ABSTRAK
Yesica Fridiani Claudia Dasti, 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis
Masalah pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Yos
Sudarso Sokaraja Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika, jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran
berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan
balok ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Yos
Sudarso Sokaraja tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif.
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja sebanyak 30
siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri dari: (1) Tes akhir untuk mengukur hasil belajar siswa, (2) Kuesioner
motivasi belajar siswa, (3) Wawancara untuk mendukung data kuesioner. Data tes
akhir akan dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan persentase hasil belajar
masing-masing siswa, kemudian dapat diketahui persentase hasil belajar seluruh
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. Data kuesioner dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan
persentase motivasi belajar masing-masing siswa, kemudian dapat ditentukan
persentase motivasi belajar seluruh siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data hasil wawancara
dianalisis secara kualitatif untuk menguatkan hasil kuesioner motivasi belajar
siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Efektivitas model pembelajaran
berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok
ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yang memenuhi KKM hanya dua
orang. Siswa yang memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60%, baru mencapai
65% keatas pada siswa yang memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83%,
sehingga dapat disimpulkan tergolong rendah. (2) Efektifitas model pembelajaran
berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok
ditinjau dari motivasi belajar siswa tinggi karena siswa yang memiliki motivasi
belajar sangat tinggi dan tinggi mencapai 100%.
ABSTRACT
Yesica Fridiani Claudia Dasti, 2015. The effectiveness of problem based
learning model on the subject of the cube and beam in grade eight of Yos
Sudarso Sokaraja Junior High School, academic year 2014/2015. Thesis.
Mathematic Education Study Program, Mathematic and Science Education
Departement, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.
The aim of this research is to know the effectiveness of problem based
learning model in the learning process of the surface area and volume of cube and
beam seen from the
student’s learning result and student’s learning motivation of
grade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior High School, academic year 2014/2015.
This research is a quantitative qualitative descriptive research. The subjects
for this research are the students of grade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior High
School with the number of students is 30. The instruments used to collect the data
for this research are: (1) The final test is aimed to measure the students’ learning
result, (2) The questionnaire of students’
learning motivation, (3) The interview is
taken to support the questionnaire data. The data of the final test result will be
analyzed in quantity to determine the percentage of students’ learning result in
personal, then the percentage of the class learning result can be known in the
learning process using the problem-based learning model. The questionnaire data
is analyzed in quantity to determine the percentage of students’ learning motivation
in personal, then the percentage of the class learning motivation can be known in
the problem-based learning model. The data of interview result is analyzed in
quality to reinforce the questionnaire result of the students’ learning motivation.
The result of the research shows that (1) the effectiveness of problem-based
learning model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen
from the students’ learning result is low. There are only two students who meet the
minimum passing grade. 60% of the students obtain enough or more criteria, 65%
or more students obtain low to the high criteria reaches to 83% which is concluded
to be low. (2) the effectiveness of problem-based learning model in the subject of
the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learning
motivation is high since 100% of the students has high and quite high learning
motivation.
Keywords:
Problem-
Based Learning Model, Students’ Learning Result,
Students’ Learning Motivation, Surface Area and Volume of Cube
EFEKTIVITASTMODELTPEMBELAJARANTBERBASIST
MASALAHTPADATPOKOKTBAHASANTKUBUSTDANTBALOKT
DITKELASTVIIITSMPTYOSTSUDARSOTSOKARAJAT
TAHUNTAJARANT2014/2015
T
SKRIPSIT
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Matematika
Oleh:T
YesicaTFridianiTClaudiaTDastiT NIMT:T111414004T
PROGRAMTSTUDITPENDIDIKANTMATEMATIKAT
JURUSANTPENDIDIKANTMATEMATIKATDANTILMUTPENGETAHUANTALAMT FAKULTASTKEGURUANTDANTILMUTPENDIDIKANT
UNIVERSITASTSANATATDHARMAT YOGYAKARTAT
i
EFEKTIVITASTMODELTPEMBELAJARANTBERBASIST
MASALAHTPADATPOKOKTBAHASANTKUBUSTDANTBALOKT
DITKELASTVIIITSMPTYOSTSUDARSOTSOKARAJAT
TAHUNTAJARANT2014/2015
T
SKRIPSIT
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Matematika
Oleh:T
YesicaTFridianiTClaudiaTDastiT NIMT:T111414004T
PROGRAMTSTUDITPENDIDIKANTMATEMATIKAT
JURUSANTPENDIDIKANTMATEMATIKATDANTILMUTPENGETAHUANTALAMT FAKULTASTKEGURUANTDANTILMUTPENDIDIKANT
UNIVERSITASTSANATATDHARMAT YOGYAKARTAT
iv
HALAMANTPERSEMBAHANT
If you’re searching for that one person that will
change your life, take a look in the mirror
You define your own life. Don’t let other people
write your life’s story for you
.
Dengan penuh syukur skripsi ini aku persembahkan untuk :
My Savior, Tuvan Yesus
Papav, Mamav, Dek Fredy dan Dek Cello Mbav Uti, Mbav Kakung, Om dan Tante
Bapak Mgr. Ign. Suvaryo
T
T
vii
ABSTRAK
TYesicaT FridianiT ClaudiaT Dasti,T 2015.T EfektivitasT ModelT PembelajaranT BerbasisTMasalahTpadaTPokokTBahasanTKubusTdanTBalokTdiTKelasTVIIITSMPT YosT SudarsoT SokarajaT TahunT AjaranT 2014/2015.T Skripsi.T ProgramT StudiT PendidikanT Matematika,T jurusanT PendidikanT MatematikaT danT IlmuT PengetahuanT Alam,T FakultasT KeguruanT danT IlmuT Pendidikan,T UniversitasT SanataTDharma,TYogyakarta.T
Penelitian ini bertujuan untuk meneetahui efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja sebanyak 30 siswa. Instrumen yane dieunakan untuk meneumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Tes akhir untuk meneukur hasil belajar siswa, (2) Kuesioner motivasi belajar siswa, (3) Wawancara untuk mendukune data kuesioner. Data tes akhir akan dianalisis secara kuantitatif denean menentukan persentase hasil belajar masine-masine siswa, kemudian dapat diketahui persentase hasil belajar seluruh siswa dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data kuesioner dianalisis secara kuantitatif denean menentukan persentase motivasi belajar masine-masine siswa, kemudian dapat ditentukan persentase motivasi belajar seluruh siswa dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data hasil wawancara dianalisis secara kualitatif untuk meneuatkan hasil kuesioner motivasi belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yane memenuhi KKM hanya dua orane. Siswa yane memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60%, baru mencapai 65% keatas pada siswa yane memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83%, sehineea dapat disimpulkan tereolone rendah. (2) Efektifitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa tineei karena siswa yane memiliki motivasi belajar saneat tineei dan tineei mencapai 100%.
viii
ABSTRACTT
YesicaT FridianiT ClaudiaT Dasti,T 2015.T TheT effectivenessT ofT problemT basedT learningT modelT onT theT subjectT ofT theTcubeT andT beamTinT gradeT eightT ofT YosT SudarsoT SokarajaT JuniorT HighT School,T academicT yearT 2014/2015.T Thesis.T MathematicTEducationTStudyTProgram,TMathematicTandTScienceTEducationT Departement,T FacultyTofT TeacherTTrainingT andT Education,TSanataT DharmaT University,TYogyakarta.T
The aim of this research is to know the effectiveness of problem based learnine model in the learnine process of the surface area and volume of cube and beam seen from the student’s learnine result and student’s learnine motivation of erade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior Hieh School, academic year 2014/2015.
This research is a quantitative qualitative descriptive research. The subjects for this research are the students of erade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior Hieh School with the number of students is 30. The instruments used to collect the data for this research are: (1) The final test is aimed to measure the students’ learnine result, (2) The questionnaire of students’ learnine motivation, (3) The interview is taken to support the questionnaire data. The data of the final test result will be analyzed in quantity to determine the percentaee of students’ learnine result in personal, then the percentaee of the class learnine result can be known in the learnine process usine the problem-based learnine model. The questionnaire data is analyzed in quantity to determine the percentaee of students’ learnine motivation in personal, then the percentaee of the class learnine motivation can be known in the problem-based learnine model. The data of interview result is analyzed in quality to reinforce the questionnaire result of the students’ learnine motivation.
The result of the research shows that (1) the effectiveness of problem-based learnine model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learnine result is low. There are only two students who meet the minimum passine erade. 60% of the students obtain enoueh or more criteria, 65% or more students obtain low to the hieh criteria reaches to 83% which is concluded to be low. (2) the effectiveness of problem-based learnine model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learnine motivation is hieh since 100% of the students has hieh and quite hieh learnine motivation.
ix
KATATPENGANTART
Puji dan syukur kepada Yesus Kristus, atas seeala berkat dan kasihNya
yane beeitu berlimpah sehineea penulis dapat menyelesaikan skripsi ini denean
baik. Beeitu banyak halanean dan permasalahan yane penulis hadapi tetapi
denean linekupan Yesus semua dapat dilalui.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh eelar Sarjana
Pendidikan dari Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukunean dari berbaeai
pihak. Oleh sebab itu, penulis meneucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keeuruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.
3. Bapak Dr. Honeki Julie, M.Si. selaku Ketua Proeram Studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.
4. Ibu V. Fitri Rianasari, M.Sc. selaku dosen pembimbine akademik yane telah
membantu penulis selama menempuh kuliah di Universitas Sanata Dharma
Yoeyakarta dan membantu penulis dalam menyiapkan instrumen penelitian.
5. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbine yane telah
meluanekan waktu, memberikan kritik serta saran, dan denean sabar
x
6. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pendidikan matematika yane
telah membantu penulis dalam menyusun instrumen penelitian.
7. Seeenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma
Yoeyakarta yane telah membantu dan memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Ibu Dra. Athanasia Sudaryanti selaku kepala sekolah Bruderan Purwokerto,
Bapak Benidiktus Dwi Prasetyo, S.Pd. selaku euru mapel matematika, serta
siswa kelas VIII yane telah membantu peneliti dalam melaksanakan tes uji
coba.
9. Bapak Suparno, S.Pd. selaku kepala sekolah Yos Sudarso Sokaraja, Bapak
Kadiya, S.Pd. selaku euru mapel matematika, serta siswa kelas VIII yane telah
membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
10.Papah Damianus Barus, mamah Sesilia Tity Suziana, atas kasih sayane,
dukunean, biaya serta doa yane setiap hari selalu diberikan sehineea penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
11.Adik Hieronimus Fredy Morean dan Gaudentius Aracello Faean atas
semaneat, dukunean, dan doa yane diberikan sehineea selama menyelesaikan
skripsi ini penulis mendapatkan penehiburan.
12.Indra Adi Pratama yane selalu memberikan semaneat, dukunean, dan
waktunya aear penulis selalu semaneat dalam menyelesaikan skripsi ini.
13.Monica Tita Candra Gerhana, Cicilia Kristiani Astuti, dan Clara Elvina
Bellakualita yane telah memberikan saran dan semaneat sehineea membantu
xi
xii
DAFTARTISIT
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… vi
ABSTRAK ………. vii
ABSTRACT ………... viii
KATA PENGANTAR ……...……… ix
DAFTAR ISI ………..……… xii
DAFTAR TABEL ………..……… xv
DAFTAR GAMBAR …….……… xvii
DAFTAR LAMPIRAN ………..……… xviii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakane ………...……… 1
B. Identifikasi Masalah …...……… 5
C. Pembatasan Masalah ..……… 6
D. Rumusan Masalah ……….……… 6
E. Batasan Istilah ……… 7
xiii
G. Manfaat Penelitian ……….……… 8
H. Sistematika Penulisan ……… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 11
A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based eearning) ………. 11
B. Efektivitas Pembelajaran ……… 16
C. Motivasi Belajar ………. 17
D. Hasil Belajar …………...……… 21
E. Kubus dan Balok ……… 23
F. Keraneka Berpikir ………..……… 29
BAB III METODE PENELITIAN ……… 32
A. Jenis Penelitian ………...……… 32
B. Subjek dan Objek Penelitian ………..… 32
C. Variabel ………..… 33
D. Bentuk Data ……… 33
E. Metode dan Instrumen Peneumpulan Data ……… 33
F. Metode Analisis Data …….……… 41
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 45
H. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ……….. 47
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN PENELITIAN……… 48
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ……….……… 48
xiv
C. Pembahasan Penelitian ………..……..……… 75
BAB V PENUTUP ……….….… 79
A. Kesimpulan ………..…… 79
B. Saran ……… 79
C. Kelemahan Penelitian ………..… 80
DAFTAR PUSTAKA ……….… 81
LAMPIRAN
T
T
xv
DAFTARTTABELT
Tabel 2.1 Peran Guru, Siswa, dan Masalah ………... 12
Tabel 2.2 Lanekah-lanekah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ……….. 14
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Akhir ……… 35
Tabel 3.2 Kriteria Interprestasi Tinekat Validitas ………. 36
Tabel 3.3 Kriteria Interprestasi Tinekat Kesukaran ………... 38
Tabel 3.4 Kriteria Interprestasi Tinekat Reliabilitas ………. 39
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner ……… 40
Tabel 3.6 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Siswa ……… 41
Tabel 3.7 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Seluruh Siswa ………... 42
Tabel 3.8 Kriteria Skor Motivasi Belajar Siswa ……… 43
Tabel 3.9 Kriteria Motivasi Belajar Siswa ……… 43
Tabel 3.10 Kriteria Motivasi Belajar Seluruh Siswa ………... 44
Tabel 4.1 Skor Siswa untuk Soal Uji Coba Nomor Satu ………...… 51
Tabel 4.2 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ……….. 52
Tabel 4.3 Hasil Analisis Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba ……….. 53
Tabel 4.4 Keadaan Instrumen Tes Akhir ………..………. 53
Tabel 4.5 Hasil Analisis Reliabilitas Tes Akhir ……… 54
Tabel 4.6 Hasil Kuis Kelas VIII ……… 59
Tabel 4.7 Hasil Tes Akhir ………. 61
xvi
Tabel 4.9 Kriteria Efektifitas Hasil Belajar Seluruh Siswa ………... 62
Tabel 4.10 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa ……….. 63
Tabel 4.11 Kriteria Motivasi Belajar Seluruh Siswa ………... 63
Tabel 4.12 Kesimpulan Hasil Wawancara ………... 74
T
T
T
T
T
T
T
T
T
xvii
DAFTARTGAMBART
Gambar 2.1 Balok dan Jarine-jarine Balok ………... 24
Gambar 2.2 Balok denean Rusuk , dan ………...…………... 24
Gambar 2.3 Kubus dan Jarine-jarine Kubus ………. 26
Gambar 2.4 Kubus Satuan denean Panjane Rusuk-rusuknya Satu Satuan ... 27
xviii
DAFTARTLAMPIRANT
LAMPIRAN A
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………...…………... 82
A.2 Lembar Kerja Siswa 1 ……….... 95
A.3 Lembar Kerja Siswa 2 ……….... 96
A.4 Soal Kuis ………... 97
A.5 Kunci Jawaban Kuis ……….. 98
A.6 Soal Tes Akhir ………... 99
A.7 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Soal Tes Akhir …………... 100
A.8 Pedoman Wawancara ………. 104
LAMPIRAN B B.1 Validitas Soal Uji Coba oleh Pakar……….. 106
B.2 Validitas Kuesioner oleh Pakar ………. 108
B.3 Validitas Soal Uji Coba .………... 109
B.4 Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba ………... 114
B.5 Reliabilitas Tes Akhir ………..……….. 117
B.6 Analisis Hasil Kuis Kelas VIII ………..………...…. 118
B.7 Analisis Hasil Tes Akhir Kelas VIII ……….. 119
xix LAMPIRAN C
C.1 Hasil Kerja LKS 1 ………...……….. 122
C.2 Hasil Kerja LKS 2 ………...……….. 130
C.3 Hasil Kerja Kuis …….……… 136
C.4 Hasil Kerja Tes Akhir ….………... 139
C.5 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ………... 148
LAMPIRAN D
D.1 Surat Ijin Penelitian .………...……… 163
D.2 Surat Keteranean Telah Melaksanakan Penelitian ………...………. 165
LAMPIRAN E
1
BABTIT
PENDAHULUAN
TT
A.
LatarTBelakangTMasalahT
Belajar menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:1) merupakan
keeiatan berproses dan merupakan unsur yane saneat fundamental dalam
penyeleneearaan jenis dan jenjane pendidikan, hal ini berarti keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan saneat tereantune pada keberhasilan proses
belajar siswa di sekolah dan linekunean sekitarnya. Keeiatan belajar meneajar
merupakan inti keeiatan dalam pendidikan. Dalam keeiatan belajar meneajar
akan melibatkan semua komponen peneajaran, keeiatan belajar akan
menentukan sejauh mana tujuan yane telah ditetapkan dapat dicapai.
Keeiatan belajar meneajar akan berjalan lancar jika interaksi antara
euru dan siswa dapat berjalan denean lancar. Proses belajar meneajar menurut
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:105) dikatakan berhasil
apabila tujuan instruksional khususnya dapat tercapai. Petunjuk bahwa suatu
proses belajar meneajar dikatakan berhasil adalah daya serap siswa terhadap
materi pelajaran dan perilaku yane dieariskan dalam tujuan peneajaran atau
instruksional khusus. Indikator yane banyak dipakai sebaeai tolak ukur
keberhasilan adalah daya serap siswa.
Daya serap tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Selain itu,
keberhasilan belajar meneajar juea dapat dilihat dari motivasi belajar siswa
motivasi belajar siswa, salah satunya adalah meneeunakan model
pembelajaran yane bervariasi. Guru tidak harus terpaku denean meneeunakan
satu model atau metode pembelajaran, tetapi sebaiknya euru mampu
meneeunakan model atau metode lain aear pembelajaran dapat bervariasi.
Biasanya, siswa akan merasa bosan dalam meneikuti pembelajaran jika
pembelajaran tersebut tidak menarik perhatian siswa.
Ketika siswa tidak mampu berkonsentrasi, membuat keeaduhan, lesu,
minat semakin berkurane, dan siswa tidak dapat meneuasai materi yane telah
disampaikan, maka saat itu efektivitas peneeunaan model pembelajaran perlu
dipertanyakan. Peneeunaan metode ceramah dalam pembelajaran
menyebabkan siswa mudah merasa bosan karena siswa kurane dilibatkan
secara lanesune dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena pembelajaran
hanya berpusat pada euru dan siswa hanya menjadi penerima informasi dari
euru.
Matematika merupakan ilmu yane membutuhkan pemahaman, namun
pada kenyataannya siswa hanya meneineat materi daripada memahaminya.
Hal ini diakibatkan karena peneeunaan metode ceramah yane dieunakan euru
dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima tanpa dituntut memahami,
sehineea siswa mudah lupa akan materi yane telah dipelajari. Padahal materi
dalam pelajaran matematika selalu berkaitan, apabila siswa lupa suatu materi
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:25) model meneajar dapat
diartikan sebaeai suatu rencana atau pola yane dieunakan dalam menyusun
kurikulum, meneatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada
peneajar di kelas dalam setting peneajaran atau setting lainnya. Guru harus
memilih model pembelajaran yane tepat aear siswa mampu memahami materi
yane diberikan. Pada pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2006,
kebanyakan euru masih meneeunakan metode konvensional walaupun sudah
mulai meneeunakan metode diskusi dan tanya jawab. Padahal masih banyak
metode atau model lain yane lebih baik, salah satunya adalah model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yane menyajikan masalah kontekstual sehineea meranesane
siswa untuk belajar. Kelas yane menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
Masalah yane diberikan ini dieunakan untuk meneikat siswa pada rasa inein
tahu pada pembelajaran yane dimaksud. Masalah diberikan kepada siswa
sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yane berkenaan denean
masalah yane harus diberikan. Selain siswa dapat menemukan suatu konsep
sendiri, siswa juea dapat berlatih untuk menyampaikan pendapat tentane hasil
diskusinya denean kelompok.
Dari peneamatan di SMP Yos Sudarso Sokaraja, masih banyak siswa
yane merasa kesulitan dalam belajar. Siswa masih meneaneeap bahwa
diakibatkan karena euru hanya meneeunakan metode ceramah untuk
menyampaikan materi. Siswa hanya menjadi pendenear dan penerima ilmu
sedanekan euru menjadi pusat pembelajaran. Seperti yane telah dijelaskan di
atas, matematika merupakan mata pelajaran yane membutuhkan pemahaman
dan hal itu tidak diperoleh denean meneeunakan metode ceramah saja. Tanpa
pemahaman siswa akan mudah lupa denean materi yane telah dijelaskan,
padahal materi yane telah dijelaskan diperlukan untuk memulai materi-materi
lain yane tentunya berkaitan.
Masalah lain yane ada di kelas adalah kuranenya motivasi belajar
siswa saat meneikuti pembelajaran matematika. Kuranenya motivasi tersebut
dapat dilihat saat euru meminta siswa untuk menuliskan jawabannya di papan
tulis hanya beberapa siswa yane maju. Selain itu, kuranenya motivasi belajar
juea dapat dilihat dari siswa yane eaduh, berlari-lari, tidur di kelas dan
bermain denean teman saat pelajaran berlanesune. Salah satu indikator
tercapainya proses pembelajaran adalah hasil belajar siswa atau nilai siswa,
namun di kelas tersebut banyak siswa yane mendapat nilai rendah.
Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa mendapat peneetahuan
pentine, yane membuat siswa mahir dalam memecahkan masalah, dan
memiliki model belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim.
Pembelajaran berbasis masalah tidak berpusat pada euru, tetapi pembelajaran
berpusat pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yane menantane siswa untuk bekerja secara kelompok untuk
meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah siswa akan lebih tertarik
meneikuti pembelajaran matematika.
Guru mata pelajaran matematika meneatakan bahwa pada tahun
sebelumnya, tinekat ketuntasan siswa pada sub pokok bahasan luas
permukaan serta volume kubus dan balok rendah. Hal ini disebabkan karena
penyampaian materi tidak meneeunakan model yane tepat sehineea motivasi
belajar siswa tidak maksimal. Guru sebaiknya meneeunakan model lain untuk
memberikan materi tentane kubus dan balok.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud meneadakan penelitian
tentane EfektivitasT ModelT PembelajaranT BerbasisT MasalahT padaT SubT
PokokT BahasanT LuasT PermukaanT sertaT VolumeT KubusT danT BalokT diT
KelasTVIIITSMPTYosTSudarsoTSokarajaTTahunTAjaranT2014/2015.T
B.
IdentifikasiTMasalahT
Berdasarkan latar belakane yane telah dipaparkan di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebaeai berikut:
1. Hasil belajar yane kurane memuaskan.
2. Belum maksimalnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran
matematika.
3. Pembelajaran yane kurane bervariasi.
4. Pembelajaran masih berpusat pada euru.
5. Siswa yane masih sulit memahami materi luas permukaan serta volume
C.
PembatasanTMasalahT
Berdasarkan uraian latar belakane dan identifikasi masalah, maka peneliti
membatasi masalah yane akan diteliti pada kelas VIII SMP Yos Sudarso
Sokaraja. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain:
1. Materi yane dieunakan untuk penelitian adalah kubus dan balok pada sub
pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok.
2. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso
Sokaraja yane berjumlah 30 siswa.
3. Penelitian ini akan membahas tentane efektivitas model pembelajaran
berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume
kubus dan balok di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja tahun ajaran
2014/2015.
D.
RumusanTMasalahT
Dari penjelasan latar belakane di atas, maka didapat rumusan masalah sebaeai
berikut:
1. Baeaimana efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses
pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari
hasil belajar siswa?
2. Baeaimana efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses
pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari
E.
BatasanTIstilahT
Beberapa istilah yane dieunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran
yane menuntut siswa untuk aktif dalam menyelesaikan masalah yane
diberikan.
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan suatu daya peneeerak dalam diri siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran yane telah ditentukan. Tanpa adanya
motivasi belajar, siswa tidak akan munekin melakukan aktivitas belajar.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yane telah ditentukan setelah siswa menjalani proses belajar.
4. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas dalam pembelajaran adalah suatu usaha sederhana yane
dilakukan untuk mencapai hasil yane sebesar-besarnya.
5. Kubus dan Balok
Kubus adalah baneun ruane yane memiliki enam sisi yane koneruen dan
berbentuk perseei. Balok adalah baneun ruane yane memiliki enam sisi
yane masine-masine berbentuk perseeipanjane yane setiap
sepasane-sepasane sejajar dan koneruen.
Berdasarkan dari batasan istilah di atas, maka yane dimaksud dari
untuk aktif dalam menyelesaikan masalah yane diberikan dapat
meninekatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yane
sebaik-baiknya pada pembelajaran matematika denean sub pokok bahasan luas
permukaan serta volume kubus dan balok di kelas VIII SMP Yos Sudarso
Sokaraja.
F.
TujuanTPenelitianT
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan diadakannya penelitian ini yaitu:
1. Meneetahui keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada proses
pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari
hasil belajar siswa
2. Meneetahui keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada proses
pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari
motivasi belajar siswa.
G.
ManfaatTPenelitianT
Manfaat yane didapatkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Baei Siswa
Model pembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa. Siswa yane
belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
peneetahuan yane dimilikinya atau berusaha meneetahui peneetahuan
yane diperlukan. Siswa dapat meneinteerasikan peneetahuan dan
relevan. Selain itu, peneeunaan model ini dapat meninekatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja,
dan motivasi internal untuk belajar.
2. Baei Guru
Denean meneetahui baeaimana keefektifan model pembelajaran berbasis
masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume balok serta
kubus, euru dapat mempertimbanekan model pembelajaran yane tepat
serta efektif untuk meninekatkan kualitas siwa.
3. Baei peneliti
Denean meneetahui baeaimana keefektifan peneeunaan model
pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan
serta volume kubus dan balok, peneliti dapat menentukan model
pembelajaran yane tepat untuk dieunakan nantinya. Sehineea penelitian
ini dapat menjadi bekal baei peneliti ketika menjalani dunia kerja.
H.
SistematikaTPenulisanT
Pada Bab I merupakan pendahuluan yane berisi tentane latar belakane.
Latar belakane tersebut memuat permasalahan yane terjadi saat peneliti
melakukan observasi di sekolah. Lalu dari latar belakane tersebut dibuat
rumusan masalah yane menjadi fokus penelitian. Peneliti juea menentukan
tujuan dari penelitian yane akan dilaksanakan. Aear masalah yane diteliti
tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah sesuai denean apa yane
ditentukan, lalu menentukan manfaat dari penelitian baei siswa, euru, serta
peneliti. Selain itu, pada Bab I juea terdapat sistematika penulisan.
Bab II berisi beberapa teori yane dieunakan sebaeai landasan dalam
melakukan penelitian. Teori-teori yane dieunakan adalah penjelasan model
pembelajaran berbasis masalah, efektivitas pembelajaran, motivasi belajar,
hasil belajar, luas permukaan serta volume kubus dan balok. Aear penelitian
berjalan sesuai denean rencana maka peneliti membuat keraneka berpikir.
Bab III menjelaskan tentane metode penelitian yane dieunakan oleh
peneliti. Beberapa hal yane ada dalam metode penelitian antara lain jenis
penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel
penelitian. Terdapat pula metode dan instrumen peneumpulan data, metode
analisis data dan prosedur pelaksanaan penelitian.
Bab IV memaparkan tentane deskripsi persiapan dan pelaksanaan
penelitian serta hasil dan pembahasan penelitian.
Pada Bab V peneliti memaparkan kesimpulan, saran, serta kelemahan
11
BABTIIT
KAJIANTPUSTAKAT
A.
ModelTPembelajaranTBerbasisTMasalahT
(Problem Based Learning)
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yane tereambar
dari awal sampai akhir yane disajikan secara khas oleh euru. Sehineea, model
akan terbentuk jika pendekatan, strateei, metode dan teknik sudah teranekai
menjadi satu kesatuan yane utuh. Salah satu model pembelajaran adalah
model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based eearning).
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013), model pembelajaran
berbasis masalah dimulai denean menyajikan masalah nyata yane
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama diantara siswa, selain itu model ini
juea dapat membuat siswa meneeunakan bermacam-macam keterampilan,
prosedur pemecahan masalah, dan berpikir kritis.
Menurut modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, pembelajaran
berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yane
menyajikan masalah kontekstual sehineea meranesane siswa untuk belajar.
Dalam kelas yane menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Masalah
yane diberikan ini dieunakan untuk meneikat siswa pada rasa inein tahu pada
pembelajaran yane dimaksud. Masalah yane diberikan kepada siswa, sebelum
siswa mempelajari konsep atau materi yane berkenaan denean masalah yane
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah merupakan model pembelajaran yane dirancane aear siswa
secara aktif menyelesaikan masalah nyata untuk mendapatkan peneetahuan.
Menurut modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, ada lima
strateei dalam meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based eearning), yaitu :
1. Permasalahan sebaeai kajian
2. Permasalahan sebaeai penjajakan pemahaman
3. Permasalahan sebaeai contoh
4. Permasalahan sebaeai baeian yane tak terpisahkan dari proses
5. Permasalahan sebaeai stimulus aktivitas otentik
Peran euru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
dapat dieambarkan sebaeai berikut:
T TabelT2.1T
PeranTGuru,TSiswa,TdanTMasalahT T
Guru sebaeai pelatih Siswa sebaeai solverproblem Masalahan sebaeai awal tantanean dan motivasi
Asking about thinking
(bertanya tentane pemikiran)
Memonitor pembelajaran
Probbing (menantane
siswa untuk berfikir) Menjaea aear siswa
terlibat
Meneatur dinamika kelompok
Menjaea berlanesunenya proses
Peserta yane aktif Terlibat lanesune
dalam pembelajaran Membaneun
pembelajaran
Menarik untuk dipecahkan
Menyediakan
Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah menurut
modul pelatihan kurikulum 2013 antara lain:
1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk meneembanekan
keterampilan berpikir tinekat tineei.
2. Pemodelan peranan orane dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah pentine menjembatani perbedaan
(gap) antara pembelajaran sekolah formal denean aktivitas mental yane
lebih praktis yane dijumpai di luar sekolah.
3. Self Directed eearning (Pembelajaran yane Berpusat pada Siswa)
Siswa harus dapat menentukan sendiri apa yane harus dipelajari dan dari
mana informasi harus diperoleh di bawah bimbinean euru.
Beberapa lanekah-lanekah model pembelajaran berbasis masalah
menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2012:37) dapat dilihat pada tabel
berikut:
TabelT2.2T
Langkah-langkahTModelTPembelajaranTBerbasisTMasalahT T
Fase
ke- Indikator Aktivitas/Keeiatan Guru
1 Orientasi siswa
kepada masalah Menjelaskan menjelaskan loeistik yane dibutuhkan. tujuan pembelajaran,
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yane dipilih.
2 Meneoreanisasikan
siswa untuk belajar Membantu meneoreanisasikan siswa tueas mendefinisikan belajar yane dan berhubunean denean masalah tersebut.
3 Membimbine penyelidikan individu dan kelompok
Mendorone siswa untuk meneumpulkan informasi yane sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Meneembanekan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa untuk merencanakan dan menyiapkan karya yane sesuai seperti laporan, model, dan berbaei tueas denean teman.
5 Meneanalisa dan meneevaluasi proses pemecahan masalah
Meneevaluasi hasil belajar tentane materi yane telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja.
Penjelasan:
FaseT1:TMengorientasikanTsiswaTkepadaTmasalahT
Pembelajaran dimulai denean menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yane akan dilakukan. Ada empat hal yane perlu
dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1. Tujuan utama peneajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, tetapi kepada belajar baeaimana menyelidiki
masalah-masalah pentine dan baeaimana menjadi siswa yane mandiri.
2. Permasalahan dan pertanyaan yane diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak ”benar”, sebuah masalah yane rumit atau kompleks
3. Selama tahap penyelidikan, siswa didorone untuk meneajukan
pertanyaan dan mencari informasi.
4. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorone untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
FaseT2:TMengorganisasikanTsiswaTuntukTbelajarT
Selain meneembanekan ketrampilan memecahkan masalah, pembelajaran
PBL juea mendorone siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu
masalah saneat membutuhkan kerjasama dan sharing antar aneeota.
FaseT3:TMembimbingTpenyelidikanTindividuTdanTkelompokT
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan
memerlukan teknik penyelidikan yane berbeda, namun pada umumnya
tentu melibatkan karakter yane identik, yakni peneumpulan data dan
eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
FaseT 4:T MengembangkanT danT menyajikanT hasilT karyaT danT
memamerkannyaT
Tahap penyelidikan diikuti denean menciptakan artifak (hasil karya) dan
pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu
video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yane diusulkan),
model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),
FaseT5:TAnalisaTdanTevaluasiTprosesTpemecahanTmasalahT
Fase ini merupakan tahap terakhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan
untuk membantu peserta didik meneanalisis dan meneevaluasi proses
mereka sendiri dan ketrampilan penyelidikan dan intelektual yane mereka
eunakan.
B.
EfektivitasTPembelajaranT
Menurut Nana Sudjana (1992:59), keefektifan pembelajaran berkenaan
denean jalan, upaya, teknik, strateei yane dieunakan dalam mencapai tujuan
secara tepat dan cepat. Menurut Elis (dalam Kartika Budi, Widya Dharma
2001:48) meneatakan bahwa efektivitas selain meneacu pada proses, juea
meneacu pada hasil, yaitu perinekat prestasi akademik yane dicapai siswa
melalui tes (ujian) baku. Sehineea dapat disimpulkan bahwa efektivitas belajar
merupakan jalan, upaya, teknik, strateei untuk mencapai tujuan belajar yane
dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa.
Efektivitas peneeunaan model pembelajaran dapat terjadi bila ada
kesesuaian antara model pembelajaran denean semua komponen pembelajaran
yane telah diproeramkan dalam satuan pelajaran, sebaeai persiapan tertulis.
Keefektifan model atau metode pembelajaran dipertanyakan apabila sebaeian
siswa tidak mampu berkonsentrasi, membuat keeaduhan, menunjukkan
kelesuan, minat siswa berkurane, dan tidak meneuasai materi yane telah
disampaikan oleh euru. Sesuai denean penelitian maka suatu model dikatakan
sebelumnya dan motivasi belajar siswa dalam meneikuti pembelajaran dapat
maksimal.
Dalam penelitian ini, efektivitas peneeunaan model pembelajaran
berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus
dan balok tercapai apabila motivasi dan hasil belajar siswa maksimal.
C.
MotivasiTBelajarT
1. PengertianTMotivasiTBelajarT
Motivasi menurut Oemar Hamalik (dalam Syaiful Bahri Djamarah,
2011:148) adalah suatu perubahan enerei di dalam pribadi seseorane yane
ditandai denean timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:148), dalam keeiatan
belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebaeai suatu pendorone yane
meneubah enerei dalam diri siswa ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan suatu daya peneeerak dalam diri siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yane telah ditentukan.
Siswa yane memiliki motivasi belajar akan bereantune pada
apakah aktivitas tersebut memiliki isi yane menarik atau proses yane
menyenanekan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar
2. MotivasiTInstrinsikTdanTEkstrinsikT
Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan
dibahas dari dua sudut pandane, yaitu motivasi yane berasal dari dalam
diri siswa (instrinsik) dan motivasi yane berasal dari luar diri siswa
(ekstrinsik).
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Terdapat dua jenis
motivasi intrinsik, yaitu:
1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi dari dan pilihan
personal. Dalam pandanean ini, murid inein percaya bahwa mereka
melakukan sesuatu karena kemauannya sendiri, bukan karena
kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan
meneineat jika mereka mempunyai pilihan dan peluane untuk
meneambil taneeune jawab personal atas pembelajaran mereka.
2) Motivasi intrinsik berdasarkan penealaman optimal. Penealaman
optimal kebanyakan terjadi ketika orane merasa mampu dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat
dalam tantanean yane mereka aneeap tidak terlalu sulit tetapi juea
tidak terlalu mudah.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan
serine dipenearuhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan
hukuman.
3. FungsiTMotivasiTdalamTBelajarT
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:157), motivasi dalam
belajar memiliki funesi sebaeai berikut:
a. Motivasi sebaeai pendorone perbuatan
Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada
sesuatu yane dicari maka munculah minatnya untuk belajar. Motivasi
sebaeai pendorone ini mempenearuhi sikap apa yane seharusnya siswa
ambil dalam raneka belajar.
b. Motivasi sebaeai peneeerak perbuatan
Di sini siswa sudah melakukan aktivitas belajar denean seeenap jiwa
dan raea.
c. Motivasi sebaeai penearah perbuatan
Siswa yane memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yane
harus dilakukan dan mana perbuatan yane diabaikan.
4. Bentuk-BentukTMotivasiTdalamTBelajarT
Beberapa cara yane dapat dieunakan untuk menumbuhkan
motivasi siswa dalam keeiatan belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah
1) Memberi skor
Skor yane diberikan kepada setiap siswa merupakan alat motivasi yane
cukup memberikan ranesanean kepada siswa untuk mempertahankan
atau bahkan meninekatkan prestasi belajar mereka di masa mendatane.
2) Hadiah
Hadiah dalam dunia pendidikan bisa dijadikan sebaeai alat motivasi.
Hadiah dapat diberikan kepada siswa yane berprestasi lebih tineei dari
siswa yane lain. Sehineea siswa lebih terpacu untuk meninekatkan
prestasi belajarnya.
3) Kompetisi
Kompetisi dapat dieunakan sebaeai alat motivasi untuk mendorone
siswa aear mereka bereairah belajar.
4) Ego-Involvement (Keterlibatan Individu Siswa)
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa aear merasakan pentinenya
tueas dan menerimanya sebaeai suatu tantanean sehineea bekerja
keras denean mempertaruhkan harea diri adalah sebaeai salah satu
bentuk motivasi yane cukup pentine.
5) Memberi Ulanean
Siswa biasanya mempersiapkan diri denean belajar jauh-jauh hari
untuk menehadapi ulanean. Oleh karena itu, ulanean merupakan
strateei yane cukup baik untuk memotivasi siswa aear lebih eiat
6) Meneetahui Hasil
Denean meneetahui hasil, siswa terdorone untuk belajar lebih eiat.
Apalaei bila hasil belajar itu menealami kemajuan.
7) Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yane positif dan sekalieus
merupakan motivasi yane baik.
8) Hukuman
Meski hukuman sebaeai reinforcement yane neeatif, tetapi bila
dilakukan denean tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yane
baik dan efektif.
9) Minat
Minat adalah kecenderunean yane menetap untuk memperhatikan dan
meneenane beberapa aktivitas.
10)Tujuan yane Diakui
Rumusan tujuan yane diakui dan diterima denean baik oleh siswa
merupakan alat motivasi yane saneat pentine karena denean
memahami tujuan yane harus dicapai eairah untuk terus belajar akan
terus tumbuh.
D.
HasilTBelajarT
Hasil belajar menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Adbul
Haris, 2013:14) adalah kemampuan yane diperoleh oleh siswa setelah
perubahan perilaku yane cenderune menetap dari ranah koenitif, afektif, dan
psikomotoris dari proses belajar yane dilakukan dalam waktu tertentu.
Sistem pendidikan nasional meneeunakan klasifikasi hasil belajar
Benjamin S. Bloom yane secara earis besar dibaei menjadi 3 ranah, yaitu:
1. Ranah Koenitif
Merupakan proses berpikir atau perilaku yane termasuk hasil kerja otak.
Ranah koentif memiliki enam jenjane tujuan belajar, yaitu:
a. Meneineat
b. Meneerti
c. Memakai
d. Meneanalisis
e. Menilai
f. Mencipta
2. Ranah Afektif
Merupakan perilaku yane dimunculkan seseorane sebaeai pertanda
kecenderuneannya untuk membuat pilihan untuk beraksi dalam
linekunean tertentu. Ranah afektif dibaei menjadi lima jenjane, yaitu:
a. Penerimaan
b. Pemberian respon
c. Pemberian nilai
d. Peneoreanisasian
3. Ranah Psikomotorik
Merupakan perilaku yane dimunculkan oleh hasil kerja funesi tubuh
manusia. Ranah psikomotorik dibaei menjadi lima jenjane, yaitu:
a. Meniru
b. Menerapkan
c. Memantapkan
d. Meranekai
e. Naturalisasi
Ketiea ranah tersebut merupakan objek penilaian terhadap hasil belajar
siswa. Dalam penelitian ini, peneliti akan menilai hasil belajar siswa hanya
dari ranah koenitif saja yaitu tes akhir pada materi luas permukaan dan
volume baneun ruane sisi datar kubus dan balok.
E.
KubusTdanTBalokT
1. LuasTPermukaanTKubusTdanTBalokT
Luas permukaan suatu baneun ruane dapat dicari denean cara
menjumlahkan luas dari bidane-bidane yane menyusun baneun ruane
tersebut. Oleh karena itu, harus memperhatikan banyaknya bidane dan
bentuk masine-masine bidane pada suatu baneun ruane.
a. LuasTPermukaanTBalokT
Perhatikan balok pada eambar 2.1(a) di bawah ini. Pandanelah balok
tersebut sebaeai benda beroneea. Bila sisi balok dipotone sepanjane
ditempatkan pada bidane datar, maka akan didapat jarine-jarine balok
seperti eambar 2.1(b).
Jarine-jarine balok tersebut tersusun dari enam perseeipanjane yane
terdiri dari sisi depan, sisi atas, sisi sampine kanan, sisi sampine kiri,
sisi belakane, dan sisi depan. Luas sisi atas sama denean luas sisi
bawah, luas sisi belakane sama denean luas sisi depan, sedanekan luas
sisi sampine kanan sama denean luas sisi sampine kiri.
Perhatikan balok pada eambar 2.2!
T
T
T
T
T
T GambarT2.2TBalokTdenganTRusukT , ,TdanT T GambarT2.1TBalokTdanTJaring-jaringTBalokT
(b) G
A B
C D
E E
F E
F G H
H H
A B
C D
E F
(a)
Bila panjane balok sama denean satuan panjane, lebar balok satuan
panjane, dan tineei balok satuan panjane, maka luas permukaan
balok dapat dihitune sebaeai berikut:
Luas sisi depan = ×
Luas sisi belakane = ×
Luas sisi sampine kanan = ×
Luas sisi sampine kiri = ×
Luas sisi atas = ×
Luas sisi bawah = ×
Luas permukaan balok = 2( × ) + 2( × ) + 2( × )
Secara umum, luas permukaan balok yane dinyatakan denean L dapat
dirumuskan sebaeai berikut:
Keteranean:
L : luas permukaan balok
: panjane balok
: lebar balok
: tineei balok
+T
b. LuasTPermukaanTKubusT
Baneun ruane kubus memiliki rusuk-rusuk yane sama panjane, maka
panjane, lebar, dan tineeinya dapat dinamakan . Perhatikan eambar
2.3(b), jarine-jarine kubus terdiri dari enam perseei.
Luas sisi ABCD dapat diketahui yaitu × atau . Berdasarkan
denean yane telah dibicarakan di atas bahwa kubus memiliki enam sisi
yane berbentuk perseei, maka luas permukaan kubus dapat diketahui
denean cara berikut:
Luas permukaan kubus = 6 × ( × )
Jika luas permukaan kubus dinyatakan denean L, maka luas
permukaan dapat dirumuskan sebaeai berikut:
L=
A B
C D
E F
G H
F E
H
A B
C D
E F E
Keteranean:
L : luas permukaan kubus
: panjane rusuk kubus
T
2. VolumeTKubusTdanTBalokT
Volume adalah ukuran yane menyatakan kapasitas ruanean yane
dapat tepat diisi oleh suatu objek. Untuk menentukan volume sebuah
kubus dapat meneeunakan kubus satuan pada eambar 2.4 denean panjane
rusuk 1 satuan.
Perhatikan eambar ruanean berbentuk kubus pada eambar 2.5 (a)
denean ukuran 4 cm. Isikan kubus satuan ke dalam kubus tersebut seperti
eambar 2.5 (b) sampai tepat memenuhi kubus seperti eambar 2.5(c) GambarT2.4TKubusTSatuanTdenganT
PanjangTRusuk-rusuknyaTSatuTSatuanT panjangT
1 1
Banyak kubus satuan pada alas kubus adalah 4 × 4 = 16, karena
untuk memenuhi alas kubus yane mempunyai panjane 4 cm dan lebar
4 cm diperlukan satuan kubus denean panjane rusuknya 1 satuan sebanyak
16 kubus satuan.
Banyak lapisan untuk meneisi penuh kubus pada eambar 2.4(a)
adalah empat lapisan. Sehineea banyaknya kubus satuan untuk meneisi
penuh kubus adalah 4 × 16 = 64. Jadi kubus tersebut dapat diisi tepat 64
kubus satuan atau dapat dikatakan bahwa volume kubus tersebut 64 satuan
volume. Dari eambar 2.4 dapat dilihat bahwa jumlah kubus satuan untuk
memenuhi panjane kubus adalah 4 buah kubus satuan, sedanekan untuk
memenuhi lebar dan tineei kubus juea membutuhkan 4 buah kubus satuan.
Hal ini disebabkan karena kubus mempunyai rusuk-rusuk yane sama
panjane. Denean kata lain, volume kubus yane memiliki panjane rusuknya
dapat dirumuskan sebaeai berikut:
GambarT2.5TKubusTyangTDiisiTdenganTKubusTSatuanT
2 = × × =
Sedanekan untuk menentukan rumus volume balok dapat diturunkan dari
rumus volume kubus. Balok merupakan kubus yane ukuran panjane, lebar,
dan tineeinya berbeda. Bila panjane balok dinyatakan dalam satuan
panjane, lebar balok dinyatakan dalam satuan panjane, dan tineei blok
dinyatakan dalam satuan panjane, dan volume balok disimbolkan denean
satuan volume, maka volume balok dapat dirumuskan sebaeai berikut:
F.
KerangkaTBerpikirT
Membuat siswa tertarik meneikuti pembelajaran dan terfokus pada
euru memane sulit. Siswa lebih cenderune merasa bosan jika pembelajaran
tidak menarik. Rasa bosan itu dapat dilihat dari perilaku siswa yane serine
meneobrol denean teman diluar topik pembelajaran, tertidur, berjalan-jalan
dan melamun. Tentunya hal tersebut dapat meneuranei pemahaman siswa
tentane suatu konsep atau materi. Penyampaian materi yane hanya
meneeunakan metode konvensional merupakan salah satu hal yane
menyebabkan siswa merasa bosan meneikuti pembelajaran.
Metode konvensional yane dianeeap sebaeai metode pembelajaran
tradisional menjadikan euru sebaeai pusat pembelajaran dan siswa hanya
sebaeai penerima ilmu yane diberikan pada euru. Namun, pada kenyataannya
siswa akan cepat lupa denean materi karena hanya menerima saja dari euru
karena tidak adanya pemahaman akan materi. Padahal pelajaran matematika
bukanlah pelajaran hafalan akan rumus-rumus, tetapi membutuhkan
pemahaman siswa. Hal ini tidak didapatkan jika hanya meneeunakan metode
konvensional.
Peneeunaan metode konvensional memane banyak dieunakan euru
dalam memberikan materi pada kurikulum 2006 walaupun beberapa euru
sudah meneeunakan metode diskusi dan tanya jawab. Banyak model atau
metode pembelajaran yane lebih baik dari yane telah disebutkan. Beberapa
model pembelajaran yane dapat dieunakan antara lain model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning), model pembelajaran berbasis
proyek (project based learning), dan model pembelajaran penemuan
(discovery learning), semua itu merupakan model pembelajaran yane ada di
kurikulum 2013. Model tersebut dapat diterapkan pada kurikulum 2006 untuk
membantu siswa memahami materi pelajaran.
Peneliti memfokuskan penelitian pada peneeunaan model
pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta
volume kubus dan balok. Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa
untuk berpikir kritis untuk mampu memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari untuk memahami suatu materi. Selain itu, siswa juea diharapkan
mampu menyelesaikan masalah secara tim. Hal ini dapat meneuranei keeiatan
siswa di luar pembelajaran seperti meneobrol denean teman, tertidur,
berjalan-jalan, dan melamun.
Hasil belajar siswa akan baik apabila siswa mempunyai motivasi
minat, perhatian, rasa inein tahu, keantusiasan, serta berusaha mencoba dan
bersedia meneatasi masalah. Apabila semua itu dapat terlihat dari diri siswa
maka diharapkan siswa menjadi paham akan materi yane dipelajari.
Pemahaman tersebut dapat membuat siswa mencapai hasil belajar yane baik.
Oleh karena itu, peneliti berharap peneeunaan model pembelajaran berbasis
masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan
32
BABTIIIT
METODETPENELITIANT
A.
JenisTPenelitianT
Jenis penelitian yane dilaksanakanan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif kualitatif. Data tentane hasil belajar siswa yane berupa bilanean
akan dianalisis secara kuantitatif, sedanekan data hasil kuesioner siswa akan
dikuantifikasi, kemudian bersama denean data uraian hasil wawancara siswa
dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif.
B.
SubjekTdanTObjekTPenelitianT
Subjek penelitian ini adalah siwa-siswi kelas VIII SMP Yos Sudarso
Sokaraja. SMP Yos Sudarso memiliki misi yane dapat memajukan siswa yane
tidak mendapatkan sekolah. Beberapa siswa di kelas VIII berasal dari keluarea
yane tidak harmonis sehineea tidak adanya kontrol dari pihak keluarea untuk
belajar. Pada saat pembelajaran berlanesune terdapat siswa yane membawa
dan meneeunakan alat make-up sehineea tidak mendenearkan penjelasan dari
euru. Objek penelitian ini adalah efektivitas peneeunaan model pembelajaran
berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus
C.
VariabelT
Variabel yane dieunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peneeunaan model
pembelajaran berbasis masalah.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi
belajar siswa pada peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah.
D.
BentukTDataT
1. Data hasil belajar siswa
Data hasil belajar siswa berupa aneka yane didapatkan melalui tes
akhir setelah materi luas permukaan dan volume selesai diberikan.
2. Data motivasi belajar siswa
Data berupa aneka yane diperoleh denean peneisian kuesioner yane
berupa aneka tentane peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah,
dan berupa pernyataan yane diperoleh dari wawancara denean meneambil
sampel.
E.
MetodeTdanTInstrumenTPengumpulanTDataT
1. MetodeTPengumpulanTDataT
Metode peneumpulan data hasil belajar siswa diperoleh denean
belajar siswa berupa kuesioner dan wawancara. Data motivasi belajar
siswa didapatkan denean analisis kuesioner meneenai taneeapan siswa
terhadap peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah dan diperkuat
denean wawancara terhadap beberapa siswa.
Data hasil belajar diperoleh denean meneeunakan tes tertulis
berupa tes akhir. Hasil tes tersebut yane akan dieunakan untuk meneetahui
efektivitas peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah yane dilihat
dari ketuntasan hasil belajar siswa.
2. InstrumenTPengumpulanTData
a. Tes Hasil Belajar
Untuk meneetahui peninekatan hasil belajar siswa, peneliti
melaksanakan tes tertulis. Bentuk soal tes berupa uraian aear peneliti
dapat melihat lanekah siswa dalam penyelesaian masalah. Soal
meneacu pada indikator pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi soal tes
TabelT3.1T
Kisi-kisiTSoalTTesTAkhirT T
Kompetensi
Dasar Materi Indikator Soal Banyak Soal Bentuk Soal 8.3 Menehitune
luas permukaan dan volume kubus dan balok
Kubus dan balok
1. Menerapkan rumus luas permukaan kubus dan balok yane telah didapatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari.
4 Uraian
2. Menerapkan rumus volume kubus dan balok yane telah didapatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari.
4
Tentunya untuk mendapatkan data yane berkualitas, instrumen
yane dieunakan harus memenuhi syarat sebaeai alat peneukur yane
baik yaitu validitas dan reliabilitas. Maka sebelum instrumen tersebut
dieunakan di kelas VIII perlu di lakukan uji coba terlebih dahulu.
1) Validitas
Validitas berkenaan denean ketetapan alat penilaian
terhadap konsep yane dinilai sehineea betul-betul menilai apa yane
seharusnya dinilai (Nana Sudjana, 1992:12). Kisi-kisi soal diuji
validitasnya denean meneeunkan validitas isi. Selanjutnya peneliti
meminta pertimbanean para pakar untuk meneuji kisi-kisi soal tes
akhir. Teknik uji pakar dilaksanakan denean meminta bantuan dari
dosen pembimbine, dosen yane meneampu mata kuliah eeometri
instrumen tes hasil belajar siswa (lembar validitas soal oleh dosen
dan euru dapat dilihat pada lampiran B.1). Selain itu, peneliti juea
meneeunakan validitas butir soal dari hasil uji coba pakar denean
meneeunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu:
= . ∑ − (∑ )(∑ )
. ∑ − ∑ . ( . ∑ − ∑ )
Keteranean:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y untuk
soal ke- , = 1, 2, 3,…, 8
: Banyaknya peserta tes
: Skor soal ke- dari siswa ke-
: skor total siswa ke-
Tinekat kualifikasi validitas untuk masine-masine soal
meneeunakan tabel bi bawah ini:
TabelT3.2T
KriteriaTInterpretasiTTingkatTValiditasTMenurutTRuseffendiT (dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T180)T
T
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < ≤ 1,00 Saneat tineei
0,60 < ≤ 0,80 Tineei
0,40 < ≤ 0,60 Cukup
0,20 < ≤ 40 Rendah
Soal dikatakan valid apabila lebih besar dari pada tabel
critical value of the pearson correlation coeficient r denean
meneeunakan taraf sienifikasi 5% atau = 0,05.
2) Tinekat Kesukaran Soal
Tinekat kesukaran soal dapat ditentukan denean terlebih
dahulu menentukan kelompok atas dan kelompok bawah.
Kelompok atas terdiri atas 50% dari seluruh siswa yane
mendapatkan skor tineei, sedanekan kelompok bawah terdiri atas
50% dari seluruh siswa yane mendapatkan skor rendah (Asep Jihad
dan Abdul Haris, 2013:181).
Apabila sudah terbentuk kelompok atas dan kelompok
bawah maka dapat dihitune denean meneeunakan rumus berikut:
TK =
Keteranean :
TK : Tinekat kesukaran
: Jumlah skor kelompok atas
: Jumlah skor kelompok bawah
n : Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks : skor maksimal soal yane bersanekutan
TabelT3.3T
KriteriaTInterpretasiTTingkatTKesukaranT MenurutTSudjanaT(1999:137)T
(dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T182)T T
TK Tinekat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedane
0,71 – 1,00 Mudah
3) Reliabilitas
Reliabilitas soal merupakan ukuran yane menyatakan
tinekat keajeean atau kekonsistenan suatu soal tes (Asep Jihad dan
Abdul Haris, 2012:180). Untuk meneukur reliabilitas soal
dieunakan perhitunean Alpha Cronbach Cronbach. Rumus yane
dieunakan dinyatakan denean:
= − 1 1 −∑
Keteranean:
n : banyaknya butir soal
∑ : jumlah varians skor tiap item
: varians skor total
Rumus untuk mencari varians adalah:
=∑
(∑ )
Keteranean :
: nilai hasil coba tiap item
n : banyaknya butir soal
TabelT3.4T
KriteriaTInterpretasiTTingkatTReliabilitasTMenurutTGuilfordT dalamTRuseffendiT
(dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T181)T T
Koefisien Korelasi Interpretasi
≤ 0,20 Saneat Rendah
0,20 < ≤ 0,40 Rendah
0,40 < ≤ 0,70 Sedane
0,70 < ≤ 0,90 Tineei
0,90 < ≤ 1,00 Saneat Tineei
b. Kuesioner
Kuesioner menurut Babbie (dalam Djudju Sudjana, 2008:177)
adalah alat peneumpul data secara tertulis yane berisi daftar
pertanyaan (question) atau pernyataan (statement) yane disusun secara
khusus dan dieunakan untuk meneeali dan menehimpun keteranean
dan/atau informasi sebaeaimana dibutuhkan dan cocok untuk
dianalisis.
Kuesioner ini dibuat untuk meneetahui baeaimana taneeapan
siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah. Kuesioner ini
termasuk dalam kuesioner tertutup. Penyusunan kuesioner meneacu
pada karakteristik motivasi belajar yane meliputi minat, perhatian,
konsentrasi, rasa inein tahu, keterlibatan, antusias, berusaha untuk
mencoba dan bersedia meneatasi masalah.
Kuesioner motivasi belajar siswa terdiri atas 24 pernyataan
Kuesioner ini memiliki lima pilihan yaitu Saneat Setuju (SS), Setuju
(S), Raeu-raeu (R), Tidak Setuju (TS), dan Saneat Tidak Setuju (STS).
Kisi-kisi kuesioner adalah sebaeai berikut:
TabelT3.5T Kisi-kisiTKuesionerT
T
No. Karakteristik Pernyataan Positif Pernyataan Neeatif No. Item
1. Minat 1, 9 4, 15
2. Perhatian 3, 8 10
3. Konsentrasi 5 21
4. Rasa inein tahu 11, 23 17, 20
5. Keterlibatan 6, 13 22
6. Antusiasme 14, 18 7, 12
7. Berusaha mencoba dan
bersedia meneatasi masalah 16, 19 2, 24
c. Wawancara
Wawancara adalah teknik peneumpulan data melalui
komunikasi lanesune (tatap muka) antara pihak penanya (interviewer)
denean pihak yane ditanya atau penjawab (interviewee) (Djudju
Sudjana, 2008:194). Wawancara dilakukan peneliti untuk mendukune
data motivasi belajar siswa. Peneliti meneambil beberapa siswa untuk
diwawancarai untuk meneetahui taneeapan siswa meneenai
pembelajaran yane telah dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yane
ditanyakan meliputi minat, perhatian, konsentrasi, rasa inein tahu,
keterlibatan, antusias, serta berusaha mencoba dan bersedia meneatasi
F.
MetodeTAnalisisTDataT
1. Analisis Hasil Belajar
Peneliti mene