• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) HIDAYATUL UMAM CINERE, DEPOK, JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) HIDAYATUL UMAM CINERE, DEPOK, JAWA BARAT"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) HIDAYATUL UMAM

CINERE, DEPOK, JAWA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Mohamad Irvan Fazli

206011000057

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Peranan Orang Tua Dalam Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere

Kata Kunci : Peranan Orang Tua, Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara peranan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere, seberapa besar kontribusi yang diberikan, dan apakah hal tersebut memiliki signifikasi atau tidak. Tempat untuk melakukan penelitian ini yaitu di MTs Hidayatul Umam Cinere-Depok yang terletak di Jl. Masjid 1 Cinere-Depok. Adapun waktu penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu tanggal 11 Januari 17 Januari 2011.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Siwa/Siswi MTs Hidayatul Umam yang berjumlah 45 orang yang diambil 5-6 orang (putra/putri) dari masing-masing kelas VII.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif kuantitatif. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan teknik Distribusi Frekuensi Presentase. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk table.Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Hasil penelitian. Dari hasil konsultasi antara rxy dan r tabel maka penulis berkesimpulan bahwa ada korelasi atau pengaruh antara Peranan Orang tua dengan Motivasi Belajar Siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere Depok, sekalipun hubungan atau pengaruh tersebut hanya sedang atau cukup. Perhitungan koefisien determinasi (KD) yang penulis manfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X dan variabel Y. Jadi, angka koefisien penentu sebesar 25,7049% menunjukkan bahwa kontribusi Peranan Orang tua terhadap Motivasi Belajar Siswa adalah 25,7049% sedangkan sisanya 74,2951% adalah sumbangan dari variabel lain yang juga menunjang Motivasi Belajar Siswa.

Dengan demikian terdapat hubungan antara peranan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere walaupun kenyatannya hanya memperoleh kategori sedang atau cukup akan tetapi peranan orang tua memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.

MUHAMMAD IRVAN FAZLI (PAI)

(8)

ii Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat AllahSwt, atas segala nikmat yang tiada hentinya engkau anugerahkan kepada penulis. Dan berkat kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senatiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan sahabatnya, kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Peranan Orang tua dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Atas selesainya skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Rif’at Syauqi Nawawi. M.A beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis.

2. Bahrissalim, M.Ag, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam dan bapak Drs. Sapiuddin Shidiq M. Ag, selaku sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui penyususnan skripsi ini. 3. Dra.Zikri Neni Iska. M.Psi, selaku pembimbing skripsi atas dorongan

(9)

iii

Hidayatullah yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.

5. Seluruh staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada kedua Almarhum dan almarhumah orang tua penulis ayahanda H. KD. Saputra dan ibundaHj. Eni Saputra, terima kasih atas, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan dan pengorbanan kalian yang tulustiada hentinya untuk penulis, serta kakak-kakakku yang tersayang, Dra. Nurrohmah,Nuryani Saputra, Nurnaningsih, Sri Wahyuningsih, Neneng Komala Sari. S.E,serta keponakan-keponakanku tercinta, yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terima kasih atas do’a dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepada Riasah Mardiah.Amd.K, yang selalu memberi semangat dan

do’a serta menjadi penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada sahabat-sahabatku,, Bisri Mustofa.S.Pd.I,Rusdi Arsavin.S.Pd.I, Dona Yulian Surajab.S.Pd.I, Afif Lutfi.S.Pd.I, Dede Irsyam Khoir.S.Pd.I, Angga Eka.S.Pd.I, dan semua penghuni Gubuk Tua terima kasih atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam hidup penulis.

9. Kepada keluarga besar Non Reguler (extensi) angkatan 2006

(10)

iv

Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang mungkin tidak dapat penulis sebutkan, semoga AllahSwt membalas kebaikan kalian semua. Akhirnya tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Ciputat, 27 September 2012 Penulis

(11)

v

ABSTRAK….………...…i

KATA PENGANTAR……..………..….ii

DAFTAR ISI..………... v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR LAMPIRAN………...ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Identifikasi Masalah... 2

C.Pembatasan Masalah... 3

D. Perumusan masalah... 4

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS A.Peranan Orang Tua/Keluarga... 6

1.Pengertian Peranan... 6

2.Orang Tua... 6

a. Peranan Ibu... 10

b. Peranan Ibu Sangat Strategis dalam Mendidik Anak………...……..11

c. Peranan Ayah...12

B. Motivasi... 13

1.Pengertian motivasi... 13

2.Kebutuhan dan Teori tentang motivasi... 14

3.Fungsi Motivasi...15

4.Tujuan Motivasi...16

(12)

vi

C.Belajar... 23

1.Pengertian Belajar... 23

2.Makna Belajar... 24

E.Kerangka Berfikir... 24

F.Hipotesis Penelitian... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Waktu dan Tempat penelitian... 25

B.Metodologi Penelitian... 25

C.Populasi dan Teknik Penelitian... 25

D.variabel Penelitian... 26

E.Teknik pengumpulan data... 26

F.Instrumen penelitian...27

1.Peranan Orang Tua...27

2.Motivasi Belajar Siswa...28

G.Uji validitas dan Realibilitas Instrumen...30

1.validitas instrumen... 30

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi data ………..…….37

1.Variabel Bebas (Peranan Orang Tua)... 37

2.Variabel Terikat (Motivasi Belajar Siswa)... 47

(13)

vii

B.Saran... 62 DAFTAR PUSTAKA

(14)

viii

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian ... 27 Tabel 3.2 Kisi – kisi instrumen penelitian ... 29 Tabel 3.3 Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi (Peranan Orang Tua) ... 31 Tabel 3.4 Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi

(Peningkatan Motivasi Belajar Siswa) ... 32 Tabel 3.5 Penetapan skor untuk skala motivasi belajar siswa ... 34 Tabel 3.6 Penetapan skor untuk skala peranan orang tua ... 34 Tabel 4.1Orang tua bersikap peduli kepada siswa yang memiliki

perilaku yang baik di sekolah ... 37 Tabel 4.1.1 Orang tua bersikap acuh tak acuh kepada siswa

yang mengalami kesulitan belajar ... 38

Tabel 4.1.2 Orang Tua memberikan solusi terhadap siswa

yang mengalami kesulitan belajar ... 38

Tabel 4.1.3 Sebelum melakukan kegiatan belajar di sekolah orang tua

memeriksa buku pelajaran terlebih dahulu ... 39

Tabel 4.1.4 Orang Tua membantu siswa dalam memahami pelajaran ... 39 Tabel 4.2 Orang tua menanyakan tentang tugas rumah yang

diberikan guru disekolah ... 40 Tabel 4.2.1 Orang Tua membantu siswa dalam mengerjakan tugas rumah... 40 Tabel 4.2.2 Orang Tua bersikap tidak peduli jika siswa tidak

belajar dirumah... 41 Tabel 4.2.3 Orang Tua lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan

(15)

ix

Tabel 4.2.5 Orang Tua memberikan teguran kepada siswa jika apabila mendapatkan

nilai yang kurang baik ... 42

Tabel 4.2.6 Orang Tua memberikan anda hadiah apabila mendapat prestasi di sekolah ... 43

Tabel 4.2.7 Orang Tua memberikan dorongan apabila mengalami masalah dalam belajar ... 43

Tabel 4.2.8 Orang Tua memfasilitasi dalam belajar siswa ... 44

Tabel 4.2.9 Orang Tua bersikap peduli kepada siswa yang memiliki perilaku kurang baik di sekolah ... 44

Tabel 4.3 Skor Skala Likert peranan orang Tua di MTs Hidayatul Umam Cinere Depok (Variabel X) ... 45

Tabel 4.4 Kehadiran di sekolah ... 47

Tabel 4.5 Mengikuti KBM di sekolah... 48

Tabel 4.6 Belajar di rumah ... 48

Tabel 4.7 Sikap terhadap kesulitan ... 49

Tabel 4.8 Usaha mengatasi kesulitan ... 49

Tabel 4.9 Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran ... 50

Tabel 4.10Semangat dalam mengikuti KBM ... 50

Tabel 4.11 Keinginan untuk berprestasi... 51

Tabel 4.12 Kualisifikasi hasil ... 51

Tabel 4.13 Penyelesaian tugas/PR ... 52

Tabel 4.14 Adanya Pemberian Penghargaan dalam Proses Belajar ... 52

Tabel 4.15 Adanya Lingkungan yang Kondusif untuk Belajar dengan Baik ... 53

(16)

x

dalam Mengajar ... 54 Tabel 4.18 Adanya Alat/Media yang Mencukupi Kebutuhan Siswa

dalam Belajar ... 54 Tabel 4.19 Skor Skala Likert Motivasi Belajar Siswa MTs Hidayatul

Umam Cinere Depok (Variabel Y) ... 55 Tabel 4.20 Angka Hasil Perhitungan Antara Variabel X dengan Variabel57

(17)

ix

Lampiran 2 Perhitungan distribusi frekuensi instrument peranan orang tua. Lampiran 3 Perhitungan distribusi frekuensi instrument motivasi belajar siswa. Lampiran 4 Perhitungan rata-rata simpangan baku dan varians instrument peranan

orang tua.

Lampiran 5 Perhitungan rata-rata simpangan baku dan varians instrument motivasi belajar siswa.

Lampiran 6 Perhitungan rata-rata variable X dengan menggunakan persentil. Lampiran 7 Perhitungan rata-rata variable Y dengan menggunakan persentil. Lampiran 8 Perhitungan rata-rata skala instrument peranan orang tua.

Lampiran 9 Perhitungan rata-rata skala instrument motivasi belajar siswa. Lampiran 10 Perhitungan uji liniearitas.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.1

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2

Sedangkan pendidikan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan manusia karena selamanya manusia memerlukan dan butuh akan pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan manusia yang mempunyai bekal atau kemampuan untuk melangsungkan hidup. Manusia membutuhkan pendidikan semenjak lahir kedunia karena dengan pendidikan pula dapat membentuk akhlak, sifat, dan kepribadian manusia itu sendiri. Pendidikan harus mampu menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar bebas. Pendidikan formal di sekolah dalam Negara Indonesia kedepan, harus mampu melahirkan manusia yang memiliki daya kompetisi yang tinggi, sehingga di mana pun ia berada di muka bumi ini, ia akan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan bertahan untuk kelangsungan hidupnya.

Sekolah atau lembaga pendididkan merupakan tempat untuk mentransfer ilmu dari guru (pengajar) kepada peserta didik, dalam proses pengajaran adakalanya peserta didik mengalami kejenuhan dalam belajar sehingga dapat membuat daya tangkap atau daya nalar seorang peserta didik menurun dan mengakibatkan kepada prestasi yang menurun. Dalam hal ini motivasi terhadap peserta didik sangat diperlukan karena dengan adanya motivasi dalam diri peserta didik dapat meningkatkan mutu dalam belajar. Motivasi seorang peserta didik tidak akan di dapat dengan sendirinya maka perlu adanya peran orang lain dalam

1

Sardiman , Interaksi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.57. 2

Slameto,Belajar dan Factor-faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka Cipta,2003)cet..4.h.2.

(19)

menumbuhkan motivasi tersebut. Fenomena pendidikan di indonesia, banyaknya orang tua yang minim bahkan sama sekali tidak memiliki peran terhadap anaknya bahkan ada orang tua yang lebih cendrung mementingkan pekerjaan dan menganggap perannya bukan suatu yang penting untuk memberikan motivasi terhadap anak.

Dalam upaya memenuhi tuntutan dan mengatasi masalah-masalah dalam meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi dan mengajak mereka untuk mencintai serta menjadikan suatu kebutuhan baginya. Orang tualah yang mempunyai peran yang sangat penting bagi anaknya untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam diri anaknya sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan yang tidak lain adalah peningkatan dalam hasil belajar di sekolah.

Dari semenjak manusia itu tumbuh di dalam rahim ibu. Manusia sudah mendapatkan pendidikan dalam bentuk cinta dan kasih sayang dari kedua orang tua. Karena orang tua merupakan tempat pendidikan pertama yang dapat dikatakan informal sebelum manusia melanjutkan ke tingkat pendidikan yang formal. Lingkungan keluarga dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang tidak kalah penting bagi seorang manusia karena watak dan sifat seorang manusia dapat terbentuk dari pengaruh lingkungan keluarga. Karena sebagian besar waktu dihabiskan di dalam keluarga. Keluarga dan lingkungan dapat membentuk karakter anak, hal ini sesuai dengan hadist Nabi yaitu :

لاق نع ها ضر ر ر بأ نع نمحرلا بع نب ملس بأ نع

:

ها لص بنلا لاق

م بلا لثمك ناسجم أ ارصن أ ناد ا بأف رطفلا لع ل د ل م لك ملس لع

(

ر ب ر

)

ءاع ج ا ف رت ل م بلا جتنت

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ibn Abi Dzib dari al-Zuhri dari Abu

Salamah Ibn Abd al-Rahman dari Abu Hurairah r.a., ia telah berkata: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Dua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaimana binatang itu dilahirkan dengan lengkap. Apakah kamu melihat binatang lahir dengan terputus (hidung, telinga, dan sebagainya)(HR. Bukhori) 3

3

(20)

Manusia merupakan makhluk sosial, dan sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Maka sifat yang sangat mendasar yang terdapat pada diri manusia yaitu memerlukan orang lain. Dalam proses pertumbuhan psikologi, sikap, akhlak, agama. Dalam membentuk kepribadian pada diri manusia, pengaruh lingkungan sekitarnya mempunyai peran dan tidak luput pula peran serta pengawasan terutama di dalam keluarga. Dan peran orang tua mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk kepribadian manusia yang baik, berakhlak dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga lingkungan.

Beranjak dari fenomena yang penulis temukan di lingkungan MTs Hidayatul Umam Cinere dan pemberitaan di media informasi baik cetak maupun televisi, tentang kurangnya peranan orang tua terhadap anak dalam belajar keprihatinan terhadap tingkat kualitas dan mutu dari pendidikan di Indonesia yang sangat jauh dari kata baik, yang tidak lain faktor penyebabnya adalah sebagian besar berasal dari orang tua yang kurang memberikan pengawasan kepada anaknya dalam semua kegiatan disekolah yang dapat mempengaruhi tingkat motivasi dalam belajar. Kadang orang tua bersikap acuh tak acuh dalam memperhatikan akan kemajuan dan perkembangan pendidikan anaknya dan menganggap maju atau tidaknya anak dalam belajar merupakan tugas guru tanpa menyadari sesungguhnya peran orang tua juga dapat mempengaruhi akan peningkatan belajar anaknya di sekolah.

Salah satu faktor yang dapat diindikasi sebagai penyebab rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurang peranan orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi yang berkaitan dengan hasil belajar serta menumbuhkan motivasi belajar terhadap siswa

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa perlu untuk mengangkat masalah dalam sebuah penelitian dengan judul “Peranan Orang tua Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Di MTS Hidayatul Umam

(21)

B. Identifikasi Masalah

Memandang pentingnya memberikan dan menimbulkan motivasi anak dalam proses belajar serta kurangnya peranan dari orang tua yang dapat menyebabkan kurang maksimalnya kegiatan anak dalam belajar di sekolah. Maka penulis. Mengidentifikasi Masalah sebagai berikut :

a. Kejenuhan siswa dalam belajar

b. Peran orang lain dalam menumbuhkan motivasi.

c. Orang tua yang lebih cendrung mementingkan pekerjaan.

d. Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang timbul maka ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada masalah:

a. Efektifitas peranan orang tua terhadap tingkat motivasi siswa MTs Hidayatul Umam Cinere.

D. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka masalah yang dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh peranan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Skripsi

1. Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan orang tua dalam meningkatkan motivasi siswa di MTs Hidayatul Umam Cinere.

(22)

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Dapat berguna terutama bagi orang tua dan pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan mutu dan kualitas dalam kegiatan belajar mengajar dimasa yang akan datang

(23)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Peranan Orang Tua/Keluarga

1. Pengertian Peranan

Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya, dan peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus. 1

Arti peranan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah bagian yang dimainkan seorang pemain. Atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.2

2. Orang tua

Yang disebut orang tua adalah ayah dan atau ibu kandung, atau orang yang dianggap orang tua atau dituakan (cerdik, pandai,ahli dan sebagainya) atau orang-orang yang disegani dan dihormati di kampung/kota. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah ayah dan ibu atau anggota masyarakat secara keseluruhan.3

Pola asuh orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan disiplin diri ini adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan :

a. Lingkungan fisik.

b. Lingkungan social internal dan eksternal.

1

Dirno Kaghoo,Teori Sosiologi, 2010, p.1, http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html,

2

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka .2007),ed.3, cet-4, h.654

3

Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta :UIN Jakarta Press, 2005), h.233.

(24)

c. Pendidikan internal dan eksternal. d. Dialog dengan anak-anaknya. e. Suasana psikoligis.

f. Social budaya.

g. Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya “pertemuan” dengan anak -anak.

h. Control terhadap perilaku anak-anak.

i. Membentuk nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan yang diupayakan kepada anak-anak.4

Kenyataannya orang tua merupakan salah satu sumber yang mampu memberikan informasi tentang bakat anak sudah lama menjadi bahasan para ahli. Sehubungan dengan hal ini, sebaiknya ada kerja sama antara keluarga dengan sekolah. Pengamatan orang tua terhadap prilaku anaknya di rumah yang tidak tampil di sekolah, misalnya minatnya untuk bidang-bidang tertentu dapat, memberikan petunjuk yang berharga bagi sekolah atau bagi yang bertanggung jawab dalam penelusuran anak berbakat.5

Peran orang tua dalam membangkitkan motivasi seorang anak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang penting dimana orang tua berperan merangsang atau menumbuhkan rasa motivasi dalam diri anak. Dalam buku 99 cara agar anak anda kerajingan mengerjakan pekerjaan rumah (PR), terdapat sepuluh kiat utama yang harus diperhatikan orang tua sebagai mentor di rumah dan salah satunya yaitu :Kemampuan berkerja mandiri, keasyikan dan minat mengerjakan tugas-tugas akademik, harus menjadi tujuan terpenting dalam urusan PR anak anda.6

Orang tua harus selalu mengingat tujuan utama ini supaya tidak tergoda menjadikan nilai bagus sebagai tujuan. Misalkan anak laki-laki anda yang kelas empat SD mendapat PR mengarang. Dia sangat menyenangi tugas tesebut, dan anda harus menahan diri untuk membantunya. tentu saja, cerita yang dibuatnya

4 Moh.shochib, pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan disiplin diri, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.14-15.

5

S.C. Utami Munandar, Mengembangkan bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi para guru dan Orang tua,(Jakarta:PT Grasindo1999)cet.3.h.39-40

6

(25)

mungkin akan lebih baik dengan bantuan anda. Namun tujuan utama anda ialah bukan membuat karangan yang sangat bagus. Tujuan utama anda adalah membuat anak senang mengerjakan PR-nya sendiri.

Keluarga atau orang tua sebagai kesatuan hidup bersama, menurut ST.Vembriarto (1993:36-38), dikutip dalam buku M. Alisuf Sabri mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak yaitu :

a. Fungsi biologi : keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak secara biologis anak berasal dari orang tuanya.

b. Fungsi afeksi: keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan social yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih saying dan rasa aman). c. Fungsi sosialisasi :keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui

interaksi social dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya.

d. Fungsi pendidikan : keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidikan. Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara social dan ekonomis di masyarakat. Sekarangpun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak. Selain itu keluarga/orang tua menurut hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai faktor pemberi pengaruh utama bagi motivasi belajar anak yang pengaruhnya begitu mendalam pada setiap langkah perkembangan anak yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.

e. Fungsi rekreasi: keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.

(26)

tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi,Nasrani atau Majusi” seperti hadist yang sudah di sebutkan dalam latar belakang masalah.

g. Fungsi perlindungan : keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh keluarga tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh badan-badan social seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tumbuh mental, anak yatim piatu, anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.

Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar peranannya bagi kehidupan dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik primair/kodrat.7

Di lihat dari segi pendidikan, keluarga/orang tua merupakan satu kesatuan hidup (system sosial), dan mengkondisikan rumah tetap dalam situasi belajar.

Sebagai salah satu kesatuan hidup bersama (system sosial), keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antara pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.

Sementara itu, yang berkenaan dengan keluarga mnyediakan situasi belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat bergantung kepada orang tua, baik karena keadaan jasmaniyah maupun keadaan intelektual,sosial, dan moral. Bayi dan anak-anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua. Sumbangan keluarga/orang tua bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut.

a. Cara melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa, sunguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi.

b. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang, atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional anak.8

7

M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet-1, h.23.

8

(27)

Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, karena anak adalah darah dagingnya kecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua ini. Maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain melalui sekolah.

Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina kedua orang tua terhadap anak antara lain:

a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik ssecara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungannya yang dapat membahayakan dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga ia telah dewasa mampu berdiri ssendiri dan membantu orang lain.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir hidup muslim.9

Perlu dan pentinganya peranan orang tua dalam pendidikan anaknya untuk mencapai hasil yang diinginkan.

a. Peranan Ibu

Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak dilahirkan, ibulah yang selalu disampingnya. Ibulah yang member makan dan minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada anggota keluarga lainnya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari ittu, seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya. Sebagian orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa. Baik

9

(28)

buruknya pendidikan seorang ibu terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari. Seorang ibu yang selalu khawatir dan selalu menurutkan keinginan anak-anaknya, akan berakibat kurang baik. Demikian pula tidak baik seorang ibu berlebihan mencurahkan perhatian kepada anaknya. Asalkan segala pernyataan disetrtai rasa kasih sayang yang terkandung dalam hati ibunya, anak itu dengan mudah akan tunduk kepada pimpinannya. Dan dibawah ini seorang ibu mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga, dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai : Sumber dan pemberi rasa kasih sayang

b. Pengasuh dan pemelihara c. Tempat mencurahkan isi hati.

d. Pengatur kehidupan dan rumah tangga. e. Pembimbing hubungan pribadi

f. Pendidik dalam segi-segi emosional.10

b. Peranan Ibu Sangat Strategis dalam Mendidik Anak

Peranan ibu sangan strategis dalam mendidik anak, salah satu fungsi ibu menurut Panca Dharma Wanita adalah sebagai pendidik anak yang utama dan pertama dalam keluarga. Hal ini mengisyaratkan bahwa keberadaan seorang ibu begitu penting dan strategis dalam proses pendidikan anak.11

Unsur-unsur keterkaitan batin, keakraban pergaulan, dan pengenalan terhadap individu anak merupakan beberapa faktor pendukung kuat atas keberhasilan pendidikan terhadap anak dalam keluarga, dan hal itu hanya dimiliki oleh seorang ibu. Sikap keterbukaan pencurahan isi hati, pelampiasan emosi anak cenderung lebih memperoleh tempat yang pas jika disampaikan kepada ibu daripada bapak. Dengan begitu, haruslah diyakini secara jujur bahwa seorang ibu begitu menentukan dalam mendidik anak di rumah atau dalam keluarga, dan dalam rangka memnbentuk generasi penerus yang beriman dan bertaqwa, berkualitas

10

M. Ngalim Purwanto, lmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, (Bandung: Rosdakarya, 2007), cet.18, h.82.

(29)

dalam moral, mental dan intelektualnya bisa jadi tidak ada anak yang baik tanpa ibu yang baik.

Seorang ibu tidak akan kehilangan fitrah keberadaannya sebagai seorang wanita, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan mendidik, demokratis, sehat jasmani dan rohani, mampu “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani”, berwawasan luas yang berwibawa, penampilan yang sejuk, dan tutur bahasa yang lembut merupakan bagian dari sosok seorang ibu yang ideal selaku pendidik yang utama bagi keluarga dan anak-anaknya.

Dalam hal seorang ibu mampu memainkan peranan sebagai pendidik secara utuh dan tepat, maka bukan saja dia telah memenuhi kewajibannya semata-mata, melainkan telah ikut pula menabur andil bagi upaya pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Ini dapat dikemukakan mengingat ada satu pendapat yang menyatakan bahwa :

دابلا ت سف ت سف ا إف دابلا تحلص تحلص ا ا دابلا دامع ءاسنلا

Artinya :Wanita itu tiang Negara, apabila wanita itu baik maka akan baik

Negara itu, dan sebaliknya apabila wanita itu rusak, maka akan rusak pula

Negara itu.

Letak nasib suatu Negara terdapat pada wanita di Negara itu. Lebih lanjut, nasib suatu bangsa akan tergantung kepada generasi mudanya apabila baik maka Negara akan baik, dan sebaliknya, apabila buruk, maka Negara itu akan

buruk,Dan nasib Negara juga terletak pada generasi mudanya. Negara ada pada tangan generasi muda.

c. Peranan Ayah

Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi dalam keluarga. Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-ebih anak yang telah agak besar.

(30)

mendekati anak-anaknya. Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau berurusan dengan pendidikan anak-anaknya. Ia mencari kesenangan bagi dirinya sendiri saja. Segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam rumah tangga mengenai pendidikan anak-anaknya dibebankan kepada istrinya.

Tanpa bermaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu di dalam keluarga, ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah, dapat dikemukakan di sini bahwa peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai :

a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.

b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar. c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.

d. Perlindungan terhadap ancaman dari luar.

e. Hakim atau yang mengadili jka terjadi perselisihan. f. Pendidik dalam segi-segi rasional.12

Seorang ayah mempunyai kontribusi yang besar serta peran dalam keluarga, karena ayah di posisikan sebagai kepala keluarga atau orang yang berkedudukan paling tinggi dalam keluarga.

B.Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diarikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.13

Dengan motivasi dimaksud segala daya yang mendorong seorang untuk melakukan sesuatu. Bila seoranga anak tidak berbuat seperti seharusnya, maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab-sebab ini sering bermacam-macam, mungkin ia tidak sanggup, sakit,lapar, benci kepada orang lain, dan sebagainya.

Dengan motivasi dimaksud agar usaha-usaha untuk menyediakan kondidi-kondisi sehingga anak itu aman, ingin melakukannya. Bila ia tidak suka, ia akan berusaha untuk melakukannya. Anak-anak akan giat mengangkat batu untuk

12

M. Ngalim Purwanto, lmu Pendidikan Praktis dan Teoritis, (Bandung: Rosdakarya, 2007), cet.18 h. 83.

13

(31)

mendirikan benteng dalam permainan perang-perangan, tetapi mereka tidak sudi menggeer batu pun kalau pekerjaan itu tak menarik, kecuali dengan pakasaan dan pengawasan.14

Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar.15

Membangun adalah suatu tingkah laku yang bersifat kolektif dalam konteks usaha suatu masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin di capainya. Dari sini dapat difahami bahwa tujuan itu menduduki tempat yang terpenting untuk merangsang seseorang atau suatu masyarakat untuk berkerja. Kalau tujuan itu menarik dan jelas maka ia bisa menjadi perangsang bagi seseorang atau suatu masyarakat untuk mencapainya.16

Mc.Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.17

Motivasi dapat menjadi baik dan juga dapat menjadi kurang baik tergantung kepada apa yang dituju sebagai rangsangan atau tujuan untuk menimbulkan motivasi tersebut.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organism yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dan motivasi mempunyai 3 (tiga) aspek, yaitu:

a. Keadaan terdorong dalam diri organism, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan, misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.

b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan. c. Tujuan (goal) yang dituju oleh perilaku tersebut.18

14

S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1995), cet.2. h.73. 15

Zakiah Darajat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi Askara, 1995), cet-1, h.141.

16

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan , (Jakarta: PT Alhusna Zikra,1995), cet 3, h. 395.

17

Syaiful Bahri Djamarh, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002) ,cet-1, h. 114.

18

(32)

Motivasi merupakan sebuah segala daya atau dorongan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.

2. Kebutuhan dan Teori Tentang Motivasi

Dalam motivasi ada suatu hierarkhi, yaitu motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni :

a. Kebutuhan fisiologis. Seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa terlindung bebas dari takut dan kecemasan.

c. Kebutuhan akan cinta dan kasih : rasa diterima dan dihargai dalam suatu kelompok (keluarga,sekolah,teman sebaya)19

d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.20

Adapun kebutuhan motivasi menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S.Nasution manusia hidup dengan memiliki berbagai kebutuhan.

a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas, hal ini sangat penting bagi anak karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya .

b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain.

c. Kebutuhan untuk mencapai hasil, Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk berkerja dan belajar dengan giat. d. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan, Suatu kesulitan atau hambatan,

mungkin cacat, mungkin menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini

19

S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1986),cet.2. h.75.

20

(33)

menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan/keunggulan dalam bidang tertentu.21 Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan si subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar. Bahwa seseorang melakukan aktivitas itu di dorong oleh adanya factor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsure-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkenbangan budaya manusia.22

3. Fungsi Motivasi

Tensing dan Hillary rela menderita susah payah untuk mencapai puncak mount express. Pemain bulu tangkis berlatih berjam-jam lamanya setiap hari untuk menghadapi pertandingan internasional. Juga untuk belajar diperlukan motivas”motivation is anessentian condition of learning” hasil belajar pun banyak ditentukan oleh motivasi.23

Inilah contoh mengapa motivasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil yang baik. Dalam kegiatan belajar motivasi yang baik akan memberikan hasil belajar yang baik pula.

4. Tujuan Motivasi

Tujuan dari motivasi ialah bertindak, suatu tindakan yang tertentu dan spesifik bukan tindakan sembarangan keinginan untuk bertindak menurut ide-ide anda sedikitnya, sama pentingnya dengan ide-ide itu sendiri. Orang yang sukses sering memperoleh motivasi dengan tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan jika anda ingin sukses, anda perlu mengetahui kearah mana anda melangkah atau pergi.24

21

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.78-80.

22Ibid,. h. 77. 23

S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Askara, 1995), cet.1 h.76. 24

(34)

5. Cara Memotivasi Siswa Belajar

Memotivasi siswa belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Karena itu prinsip-prinsip pergerakan motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Dibawah ini akan di uraikan beberapa prinsip belajar dan motivasi, supaya mendapat perhatian dari pihak perencanaan pengajaran khususnya dalam rangka merencanakan kegiatan belajar mengajar.25

a. Kebermaknaan, Siswa akan suka bermotivasi belajar apabila hal-hal yang dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Kemaknaan sebenarnya bersifat personal karena dirasakan sebagai sesuatu yang penting bagi diri seseorang caranya ialah dengan mengaitkan pelajarannya dengan pengalaman masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa mendatang, dan minat serta nilai-nilai yang berarti bagi mereka.

b. Modeling, Siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disaksikan dan ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model, bukan dengan hanya menceramahkannya secara lisan. Dengan model tingkah laku itu siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru. c. Komunikasi Terbuka, Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstruktur

supaya pesan-pesan guru terbuka terhadap pengawasan siswa ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan komunikasi terbuka yaitu : 1. Kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada para siswa agar

mendapat perhatian mereka.

2. Jelaskan pelajaran secara nyata diusahakan menggunakan media instruksional (nyata) sehinngga lebih menjelaskan masalah yang sedang dibahas.

d. Prasyarat melakukan, Untuk mengenali apakah siswa telah memiliki prasyarat yang dibutuhkan itu, maka guru dapat melakukan analisis terhadap tugas, topik, dan tujuan-tujuan yang dicapai kemudian guru memberikan test mengenai prasyarat tersebut. Bertitik tolak dari keadaan siswa tersebut guru

25

(35)

akan lebih mudah menyesuaikan pelajarannya sehingga membangkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi dikalangan siswa.

e. Novelty, Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Sesuatu gaya dan alat yang baru atau masing-masing bagi siswa akan lebih menarik perhatian mereka untuk belajar, misalnya yang belum pernah dilihat sebelumnya. f. Latihan atau praktek yang aktif dan bermanfaat, Siswa lebih senang belajar

jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktek untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri bukan mendenganrkan ceramah dan mencatat pada buku tulis.

g. Latihan terbagi, Siswa lebih senang jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek. Latihan-latihan secara demikian akan lebih meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan sekaligus dalan jangka waktu yang panjang.26

h. Kurangi secara sistematis paksaan belajar, Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau pemompaan. Akan tetapi bagi siwa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu dikurangidan akhirnya lambat laun siswa dapat belajar sendiri.

i. Kondisi yang menyenangkan, Siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika kondisi pengajaran menyenangkan. Maka guru dapat melakukan cara-cara berikut.

1. Usahakan jangan mengulangi hal-hal yang telah mereka ketahui, karena akan menyebabkan mereka kejenuhan.

2. Suasana fisik kelas jangan sampai membosankan

3. Hindari terjadinya frustasi dikarenakan situasi kelas yang tak menentu atau mengajukan permintaan yang tak masuk di akal, dan di luar jangkauan pikiran manusia.

4. Hindarkan suasana kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya kontak personal.

Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

26

(36)

a. Siapkan tugas-tugas yang menantang selama diselenggarakannya latihan b. Berilah siswa pengetahuan tentang hasil-hasil yang telah dicapai oleh

masing-masing siswa.

c. Berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh siswa.27

Dari cara-cara diatas dapat menciptakan atau menjadikan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi apabila diterapkan dengan baik dan benar.

6. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik, Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seorang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar ia akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar.28 Motivasi itu intrinsik apabila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Maksudnya anak-anak termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah 1) Adanya kebutuhan

Misalnya seorang anak ingin mengetahui isi cerita dari komik, keinginan untuk mengetahui isi cerita itu dapat mendorong anak untuk belajar membaca.

2) Adanya aspirasi atau cita-cita

Cita-cita yang menjadi tujuan hidup seseorang akan menjadi pendorong bagi seluruh kegiatanya. Misalnya ingin menjadi guru, dokter, polisi dan

27

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, ,(Jakarta: Bumi Askara), cet-4 h.161.

28

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya), cet-1, h. 115-116.

(37)

sebaginya. Cita-cita yang menjadi pendorong bagi kegiatan anak terutama dalam hal belajar.

3) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri

Kemajuan atau kemunduran bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat.

Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, dalam meningkatkan motivasi intrinsik ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya:

1) Menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan adalah penting dilakukan untuk meyakinkan minat belajar siswa tentang materi yang disampaikan guru.

2) Mempertahankan keingintahuan, seorang guru yang terampil akan mengunakan berbagai cara untuk menimbulkan atau keingin tahuan siswa dalam pengajarannya.

3) Cara penyampaian pelajaran yang meari dan bervariasi, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media yang sesuai materi ataupun sumber yang menarik.29

4) Permainan dan simulasi, hal ini digunakan untuk sebagai daya tarik siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran agar tidak monoton.30

Dari uraian di atas mengenai macam-macam motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan ruh bagi setiap orang yang ingin mencapai tujuanya masing-masing. Tujuan yang ingin dicapai timbul dari dalam diri maupun dorongan dari luar

Jika motivasi tersebut sudah ada didalam diri anak didik maka dengan sendirinya pujian, nilai yang tinggi dan hadiah akan didapat secara otomatis.

b. Motivasi Ekstrinsik, kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar.

Beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik yaitu

29

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), cet-3, h.96.

30

(38)

1) Ganjaran

Menurut M. Ngalim Purwanto, ganjaran adalah “ alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang, karena perbuatanya atau pekerjaanya mendapat pengagaan”.31

Ada beberapa bentuk ganjaran, diantaranya adalah: a) Pujian

Semua orang senang dipuji, demikian juga dengan siswa akan lebih bersemangat bila hasil pekerjaanya dipuji dan diperhatikan. Kondisi ini harus di manfaatkan guru untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Namun pujian yang diberikan harus tepat dan jangan berlebihan.

b) Hadiah

Dalam dunia pendidikan, hadiah juga bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Misalnya hadiah diberikan kepada siswa yang berprestasi. Hadiah ini diberikan agar senantiasa siswa termotivasi dalam memperhatikan prestasi belajar mereka.

c) Teguran

Teguran digunakan untuk memperbaiki siswa yang membuat kesalahan atau berkelakuan tidak baik.

2) Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa.

3) Persaingan

31

(39)

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Persaingan dapat mendorong siswa untuk giat belajar.

Sedangkan menurut Pupuh dan Sobry menambahkan mengenai beberapa hal harus dilakukan guru untuk memotivasi siswanya, antara lain.32: Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi,diploma,gelar, kehormatan dan sebagainya.33 Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya yang akan diuraikan pada pembahasan mendatang. Kesalahan penggunaan motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrisnsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.

7. Indikator Motivasi

Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dan semangat atau keinginan untuk belajar lebih semangat lagi. Indicator atau petunjuk yang dapat dijadikan acuan bagi motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama

2) Tidak mudah putus asa.

3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh

4) Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar

32

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi belajar-mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum & konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.18.

33

(40)

5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain

6) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dapat mempertahankan pendapatnya

7) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini 8) Senang mencari dan memecahkan masalah.

9) Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran. 10) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran

11) Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

12) Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik. 13) Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

14) Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar. 15) Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.34 Dari beberapa uraian tentang motivasi dalam belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang hendak dituju tercapai. Motivasi belajar siswa dapat di ukur berdasarkan indicator :

1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama.

2. Tidak mudah putus asa

3. Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh

4. Menunjukan minat yang besar terhadap berbagai masalah belajar. 5. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergatung kepada orang lain.

6. Tidak cepat bosan dengan tuas-tugas rutin dapat mempertahankan pendapatnya.

7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini 8. Senang mencari dan memecahkan masalah.

9. Adanya rasa ingin tahu, minat serta perhatian siswa terhadap pelajaran.

34

(41)

10.Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.

11.Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

12.Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik. 13.Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

14.Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar. 15.Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.

C.Belajar

1. Pengertian belajar

Beberapa teori menjelaskan tentang belajar, baik yang beraliran behaviorisme, kognitivisme,humanism, maupun sibernetika. Aliran- aliran teori belajar tersebut sekedar mengarahkan dan memilah jenis teori belajar mana yang menjadi pijakan melakukan belajar.

Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons (yang juga biasa berupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang non konkret (tidak bias diamati)35

2. Makna Belajar

usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan di awali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. defenisi tentang belajar, adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.36

35

Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta:Bumi Askara,2007), h.11. 36

(42)

D.Kerangka Berfikir

Secara umum motivasi merupakan suatu konsep manusia untuk dapat merubah dari tidak mau menjadi mau atau dengan kata lain mencapai tujuan tertentu yang diinginkan manusia tersebut dalam segala hal, begitu pula sama halnya dengan belajar, untuk mencapai hasil yang diinginkan perlu juga kiranya motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, tentunya dengan pendekatan-pendekatan yang di berikan orang tua sebagai sosok orang yang berperan memberikan pengawasan terhadap anaknya yang dapat mempengaruhi akan motivasi dalam belajar,Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijabarkan, dalam hal ini penulis mempunyai anggapan dasar yaitu : pengawasan orang tua terhadap peningkatan motivasi dalam belajar sangat penting karena dengan pengawasan dari orang tua yang benar maka motivasi dalam belajar akan timbul dan jika motivasi telah timbul maka tujuan belajar yang di inginkan akan tercapai sesuai dengan prosedur tujuan awal.

E.Hipotesis Penelitian

Jenis hipotesis yang penulis pakai yaitu hipotesis asosiatif yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan atau mempengaruhi dan hipotesis dari permasalahan yang penulis ambil adalah:

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2012 hingga selesai. Sedangkan tempat yang dijadikan penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Umam Cinere Depok.

B.Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengmpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang dihadapi, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis korelasional melalui penelitian langsung terjun ke lapangan.

Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian yang dilakukan dengan langsung terjun ke lapangan atau objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

C.Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi merupakan suatu objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenihi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.1

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTS.Hidayatul Umam Cinere yang terdaftar pada tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 280 siswa. Adapun populasi terjangkaunya adalah siswa kelas VII yang terbagi dari 3 kelas yang berjumlah 145 siswa sedangkan sampelnya adalah 45 siswa, jadi siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 15% dari jumlah siswa.Sedangkan kelas IX mereka disibukkan untuk mempersiapkan ujian akhir.

Jika akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sedangkan ”sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”.2

Guna untuk menyederhanakan

1

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,(Bandung:Alfabeta,2011)cet.7.h.54

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian(Jakarta:Rineka Cipta.1998),cet-11 hal. 117.

(44)

proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan teknik sampling random. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebanyak 15 % dari populasi yang ada. Suharsimi Arikunto mengemukakan pendapat bahwa “jika objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih. Namun dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 15 % yakni berjumlah 45 siswa/orang dengan sistem random atau acak, dengan masing-masing kelas diambil 5 sampai 6 siswa (putra/putri) dari jumlah kelas VII.A sampai VII.H MTs Hidayatul Umam Cinere.

Dengan cara seperti ini, diharapkan setiap anggota dari populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian

D.Variabel Penelitian

Variable adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi atau segala yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan penelitian yang berjudul “Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Motivasi Belajar siswa di MTs. Hidayatul Umam Cinere” variabelnya sebagai berikut :

a. Variabel bebas (independent variable) yaitu Peranan Orang Tua b. Variabel terikat (dependent variable) yaitu Motivasi Belajar

E.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah :

1) Observasi, penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat obyek-obyek dilapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang akurat, objektif dab dapat dipercaya.

2) Wawancara, penulis mengadakan wawancara langsung dengan siswa Mts Hidayatul Umam Cinere.

(45)

F. Instrumen Penelitian

1. Peranan Orang tua a. Definisi Konseptual

Peranan orang tua mempunyai andil dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai hasil yang dinginkan.

b. Defenisi operasional

Peranan orang tua dalam penelitian ini adalah pencapaian tertinggi skor yang diperoleh dari angket siswa tentang peranan orang tua yang berkaitan dengan tingkat motivasi siswa dalam belajar disekolah. Antara lain :

memahami karakteristik gaya belajar siswa, perkembangan fisik, perkembangan intelegensi, potensi peserta didik, mengindentifikasi keslitan belajar siswa.

[image:45.595.108.566.421.724.2]

c. Kisi –kisi instrument penelitian

Table.3.1

Kisi-kisi instrumen penelitian

NO Variabel Dimensi Indikator No .Soal Jumlah

01

02

Peranan orang tua

-Peningkatan motivasi belajar siswa

-orang tua harus mendorong,

menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar anak.

-orang tua memberikan informasi tentang

anaknya untuk

membantu menentukan minat, kemampuan,

kebutuhan dan

perkembangan anak berbakat.

1,2,3, 4,5,6,7

8,9,10, 11,12, 13,14

7

(46)

2. Motivasi Belajar Siswa a. Definisi Konseptual

Secara konseptual yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiaan belajar, serta merupakan doronga dari dalam dan luar (guru, orang tua, atau orang lain) diri seseorang untuk berusaha merubah, baik kepada tingkah laku atau sikapnya, maupun pada keterampilan dan ilmu pengetahuanya untuk menjadi lebih baik.

b. Definisi Operasional

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu intrinsic (motivasi dalam diri siswa) diantaranya adanya kebutuhan, cita-cita, dan ilmu pengetahuan. Sedangkan motivasi ektrinsik (dari luar) diri seseorang untuk menjadi yang lebih baik.

c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian.

03 -orang tua berperan

serta dalam menumbuh kembangkan motivasi belajar anak.

15,16,17, 18,19,20

(47)
[image:47.595.52.535.150.755.2]

Table.3.2

Kisi – kisi instrumen penelitian

No Variable Dimensi Indikator No.soal Jumlah

1 Motivasi belajar

siswa

Motivasi Intrinsik -Ketekunan dalam belajar

-Ulet dalam menghadapi kesulitan -Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar -Berprestasi dalam belajar

-Kehadiran di sekolah

-Mengikuti PBM di kelas

-Belajar di rumah

-sikap terhadap Kesulitan

-Usaha menghadapi

kesulitan

-kebiasaan dalam

mengikuti Pelajaran

-Semanagat dalam

mengikuti PBM

-Keinginan untuk

berprestasi -Kualisifikasi hasil 1.2 3 4,5 6,7,8 9 10,11,12 13 14 2 1 2 3 1 3 1 1 -Mandiri dalam belajar -Penyelesaian tugas/PR -Menggunakan

kesempatan di luat jam pelajaran 15 16 1 1 Motivasi ekstrinsik

-Adanya pemberian

penghargaan dalam proses belajar.

(48)

G.Uji validitas dan Realibilitas instrument

1. Validitas Instrument

Suatu instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r table product moment dengan = 0.05. Jika r hitung r table, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid, dan jika r hitung r table, maka soal tersebut dinyatakan valid, dan tetap dipertahankan dalam instrument yang selanjutnya digunakan untuk proses pengolahan data dalam penelitian yang sebenarnya.

Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket peranan orang tua yang terdiri dari 20 item dan 20 item untuk angket motivasi belajar siswa, yang disebarkan kepada responden sebanyak 45 orang siswa diketahui terdapat pertanyaan yang valid yaitu :

Untuk variable peranan orang tua item yang valid adalah nomor 1,2,3,4,7,8,10,11,12,13,15,16,17,18,19.Sisanya sebanyak 5 butir pertanyaan yang tidak valid

-Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.

-Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

-Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar.

-Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.

18

19

20

1

1

[image:48.595.50.539.84.356.2]
(49)

Sedangkan untuk variable motivasi belajar siswa item yang valid adalah nomor 1,3,5,6,8,9,10,11,13,14,15,16,18,19,20. Sisanya sebanyak 5 butir pertanyaan yang tidak valid.

[image:49.595.108.526.416.759.2]

Selanjutnya penulis menyusun kembalai instrument yang digunakan sehingga kisi-kisi instrument sesudah di validasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi (Peranan Orang Tua)

No Variabel Dimensi Indikator No. Soal Jumlah

01 Peranan orang tua

-Peningkatan motivasi belajar siswa

-orang tua harus mendorong, menggerakan, dan mengarahkan kegiatan belajar anak.

-orang tua

memberikan informasi tentang anaknya untuk membantu

menentukan minat, kemampuan, kebutuhan dan

1,2,3, 4,7

8,10, 11,12, 13,

5

(50)
[image:50.595.109.517.84.349.2]

perkembangan anak berbakat. -orang tua berperan serta dalam menumbuh kembangkan motivasi belajar anak. 15,16,17, 18,19, 5 Table.3.4

Kisi – kisi instrumen sesudah di Validasi

(Peningkatan Motivasi Belajar Siswa)

No Variabel Dimensi Indikator No. Soal Jumlah

1 Motivasi belajar siswa Motivasi intrinsik

-Ketekunan dalam belajar

-Ulet dalam menghadapi kesulitan -Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

-Kehadiran di sekolah

-Mengikuti PBM di kelas

-Belajar di rumah

-sikap terhadap Kesulitan

-Usaha menghadapi

kesulitan

-kebiasaan dalam mengikuti

(51)

-Berprestasi dalam belajar

-Mandiri dalam belajar

Pelajaran

-Semanagat dalam

mengikuti PBM

-Keinginan untuk

berprestasi

-Kualisifikasi hasil

-Penyelesaian tugas/PR

11 13

14

1 1

1

Motivasi ekstrinsik

-Adanya pemberian

penghargaan dalam proses belajar

-Adanya lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan baik.

-Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

-Adanya figure guru yang kompten dan menarik dalam mengajar.

-Adanya alat/media yang mencukupi kebutuhan siswa dalam belajar.

15

16

18

19

20

1

1

1

1

(52)

H.T

e

k

nik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Untuk mengolah data penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisisan angket yang berhasil dikumpulkan.

[image:52.595.102.515.491.600.2]

b. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket. Untuk menetahui hubungan peranan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs. Hidayatul Umam Cinere, penulis mendapatkan data dengan menggunakan angket berbentuk skala yang berisi 30 butir pernyataan dan pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Selanjutnya pernyataan dan pertanyaan pada angket tersebut diberi skor sebagai berikut:

Table.3.5

Penetapan skor untuk skala motivasi belajar siswa

Pernyataan Positif Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak Pernah 1 4

Table .3.6

Penetapan skor untuk skala peranan orang tua

Pilihan jawaban

Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

[image:52.595.107.520.678.747.2]
(53)

2. Teknik Analisis Data

a. Untuk menganalisis hubungan antara dua variable, digunakan teknik analisis

korelasi dengan rumus Product Moment yaitu:

Ket: = Angka indeks korelasi “r” Product Moment

= Jumlah skor dalam sebaran X (motivasi belajar) = Jumlah skor dalam sebaran Y (peranan orang tua) = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

=Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Gambar

Table.3.1
Table.3.2
table, maka soal tersebut dinyatakan valid, dan tetap dipertahankan dalam
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti diketahui, salah satu syarat untuk dapat langsung mengikuti Sertifikasi Nasional PPPU ini adalah pengalaman kerja yang terbagi atas: - minimal 3 tahun di

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap motivasi berprestasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea

PENGGUNAAN STRATEGI QUICK ON THE D RAW D ALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA PERANCIS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Karena informasi keuangan di atas disusun berdasarkan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, maka informasi tersebut bukan

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK

"Parang siapa keBtar untuk mencari J6nu maka <Ba Beradd d&jatdn AfSdh \1.

Tuturan atau sering disebut sebagai peristiwa tutur yaitu terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak,

Seperti pada babi , ovarium pada anjing dan kucing menyerupai buah murbei karena banyak folikel yang sedang tumbuh atau karena banyak corpus luteum terbentuk khususnya