• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Motivasi Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

2. Jenis Motivasi

2.2 Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang, karena adanya pengaruh faktor-faktor lain dari luar itulah yang menyebabkan rangsangan dari luar menjadi motivasi ekstrinsik bagi individu. Dengan kata lain motivasi ekstrinsik ini membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang menguntungkannya bagi dirinya sendiri. Menurut klasifikasi orientasi sebab-akibat, Vellerand (1997) mengggolongkan prilaku yang motivasi ekstrinsik sebagi bentuk dari orientasi yang terkontrol, dimana melibatkan suatu kontrol seseorang harus bersikap, kontrol tersebut dapat berupa reward, punishment atau faktor-faktor adri luar yang berpengaruh pada seseorang.

Disisi lain, Bandura (1986) berpendapat bahwa perilaku yang termotivasi secara ekstrinsik hanya akan bertahan secara berkelanjutan selama faktor pendorong (baik berupa reward, punishment atau faktor-faktor adri luar yang berpengaruh pada seseorang) tetap dipertahankan, dan prilaku seseorang cenderung berubah jika faktor pendorongnya diganti atau dihilangkan. Contohnya: anak yang memutuskan melanjutkan ke perguruan tinggi karena diiming-imingi hadiah dari orang tuanya. Anak melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi bukan karena merasa mereka butuh belajar lebih untuk masa depannya melainkan adanya iming-iming berupa hadiah.

Merujuk dari penjelasan dan contoh diatas, anak yang terdorong secara ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh orang tua untuk mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari orang tua. Motivasi ekstrinsik untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi mendorong minat para anak untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi karena ada faktor prndorong dari luar baik berupa reward, punishment atau faktor-faktor dari luar yang berpengaruh pada seseorang, sehingga tidak jarang motivasi ekstrinsik menjadikan belajar anak tidak maksimal. Anak hanya mengincar reward yang mereka akan dapatkan tanpa memikirkan tanggung jawab dari hasil belajar mereka. Selain itu jika faktor pendorongnya diubah, anak akan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik dalam penelitian ini adalah dorongan dari luar baik berupa reward, punishment atau faktor-faktor dari luar yang berpengaruh pada seseorang untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.

2.2.1 Dimensi dan Aspek Motivasi Ekstrinsik

Ryan dan Deci (2000) menjelaskan bahwa dimensi ekstrinsik lebih menekankan pada tuntutan baik dari dalam maupun dari luar diri. Dimensi ekstrinsik dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu: Identified Regulation, Introjected Regulation, External Regulation.

Anak yang termotivasi Identified Regulation dalam melakukan tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi akan merasa penting untuk melaksanakan tugas tersebut. Tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi memungkinkan peserta didik untuk mencapai tujuan dianggap penting. Peserta didik menemukan segala tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi penting bagi keberhasilan yang akan mendatang.

Anak yang termotivasi Introjected Regulation dalam melakukan tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi akan merasa gagal jika tidak melakukan suatu tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik akan merasa bersalah jika tidak melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Peserta didik tidak merasa gagal jika ia tidak melakukantugas tersebut.

Anak yang termotivasi External Regulation dalam melakukan tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi merasa tugas tersebut menuntutnya dalam mengerjakan tugas tersebut. Peserta didik merasa sekolah mewajibkan untuk melakukan suatu tugas-tugas yang berhubungan dengan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.

Peserta didik akan melakukan suatu tugas karena mendapat imbalan dalam pengerjaannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dimensi ekstrinsik terdiri dari aspek Identified Regulation, Introjected Regulation, External Regulation. Aspek Identified Regulation memiliki indikator melakukan sesuatu karena cita-cita serta orientasi masa depan, Aspek Introjected Regulation memiliki indikator melakukan sesuatu karena menghindari perasaan gagal, perasaan bersalah serta kewajiban yang harus dilakukan, dan aspek External Regulation memiliki indikator melakukan sesuatu karena tuntutan lingkungan sekitar, tuntutan keluarga serta iming-iming imbalan.

2.2.2 Faktor Motivasi Ekstrinsik

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :

a. Dorongan keluarga

Anak yang melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi bukan kehendak sendiri tetapi melainkan dorongan dari keluarga seperti orang tua, keluarga, dan teman. Misalnya: anak melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi karena adanya dorongan (dukungan) dari orang tua. Dukungan dan dorongan tersebut semakin

menguatkan motivasi anak untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.

b. Lingkungan

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa keharmonisan yang tinggi. Dalam konteks melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi, maka orang-orang di sekitar lingkungan anak akan mengajak, mengingatkan, ataupun memberikan informasi pada anak tentang manfaat dan segala informasi tentang perguruan tinggi, sehingga dapat menimbulkan motivasi.

c. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karenaadanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya anak melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi karena anak mendapatkan mendapatkan iming-iming berupa imbalan seperti mendapatkan motor. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi anak

untuk datang ke melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi, dengan harapan bahwa anaknya akan lebih mudah dalam mobilitas kedepannya.

Menurut pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dari motivasi ekstrinsik adalah adanaya dorongan keluarga, lingkungan dan adanya imbalan yang menjadi faktor motivasi. Dalam konteks penelitian ini, adanaya dorongan keluarga, lingkungan dan adanya imbalan tersebut merujuk pada motivasi ekstrinsik melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.

B. Persepsi Tingkat Pendapatan Orang Tua

Dokumen terkait