• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diarikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.13

Dengan motivasi dimaksud segala daya yang mendorong seorang untuk melakukan sesuatu. Bila seoranga anak tidak berbuat seperti seharusnya, maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab-sebab ini sering bermacam-macam, mungkin ia tidak sanggup, sakit,lapar, benci kepada orang lain, dan sebagainya.

Dengan motivasi dimaksud agar usaha-usaha untuk menyediakan kondidi-kondisi sehingga anak itu aman, ingin melakukannya. Bila ia tidak suka, ia akan berusaha untuk melakukannya. Anak-anak akan giat mengangkat batu untuk

12

M. Ngalim Purwanto, lmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, (Bandung: Rosdakarya, 2007), cet.18 h. 83.

13

mendirikan benteng dalam permainan perang-perangan, tetapi mereka tidak sudi menggeer batu pun kalau pekerjaan itu tak menarik, kecuali dengan pakasaan dan pengawasan.14

Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar.15

Membangun adalah suatu tingkah laku yang bersifat kolektif dalam konteks usaha suatu masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin di capainya. Dari sini dapat difahami bahwa tujuan itu menduduki tempat yang terpenting untuk merangsang seseorang atau suatu masyarakat untuk berkerja. Kalau tujuan itu menarik dan jelas maka ia bisa menjadi perangsang bagi seseorang atau suatu masyarakat untuk mencapainya.16

Mc.Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.17

Motivasi dapat menjadi baik dan juga dapat menjadi kurang baik tergantung kepada apa yang dituju sebagai rangsangan atau tujuan untuk menimbulkan motivasi tersebut.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organism yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dan motivasi mempunyai 3 (tiga) aspek, yaitu:

a. Keadaan terdorong dalam diri organism, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.

b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan. c. Tujuan (goal) yang dituju oleh perilaku tersebut.18

14

S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1995), cet.2. h.73. 15

Zakiah Darajat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi Askara, 1995), cet-1, h.141.

16

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan , (Jakarta: PT Alhusna Zikra,1995), cet 3, h. 395.

17

Syaiful Bahri Djamarh, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002) ,cet-1, h. 114.

18

Motivasi merupakan sebuah segala daya atau dorongan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.

2. Kebutuhan dan Teori Tentang Motivasi

Dalam motivasi ada suatu hierarkhi, yaitu motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni :

a. Kebutuhan fisiologis. Seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa terlindung bebas dari takut dan kecemasan.

c. Kebutuhan akan cinta dan kasih : rasa diterima dan dihargai dalam suatu kelompok (keluarga,sekolah,teman sebaya)19

d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.20

Adapun kebutuhan motivasi menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S.Nasution manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.

a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas, hal ini sangat penting bagi anak karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya .

b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain.

c. Kebutuhan untuk mencapai hasil, Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk berkerja dan belajar dengan giat. d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan, Suatu kesulitan atau hambatan,

mungkin cacat, mungkin menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini

19

S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1986),cet.2. h.75. 20

menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan/keunggulan dalam bidang tertentu.21 Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan si subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar. Bahwa seseorang melakukan aktivitas itu di dorong oleh adanya factor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsure-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkenbangan budaya manusia.22

3. Fungsi Motivasi

Tensing dan Hillary rela menderita susah payah untuk mencapai puncak mount express. Pemain bulu tangkis berlatih berjam-jam lamanya setiap hari untuk menghadapi pertandingan internasional. Juga untuk belajar diperlukan motivas”motivation is anessentian condition of learning” hasil belajar pun banyak ditentukan oleh motivasi.23

Inilah contoh mengapa motivasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil yang baik. Dalam kegiatan belajar motivasi yang baik akan memberikan hasil belajar yang baik pula.

4. Tujuan Motivasi

Tujuan dari motivasi ialah bertindak, suatu tindakan yang tertentu dan spesifik bukan tindakan sembarangan keinginan untuk bertindak menurut ide-ide anda sedikitnya, sama pentingnya dengan ide-ide itu sendiri. Orang yang sukses sering memperoleh motivasi dengan tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan jika anda ingin sukses, anda perlu mengetahui kearah mana anda melangkah atau pergi.24

21

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.78-80.

22Ibid,. h. 77. 23

S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1995), cet.1 h.76. 24

C.Clement Stone, Keajaiban Motivasi Panduan Mencapai Kebahagiaan & Kesuksesan, (Jakarta: Restu Agung, 2002), h. 221.

5. Cara Memotivasi Siswa Belajar

Memotivasi siswa belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu prinsip-prinsip pergerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Dibawah ini akan di uraikan beberapa prinsip belajar dan motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.25

a. Kebermaknaan, Siswa akan suka bermotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Kemaknaan sebenarnya bersifat personal karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi diri seseorang caranya ialah dengan mengaitkan pelajarannya dengan pengalaman masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, dan minat serta nilai-nilai yang berarti bagi mereka.

b. Modeling, Siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model, bukan dengan hanya menceramahkannya secara lisan. Dengan model tingkah laku itu siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru. c. Komunikasi Terbuka, Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur

supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan komunikasi terbuka yaitu : 1. Kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada para siswa agar

mendapat perhatian mereka.

2. Jelaskan pelajaran secara nyata diusahakan menggunakan media instruksional (nyata) sehinngga lebih menjelaskan masalah yang sedang dibahas.

d. Prasyarat melakukan, Untuk mengenali apakah siswa telah memiliki prasyarat yang dibutuhkan itu, maka guru dapat melakukan analisis terhadap tugas, topik, dan tujuan-tujuan yang dicapai kemudian guru memberikan test mengenai prasyarat tersebut. Bertitik tolak dari keadaan siswa tersebut guru

25

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarka pendekatan sistem, (Jakarta;Bumi Askara), cet-4, h.157.

akan lebih mudah menyesuaikan pelajarannya sehingga membangkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi dikalangan siswa.

e. Novelty, Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Sesuatu gaya dan alat yang baru atau masing-masing bagi siswa akan lebih menarik perhatian mereka untuk belajar, misalnya yang belum pernah dilihat sebelumnya. f. Latihan atau praktek yang aktif dan bermanfaat, Siswa lebih senang belajar

jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktek untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri bukan mendenganrkan ceramah dan mencatat pada buku tulis.

g. Latihan terbagi, Siswa lebih senang jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek. Latihan-latihan secara demikian akan lebih meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan sekaligus dalan jangka waktu yang panjang.26

h. Kurangi secara sistematis paksaan belajar, Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau pemompaan. Akan tetapi bagi siwa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu dikurangidan akhirnya lambat laun siswa dapat belajar sendiri.

i. Kondisi yang menyenangkan, Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran menyenangkan. Maka guru dapat melakukan cara-cara berikut.

1. Usahakan jangan mengulangi hal-hal yang telah mereka ketahui, karena akan menyebabkan mereka kejenuhan.

2. Suasana fisik kelas jangan sampai membosankan

3. Hindari terjadinya frustasi dikarenakan situasi kelas yang tak menentu atau mengajukan permintaan yang tak masuk di akal, dan di luar jangkauan pikiran manusia.

4. Hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya kontak personal.

Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

26

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta:Bumi Askara.tt), cet-4, h.160

a. Siapkan tugas-tugas yang menantang selama diselenggarakannya latihan b. Berilah siswa pengetahuan tentang hasil-hasil yang telah dicapai oleh

masing-masing siswa.

c. Berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh siswa.27

Dari cara-cara diatas dapat menciptakan atau menjadikan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi apabila diterapkan dengan baik dan benar.

6. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik, Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seorang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar ia akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar.28 Motivasi itu intrinsik apabila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Maksudnya anak-anak termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah 1) Adanya kebutuhan

Misalnya seorang anak ingin mengetahui isi cerita dari komik, keinginan untuk mengetahui isi cerita itu dapat mendorong anak untuk belajar membaca.

2) Adanya aspirasi atau cita-cita

Cita-cita yang menjadi tujuan hidup seseorang akan menjadi pendorong bagi seluruh kegiatanya. Misalnya ingin menjadi guru, dokter, polisi dan

27

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ,(Jakarta: Bumi Askara), cet-4 h.161.

28

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), cet-1, h. 115-116.

sebaginya. Cita-cita yang menjadi pendorong bagi kegiatan anak terutama dalam hal belajar.

3) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri

Kemajuan atau kemunduran bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat.

Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, dalam meningkatkan motivasi intrinsik ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya:

1) Menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan adalah penting dilakukan untuk meyakinkan minat belajar siswa tentang materi yang disampaikan guru.

2) Mempertahankan keingintahuan, seorang guru yang terampil akan mengunakan berbagai cara untuk menimbulkan atau keingin tahuan siswa dalam pengajarannya.

3) Cara penyampaian pelajaran yang meari dan bervariasi, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media yang sesuai materi ataupun sumber yang menarik.29

4) Permainan dan simulasi, hal ini digunakan untuk sebagai daya tarik siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran agar tidak monoton.30

Dari uraian di atas mengenai macam-macam motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan ruh bagi setiap orang yang ingin mencapai tujuanya masing-masing. Tujuan yang ingin dicapai timbul dari dalam diri maupun dorongan dari luar

Jika motivasi tersebut sudah ada didalam diri anak didik maka dengan sendirinya pujian, nilai yang tinggi dan hadiah akan didapat secara otomatis.

b. Motivasi Ekstrinsik, kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar.

Beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik yaitu

29

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), cet-3, h.96.

30

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), cet-3, h.96.

1) Ganjaran

Menurut M. Ngalim Purwanto, ganjaran adalah “ alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang, karena perbuatanya atau pekerjaanya mendapat pengagaan”.31

Ada beberapa bentuk ganjaran, diantaranya adalah: a) Pujian

Semua orang senang dipuji, demikian juga dengan siswa akan lebih bersemangat bila hasil pekerjaanya dipuji dan diperhatikan. Kondisi ini harus di manfaatkan guru untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Namun pujian yang diberikan harus tepat dan jangan berlebihan.

b) Hadiah

Dalam dunia pendidikan, hadiah juga bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Misalnya hadiah diberikan kepada siswa yang berprestasi. Hadiah ini diberikan agar senantiasa siswa termotivasi dalam memperhatikan prestasi belajar mereka.

c) Teguran

Teguran digunakan untuk memperbaiki siswa yang membuat kesalahan atau berkelakuan tidak baik.

2) Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa.

3) Persaingan

31

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), cet-8, h. 182.

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Persaingan dapat mendorong siswa untuk giat belajar.

Sedangkan menurut Pupuh dan Sobry menambahkan mengenai beberapa hal harus dilakukan guru untuk memotivasi siswanya, antara lain.32: Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi,diploma,gelar, kehormatan dan sebagainya.33 Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya yang akan diuraikan pada pembahasan mendatang. Kesalahan penggunaan motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrisnsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.

7. Indikator Motivasi

Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar lebih semangat lagi. Indicator atau petunjuk yang dapat dijadikan acuan bagi motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama

2) Tidak mudah putus asa.

3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh

4) Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar

32

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi belajar-mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum & konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.18.

33

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), cet-1, h. 117.

5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain

6) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dapat mempertahankan pendapatnya

7) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini 8) Senang mencari dan memecahkan masalah.

9) Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran. 10) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran

11) Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

12) Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik. 13) Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

14) Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar. 15) Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.34 Dari beberapa uraian tentang motivasi dalam belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang hendak dituju tercapai. Motivasi belajar siswa dapat di ukur berdasarkan indicator :

1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama.

2. Tidak mudah putus asa

3. Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh

4. Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar. 5. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain.

6. Tidak cepat bosan dengan tuas-tugas rutin dapat mempertahankan pendapatnya.

7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan masalah.

9. Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran.

34

Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), cet-1, h.30-31 .

10.Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

11.Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

12.Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik. 13.Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

14.Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar. 15.Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.

Dokumen terkait