mana hasilnya akan selalu sama/ajeg. Rumus yang digunakan untuk uji reliabelitas pada instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi aktivitas siswa
Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas pada instrumen lembar observasi aktivitas siswa adalah Alpha Cronbach, di mana rumus tersebut adalah sebagai berikut ( Sugiyono, 2011: 365) :
Keterangan :
r i = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya item
Σsi 2
= mean kuadrat kesalahan st 2 = varians total
Rumus untuk varians total dan varians item :
st 2 = n Xt2 - 2 2 ) ( n Xt si 2 = n Jki - 2 n JKs dimana :
Jki = Jumlah kuadrat seluruh skor item Jks = Jumlah kuadrat subyek
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, harga r yang didapat lalu dibandingkan dengan tabel interpretasi r yang bersumber pada pendapat Sugiyono (2007: 257), sebagai berikut:
57 Tabel 8. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat
Data yang dihitung untuk uji reliabilitas diambil dari data aktivitas siswa kelas kontrol sebelum perlakuan (pertemuan ke 1). Hal ini disebabkan karena jumlah siswanya memenuhi syarat uji coba instrumen yaitu menurut Sugiyono (2007: 177) adalah 30 orang.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Alfa Cronbach diperoleh
hasil koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,911, di mana apabila dibandingkan dengan tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas dari instrumen ini sangat kuat. Untuk perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 193.
b. Tes hasil belajar
Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini adalah rumus KR-20, karena skor yang dihasilkan dari instrumen tes hasil belajar ini adalah skor dikotomi (1 dan 0). Rumus Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 359):
Keterangan:
ri = koefisien reliabilitas instrumen
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
∑ pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q
K = banyaknya butir pertanyaan
st2 = varians total
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus KR-20, koefisien reliabilitas instrumen tes hasil belajar adalah 0,86 berarti dapat disimpulkan bahwa reliabilitas atau keandalan instrumen tes hasil belajar sangat kuat. Perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 197.