• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

5.2. Motivasi Karyawan

5.2. Motivasi Karyawan

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi seorang karyawan dan

merupakan usaha dasar untuk mempengaruhi dan mengarahkan perilaku bawahan agar

tingkat motivasi karyawan, penulis mengkategorikan ke dalam kategori rendah, sedang

dan tinggi.

Kuesioner motivasi karyawan diberikan 5 alternatif jawaban (skor 1-5). Skor

tertinggi adalah 5, sedangkan skor terendah adalah 1. Skor tertinggi – skor terendah

(5-1) = 4, karena dibagi menjadi kategori rendah, sedang dan tinggi maka 4/3 = 1,333.

Untuk jarak antara tiap tingkat motivasi karyawan maka 1,333-0,001 = 1,332, maka

range tingkat motivasi karyawan adalah 1,332.

Tabel 10. Motivasi Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti

Tingkat Motivasi Skor Persentase (%)

Rendah 1,00 - 2,332 0,00

Sedang 2,333 - 3,665 71,05

Tinggi 3,666 - 5,00 28,95

Total 100,00 Sumber: Data primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti sebagian besar memiliki tingkat motivasi sedang yaitu sebanyak 27 orang (71,05%) dan sisanya sebanyak 11 orang (28,95%) memiliki tingkat motivasi tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian wisata, masih kurang tinggi tingkat motivasi karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti

disebabkan karena karyawan belum puas dengan apa yang diberikan perusahaan.

Karyawan mengharapkan gaji dan tunjangan yang lebih besar serta adanya tunjangan JAMSOSTEK dan tunjangan keluarga bagi karyawan yang sudah menikah, manajemen perusahaan yang lebih baik, dan pengangkatan karyawan kontrak menjadi karyawan tetap. Karyawan merasa gaji dan tunjangan yang diberikan perusahaan belum dapat mencukupi kebutuhan karyawan dan pengangkatan menjadi karyawan tetap agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja tanpa

adanya rasa khawatir pemutusan kontrak kerja, karena pada saat ini sangat sulit mencari pekerjaan.

Kondisi ini menurut Herzberg membuat karyawan merasa tidak puas karena faktor yang membuat karyawan untuk bekerja dengan baik belum terpenuhi. Hal ini didukung oleh pendapat Maslow yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang keinginannya tidak terbatas atau tanpa henti, dan alat

motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi. Motivasi seseorang bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik dalam segi materi maupun non materi yang diperolehnya selama bekerja (Stoner, 1996: 9). Menurut karyawan, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada perusahaan, mengingat Kebun Wisata Pasir Mukti baru berdiri sekitar 5 tahun.

5.3. Faktor-faktor Motivasi Karyawan

Faktor motivasi dalam penelitian ini ada 5, yaitu hubungan atasan dan bawahan,

gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan serta jenjang karir. Faktor-faktor

motivasi tersebut diambil berdasarkan kuesioner dilapangan. Dari beberapa faktor

motivasi yang diajukan, diambil 5 faktor motivasi yang mayoritas dipilih oleh

responden (lihat Lampiran 4).

Tabel 11. Faktor-faktor Motivasi Karyawan

No. Faktor Motivasi Nilai Rata-rata

1 Hubungan atasan dan bawahan 3,64

2 Gaji dan tunjangan 3,04

3 Kondisi tempat kerja 3,5

4 Penghargaan 3,5

5 Jenjang Karir 3,63

Keterangan:

5: Pertanyaan sangat sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan

4: Pertanyaan sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan 3: Pertanyaan cukup sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan

2: Pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan

1: Pertanyaan sangat tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan

Pada Tabel 11 dapat dilihat sejauh mana pertanyaan faktor-faktor motivasi

penghargaan serta jenjang karir dianggap sesuai dengan keadaan yang karyawan

rasakan di Kebun Wisata Pasir Mukti.

a. Hubungan Atasan dan Bawahan

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi

hubungan atasan dan bawahan adalah 3,64 yang berarti secara umum karyawan Kebun

Wisata Pasir Mukti merasa bahwa semua pertanyaan mengenai hubungan antara atasan

dan bawahan cukup sesuai dengan yang karyawan rasakan di Kebun Wisata Pasir

Mukti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian wisata, hubungan antara

atasan dan bawahan di Kebun Wisata Pasir Mukti cukup erat dan kekeluargaan, baik

didalam maupun diluar pekerjaan. Pada waktu jam istirahat karyawan selalu makan

bersama dan setiap kamis malam, karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti mengadakan

penggajian rutin yang dilakukan dirumah karyawan secara bergantian. Hubungan atasan

dan bawahan didalam pekerjaan tergolong erat. Sebelum melakukan pekerjaan biasanya

atasan mengadakan briefing untuk membicarakan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan, membahas program paket yang sudah ada di Kebun Wisata Pasir Mukti

maupun program paket yang akan dibuat. Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti dapat

memberikan saran kepada atasan mengenai pekerjaan pada saat briefing maupun

meeting.

Menurut Hasibuan (2003: 188) hubungan atasan dan bawahan merupakan

interaksi yang terjadi antara seorang atasan sebagai pimpinan atau sebagai orang yang

bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan tertentu dengan para bawahannya. Agar

serasi dan kompak antara dirinya dan bawahannya sehingga tujuan perusahaan dapat

tercapai secara maksimal.

..

b. Gaji dan Tunjangan

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi

gaji dan tunjangan adalah 3,04. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian

wisata, karyawan belum merasa puas dengan gaji dan tunjangan yang mereka peroleh

dari perusahaan. Karyawan mengharapkan peningkatan gaji dan tunjangan serta

pemberian tunjangan lain seperti tunjangan JAMSOSTEK dan tunjangan keluarga untuk

karyawan yang sudah menikah.

Menurut Hariandja (2002: 244) gaji merupakan salah satu unsur yang penting

dalam meningkatkan motivasi, karena gaji merupakan alat untuk memenuhi berbagai

kebutuhan karyawan. Pemberian gaji dan tunjangan yang sesuai dengan harapan

karyawan akan mempengaruhi motivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas

kerja.

c. Kondisi Tempat Kerja

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi

kondisi tempat kerja adalah 3,5 yang berarti karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti

merasa bahwa semua pertanyaan mengenai kondisi tempat kerja cukup sesuai dengan

yang karyawan rasakan di Kebun Wisata Pasir Mukti. Berdasarkan hasil wawancara

dengan karyawan bagian wisata, kondisi tempat kerja yang menyangkut kenyamanan,

ketenangan dan keamanan sudah baik karena karyawan bekerja di lingkungan yang

tenang, selain itu karyawan juga dapat menikmati keindahan alam yang ada di Kebun

yang diperuntukkan bagi karyawan, selain itu perusahaan juga memberikan fasilitas

berupa sarana ibadah dan sarana olah raga bagi karyawan.

Menurut Mathis dan Jackson (2005: 246) suasana kerja yang nyaman dan

kondusif serta fasilitas kerja dan keselamatan kerja yang memadai akan mendukung

proses jalannya operasi karena karyawan akan lebih berkonsentrasi dan merasa aman

dalam melakukan pekerjaan.

d.Penghargaan

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi

penghargaan adalah 3,5 yang berarti karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti merasa

bahwa semua pertanyaan mengenai penghargaan cukup sesuai dengan yang karyawan

rasakan di Kebun Wisata Pasir Mukti. Menurut karyawan bagian wisata Kebun Wisata

Pasir Mukti, selama ini perusahaan memberikan penghargaan hanya dalam bentuk

piagam, pujian dan peningkatan karir, namun demikian karyawan mengharapkan

perusahaan memberikan penghargaan dalam bentuk bonus atau uang.

Hal ini senada dengan pendapat Mangkuprawira (2004: 194) yang mengatakan

bahwa penghargaan dapat mempengaruhi motivasi karyawan untuk meningkatkan

produktivitas kerja. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja dan berkarya lebih baik

karena merasa bahwa potensi dan kemampuan yang dimilikinya dapat berkembang

dengan baik di lingkungan kerja dan perusahaan memberikan penghargaan yang positif

terhadap dirinya.

e. Jenjang Karir

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk faktor motivasi

jenjang karir adalah 3,63 yang berarti karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti merasa

bahwa semua pertanyaan mengenai jenjang karir cukup sesuai dengan yang karyawan

untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Peningkatan karir

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan biasanya promosi peningkatan karir

karyawan dibawah level supervisor diadakan setiap satu tahun sekali.

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan bagian wisata, proses

peningkatan karir dibawah level supervisor terutama dinilai dari kemampuan, kinerja

kerja karyawan dan kedisiplinan sedangkan untuk level supervisor dan diatas supervisor

dilihat juga dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Level jabatan atau posisi

yang terendah pada bagian wisata adalah operator, house, banquet dan dishwasher

sedangkan level yang tertinggi adalah general manager bagian wisata dan direktur.

Hal ini senada dengan pendapat Mangkuprawira (2004: 181) yang mengatakan

bahwa adanya jenjang karir yang jelas maka karyawan akan berusaha untuk bekerja

lebih baik guna mendapat posisi atau jabatan yang lebih tinggi diperusahaan.

Pengembangan karir merupakan sebuah alat penting dimana manajemen dapat

meningkatkan produktivitas, memperbaiki sikap karyawan dalam pekerjaan, dan

mengembangkan kepuasan dan motivasi karyawan yang semakin besar.

Dokumen terkait