• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN,THASIL,TDANTPEMBAHASANTPENELITIANT

2. MotivasiTBelajarTSiswaT a Data Kuesioner

Kuesioner yane telah diisi oleh siswa dianalisis oleh peneliti (analisis dapat dilihat pada lampiran B.8). Berikut ini adalah hasil analisis motivasi belajar siswa :

TabelT4.10T

HasilTAnalisisTMotivasiTBelajarTSiswaT T

Kriteria Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Saneat Tineei (ST) 10 Tineei (T) 20 Cukup (C) 0 Rendah (R) 0 Saneat Rendah (SR) 0 T

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa siswa yane memiliki motivasi saneat tineei untuk meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah sebanyak 10 siswa atau 33% dari seluruh siswa, sedanekan 20 siswa atau 67% dari seluruh siswa memiliki motivasi tineei. Sedanekan motivasi belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TabelT4.11T

KriteriaTMotivasiTBelajarTSeluruhTSiswaT T

Kriteria Persentase Motivasi Siswa

ST 33%

ST+T 100%

ST+T+C 100%

ST+T+C+R 100%

ST+T+C+R+SR 100%

Menurut tabel 4.10, terlihat bahwa siswa yane motivasinya saneat tineei ditambah denean siswa yane motivasi belajarnya tineei

mencapai 100%, ini berarti motivasi belajar siswa secara keseluruhan dapat dikateeorikan tineei. Artinya, selama meneikuti pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah siswa memberikan taneeapan yane positif.

b. Data Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melenekapi data kuesioner. Wawancara dilaksanakan setelah peneliti mendapatkan data hasil belajar dan kuesioner yane berkaitan tentane motivasi belajar siswa, yaitu pada hari Jumat, 15 Mei 2015 pukul 09.50 – 10.50 WIB. Setelah melakukan analisis terhadap hasil belajar dan kuesioner, peneliti menetapkan ada 6 siswa sebaeai perwakilan dari seluruh siswa kelas VIII yane telah meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Pertanyaan yane diajukan peneliti berkaitan tentane proses pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok (pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran A.8). Berikut ini adalah analisis hasil wawancara yane telah dilakukan :

1. Minat Siswa dalam Meneikuti Pembelajaran Matematika

Apakah peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah membuat kamu tertarik untuk meneikuti pembelajaran matematika?

Siswa A : “Iya tertarik, karena lebih mudene jadi waktu ulanean masih ineet”

Siswa B : “Iya, karena lebih mudah memahami materi mbak” Siswa C : “Tertarik karena pembelajaran matematika jadi lebih

mudah”

Siswa D : “Tertarik, kerana lebih eampane denean diskusi kelompok”

Siswa E : “Iya tertarik, karena lebih mudah” Siswa F : “Iya tertarik, karena lebih asyik”

Berdasarkan pendapat keenam siswa tersebut, banyak siswa yane merasa tertarik untuk meneikuti proses pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Ketertarikan itu diakui siswa karena model pembelajaran berbasis masalah membuat siswa lebih mudah memahami suatu konsep dari pemecahan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari bersama denean kelompok. Denean demikian dapat dikatakan bahwa banyak siswa yane mempunyai minat yane baik saat meneikuti proses pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah.

2. Perhatian Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran

a) Apakah selama meneikuti pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah kamu mendenearkan euru?

Siswa A : “Mendenearkan, supaya tahu lanekahnya jadi kalau neerjain itu tau”

Siswa B : “Mendenearkan mbak” Siswa C : “Mendenearkan euru” Siswa D : “Mendenearkan euru” Siswa E : “Mendenearkan done mbak” Siswa F : “Mendenearkan, biar ea bineune”

b) Apakah kamu memperhatikan teman dari kelompok lain yane sedane mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas? Siswa A : “Iya, karena kita butuh untuk sharine jadi tau

jawaban mana yane benar dan jawabannya yane salah sama rumus-rumus yane berbeda”

Siswa B : “Memperhatikan”

Siswa C : “Memperhatikan mbak biar bisa mencocokkan jawaban kelompokku denean jawaban kelompok yane maju”

Siswa D : “Memperhatikan” Siswa E : “Memperhatikan mbak” Siswa F : “Memperhatikan”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, siswa mempunyai perhatian yane tineei selama proses pembelajaran berlanesune. Siswa mendenearkan euru saat memberikan penjelasan. Selain itu, siswa juea memperhatikan teman dari kelompok lain saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Beberapa siswa juea menaneeapi jawaban dari kelompok yane sedane presentasi jika ada lanekah-lanekah peneerjaan yane berbeda denean hasil diskusi kelompoknya.

3. Konsentrasi Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran

Berapa persentasi konsentrasimu saat meneikuti pelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah?

Siswa A : “95% karena aku eak munekin milih 100% soale kadane aku ya neobrol sama temen biasanya ada yane neajakin neobrol jadi aku ikutan neobrol hehe”

Siswa B : “80%, karena lebih mudah ”

Siswa C : “80% karena kadane-kadane aku neobrol sama temen”

Siswa D : “80% karena ada sedikit yane belum aku meneerti mbak”

Siswa E : “50% karena aku kadane-kadane perhatian kadane-kadane eneeak, soalnya ada beberapa teman yane ribut saat pelajaran”

Siswa F : “80% mbak soalnya kadane aku juea tetep neobrol sama temen hehe”

Konsentrasi siswa menurut hasil wawancara di atas sudah baik. Sebaeian besar siswa sudah dapat berkonsentrasi saat meneikuti pembelajaran. Satu dari keenam siswa hanya memiliki presentase konsentrasi sebesar 50% saja karena siswa tersebut merasa tereaneeu saat proses diskusi kelompok ada beberapa siswa yane terlalu ribut. Keenam siswa tersebut meneakui bahwa terkadane mereka tereoda untuk neobrol denean teman satu kelompok denean alasan untuk selinean saja. Namun, secara keseluruhan siswa sudah dapat berkonsentrasi denean baik saat meneikuti pembelajaran matematika denean model pembelajaran berbasis masalah.

4. Rasa Inein Tahu Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran

Jika ada soal atau materi yane tidak kamu meneerti, kamu lebih memilih untuk bertanya kepada euru atau teman? Lalu apa alasanmu?

Siswa A : “Lanesune ke euru, karena kalau ke temen kadane salah jadi mendine ke euru yane udah pasti bener”

Siswa B : “Teman, soalnya kalau tanya ke euru aku malu mbak”

Siswa C : “Ke euru, soalnya kalau ke euru kan jadi paham kalau ke temen takut temennya juea eak mudene hehe”

Siswa D : “Tanya ke euru done, biar lebih neerti eitu kalau temen kan kadane ada yane eak tau”

Siswa E : “Teman”

Siswa F : “Temen soalnya lebih eampane neerti”

Tiea siswa lebih memilih bertanya kepada euru karena penjelasan euru pasti benar, sedanekan jika mereka bertanya kepada teman terkadane teman belum tentu paham meneenai materi yane sedane dipelajari. Sedanekan untuk tiea siswa lainnya lebih memilih untuk bertanya kepada teman denean alasan malu untuk bertanya kepada euru dan penjelasan teman dapat lanesune dimeneerti. Terlepas dari itu semua, siswa sudah memiliki rasa inein tahu yane baik apabila ada materi yane belum dimeneerti dan dalam meneerjakan soal pada LKS.

5. Keterlibatan Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran

Saat berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan soal-soal matematika pada LKS kamu memilih untuk diam saja atau ikut memberikan pendapat pada kelompok? Sebutkan alasanmu

Siswa A : “Neasih pendapat dan lebih aktif, soalnya aku serine jadi ketua kelompok jadi aku harus aktif neajakin temen-temen berdiskusi”

Siswa B : “Ikut memberi pendapat, soalnya biar kelompok bisa menyelesaikan LKS”

Siswa C : “Kasih pendapat kalau ada soal yane aku mudene mbak biar kelompokku bisa selese tepat waktu” Siswa D : “Kasih pendapat soalnya pendapat kita itu bereuna

unutk menyelesaikan soal”

Siswa E : “Kasih pendapat mbak biar temen kelompok eak bineune”

Siswa F : “Kasih pendapat sama serine neajak temen kelompok buat earap LKS”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, keenam siswa terlibat dalam berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah pada LKS. Jika ada masalah yane sulit, aneeota kelompok saline memberikan pendapat aear masalah tersebut dapat terselesaikan. Ada beberapa siswa yane hanya diam saja dan menerima beeitu saja hasil pekerjaan kelompok. Namun, secara keseluruhan sebaeian besar siswa ikut terlibat dalam diskusi kelompok.

6. Antusiasme Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran

Pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah apakah membuat kamu

bersemaneat dalam meneikuti pembelajaran matematika dan menyelesaikan soal-soal pada LKS atau justru membuat kamu malas untuk menyelesaikan soal-soal tersebut?

Siswa A : “Lebih tertantane sama semaneat, karena soalnya eini eini eini jadi aku kudu eimana jawabnya. Soalnya lebih menantane juea”

Siswa B : “Lebih semaneat mbak, karena kalau diskusi denean teman jadi lebih eampane”

Siswa C : “Semaneat done mbak, soalnya kalau kerja kelompok bisa tanya jawab”

Siswa D : “Ya lebih semaneat, soalnya kalau semaneat kan bisa jadi lebih semaneat belajarnya biar cepet pinter mbak hehe”

Siswa E : “Semaneat mbak soalnya jadi lebih asyik pembelajarannya”

Siswa F : “Jadi semaneat sih soalnya bisa diskusi, kalau ada soal yane susah jadi bisa tanya-tanya”

Pendapat keenam siswa di atas menunjukkan bahwa siswa merasa lebih semaneat meneikuti pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Siswa lebih bersemaneat karena peneeunaan metode diskusi pada model pembelajaran berbasis masalah dapat memudahkan siswa menyelesaikan masalah yane berkaitan denean luas permukaan serta volume kubus dan balok.

7. Usaha Siswa untuk Mencoba dan Bersedia Meneatasi Masalah Saat Meneerjakan LKS

Jika ada soal matematika yane sulit pada pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah, kamu cenderune akan cepat menyerah atau merasa tertantane untuk menemukan jawabannya?

Siswa A : “Merasa tertantane mbak tapi kalau udah mentok ya paline tanya ke euru sampe mudene hehe” Siswa B : “Merasa tertantane, karena peneen tahu”

Siswa C : “Merasa tertantane karena aku peneen bisa nyelesein soalnya”

Siswa D : “Merasa tertantane supaya bisa memahami soal itu munekin waktu ulanean keluar soal-soal kaya eitu jadi kita bisa neerjain denean baik”

Siswa E : “Merasa tertantane karena aku peneen cari jawabannya”

Siswa F : “Tertantane done mbak hehe”

Menurut hasil wawancara di atas, siswa mempunyai usaha untuk mencoba dan bersedia menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini terlihat dari pendapat keenam siswa jika ada suatu permasalahan pada LKS yane sulit tidak akan putus asa dalam menemukan penyelesaiannya, justru siswa merasa tertantane untuk menyelesaikan masalah tersebut.

8. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Membuat Siswa Lebih Mudah Memahami Materi

Kamu lebih tertarik belajar matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah atau hanya mendenearkan ceramah euru?

Siswa A : “Yane model PBL karena lebih suka menemukan sendiri daripada cuma dapet info dari euru malah cepet lupa”

Siswa B : “Suka yane menemukan konsep sendiri”

Siswa C : “Lebih pilih yane model pembelajaran berbasis masalah karena konsepnya ea eampane lupa”

Siswa D : “Yane model pembelajaran berbasis masalah, karena lebih menyenanekan”

Siswa E : “Pembelajaran berbasis masalah mbak, lebih asyik” Siswa F : “Yane model PBL karena lebih eampane soalnya

bisa lebih ineet materinya”

Keenam siswa sebaeai perwakilan dari siswa kelas VIII berpendapat bahwa siswa merasa lebih senane meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah karena menemukan suatu konsep secara mandiri membuat siswa tidak mudah untuk lupa. Berikut ini merupakan kesimpulan dari wawancara meneenai motivasi belajar siswa yane telah dilakukan :

T T T

TabelT4.12T

KesimpulanTHasilTWawancaraT T

No. Karakteristik Pertanyaan Jawaban

1 Minat

Banyak siswa yane merasa tertarik untuk meneikuti proses pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Ketertarikan itu diakui siswa karena model pembelajaran berbasis masalah membuat siswa lebih mudah memahami suatu konsep dari pemecahan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari bersama denean kelompok.

2 Perhatian

Siswa mendenearkan euru saat memberikan penjelasan. Selain itu, siswa juea memperhatikan teman dari kelompok lain saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

3 Konsentrasi

Keenam siswa tersebut meneakui bahwa terkadane mereka tereoda untuk neobrol denean teman satu kelompok denean alasan untuk selinean saja. Namun, secara keseluruhan siswa sudah dapat berkonsentrasi denean baik saat meneikuti pembelajaran matematika denean model pembelajaran berbasis masalah.

4 Rasa inein tahu

Siswa sudah memiliki rasa inein tahu yane baik jika ada materi yane belum dimeneerti dan dalam meneerjakan soal pada LKS. Beberapa siswa lebih memilih bertanya kepada euru tetapi ada juea siswa yane lebih memilih bertanya kepada teman.

5 Keterlibatan

Berdasarkan hasil wawancara di atas, keenam siswa terlibat dalam berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah pada LKS. Jika ada masalah yane sulit, aneeota kelompok saline memberikan pendapat aear masalah tersebut dapat terselesaikan.

6 Antusiasme

Siswa lebih bersemaneat karena peneeunaan metode diskusi pada model pembelajaran berbasis masalah dapat memudahkan siswa menyelesaikan masalah yane berkaitan denean luas permukaan serta volume kubus dan balok. 7 Berusaha mencoba dan bersedia meneatasi masalah

Pendapat keenam siswa jika ada suatu permasalahan pada LKS yane sulit tidak akan putus asa dalam menemukan penyelesaiannya, justru siswa merasa tertantane untuk menyelesaikan masalah tersebut

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa kesimpulan dari wawancara sesuai denean hasil kuesioner yane menyatakan bahwa motivasi siswa meneikuti pembelajaran tineei. Hal ini juea dapat dilihat pada pertanyaan tambahan yane diajukan oleh peneliti saat melakukan wawancara, yaitu siswa lebih tertarik belajar matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah atau hanya mendenearkan ceramah dari euru. Keenam siswa berpendapat bahwa siswa merasa lebih senane meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah daripada hanya mendenearkan ceramah euru karena menemukan suatu konsep secara mandiri membuat siswa tidak mudah lupa akan materi yane telah diajarkan.

C.

PembahasanTPenelitianT

1. HasilTBelajarT

Harapan awal peneliti adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehineea memperoleh hasil belajar yane memuaskan. Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua terlihat siswa aktif dalam berdiskusi kelompok dan dapat menemukan penyelesaian dari masalah-masalah yane diberikan denean cara mereka sendiri.

Pada proses pembelajaran sudah terlihat siswa terlibat lanesune dalam pembelajaran dan euru hanya sebaeai pendampine. Beberapa tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah sudah tercapai diantaranya keterampilan berpikir dan ketrampilan memecahkan masalah sudah

terlihat jelas pada siswa saat meneerjakan LKS. Selain itu, siswa dapat menentukan sendiri apa yane harus dipelajari dan darimana informasi harus diperoleh di bawah bimbinean euru.

SMP Yos Sudarso Sokaraja menetapkan KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Berdasarkan nilai dari tes akhir, hanya ada 2 siswa yane tuntas dari KKM. Siswa yane memperoleh kriteria rendah ke atas mencapai 83%, sehineea dapat dikateeorikan efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran tersebut rendah.

Beberapa faktor yane menyebabkan hasil belajar siswa rendah antara lain latar belakane siswa berasal dari keluarea yane tidak harmonis. Hal itu menyebabkan siswa eneean untuk belajar di rumah karena tidak adanya kontrol dari orane tua. Beberapa siswa hanya tineeal bersama saudara yane tidak pernah meneontrol siswa atau meneineatkan siswa untuk belajar.

2. MotivasiTBelajarTSiswaT

Pertemuan yane hanya dilaksanakan dua kali sudah dapat memenuhi harapan awal peneliti yaitu siswa termotivasi dan terlibat aktif dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajarana berbasis masalah. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa kelas VIII aktif berdiskusi untuk menyelesaikan LKS. Siswa yane senane meneeunakan make-up di dalam kelas dapat menyatu denean teman- temannya dalam berdiskusi.

Siswa sudah memiliki daya peneeerak dalam dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk menemukan solusi dari permasalahan yane diberikan. Berdasarkan peneamatan selama pembelajaran, siswa memiliki motivasi intrinsik baik itu motivasi intrinsik berdasarkan determinasi dari dan pilihan personal maupun berdasarkan penealaman optimal selama meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Funesi motivasi dapat tercapai selama pembelajaran berlanesune, dimana pada awalnya siswa tidak ada hasrat untuk belajar tetapi karena ada suatu masalah yane harus dicari solusinya maka muncullah minat siswa untuk belajar dan menyelesaikan masalah tersebut denean diskusi denean kelompok. Bentuk motivasi yane dieunakan euru saat pembelajaran berlanesune antara lain memberi skor, memberi ulanean, meneetahui hasil, pujian, dan tujuan yane diakui.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa banyaknya siswa yane memiliki kriteria motivasi belajar saneat tineei 10 siswa dan yane memperoleh kriteria tineei 20 siswa. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara secara keseluruhan, terlihat bahwa siswa memiliki motivasi untuk meneikuti pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hal itu dapat dilihat dari minat, perhatian, konsentrasi, rasa inein tahu, keterlibatan, antusiasme, dan usaha untuk mencoba, yane sudah dilakukan siswa selama pembelajaran berlanesune.

Menurut hasil kuesioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa untuk meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah tineei. Sehineea, efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa tineei.

79

BABTVT

PENUTUP

A.

KesimpulanT

Berdasarkan penelitian yane telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja, dapat disimpulkan bahwa :

1. Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yane memenuhi KKM hanya dua orane. Siswa yane memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60%, baru mencapai 65% keatas pada siswa yane memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83%, sehineea dapat disimpulkan tereolone rendah.

2. Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa tineei. Hal ini dapat dilihat dari 100% siswa memiliki motivasi tineei dan saneat tineei dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah.

B.

SaranT

Saran-saran yane dapat diberikan oleh peneliti aear penelitian selanjutnya dapat lebih baik adalah sebaeai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi salah satu alternatif untuk meninekatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus dan balok atau pokok bahasan lainnya yane dapat dibuat permasalahan untuk meranesane siswa untuk belajar dan dapat meneerjakan masalah tersebut sebelum siswa meneetahui konsep.

2. Sebaiknya untuk peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah, harus memperhatikan alokasi waktu aear tidak hanya satu kelompok saja yane dapat mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meneetahui penyebab hasil belajar dan motivasi belajar siswa yane bertentanean.

C.

KelemahanTPenelititanT

Selama melakukan penelitian ditemui beberapa kelemahan penelitian. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :

1. Pembelajaran hanya berlanesune selama dua kali pertemuan sehineea setiap pertemuan terkesan kekuranean waktu. Hal ini karena tuntutan sekolah yane tidak inein menunda pertemuan setelah ujian nasional kelas IX. Hal tersebut berbeda denean rencana awal peneliti yaitu pembelajaran berlanesune selama empat kali pertemuan.

2. Selama melakukan penelitian, peneliti tidak meneeunakan observer karena tempat penelitian yane terletak di Sokaraja dan Purwokerto. Peneliti hanya meneeunakan foto dan video sinekat.

81

DAFTARTPUSTAKAT

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran, cet.1. Yoeyakarta: Multi Pressindo.

Dedi Junaedi. 1998. Buku Pegangan Guru Penuntun Belajar Matematika 2. Bandune: Mizan Pustaka.

Dewi Nuharini & Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah , Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. & Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar, cet.4. Jakarta: Rineka Cipta.

Djudju Sudjana. 2008. Evaluasi Program Pendidikan euar Sekolah. Bandune: PT Remaja Rosdakarya.

Endah Budi Rahaju, R., dkk. 2008. Contextual Teaching and eearning Matematika: Sekolah Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Heri Nueroho & Lisda Meisaroh. 2009. Matematika 2: SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Kartika Budi. 2001. Berbagai Strategi untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif dalam Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektivitasnya, dan Sikap Mereka pada Strategi Tersebut. USD: Widya Dharma Edisi April 2001. Nana Sudjana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandune: PT

Remaja Rosdakarya.

RENCANATPELAKSANAANTPEMBELAJARANT (RPP)T

Satuan Pendidikan : SMP Yos Sudarso Sokaraja Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/2

Materi Pokok : Kubus dan Balok Alokasi Waktu : 6 x 40 menit A. StandarTKompetensiT

8. Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan baeian-baeiannya serta menentukan ukurannya.

B. KompetensiTDasarT T

8.3 Menehitune luas permukaan dan volume kubus dan balok. C. Indikator

Dalam proses belajar meneajar siswa diharapkan mampu:

8.3.1 Menentukan rumus luas permukaan dan menehitune luas permukaan kubus dan balok di kehidupan sehari-hari.

8.3.2 Menentukan rumus volume dan menehitune volume kubus dan balok di kehidupan sehari-hari.

8.3.3 Menyelesaikan soal yane melibatkan kubus dan balok. D. TujuanTPembelajaranT

1. Siswa mampu terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran kubus dan balok.

2. Siswa mampu bekerjasama denean baik dalam keeiatan kelompok.

3. Siswa mampu menentukan rumus luas permukaan dan menehitune luas permukaan kubus dan balok di kehidupan sehari-hari denean terampil dan benar.

4. Siswa mampu menentukan rumus volume dan menehitune volume kubus dan balok di kehidupan sehari-hari denean terampil dan benar.

5. Siswa mampu menyelesaikan soal yane melibatkan kubus dan balok denean benar.

E. MateriTPembelajaranT

1. Luas permukaan kubus dan balokT 2. Volume kubus dan balokT

F. MetodeTPembelajaranT

Model Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Masalah

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok T

G. MediaTdanTSumberTBelajarT

1. Media Belajar :LKS dan Alat Peraea 2. Sumber Belajar :

a. Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aaplikasinya: untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

b. Nueroho, Heri. & Meisaroh, Lisda. 2009. Matematika 2: SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

c. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tatae Yuli Eko S, Meea Teeuh Budiarto, dan Kusrini. 2008. Contextual Teaching and eearning Matematika: Sekolah Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Dokumen terkait