• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Yesica Fridiani Claudia Dasti, 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis

Masalah pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Yos

Sudarso Sokaraja Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Matematika, jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan

balok ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Yos

Sudarso Sokaraja tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja sebanyak 30

siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

terdiri dari: (1) Tes akhir untuk mengukur hasil belajar siswa, (2) Kuesioner

motivasi belajar siswa, (3) Wawancara untuk mendukung data kuesioner. Data tes

akhir akan dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan persentase hasil belajar

masing-masing siswa, kemudian dapat diketahui persentase hasil belajar seluruh

siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah. Data kuesioner dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan

persentase motivasi belajar masing-masing siswa, kemudian dapat ditentukan

persentase motivasi belajar seluruh siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data hasil wawancara

dianalisis secara kualitatif untuk menguatkan hasil kuesioner motivasi belajar

siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Efektivitas model pembelajaran

berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok

ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yang memenuhi KKM hanya dua

orang. Siswa yang memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60%, baru mencapai

65% keatas pada siswa yang memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83%,

sehingga dapat disimpulkan tergolong rendah. (2) Efektifitas model pembelajaran

berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok

ditinjau dari motivasi belajar siswa tinggi karena siswa yang memiliki motivasi

belajar sangat tinggi dan tinggi mencapai 100%.

(2)

ABSTRACT

Yesica Fridiani Claudia Dasti, 2015. The effectiveness of problem based

learning model on the subject of the cube and beam in grade eight of Yos

Sudarso Sokaraja Junior High School, academic year 2014/2015. Thesis.

Mathematic Education Study Program, Mathematic and Science Education

Departement, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma

University, Yogyakarta.

The aim of this research is to know the effectiveness of problem based

learning model in the learning process of the surface area and volume of cube and

beam seen from the

student’s learning result and student’s learning motivation of

grade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior High School, academic year 2014/2015.

This research is a quantitative qualitative descriptive research. The subjects

for this research are the students of grade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior High

School with the number of students is 30. The instruments used to collect the data

for this research are: (1) The final test is aimed to measure the students’ learning

result, (2) The questionnaire of students’

learning motivation, (3) The interview is

taken to support the questionnaire data. The data of the final test result will be

analyzed in quantity to determine the percentage of students’ learning result in

personal, then the percentage of the class learning result can be known in the

learning process using the problem-based learning model. The questionnaire data

is analyzed in quantity to determine the percentage of students’ learning motivation

in personal, then the percentage of the class learning motivation can be known in

the problem-based learning model. The data of interview result is analyzed in

quality to reinforce the questionnaire result of the students’ learning motivation.

The result of the research shows that (1) the effectiveness of problem-based

learning model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen

from the students’ learning result is low. There are only two students who meet the

minimum passing grade. 60% of the students obtain enough or more criteria, 65%

or more students obtain low to the high criteria reaches to 83% which is concluded

to be low. (2) the effectiveness of problem-based learning model in the subject of

the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learning

motivation is high since 100% of the students has high and quite high learning

motivation.

Keywords:

Problem-

Based Learning Model, Students’ Learning Result,

Students’ Learning Motivation, Surface Area and Volume of Cube

(3)

EFEKTIVITASTMODELTPEMBELAJARANTBERBASIST

MASALAHTPADATPOKOKTBAHASANTKUBUSTDANTBALOKT

DITKELASTVIIITSMPTYOSTSUDARSOTSOKARAJAT

TAHUNTAJARANT2014/2015

T

SKRIPSIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Matematika

Oleh:T

YesicaTFridianiTClaudiaTDastiT NIMT:T111414004T

PROGRAMTSTUDITPENDIDIKANTMATEMATIKAT

JURUSANTPENDIDIKANTMATEMATIKATDANTILMUTPENGETAHUANTALAMT FAKULTASTKEGURUANTDANTILMUTPENDIDIKANT

UNIVERSITASTSANATATDHARMAT YOGYAKARTAT

(4)

i

EFEKTIVITASTMODELTPEMBELAJARANTBERBASIST

MASALAHTPADATPOKOKTBAHASANTKUBUSTDANTBALOKT

DITKELASTVIIITSMPTYOSTSUDARSOTSOKARAJAT

TAHUNTAJARANT2014/2015

T

SKRIPSIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Matematika

Oleh:T

YesicaTFridianiTClaudiaTDastiT NIMT:T111414004T

PROGRAMTSTUDITPENDIDIKANTMATEMATIKAT

JURUSANTPENDIDIKANTMATEMATIKATDANTILMUTPENGETAHUANTALAMT FAKULTASTKEGURUANTDANTILMUTPENDIDIKANT

UNIVERSITASTSANATATDHARMAT YOGYAKARTAT

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMANTPERSEMBAHANT

If you’re searching for that one person that will

change your life, take a look in the mirror

You define your own life. Don’t let other people

write your life’s story for you

.

Dengan penuh syukur skripsi ini aku persembahkan untuk :

My Savior, Tuvan Yesus

Papav, Mamav, Dek Fredy dan Dek Cello Mbav Uti, Mbav Kakung, Om dan Tante

Bapak Mgr. Ign. Suvaryo

T

T

(8)
(9)
(10)

vii

ABSTRAK

T

YesicaT FridianiT ClaudiaT Dasti,T 2015.T EfektivitasT ModelT PembelajaranT BerbasisTMasalahTpadaTPokokTBahasanTKubusTdanTBalokTdiTKelasTVIIITSMPT YosT SudarsoT SokarajaT TahunT AjaranT 2014/2015.T Skripsi.T ProgramT StudiT PendidikanT Matematika,T jurusanT PendidikanT MatematikaT danT IlmuT PengetahuanT Alam,T FakultasT KeguruanT danT IlmuT Pendidikan,T UniversitasT SanataTDharma,TYogyakarta.T

Penelitian ini bertujuan untuk meneetahui efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja sebanyak 30 siswa. Instrumen yane dieunakan untuk meneumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Tes akhir untuk meneukur hasil belajar siswa, (2) Kuesioner motivasi belajar siswa, (3) Wawancara untuk mendukune data kuesioner. Data tes akhir akan dianalisis secara kuantitatif denean menentukan persentase hasil belajar masine-masine siswa, kemudian dapat diketahui persentase hasil belajar seluruh siswa dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data kuesioner dianalisis secara kuantitatif denean menentukan persentase motivasi belajar masine-masine siswa, kemudian dapat ditentukan persentase motivasi belajar seluruh siswa dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data hasil wawancara dianalisis secara kualitatif untuk meneuatkan hasil kuesioner motivasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yane memenuhi KKM hanya dua orane. Siswa yane memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60%, baru mencapai 65% keatas pada siswa yane memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83%, sehineea dapat disimpulkan tereolone rendah. (2) Efektifitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa tineei karena siswa yane memiliki motivasi belajar saneat tineei dan tineei mencapai 100%.

(11)

viii

ABSTRACTT

YesicaT FridianiT ClaudiaT Dasti,T 2015.T TheT effectivenessT ofT problemT basedT learningT modelT onT theT subjectT ofT theTcubeT andT beamTinT gradeT eightT ofT YosT SudarsoT SokarajaT JuniorT HighT School,T academicT yearT 2014/2015.T Thesis.T MathematicTEducationTStudyTProgram,TMathematicTandTScienceTEducationT Departement,T FacultyTofT TeacherTTrainingT andT Education,TSanataT DharmaT University,TYogyakarta.T

The aim of this research is to know the effectiveness of problem based learnine model in the learnine process of the surface area and volume of cube and beam seen from the student’s learnine result and student’s learnine motivation of erade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior Hieh School, academic year 2014/2015.

This research is a quantitative qualitative descriptive research. The subjects for this research are the students of erade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior Hieh School with the number of students is 30. The instruments used to collect the data for this research are: (1) The final test is aimed to measure the students’ learnine result, (2) The questionnaire of students’ learnine motivation, (3) The interview is taken to support the questionnaire data. The data of the final test result will be analyzed in quantity to determine the percentaee of students’ learnine result in personal, then the percentaee of the class learnine result can be known in the learnine process usine the problem-based learnine model. The questionnaire data is analyzed in quantity to determine the percentaee of students’ learnine motivation in personal, then the percentaee of the class learnine motivation can be known in the problem-based learnine model. The data of interview result is analyzed in quality to reinforce the questionnaire result of the students’ learnine motivation.

The result of the research shows that (1) the effectiveness of problem-based learnine model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learnine result is low. There are only two students who meet the minimum passine erade. 60% of the students obtain enoueh or more criteria, 65% or more students obtain low to the hieh criteria reaches to 83% which is concluded to be low. (2) the effectiveness of problem-based learnine model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learnine motivation is hieh since 100% of the students has hieh and quite hieh learnine motivation.

(12)

ix

KATATPENGANTART

Puji dan syukur kepada Yesus Kristus, atas seeala berkat dan kasihNya

yane beeitu berlimpah sehineea penulis dapat menyelesaikan skripsi ini denean

baik. Beeitu banyak halanean dan permasalahan yane penulis hadapi tetapi

denean linekupan Yesus semua dapat dilalui.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh eelar Sarjana

Pendidikan dari Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukunean dari berbaeai

pihak. Oleh sebab itu, penulis meneucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keeuruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.

3. Bapak Dr. Honeki Julie, M.Si. selaku Ketua Proeram Studi Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.

4. Ibu V. Fitri Rianasari, M.Sc. selaku dosen pembimbine akademik yane telah

membantu penulis selama menempuh kuliah di Universitas Sanata Dharma

Yoeyakarta dan membantu penulis dalam menyiapkan instrumen penelitian.

5. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbine yane telah

meluanekan waktu, memberikan kritik serta saran, dan denean sabar

(13)

x

6. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pendidikan matematika yane

telah membantu penulis dalam menyusun instrumen penelitian.

7. Seeenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma

Yoeyakarta yane telah membantu dan memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Ibu Dra. Athanasia Sudaryanti selaku kepala sekolah Bruderan Purwokerto,

Bapak Benidiktus Dwi Prasetyo, S.Pd. selaku euru mapel matematika, serta

siswa kelas VIII yane telah membantu peneliti dalam melaksanakan tes uji

coba.

9. Bapak Suparno, S.Pd. selaku kepala sekolah Yos Sudarso Sokaraja, Bapak

Kadiya, S.Pd. selaku euru mapel matematika, serta siswa kelas VIII yane telah

membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

10.Papah Damianus Barus, mamah Sesilia Tity Suziana, atas kasih sayane,

dukunean, biaya serta doa yane setiap hari selalu diberikan sehineea penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Adik Hieronimus Fredy Morean dan Gaudentius Aracello Faean atas

semaneat, dukunean, dan doa yane diberikan sehineea selama menyelesaikan

skripsi ini penulis mendapatkan penehiburan.

12.Indra Adi Pratama yane selalu memberikan semaneat, dukunean, dan

waktunya aear penulis selalu semaneat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Monica Tita Candra Gerhana, Cicilia Kristiani Astuti, dan Clara Elvina

Bellakualita yane telah memberikan saran dan semaneat sehineea membantu

(14)

xi

(15)

xii

DAFTARTISIT

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… vi

ABSTRAK ………. vii

ABSTRACT ………... viii

KATA PENGANTAR ……...……… ix

DAFTAR ISI ………..……… xii

DAFTAR TABEL ………..……… xv

DAFTAR GAMBAR …….……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………..……… xviii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakane ………...……… 1

B. Identifikasi Masalah …...……… 5

C. Pembatasan Masalah ..……… 6

D. Rumusan Masalah ……….……… 6

E. Batasan Istilah ……… 7

(16)

xiii

G. Manfaat Penelitian ……….……… 8

H. Sistematika Penulisan ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 11

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based eearning) ………. 11

B. Efektivitas Pembelajaran ……… 16

C. Motivasi Belajar ………. 17

D. Hasil Belajar …………...……… 21

E. Kubus dan Balok ……… 23

F. Keraneka Berpikir ………..……… 29

BAB III METODE PENELITIAN ……… 32

A. Jenis Penelitian ………...……… 32

B. Subjek dan Objek Penelitian ………..… 32

C. Variabel ………..… 33

D. Bentuk Data ……… 33

E. Metode dan Instrumen Peneumpulan Data ……… 33

F. Metode Analisis Data …….……… 41

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 45

H. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ……….. 47

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN PENELITIAN……… 48

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ……….……… 48

(17)

xiv

C. Pembahasan Penelitian ………..……..……… 75

BAB V PENUTUP ……….….… 79

A. Kesimpulan ………..…… 79

B. Saran ……… 79

C. Kelemahan Penelitian ………..… 80

DAFTAR PUSTAKA ……….… 81

LAMPIRAN

T

T

(18)

xv

DAFTARTTABELT

Tabel 2.1 Peran Guru, Siswa, dan Masalah ………... 12

Tabel 2.2 Lanekah-lanekah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ……….. 14

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Akhir ……… 35

Tabel 3.2 Kriteria Interprestasi Tinekat Validitas ………. 36

Tabel 3.3 Kriteria Interprestasi Tinekat Kesukaran ………... 38

Tabel 3.4 Kriteria Interprestasi Tinekat Reliabilitas ………. 39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner ……… 40

Tabel 3.6 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Siswa ……… 41

Tabel 3.7 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Seluruh Siswa ………... 42

Tabel 3.8 Kriteria Skor Motivasi Belajar Siswa ……… 43

Tabel 3.9 Kriteria Motivasi Belajar Siswa ……… 43

Tabel 3.10 Kriteria Motivasi Belajar Seluruh Siswa ………... 44

Tabel 4.1 Skor Siswa untuk Soal Uji Coba Nomor Satu ………...… 51

Tabel 4.2 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ……….. 52

Tabel 4.3 Hasil Analisis Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba ……….. 53

Tabel 4.4 Keadaan Instrumen Tes Akhir ………..………. 53

Tabel 4.5 Hasil Analisis Reliabilitas Tes Akhir ……… 54

Tabel 4.6 Hasil Kuis Kelas VIII ……… 59

Tabel 4.7 Hasil Tes Akhir ………. 61

(19)

xvi

Tabel 4.9 Kriteria Efektifitas Hasil Belajar Seluruh Siswa ………... 62

Tabel 4.10 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa ……….. 63

Tabel 4.11 Kriteria Motivasi Belajar Seluruh Siswa ………... 63

Tabel 4.12 Kesimpulan Hasil Wawancara ………... 74

T

T

T

T

T

T

T

T

T

(20)

xvii

DAFTARTGAMBART

Gambar 2.1 Balok dan Jarine-jarine Balok ………... 24

Gambar 2.2 Balok denean Rusuk , dan ………...…………... 24

Gambar 2.3 Kubus dan Jarine-jarine Kubus ………. 26

Gambar 2.4 Kubus Satuan denean Panjane Rusuk-rusuknya Satu Satuan ... 27

(21)

xviii

DAFTARTLAMPIRANT

LAMPIRAN A

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………...…………... 82

A.2 Lembar Kerja Siswa 1 ……….... 95

A.3 Lembar Kerja Siswa 2 ……….... 96

A.4 Soal Kuis ………... 97

A.5 Kunci Jawaban Kuis ……….. 98

A.6 Soal Tes Akhir ………... 99

A.7 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Soal Tes Akhir …………... 100

A.8 Pedoman Wawancara ………. 104

LAMPIRAN B B.1 Validitas Soal Uji Coba oleh Pakar……….. 106

B.2 Validitas Kuesioner oleh Pakar ………. 108

B.3 Validitas Soal Uji Coba .………... 109

B.4 Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba ………... 114

B.5 Reliabilitas Tes Akhir ………..……….. 117

B.6 Analisis Hasil Kuis Kelas VIII ………..………...…. 118

B.7 Analisis Hasil Tes Akhir Kelas VIII ……….. 119

(22)

xix LAMPIRAN C

C.1 Hasil Kerja LKS 1 ………...……….. 122

C.2 Hasil Kerja LKS 2 ………...……….. 130

C.3 Hasil Kerja Kuis …….……… 136

C.4 Hasil Kerja Tes Akhir ….………... 139

C.5 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ………... 148

LAMPIRAN D

D.1 Surat Ijin Penelitian .………...……… 163

D.2 Surat Keteranean Telah Melaksanakan Penelitian ………...………. 165

LAMPIRAN E

(23)

1

BABTIT

PENDAHULUAN

T

T

A.

LatarTBelakangTMasalahT

Belajar menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:1) merupakan

keeiatan berproses dan merupakan unsur yane saneat fundamental dalam

penyeleneearaan jenis dan jenjane pendidikan, hal ini berarti keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan saneat tereantune pada keberhasilan proses

belajar siswa di sekolah dan linekunean sekitarnya. Keeiatan belajar meneajar

merupakan inti keeiatan dalam pendidikan. Dalam keeiatan belajar meneajar

akan melibatkan semua komponen peneajaran, keeiatan belajar akan

menentukan sejauh mana tujuan yane telah ditetapkan dapat dicapai.

Keeiatan belajar meneajar akan berjalan lancar jika interaksi antara

euru dan siswa dapat berjalan denean lancar. Proses belajar meneajar menurut

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:105) dikatakan berhasil

apabila tujuan instruksional khususnya dapat tercapai. Petunjuk bahwa suatu

proses belajar meneajar dikatakan berhasil adalah daya serap siswa terhadap

materi pelajaran dan perilaku yane dieariskan dalam tujuan peneajaran atau

instruksional khusus. Indikator yane banyak dipakai sebaeai tolak ukur

keberhasilan adalah daya serap siswa.

Daya serap tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Selain itu,

keberhasilan belajar meneajar juea dapat dilihat dari motivasi belajar siswa

(24)

motivasi belajar siswa, salah satunya adalah meneeunakan model

pembelajaran yane bervariasi. Guru tidak harus terpaku denean meneeunakan

satu model atau metode pembelajaran, tetapi sebaiknya euru mampu

meneeunakan model atau metode lain aear pembelajaran dapat bervariasi.

Biasanya, siswa akan merasa bosan dalam meneikuti pembelajaran jika

pembelajaran tersebut tidak menarik perhatian siswa.

Ketika siswa tidak mampu berkonsentrasi, membuat keeaduhan, lesu,

minat semakin berkurane, dan siswa tidak dapat meneuasai materi yane telah

disampaikan, maka saat itu efektivitas peneeunaan model pembelajaran perlu

dipertanyakan. Peneeunaan metode ceramah dalam pembelajaran

menyebabkan siswa mudah merasa bosan karena siswa kurane dilibatkan

secara lanesune dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena pembelajaran

hanya berpusat pada euru dan siswa hanya menjadi penerima informasi dari

euru.

Matematika merupakan ilmu yane membutuhkan pemahaman, namun

pada kenyataannya siswa hanya meneineat materi daripada memahaminya.

Hal ini diakibatkan karena peneeunaan metode ceramah yane dieunakan euru

dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima tanpa dituntut memahami,

sehineea siswa mudah lupa akan materi yane telah dipelajari. Padahal materi

dalam pelajaran matematika selalu berkaitan, apabila siswa lupa suatu materi

(25)

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:25) model meneajar dapat

diartikan sebaeai suatu rencana atau pola yane dieunakan dalam menyusun

kurikulum, meneatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada

peneajar di kelas dalam setting peneajaran atau setting lainnya. Guru harus

memilih model pembelajaran yane tepat aear siswa mampu memahami materi

yane diberikan. Pada pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2006,

kebanyakan euru masih meneeunakan metode konvensional walaupun sudah

mulai meneeunakan metode diskusi dan tanya jawab. Padahal masih banyak

metode atau model lain yane lebih baik, salah satunya adalah model

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan

pembelajaran yane menyajikan masalah kontekstual sehineea meranesane

siswa untuk belajar. Kelas yane menerapkan pembelajaran berbasis masalah,

siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

Masalah yane diberikan ini dieunakan untuk meneikat siswa pada rasa inein

tahu pada pembelajaran yane dimaksud. Masalah diberikan kepada siswa

sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yane berkenaan denean

masalah yane harus diberikan. Selain siswa dapat menemukan suatu konsep

sendiri, siswa juea dapat berlatih untuk menyampaikan pendapat tentane hasil

diskusinya denean kelompok.

Dari peneamatan di SMP Yos Sudarso Sokaraja, masih banyak siswa

yane merasa kesulitan dalam belajar. Siswa masih meneaneeap bahwa

(26)

diakibatkan karena euru hanya meneeunakan metode ceramah untuk

menyampaikan materi. Siswa hanya menjadi pendenear dan penerima ilmu

sedanekan euru menjadi pusat pembelajaran. Seperti yane telah dijelaskan di

atas, matematika merupakan mata pelajaran yane membutuhkan pemahaman

dan hal itu tidak diperoleh denean meneeunakan metode ceramah saja. Tanpa

pemahaman siswa akan mudah lupa denean materi yane telah dijelaskan,

padahal materi yane telah dijelaskan diperlukan untuk memulai materi-materi

lain yane tentunya berkaitan.

Masalah lain yane ada di kelas adalah kuranenya motivasi belajar

siswa saat meneikuti pembelajaran matematika. Kuranenya motivasi tersebut

dapat dilihat saat euru meminta siswa untuk menuliskan jawabannya di papan

tulis hanya beberapa siswa yane maju. Selain itu, kuranenya motivasi belajar

juea dapat dilihat dari siswa yane eaduh, berlari-lari, tidur di kelas dan

bermain denean teman saat pelajaran berlanesune. Salah satu indikator

tercapainya proses pembelajaran adalah hasil belajar siswa atau nilai siswa,

namun di kelas tersebut banyak siswa yane mendapat nilai rendah.

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa mendapat peneetahuan

pentine, yane membuat siswa mahir dalam memecahkan masalah, dan

memiliki model belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim.

Pembelajaran berbasis masalah tidak berpusat pada euru, tetapi pembelajaran

berpusat pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model

pembelajaran yane menantane siswa untuk bekerja secara kelompok untuk

(27)

meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah siswa akan lebih tertarik

meneikuti pembelajaran matematika.

Guru mata pelajaran matematika meneatakan bahwa pada tahun

sebelumnya, tinekat ketuntasan siswa pada sub pokok bahasan luas

permukaan serta volume kubus dan balok rendah. Hal ini disebabkan karena

penyampaian materi tidak meneeunakan model yane tepat sehineea motivasi

belajar siswa tidak maksimal. Guru sebaiknya meneeunakan model lain untuk

memberikan materi tentane kubus dan balok.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud meneadakan penelitian

tentane EfektivitasT ModelT PembelajaranT BerbasisT MasalahT padaT SubT

PokokT BahasanT LuasT PermukaanT sertaT VolumeT KubusT danT BalokT diT

KelasTVIIITSMPTYosTSudarsoTSokarajaTTahunTAjaranT2014/2015.T

B.

IdentifikasiTMasalahT

Berdasarkan latar belakane yane telah dipaparkan di atas, maka dapat

diidentifikasi masalah sebaeai berikut:

1. Hasil belajar yane kurane memuaskan.

2. Belum maksimalnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran

matematika.

3. Pembelajaran yane kurane bervariasi.

4. Pembelajaran masih berpusat pada euru.

5. Siswa yane masih sulit memahami materi luas permukaan serta volume

(28)

C.

PembatasanTMasalahT

Berdasarkan uraian latar belakane dan identifikasi masalah, maka peneliti

membatasi masalah yane akan diteliti pada kelas VIII SMP Yos Sudarso

Sokaraja. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain:

1. Materi yane dieunakan untuk penelitian adalah kubus dan balok pada sub

pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok.

2. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso

Sokaraja yane berjumlah 30 siswa.

3. Penelitian ini akan membahas tentane efektivitas model pembelajaran

berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume

kubus dan balok di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja tahun ajaran

2014/2015.

D.

RumusanTMasalahT

Dari penjelasan latar belakane di atas, maka didapat rumusan masalah sebaeai

berikut:

1. Baeaimana efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses

pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari

hasil belajar siswa?

2. Baeaimana efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses

pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari

(29)

E.

BatasanTIstilahT

Beberapa istilah yane dieunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran

yane menuntut siswa untuk aktif dalam menyelesaikan masalah yane

diberikan.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan suatu daya peneeerak dalam diri siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran yane telah ditentukan. Tanpa adanya

motivasi belajar, siswa tidak akan munekin melakukan aktivitas belajar.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yane telah ditentukan setelah siswa menjalani proses belajar.

4. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas dalam pembelajaran adalah suatu usaha sederhana yane

dilakukan untuk mencapai hasil yane sebesar-besarnya.

5. Kubus dan Balok

Kubus adalah baneun ruane yane memiliki enam sisi yane koneruen dan

berbentuk perseei. Balok adalah baneun ruane yane memiliki enam sisi

yane masine-masine berbentuk perseeipanjane yane setiap

sepasane-sepasane sejajar dan koneruen.

Berdasarkan dari batasan istilah di atas, maka yane dimaksud dari

(30)

untuk aktif dalam menyelesaikan masalah yane diberikan dapat

meninekatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yane

sebaik-baiknya pada pembelajaran matematika denean sub pokok bahasan luas

permukaan serta volume kubus dan balok di kelas VIII SMP Yos Sudarso

Sokaraja.

F.

TujuanTPenelitianT

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan diadakannya penelitian ini yaitu:

1. Meneetahui keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada proses

pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari

hasil belajar siswa

2. Meneetahui keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada proses

pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari

motivasi belajar siswa.

G.

ManfaatTPenelitianT

Manfaat yane didapatkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Baei Siswa

Model pembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa. Siswa yane

belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan

peneetahuan yane dimilikinya atau berusaha meneetahui peneetahuan

yane diperlukan. Siswa dapat meneinteerasikan peneetahuan dan

(31)

relevan. Selain itu, peneeunaan model ini dapat meninekatkan

kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja,

dan motivasi internal untuk belajar.

2. Baei Guru

Denean meneetahui baeaimana keefektifan model pembelajaran berbasis

masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume balok serta

kubus, euru dapat mempertimbanekan model pembelajaran yane tepat

serta efektif untuk meninekatkan kualitas siwa.

3. Baei peneliti

Denean meneetahui baeaimana keefektifan peneeunaan model

pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan

serta volume kubus dan balok, peneliti dapat menentukan model

pembelajaran yane tepat untuk dieunakan nantinya. Sehineea penelitian

ini dapat menjadi bekal baei peneliti ketika menjalani dunia kerja.

H.

SistematikaTPenulisanT

Pada Bab I merupakan pendahuluan yane berisi tentane latar belakane.

Latar belakane tersebut memuat permasalahan yane terjadi saat peneliti

melakukan observasi di sekolah. Lalu dari latar belakane tersebut dibuat

rumusan masalah yane menjadi fokus penelitian. Peneliti juea menentukan

tujuan dari penelitian yane akan dilaksanakan. Aear masalah yane diteliti

tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah sesuai denean apa yane

(32)

ditentukan, lalu menentukan manfaat dari penelitian baei siswa, euru, serta

peneliti. Selain itu, pada Bab I juea terdapat sistematika penulisan.

Bab II berisi beberapa teori yane dieunakan sebaeai landasan dalam

melakukan penelitian. Teori-teori yane dieunakan adalah penjelasan model

pembelajaran berbasis masalah, efektivitas pembelajaran, motivasi belajar,

hasil belajar, luas permukaan serta volume kubus dan balok. Aear penelitian

berjalan sesuai denean rencana maka peneliti membuat keraneka berpikir.

Bab III menjelaskan tentane metode penelitian yane dieunakan oleh

peneliti. Beberapa hal yane ada dalam metode penelitian antara lain jenis

penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel

penelitian. Terdapat pula metode dan instrumen peneumpulan data, metode

analisis data dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Bab IV memaparkan tentane deskripsi persiapan dan pelaksanaan

penelitian serta hasil dan pembahasan penelitian.

Pada Bab V peneliti memaparkan kesimpulan, saran, serta kelemahan

(33)

11

BABTIIT

KAJIANTPUSTAKAT

A.

ModelTPembelajaranTBerbasisTMasalahT

(Problem Based Learning)

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yane tereambar

dari awal sampai akhir yane disajikan secara khas oleh euru. Sehineea, model

akan terbentuk jika pendekatan, strateei, metode dan teknik sudah teranekai

menjadi satu kesatuan yane utuh. Salah satu model pembelajaran adalah

model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based eearning).

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013), model pembelajaran

berbasis masalah dimulai denean menyajikan masalah nyata yane

penyelesaiannya membutuhkan kerja sama diantara siswa, selain itu model ini

juea dapat membuat siswa meneeunakan bermacam-macam keterampilan,

prosedur pemecahan masalah, dan berpikir kritis.

Menurut modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, pembelajaran

berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yane

menyajikan masalah kontekstual sehineea meranesane siswa untuk belajar.

Dalam kelas yane menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja

dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Masalah

yane diberikan ini dieunakan untuk meneikat siswa pada rasa inein tahu pada

pembelajaran yane dimaksud. Masalah yane diberikan kepada siswa, sebelum

siswa mempelajari konsep atau materi yane berkenaan denean masalah yane

(34)

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis masalah merupakan model pembelajaran yane dirancane aear siswa

secara aktif menyelesaikan masalah nyata untuk mendapatkan peneetahuan.

Menurut modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, ada lima

strateei dalam meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based eearning), yaitu :

1. Permasalahan sebaeai kajian

2. Permasalahan sebaeai penjajakan pemahaman

3. Permasalahan sebaeai contoh

4. Permasalahan sebaeai baeian yane tak terpisahkan dari proses

5. Permasalahan sebaeai stimulus aktivitas otentik

Peran euru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah

dapat dieambarkan sebaeai berikut:

T TabelT2.1T

PeranTGuru,TSiswa,TdanTMasalahT T

Guru sebaeai pelatih Siswa sebaeai solverproblem Masalahan sebaeai awal tantanean dan motivasi

Asking about thinking

(bertanya tentane pemikiran)

 Memonitor pembelajaran

Probbing (menantane

siswa untuk berfikir)  Menjaea aear siswa

terlibat

 Meneatur dinamika kelompok

 Menjaea berlanesunenya proses

 Peserta yane aktif  Terlibat lanesune

dalam pembelajaran  Membaneun

pembelajaran

 Menarik untuk dipecahkan

 Menyediakan

(35)

Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah menurut

modul pelatihan kurikulum 2013 antara lain:

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk meneembanekan

keterampilan berpikir tinekat tineei.

2. Pemodelan peranan orane dewasa.

Bentuk pembelajaran berbasis masalah pentine menjembatani perbedaan

(gap) antara pembelajaran sekolah formal denean aktivitas mental yane

lebih praktis yane dijumpai di luar sekolah.

3. Self Directed eearning (Pembelajaran yane Berpusat pada Siswa)

Siswa harus dapat menentukan sendiri apa yane harus dipelajari dan dari

mana informasi harus diperoleh di bawah bimbinean euru.

Beberapa lanekah-lanekah model pembelajaran berbasis masalah

menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2012:37) dapat dilihat pada tabel

berikut:

(36)

TabelT2.2T

Langkah-langkahTModelTPembelajaranTBerbasisTMasalahT T

Fase

ke- Indikator Aktivitas/Keeiatan Guru

1 Orientasi siswa

kepada masalah  Menjelaskan menjelaskan loeistik yane dibutuhkan. tujuan pembelajaran,

 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yane dipilih.

2 Meneoreanisasikan

siswa untuk belajar Membantu meneoreanisasikan siswa tueas mendefinisikan belajar yane dan berhubunean denean masalah tersebut.

3 Membimbine penyelidikan individu dan kelompok

Mendorone siswa untuk meneumpulkan informasi yane sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4 Meneembanekan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa untuk merencanakan dan menyiapkan karya yane sesuai seperti laporan, model, dan berbaei tueas denean teman.

5 Meneanalisa dan meneevaluasi proses pemecahan masalah

Meneevaluasi hasil belajar tentane materi yane telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja.

Penjelasan:

FaseT1:TMengorientasikanTsiswaTkepadaTmasalahT

Pembelajaran dimulai denean menjelaskan tujuan pembelajaran dan

aktivitas-aktivitas yane akan dilakukan. Ada empat hal yane perlu

dilakukan dalam proses ini, yaitu:

1. Tujuan utama peneajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar

informasi baru, tetapi kepada belajar baeaimana menyelidiki

masalah-masalah pentine dan baeaimana menjadi siswa yane mandiri.

2. Permasalahan dan pertanyaan yane diselidiki tidak mempunyai

jawaban mutlak ”benar”, sebuah masalah yane rumit atau kompleks

(37)

3. Selama tahap penyelidikan, siswa didorone untuk meneajukan

pertanyaan dan mencari informasi.

4. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorone untuk

menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

FaseT2:TMengorganisasikanTsiswaTuntukTbelajarT

Selain meneembanekan ketrampilan memecahkan masalah, pembelajaran

PBL juea mendorone siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu

masalah saneat membutuhkan kerjasama dan sharing antar aneeota.

FaseT3:TMembimbingTpenyelidikanTindividuTdanTkelompokT

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan

memerlukan teknik penyelidikan yane berbeda, namun pada umumnya

tentu melibatkan karakter yane identik, yakni peneumpulan data dan

eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.

FaseT 4:T MengembangkanT danT menyajikanT hasilT karyaT danT

memamerkannyaT

Tahap penyelidikan diikuti denean menciptakan artifak (hasil karya) dan

pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu

video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yane diusulkan),

model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),

(38)

FaseT5:TAnalisaTdanTevaluasiTprosesTpemecahanTmasalahT

Fase ini merupakan tahap terakhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan

untuk membantu peserta didik meneanalisis dan meneevaluasi proses

mereka sendiri dan ketrampilan penyelidikan dan intelektual yane mereka

eunakan.

B.

EfektivitasTPembelajaranT

Menurut Nana Sudjana (1992:59), keefektifan pembelajaran berkenaan

denean jalan, upaya, teknik, strateei yane dieunakan dalam mencapai tujuan

secara tepat dan cepat. Menurut Elis (dalam Kartika Budi, Widya Dharma

2001:48) meneatakan bahwa efektivitas selain meneacu pada proses, juea

meneacu pada hasil, yaitu perinekat prestasi akademik yane dicapai siswa

melalui tes (ujian) baku. Sehineea dapat disimpulkan bahwa efektivitas belajar

merupakan jalan, upaya, teknik, strateei untuk mencapai tujuan belajar yane

dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa.

Efektivitas peneeunaan model pembelajaran dapat terjadi bila ada

kesesuaian antara model pembelajaran denean semua komponen pembelajaran

yane telah diproeramkan dalam satuan pelajaran, sebaeai persiapan tertulis.

Keefektifan model atau metode pembelajaran dipertanyakan apabila sebaeian

siswa tidak mampu berkonsentrasi, membuat keeaduhan, menunjukkan

kelesuan, minat siswa berkurane, dan tidak meneuasai materi yane telah

disampaikan oleh euru. Sesuai denean penelitian maka suatu model dikatakan

(39)

sebelumnya dan motivasi belajar siswa dalam meneikuti pembelajaran dapat

maksimal.

Dalam penelitian ini, efektivitas peneeunaan model pembelajaran

berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus

dan balok tercapai apabila motivasi dan hasil belajar siswa maksimal.

C.

MotivasiTBelajarT

1. PengertianTMotivasiTBelajarT

Motivasi menurut Oemar Hamalik (dalam Syaiful Bahri Djamarah,

2011:148) adalah suatu perubahan enerei di dalam pribadi seseorane yane

ditandai denean timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai

tujuan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:148), dalam keeiatan

belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebaeai suatu pendorone yane

meneubah enerei dalam diri siswa ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk

mencapai tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

merupakan suatu daya peneeerak dalam diri siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yane telah ditentukan.

Siswa yane memiliki motivasi belajar akan bereantune pada

apakah aktivitas tersebut memiliki isi yane menarik atau proses yane

menyenanekan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar

(40)

2. MotivasiTInstrinsikTdanTEkstrinsikT

Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan

dibahas dari dua sudut pandane, yaitu motivasi yane berasal dari dalam

diri siswa (instrinsik) dan motivasi yane berasal dari luar diri siswa

(ekstrinsik).

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu

demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Terdapat dua jenis

motivasi intrinsik, yaitu:

1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi dari dan pilihan

personal. Dalam pandanean ini, murid inein percaya bahwa mereka

melakukan sesuatu karena kemauannya sendiri, bukan karena

kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan

meneineat jika mereka mempunyai pilihan dan peluane untuk

meneambil taneeune jawab personal atas pembelajaran mereka.

2) Motivasi intrinsik berdasarkan penealaman optimal. Penealaman

optimal kebanyakan terjadi ketika orane merasa mampu dan

berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat

dalam tantanean yane mereka aneeap tidak terlalu sulit tetapi juea

tidak terlalu mudah.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan

(41)

serine dipenearuhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan

hukuman.

3. FungsiTMotivasiTdalamTBelajarT

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:157), motivasi dalam

belajar memiliki funesi sebaeai berikut:

a. Motivasi sebaeai pendorone perbuatan

Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada

sesuatu yane dicari maka munculah minatnya untuk belajar. Motivasi

sebaeai pendorone ini mempenearuhi sikap apa yane seharusnya siswa

ambil dalam raneka belajar.

b. Motivasi sebaeai peneeerak perbuatan

Di sini siswa sudah melakukan aktivitas belajar denean seeenap jiwa

dan raea.

c. Motivasi sebaeai penearah perbuatan

Siswa yane memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yane

harus dilakukan dan mana perbuatan yane diabaikan.

4. Bentuk-BentukTMotivasiTdalamTBelajarT

Beberapa cara yane dapat dieunakan untuk menumbuhkan

motivasi siswa dalam keeiatan belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah

(42)

1) Memberi skor

Skor yane diberikan kepada setiap siswa merupakan alat motivasi yane

cukup memberikan ranesanean kepada siswa untuk mempertahankan

atau bahkan meninekatkan prestasi belajar mereka di masa mendatane.

2) Hadiah

Hadiah dalam dunia pendidikan bisa dijadikan sebaeai alat motivasi.

Hadiah dapat diberikan kepada siswa yane berprestasi lebih tineei dari

siswa yane lain. Sehineea siswa lebih terpacu untuk meninekatkan

prestasi belajarnya.

3) Kompetisi

Kompetisi dapat dieunakan sebaeai alat motivasi untuk mendorone

siswa aear mereka bereairah belajar.

4) Ego-Involvement (Keterlibatan Individu Siswa)

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa aear merasakan pentinenya

tueas dan menerimanya sebaeai suatu tantanean sehineea bekerja

keras denean mempertaruhkan harea diri adalah sebaeai salah satu

bentuk motivasi yane cukup pentine.

5) Memberi Ulanean

Siswa biasanya mempersiapkan diri denean belajar jauh-jauh hari

untuk menehadapi ulanean. Oleh karena itu, ulanean merupakan

strateei yane cukup baik untuk memotivasi siswa aear lebih eiat

(43)

6) Meneetahui Hasil

Denean meneetahui hasil, siswa terdorone untuk belajar lebih eiat.

Apalaei bila hasil belajar itu menealami kemajuan.

7) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yane positif dan sekalieus

merupakan motivasi yane baik.

8) Hukuman

Meski hukuman sebaeai reinforcement yane neeatif, tetapi bila

dilakukan denean tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yane

baik dan efektif.

9) Minat

Minat adalah kecenderunean yane menetap untuk memperhatikan dan

meneenane beberapa aktivitas.

10)Tujuan yane Diakui

Rumusan tujuan yane diakui dan diterima denean baik oleh siswa

merupakan alat motivasi yane saneat pentine karena denean

memahami tujuan yane harus dicapai eairah untuk terus belajar akan

terus tumbuh.

D.

HasilTBelajarT

Hasil belajar menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Adbul

Haris, 2013:14) adalah kemampuan yane diperoleh oleh siswa setelah

(44)

perubahan perilaku yane cenderune menetap dari ranah koenitif, afektif, dan

psikomotoris dari proses belajar yane dilakukan dalam waktu tertentu.

Sistem pendidikan nasional meneeunakan klasifikasi hasil belajar

Benjamin S. Bloom yane secara earis besar dibaei menjadi 3 ranah, yaitu:

1. Ranah Koenitif

Merupakan proses berpikir atau perilaku yane termasuk hasil kerja otak.

Ranah koentif memiliki enam jenjane tujuan belajar, yaitu:

a. Meneineat

b. Meneerti

c. Memakai

d. Meneanalisis

e. Menilai

f. Mencipta

2. Ranah Afektif

Merupakan perilaku yane dimunculkan seseorane sebaeai pertanda

kecenderuneannya untuk membuat pilihan untuk beraksi dalam

linekunean tertentu. Ranah afektif dibaei menjadi lima jenjane, yaitu:

a. Penerimaan

b. Pemberian respon

c. Pemberian nilai

d. Peneoreanisasian

(45)

3. Ranah Psikomotorik

Merupakan perilaku yane dimunculkan oleh hasil kerja funesi tubuh

manusia. Ranah psikomotorik dibaei menjadi lima jenjane, yaitu:

a. Meniru

b. Menerapkan

c. Memantapkan

d. Meranekai

e. Naturalisasi

Ketiea ranah tersebut merupakan objek penilaian terhadap hasil belajar

siswa. Dalam penelitian ini, peneliti akan menilai hasil belajar siswa hanya

dari ranah koenitif saja yaitu tes akhir pada materi luas permukaan dan

volume baneun ruane sisi datar kubus dan balok.

E.

KubusTdanTBalokT

1. LuasTPermukaanTKubusTdanTBalokT

Luas permukaan suatu baneun ruane dapat dicari denean cara

menjumlahkan luas dari bidane-bidane yane menyusun baneun ruane

tersebut. Oleh karena itu, harus memperhatikan banyaknya bidane dan

bentuk masine-masine bidane pada suatu baneun ruane.

a. LuasTPermukaanTBalokT

Perhatikan balok pada eambar 2.1(a) di bawah ini. Pandanelah balok

tersebut sebaeai benda beroneea. Bila sisi balok dipotone sepanjane

(46)

ditempatkan pada bidane datar, maka akan didapat jarine-jarine balok

seperti eambar 2.1(b).

Jarine-jarine balok tersebut tersusun dari enam perseeipanjane yane

terdiri dari sisi depan, sisi atas, sisi sampine kanan, sisi sampine kiri,

sisi belakane, dan sisi depan. Luas sisi atas sama denean luas sisi

bawah, luas sisi belakane sama denean luas sisi depan, sedanekan luas

sisi sampine kanan sama denean luas sisi sampine kiri.

Perhatikan balok pada eambar 2.2!

T

T

T

T

T

T GambarT2.2TBalokTdenganTRusukT , ,TdanT T GambarT2.1TBalokTdanTJaring-jaringTBalokT

(b) G

A B

C D

E E

F E

F G H

H H

A B

C D

E F

(a)

(47)

Bila panjane balok sama denean satuan panjane, lebar balok satuan

panjane, dan tineei balok satuan panjane, maka luas permukaan

balok dapat dihitune sebaeai berikut:

Luas sisi depan = ×

Luas sisi belakane = ×

Luas sisi sampine kanan = ×

Luas sisi sampine kiri = ×

Luas sisi atas = ×

Luas sisi bawah = ×

Luas permukaan balok = 2( × ) + 2( × ) + 2( × )

Secara umum, luas permukaan balok yane dinyatakan denean L dapat

dirumuskan sebaeai berikut:

Keteranean:

L : luas permukaan balok

: panjane balok

: lebar balok

: tineei balok

+T

(48)

b. LuasTPermukaanTKubusT

Baneun ruane kubus memiliki rusuk-rusuk yane sama panjane, maka

panjane, lebar, dan tineeinya dapat dinamakan . Perhatikan eambar

2.3(b), jarine-jarine kubus terdiri dari enam perseei.

Luas sisi ABCD dapat diketahui yaitu × atau . Berdasarkan

denean yane telah dibicarakan di atas bahwa kubus memiliki enam sisi

yane berbentuk perseei, maka luas permukaan kubus dapat diketahui

denean cara berikut:

Luas permukaan kubus = 6 × ( × )

Jika luas permukaan kubus dinyatakan denean L, maka luas

permukaan dapat dirumuskan sebaeai berikut:

L=

A B

C D

E F

G H

F E

H

A B

C D

E F E

(49)

Keteranean:

L : luas permukaan kubus

: panjane rusuk kubus

T

2. VolumeTKubusTdanTBalokT

Volume adalah ukuran yane menyatakan kapasitas ruanean yane

dapat tepat diisi oleh suatu objek. Untuk menentukan volume sebuah

kubus dapat meneeunakan kubus satuan pada eambar 2.4 denean panjane

rusuk 1 satuan.

Perhatikan eambar ruanean berbentuk kubus pada eambar 2.5 (a)

denean ukuran 4 cm. Isikan kubus satuan ke dalam kubus tersebut seperti

eambar 2.5 (b) sampai tepat memenuhi kubus seperti eambar 2.5(c) GambarT2.4TKubusTSatuanTdenganT

PanjangTRusuk-rusuknyaTSatuTSatuanT panjangT

1 1

(50)

Banyak kubus satuan pada alas kubus adalah 4 × 4 = 16, karena

untuk memenuhi alas kubus yane mempunyai panjane 4 cm dan lebar

4 cm diperlukan satuan kubus denean panjane rusuknya 1 satuan sebanyak

16 kubus satuan.

Banyak lapisan untuk meneisi penuh kubus pada eambar 2.4(a)

adalah empat lapisan. Sehineea banyaknya kubus satuan untuk meneisi

penuh kubus adalah 4 × 16 = 64. Jadi kubus tersebut dapat diisi tepat 64

kubus satuan atau dapat dikatakan bahwa volume kubus tersebut 64 satuan

volume. Dari eambar 2.4 dapat dilihat bahwa jumlah kubus satuan untuk

memenuhi panjane kubus adalah 4 buah kubus satuan, sedanekan untuk

memenuhi lebar dan tineei kubus juea membutuhkan 4 buah kubus satuan.

Hal ini disebabkan karena kubus mempunyai rusuk-rusuk yane sama

panjane. Denean kata lain, volume kubus yane memiliki panjane rusuknya

dapat dirumuskan sebaeai berikut:

GambarT2.5TKubusTyangTDiisiTdenganTKubusTSatuanT

2 = × × =

(51)

Sedanekan untuk menentukan rumus volume balok dapat diturunkan dari

rumus volume kubus. Balok merupakan kubus yane ukuran panjane, lebar,

dan tineeinya berbeda. Bila panjane balok dinyatakan dalam satuan

panjane, lebar balok dinyatakan dalam satuan panjane, dan tineei blok

dinyatakan dalam satuan panjane, dan volume balok disimbolkan denean

satuan volume, maka volume balok dapat dirumuskan sebaeai berikut:

F.

KerangkaTBerpikirT

Membuat siswa tertarik meneikuti pembelajaran dan terfokus pada

euru memane sulit. Siswa lebih cenderune merasa bosan jika pembelajaran

tidak menarik. Rasa bosan itu dapat dilihat dari perilaku siswa yane serine

meneobrol denean teman diluar topik pembelajaran, tertidur, berjalan-jalan

dan melamun. Tentunya hal tersebut dapat meneuranei pemahaman siswa

tentane suatu konsep atau materi. Penyampaian materi yane hanya

meneeunakan metode konvensional merupakan salah satu hal yane

menyebabkan siswa merasa bosan meneikuti pembelajaran.

Metode konvensional yane dianeeap sebaeai metode pembelajaran

tradisional menjadikan euru sebaeai pusat pembelajaran dan siswa hanya

sebaeai penerima ilmu yane diberikan pada euru. Namun, pada kenyataannya

siswa akan cepat lupa denean materi karena hanya menerima saja dari euru

karena tidak adanya pemahaman akan materi. Padahal pelajaran matematika

(52)

bukanlah pelajaran hafalan akan rumus-rumus, tetapi membutuhkan

pemahaman siswa. Hal ini tidak didapatkan jika hanya meneeunakan metode

konvensional.

Peneeunaan metode konvensional memane banyak dieunakan euru

dalam memberikan materi pada kurikulum 2006 walaupun beberapa euru

sudah meneeunakan metode diskusi dan tanya jawab. Banyak model atau

metode pembelajaran yane lebih baik dari yane telah disebutkan. Beberapa

model pembelajaran yane dapat dieunakan antara lain model pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning), model pembelajaran berbasis

proyek (project based learning), dan model pembelajaran penemuan

(discovery learning), semua itu merupakan model pembelajaran yane ada di

kurikulum 2013. Model tersebut dapat diterapkan pada kurikulum 2006 untuk

membantu siswa memahami materi pelajaran.

Peneliti memfokuskan penelitian pada peneeunaan model

pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta

volume kubus dan balok. Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa

untuk berpikir kritis untuk mampu memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari untuk memahami suatu materi. Selain itu, siswa juea diharapkan

mampu menyelesaikan masalah secara tim. Hal ini dapat meneuranei keeiatan

siswa di luar pembelajaran seperti meneobrol denean teman, tertidur,

berjalan-jalan, dan melamun.

Hasil belajar siswa akan baik apabila siswa mempunyai motivasi

(53)

minat, perhatian, rasa inein tahu, keantusiasan, serta berusaha mencoba dan

bersedia meneatasi masalah. Apabila semua itu dapat terlihat dari diri siswa

maka diharapkan siswa menjadi paham akan materi yane dipelajari.

Pemahaman tersebut dapat membuat siswa mencapai hasil belajar yane baik.

Oleh karena itu, peneliti berharap peneeunaan model pembelajaran berbasis

masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan

(54)

32

BABTIIIT

METODETPENELITIANT

A.

JenisTPenelitianT

Jenis penelitian yane dilaksanakanan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif kualitatif. Data tentane hasil belajar siswa yane berupa bilanean

akan dianalisis secara kuantitatif, sedanekan data hasil kuesioner siswa akan

dikuantifikasi, kemudian bersama denean data uraian hasil wawancara siswa

dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif.

B.

SubjekTdanTObjekTPenelitianT

Subjek penelitian ini adalah siwa-siswi kelas VIII SMP Yos Sudarso

Sokaraja. SMP Yos Sudarso memiliki misi yane dapat memajukan siswa yane

tidak mendapatkan sekolah. Beberapa siswa di kelas VIII berasal dari keluarea

yane tidak harmonis sehineea tidak adanya kontrol dari pihak keluarea untuk

belajar. Pada saat pembelajaran berlanesune terdapat siswa yane membawa

dan meneeunakan alat make-up sehineea tidak mendenearkan penjelasan dari

euru. Objek penelitian ini adalah efektivitas peneeunaan model pembelajaran

berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus

(55)

C.

VariabelT

Variabel yane dieunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peneeunaan model

pembelajaran berbasis masalah.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi

belajar siswa pada peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah.

D.

BentukTDataT

1. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa berupa aneka yane didapatkan melalui tes

akhir setelah materi luas permukaan dan volume selesai diberikan.

2. Data motivasi belajar siswa

Data berupa aneka yane diperoleh denean peneisian kuesioner yane

berupa aneka tentane peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah,

dan berupa pernyataan yane diperoleh dari wawancara denean meneambil

sampel.

E.

MetodeTdanTInstrumenTPengumpulanTDataT

1. MetodeTPengumpulanTDataT

Metode peneumpulan data hasil belajar siswa diperoleh denean

(56)

belajar siswa berupa kuesioner dan wawancara. Data motivasi belajar

siswa didapatkan denean analisis kuesioner meneenai taneeapan siswa

terhadap peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah dan diperkuat

denean wawancara terhadap beberapa siswa.

Data hasil belajar diperoleh denean meneeunakan tes tertulis

berupa tes akhir. Hasil tes tersebut yane akan dieunakan untuk meneetahui

efektivitas peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah yane dilihat

dari ketuntasan hasil belajar siswa.

2. InstrumenTPengumpulanTData

a. Tes Hasil Belajar

Untuk meneetahui peninekatan hasil belajar siswa, peneliti

melaksanakan tes tertulis. Bentuk soal tes berupa uraian aear peneliti

dapat melihat lanekah siswa dalam penyelesaian masalah. Soal

meneacu pada indikator pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi soal tes

(57)

TabelT3.1T

Kisi-kisiTSoalTTesTAkhirT T

Kompetensi

Dasar Materi Indikator Soal Banyak Soal Bentuk Soal 8.3 Menehitune

luas permukaan dan volume kubus dan balok

Kubus dan balok

1. Menerapkan rumus luas permukaan kubus dan balok yane telah didapatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari.

4 Uraian

2. Menerapkan rumus volume kubus dan balok yane telah didapatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari.

4

Tentunya untuk mendapatkan data yane berkualitas, instrumen

yane dieunakan harus memenuhi syarat sebaeai alat peneukur yane

baik yaitu validitas dan reliabilitas. Maka sebelum instrumen tersebut

dieunakan di kelas VIII perlu di lakukan uji coba terlebih dahulu.

1) Validitas

Validitas berkenaan denean ketetapan alat penilaian

terhadap konsep yane dinilai sehineea betul-betul menilai apa yane

seharusnya dinilai (Nana Sudjana, 1992:12). Kisi-kisi soal diuji

validitasnya denean meneeunkan validitas isi. Selanjutnya peneliti

meminta pertimbanean para pakar untuk meneuji kisi-kisi soal tes

akhir. Teknik uji pakar dilaksanakan denean meminta bantuan dari

dosen pembimbine, dosen yane meneampu mata kuliah eeometri

(58)

instrumen tes hasil belajar siswa (lembar validitas soal oleh dosen

dan euru dapat dilihat pada lampiran B.1). Selain itu, peneliti juea

meneeunakan validitas butir soal dari hasil uji coba pakar denean

meneeunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu:

= . ∑ − (∑ )(∑ )

. ∑ − ∑ . ( . ∑ − ∑ )

Keteranean:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y untuk

soal ke- , = 1, 2, 3,…, 8

: Banyaknya peserta tes

: Skor soal ke- dari siswa ke-

: skor total siswa ke-

Tinekat kualifikasi validitas untuk masine-masine soal

meneeunakan tabel bi bawah ini:

TabelT3.2T

KriteriaTInterpretasiTTingkatTValiditasTMenurutTRuseffendiT (dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T180)T

T

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < ≤ 1,00 Saneat tineei

0,60 < ≤ 0,80 Tineei

0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 40 Rendah

(59)

Soal dikatakan valid apabila lebih besar dari pada tabel

critical value of the pearson correlation coeficient r denean

meneeunakan taraf sienifikasi 5% atau = 0,05.

2) Tinekat Kesukaran Soal

Tinekat kesukaran soal dapat ditentukan denean terlebih

dahulu menentukan kelompok atas dan kelompok bawah.

Kelompok atas terdiri atas 50% dari seluruh siswa yane

mendapatkan skor tineei, sedanekan kelompok bawah terdiri atas

50% dari seluruh siswa yane mendapatkan skor rendah (Asep Jihad

dan Abdul Haris, 2013:181).

Apabila sudah terbentuk kelompok atas dan kelompok

bawah maka dapat dihitune denean meneeunakan rumus berikut:

TK =

Keteranean :

TK : Tinekat kesukaran

: Jumlah skor kelompok atas

: Jumlah skor kelompok bawah

n : Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah

maks : skor maksimal soal yane bersanekutan

(60)

TabelT3.3T

KriteriaTInterpretasiTTingkatTKesukaranT MenurutTSudjanaT(1999:137)T

(dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T182)T T

TK Tinekat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedane

0,71 – 1,00 Mudah

3) Reliabilitas

Reliabilitas soal merupakan ukuran yane menyatakan

tinekat keajeean atau kekonsistenan suatu soal tes (Asep Jihad dan

Abdul Haris, 2012:180). Untuk meneukur reliabilitas soal

dieunakan perhitunean Alpha Cronbach Cronbach. Rumus yane

dieunakan dinyatakan denean:

= − 1 1 −

Keteranean:

n : banyaknya butir soal

∑ : jumlah varians skor tiap item

: varians skor total

Rumus untuk mencari varians adalah:

=∑

(∑ )

Keteranean :

(61)

: nilai hasil coba tiap item

n : banyaknya butir soal

TabelT3.4T

KriteriaTInterpretasiTTingkatTReliabilitasTMenurutTGuilfordT dalamTRuseffendiT

(dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T181)T T

Koefisien Korelasi Interpretasi

≤ 0,20 Saneat Rendah

0,20 < ≤ 0,40 Rendah

0,40 < ≤ 0,70 Sedane

0,70 < ≤ 0,90 Tineei

0,90 < ≤ 1,00 Saneat Tineei

b. Kuesioner

Kuesioner menurut Babbie (dalam Djudju Sudjana, 2008:177)

adalah alat peneumpul data secara tertulis yane berisi daftar

pertanyaan (question) atau pernyataan (statement) yane disusun secara

khusus dan dieunakan untuk meneeali dan menehimpun keteranean

dan/atau informasi sebaeaimana dibutuhkan dan cocok untuk

dianalisis.

Kuesioner ini dibuat untuk meneetahui baeaimana taneeapan

siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah. Kuesioner ini

termasuk dalam kuesioner tertutup. Penyusunan kuesioner meneacu

pada karakteristik motivasi belajar yane meliputi minat, perhatian,

konsentrasi, rasa inein tahu, keterlibatan, antusias, berusaha untuk

mencoba dan bersedia meneatasi masalah.

Kuesioner motivasi belajar siswa terdiri atas 24 pernyataan

(62)

Kuesioner ini memiliki lima pilihan yaitu Saneat Setuju (SS), Setuju

(S), Raeu-raeu (R), Tidak Setuju (TS), dan Saneat Tidak Setuju (STS).

Kisi-kisi kuesioner adalah sebaeai berikut:

TabelT3.5T Kisi-kisiTKuesionerT

T

No. Karakteristik Pernyataan Positif Pernyataan Neeatif No. Item

1. Minat 1, 9 4, 15

2. Perhatian 3, 8 10

3. Konsentrasi 5 21

4. Rasa inein tahu 11, 23 17, 20

5. Keterlibatan 6, 13 22

6. Antusiasme 14, 18 7, 12

7. Berusaha mencoba dan

bersedia meneatasi masalah 16, 19 2, 24

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik peneumpulan data melalui

komunikasi lanesune (tatap muka) antara pihak penanya (interviewer)

denean pihak yane ditanya atau penjawab (interviewee) (Djudju

Sudjana, 2008:194). Wawancara dilakukan peneliti untuk mendukune

data motivasi belajar siswa. Peneliti meneambil beberapa siswa untuk

diwawancarai untuk meneetahui taneeapan siswa meneenai

pembelajaran yane telah dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yane

ditanyakan meliputi minat, perhatian, konsentrasi, rasa inein tahu,

keterlibatan, antusias, serta berusaha mencoba dan bersedia meneatasi

(63)

F.

MetodeTAnalisisTDataT

1. Analisis Hasil Belajar

Peneliti mene

Gambar

Tabel 4.9 Kriteria Efektifitas Hasil Belajar Seluruh Siswa ……………...
Gambar 2.1 Balok dan Jarine-jarine Balok ………………………............... 24
TabelT4.5T

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kualitas semen sapi Pesisir yang diukur dari motilitas, persentase hidup, abnormalitas dan membran plasma utuh pada

jenis, isi dan ukuran Surat Setoran Pajak Daerah(SSPD) ditetapkan oleh Kepala Daerah Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas namun dalam kasus

Menikmati keindahan suasana alam di taman / dengan pemandangan pepohonan yang asri /. serta suasana keindahan kolam danau

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Jska massh terdapat peserta dsdsk yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberskan bsmbsngan..

Dua puluh empat milyar tujuh ratus lima belas juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah,- termasuk PPN 10 %. PENGUMUMAN

Peranan guru dalam pembelajaran kian berubah dengan pertambahan dalam penggunaan teknologi di dalam bilik darjah. Walaupun tempat guru tidak dapat diambil alih oleh

Sugianto, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alvabeta, 2005) Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009) Sulaeman, Munandar, Ilmu Budaya