• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Cosplayer Berdasarkan Komunikasi Simbolik T1 362008028 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Cosplayer Berdasarkan Komunikasi Simbolik T1 362008028 BAB V"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KONSEP DIRI

COSPLAYER

KOMUNITAS

COSPLAY

JAICO

Pada bagian ini peneliti telah menganalisa hasil dari penelitian yang dilakukan. Setelah melihat permasalahan yang ada, mencari teori yang sesuai dengan permasalahan, kemudian menentukan metodologi atau strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui konsep diri cosplayer berdasarkan komunikasi simbolik.

5.1.Pemahaman tentang cosplay sebelum jadi cosplayer

Sebelum masuk menjadi anggota dan menjadi cosplayer, anggota lama komunitas Jaico yang menjadi informan dalam penelitian ini memiliki latar belakang dan alasannya kemudian memutuskan untuk bergabung menjadi anggota komunitas Jaico dan menjadi cosplayer. Pada waktu sebelum menjadi cosplayer, mereka memiliki pemahaman menurut versi mereka sendiri tentang apa itu kegiatan cosplay, sehingga membuat mereka tertarik untuk melakukan kegiatan tersebut. Berikut penjelasan tentang apa itu cosplay, menurut informan dalam penelitian ini yaitu pandangan mereka sebelum menjadi cosplayer.

(2)

dicosplaykan oleh Henky adalah karakter yang pendiam, dingin, dan tidak banyak bicara. Hal tersebut menurutnya karena karakter yang cenderung banyak bicara tidak cocok dengan sifat asli dirinya. Baik cosplay individu dan cosplay cabaret sudah pernah dimainkan oleh Henky. Di dalam cosplay kabaret Henky banyak belajar untuk mengembangkan kemampuannya dalam memainkan peran yang dia cosplaykan. Karena dalam cosplay kabaret yang dilakukan secara berkelompok, tentunya harus tampil bersama orang lain, maka harus ada kerja sama yang baik agar setiap karakter dapat diperankan dengan baik.

Sebelum aktif menjadi cosplayer, Reyra memiliki pandangan terhadap apa itu cosplay, menurutnya cosplay adalah bagian dari cita-cita yang ingin dia penuhi, dan dia menjadi tertarik dengan cosplay, karena dengan cosplay dia dapat memakai kostum sesuai dengan karakter yang dia sukai dalam anime. Ketertarikannya itu yang membuat Reyra ingin menjadikan cosplay sebagai hobby, ditambah karena ketertarikannya pada anime Jepang sudah sejak dia masih kecil, dan membuat dia menjadi cosplayer dan terhitung menjadi anggota yang aktif di Jaico.

Sebelum bergabung dalam komunitas cosplay, baik yang berada di Kudus ataupun Semarang, pandangan Tora mengenai apa itu cosplay adalah hobby yang bisa jadi sesuatu yang serius dan bisa jadi sebuah cita-cita. Karena dari kecil Tora sudah suka dengan tokoh-tokoh dalam anime dan film tokusatsu, dan ingin menjadi seperti tokoh yang disukai, dengan begitu, ketika sudah menjadi seorang cosplayer, baginya itu adalah cita-cita masa kecil yang sudah tercapai.

Sebelum aktif menjadi seorang cosplayer yang sering menampilkan kostum Kamen Rider, menurut Adi kegiatan cosplay adalah kegiatan memainkan peran dengan menggunakan ksotum kemudian tampil di atas panggung menampilkan karakter sesuai dengan kostum yang dibawakan.

(3)

5.2. Panggung Belakang (Back Stage)

5.2.1. Kegiatan di Panggung Belakang (back stage)

Pertunjukan Cosplay, seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan dalam penelitian ini, merupakan kegiatan memerankan tokoh seperti yang ada dalam animasi dan tokusastu Jepang dengan menggunakan kostum seperti tokoh tersebut. Sebelum melakukan pertunjukan Cosplay, tentu ada beberapa hal yang harus Cosplayer persiapkan agar pertunjukan mereka berjalan dengan baik, dan supaya dapat membawakan kostum dan karakter yang mereka bawakan sesuai karakter yang ada di dalam anime dan tokusatsu.Berikut akan dijelaskan tentang proses persiapan yang dilakukan oleh cosplayer dalam mempersiapkan pertunjukan cosplay.

Sebelum memutuskan untuk membawakan sebuah karakter untuk dicosplaykan, terlebih dahulu ada hal penting yang harus diperhatikan. Informan dalam penelitian ini sepakat mengatakan dalam wawancara yang kami lakukan, bahwa yang paling penting dalam melakukan pertunjukan Cosplay adalah menyukai dan mengetahui dengan baik karakter yang akan mereka bawakan. Masing-masing cosplayer yang menjadi informan dari penelitian ini memiliki tokoh dan karakter favorit dalam anime dan tokusatsu.Mereka mengatakan bahwa mereka menyukai tokoh tertentu dalam anime atau tokusatsu karena sifat dari karakter tersebut ataupun karena kostumnya yang bagus.Seperti yang dikatakan oleh Maulida, dia menyukai salah satu tokoh yang ada dalam anime yang berjudul Fate Stay Night, yaitu Saber.

Maulida mengatakan dia sangat suka dengan tokoh yang memiliki sifat “kudere”,

(4)

Setelah memilih dan memutuskan karakter yang akan dibawakan, persiapan selanjutnya adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai untuk membuat kostum. Bagian utama dari pertunjukan cosplay adalah kostum, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan kostum harus dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik. Untuk kostum yang berbahan kain, biasanya cosplayer membeli kainnya terlebih dahulu dan mempercayakan pembuatan kostum pada penjahit langganan mereka. Tetapi jika kostum yang akan dibuat adalah kostum armor, seperti karakter yang ada di dalam film tokusatsu, maka mereka membeli spon ati sebagai bahan dasar pembuatan armortersebut, karena untuk pembuatan armor memerlukan bahan yang kuat dan kaku, sedangkan ketebalan kostum dapat disesuaikan dengan tebal spon ati yang bervariasi. Proses pembuatan kostum harus mengikuti seperti kostum asli nya seperti yang ada dalam anime atau tokusatsu.

Gambar 9

(5)

Cara yang paling mudah adalah dengan mencetak gambar kostum yang mereka dapat dari internet, supaya dapat menjadi contoh dan panduan mereka dalam membuat kostum.Setelah itu spon ati dibentuk sesuai pola, di cat dan dibuat sesuai dengan gambar yang menjadi panduan.Selain kostum yang dipakai dalam pertunjukan cosplay, properti yang dipakai saat pertunjukan di atas panggung juga harus dipersiapkan supaya pertunjukan cosplay dapat ditampilkan dengan maksimal.

(6)

Kostum yang baik, harus didukung dengan pembawaan karakter yang baik juga, untuk membuat pertunjukan Cosplay yang baik, karena segala sesuatu yang telah dipersiapkan tersebut akan sangat berpengaruh pada tersampaikannya pesan pada pertunjukan cosplay.

5.2.2. Cosplayer ketika sedang di Panggung Belakang (Back Stage)

Anggota Komunitas Cosplay Jaico, hampir seluruhnya adalah dari keturunan Jawa. Sebelum menjadi cosplayer dan bergabung dalam Komunitas Cosplay Jaico, dalam kehidupan sehari-hari, tentunya sangat dekat dan mencerminkan budaya Jawa. Dalam hal ini kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun saat bergaul dengan masyarakat sekitar, cosplayer tersebut berada dalam komunitas alamiahnya. Karena dari kecil mereka sudah dibesarkan dengan dalam lingkungan budaya Jawa, dan melakukan aktifitas ataupun bertindak sesuai dengan budayanya.

(7)

Sebelum mengenal dan terlibat aktif dalam cosplay, Reyra adalah orang yang pendiam, hanya kepada orang yang sudah akrab saja dia merasa bisa mengobrol dan berbicara bebas. Walaupun belum aktif dalam kegiatan cosplay, Reyra sudah memiliki teman yang juga suka dengan anime Jepang yang dia kenal, yaitu teman sekolah dan juga teman kuliah yang satu Jurusan dengan dia yaitu, pendidikan bahasa Jepang. Dengan teman-temannya, diluar pembicaraan tentang sekolah, kuliah dan tugas-tugas, Reyra juga sering membicarakan tentang anime yang dia sukai dan bertukar informasi dengan teman-teman tentang anime yang baru rilis dan tayang di Jepang.

Dalam hal berpakaian, sebelum aktif dalam kegiatan cosplay, Reyra mengatakan bahwa dia setiap hari hanya memakai baju yang standar, jika pergi kuliah dia mengenakan baju berkerah, celana Jeans dan juga sepatu karena di kampus memang tidak diperbolehkan menggunakan sandal. Reyra juga tidak pernah menggunakan aksesoris lain selain jam tangan. Selain cara berpakaian yang menurutnya biasa saja, dalam hal make-up Reyra setiap harinya hanya menggunakan pelembab dan bedak, hanya dalam acara tertentu, dia baru memakai make-up yang agak tebal. Dalam kehidupan sehari-hari dia tidak suka memakai make-up terlalu tebal karena akan terlihat menor, dan Reyra paling tidak suka dengan perempuan yang memakai make-up terlalu tebal apalagi yang memakainya setiap saat. Dan tentang gaya rambutnya, Reyra mengatakan hanya suka dengan rambut panjang dan hanya memotongnya sesekali saja supaya tidak terlalu panjang, karena jika terlalu panjang menurutnya akan mengganggu aktifitas dan juga susah dalam perawatannya.

Ketertarikannya terhadap Cosplay sudah muncul sejak dia masih kecil, hobinya menonton anime dan film tokusatsu dari Jepang membuat dia memiliki keinginan untuk menjadi seperti tokoh-tokoh yang dia sukai dari anime dan film tokusatsu.

(8)

gaya berpakaian standar, baginya setiap pakaian yang dia beli yang penting harus awet. Jika bepergian, memakai pakaian yang rapi, sopan dan tahu pada tempatnya sudah lebih dari cukup. Sehari-hari Tora menggunakan bahasa Indonesia kepada teman yang belum akrab, kepada teman yang sudah akrab dia biasa menggunakan bahasa Jawa, dan berbeda lagi ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, biasanya menggunakan bahasa Jawa halus sebagai tanda hormat. Saat berkumpul bersama dengan teman selain anggota komunitas cosplay, biasanya Tora dan teman-teman membicarakan tentang kuliah. Selain menyukai anime dan film tokusatsu, Tora juga memiliki hobi yang lain, yaitu mendaki gunung. Jadi selain memiliki teman yang sama-sama menyukai anime dan film tokusatsu, Tora juga memiliki beberapa teman dekat yang biasanya mendaki gunung bersama-sama. Tentang make-up dan gaya rambut, Tora tidak pernah memakai make-up, baginya aneh kalo laki-laki memakai make-up. Kalau gaya rambut, Tora lebih senang dengan rambut pendek, walaupun di kampus diijinkan untuk memanjangkan rambut tetapi dia memang sudah terbiasa dengan rambut pendek.

Sebelum terlibat dan aktif menjadi cosplayer, Adi tidak pernah memperhatikan masalah penampilan, baik gaya berpakaian, atau gaya rambutnya. Setiap hari untuk pergi ke kantor dia memakai seragam, dan memakai sepatu. Sepulang kantor, jika akan bepergian dengan teman kantor, Adi hanya menggunakan kaos, celana Jeans dan juga sandal. Untuk gaya rambut, karena Adi memiliki rambut yang tidak lurus, maka harus rajin di potong supaya tetap rapi. Dan tuntutan pekerjaan membuat Adi harus selalu tampil rapi.

Selama ini Bety merasa tidak ada teman yang bisa di ajak mengobrol dan membicarakan tentang anime dan berbagai hal tentang Jepang. Setelah menjadi mahasiswa di UNNES, dan mengetahui kalau ada Komunitas Cosplay Jaico maka Bety memutuskan untuk bergabung supaya mendapatkan teman yang bisa di ajak membicarakan tentang anime dan berbagai hal tentang Jepang.

(9)

dan gaya rambut. Menurutnya, dia adalah orang yang tidak banyak bicara, terutama dengan orang yang belum begitu dikenalnya, atau tidak akrab dengannya. Tetapi jika sedang berkumpul dan mengobrol dengan orang yang sudah akrab dan dekat dengannya maka dia akan banyak berbicara dan bisa membicarakan berbagai hal.

Harajuku adalah style fashion anak muda di Jepang, Bety sangat senang dengan Harajuku karena sangat berani dalam menadukan warna, memakai banyak aksesoris dan make-up yang tebal. Ketertarikannya dengan harajuku, tidak membuat Bety dalam kesehariannya menggunakan gaya berpakaian tersebut, karena merasa masih malu dan takut terlihat aneh jika dilihat oleh orang lain. Sehari-hari Bety hanya menggunakan sedikit make-up, yaitu menggunakan cream, pelembab, bedak dan eyeliner tipis. Dan untuk gaya rambut, Bety lebih suka dengan rambut hitam yang panjang. Karena menurutnya perempuan bagus dengan rambut hitam dan panjang.

5.2.3. Proses Komunikasi selama berada di Panggung Belakang (back

stage)

Dibesarkan dalam lingkungan dengan kebudayaan Jawa tidak menutup kemungkinan para cosplayer ini tidak terpengaruh dengan kebudayaan lain. Pada era globalisasi pada saat ini, teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin maju dan berkembang. Hal tersebut membuat setiap orang, tidak terkecuali para cosplayer untuk menerima budaya dari luar selain budayanya sendiri. Seperti contohnya, pada masa anak-anak, para cosplayer sangat suka menonton tayangan televisi yang mengandung nilai-nilai budaya dari negara lain, yaitu film kartun dari Jepang, yang viasa disebut dengan istilah anime dan juga tokusatsu.

(10)

merealisasikan impian atau keinginan mereka pada waktu kecil untuk menjadi seperti tokoh dalam anime atau film tokusatsu favorit mereka.

Pada saat persiapan pertunjukan cosplay atau dalam kehidupan sehari-hari cosplayer secara keseluruhan, cosplayer melakukan komunikasi dan interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Di panggung belakang ini cosplayer menjadi dirinya sendiri untuk berkomunikasi, dan tidak perlu memainkan peran sebagai orang lain seperti pada saat cosplay. Topik yang menjadi bahan pembicaraan dalam komunikasi sehari-hari adalah tergantung dengan siapa cosplayer tersebut berkomunikasi, jika mengobrol dengan teman kuliah atau teman di luar komunitas Cosplay, mereka akan membicarakan hal-hal yang bersifat umum, misalnya kepada teman kuliah mereka akan membicarakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kuliah, tetapi kepada teman-teman dalam komunitas atau dari komunitas Cosplay yang lain cosplayer akan membicarakan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan budaya pop Jepang yang mereka sukai dan saling berbagi informasi tentang perkembangan yang ada khususnya dalam hal cosplay.

Kegiatan Cosplay masih belum dikenal dengan baik oleh masyarakat pada umumnya, sehingga masih banyak stigma negatif yang melekat pada kegiatan cosplay. Masih banyak yang menempatkan cosplay sebagai kegiatan yang mencerminkan tidak cinta tanah air dan lebih mengembangkan budaya dari negara lain daripada budaya dari negara sendiri. Karena hal tersebut anggota komunitas cosplay atau komunitas pecinta Budaya Pop Jepang yang lain membicarakan tentang cosplay atau budaya Jepang hanya kepada orang-orang yang tahu saja dan jarang membicarakan atau membahas tentang budaya pop Jepang khususnya cosplay kepada orang lain di luar komunitas.

(11)

dalam penelitian ini, kegiatan cosplay tidak berpengaruh buruk apalagi sampai menggangu kegiatan lain yang lebih penting. Hal tersebut membuat penulis melihat bahwa negatif atau tidaknya kegiatan cosplay adalah tergantung dari pribadi cosplayer itu sendiri agar kegiatan cosplay tidak mengganggu kegiatan lain yang lebih penting seperti sekolah atau kuliah, bahkan pekerjaan sekalipun. Untuk mendapatkan ijin dari orang tua dalam mengikuti kegiatan cosplay, cosplayer harus dapat menjelaskan kepada orang tua tentang bagaimana kegiatan cosplay ini dilakukan dan dapat meyakinkan orang tua kalau kegiatan ini tidak mengganggu hal lain yang lebih penting, tidak menjerumuskan ke dalam pergaulan yang tidak baik, dan juga tidak membawa pengaruh atau kebiasaan buruk.

Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa diri kita, dan bagaimana kita mengetahui konsep diri, dapat kita peroleh lewat informasi dari komunikasi dengan orang lain yang ada di sekitar kita. Orang lain berpengaruh pada konsep diri karena bagaimana persepsi maupun sikap orang lain terhadap kita sering menjadi ukuran kita menilai diri kita sendiri. Bagian selanjutnya dari penelitian ini proses interaksi simbolik di dalam komunikasi yang dilakukan oleh Cosplayer (anggota lama) komunitas Jaico, baik dengan anggota baru dalam komunitas sebagai reference group dan anggota keluarga sebagai significant other, sebagai pihak yang berkomunikasi atau berinterkasi dengan cosplayer dengan intensitas yang lebih banyak.

Anggota keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan emosional dengan cosplayer anggota lama Komunitas Cosplay Jaico, dengan anggota keluarga cosplayer juga melakukan komunikasi dan berinteraksi. Untuk melihat bagaimana cosplayer saat berada di rumah atau sebelum bergabung dengan komunitas Jaico, anggota keluarga adalah informan yang tepat untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan konsep diri cosplayer.

(12)

interaksi dengan anggota keluarga. Melalui interaksi tersebut cosplayer memberikan pesan verbal maupun non-verbal kepada anggota keluarga, kemudian dari pesan tersebut anggota keluarga dapat melakukan penilaian tentang diri cosplayer saat berada di rumah.

Anggota keluarga yang menjadi informan dalam penelitian ini sebagai significant other adalah orang tua. Selama sudah menjadi cosplayer, orang tua

mengatakan belum pernah melihat pertunjukan cosplay yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Informasi mengenai kegiatan cosplay yang dilakukan oleh cosplayer diterima oleh orang tua melalui penjelasan yang diberikan oleh cosplayer. Saat berada di rumah cosplayer sering bercerita kepada orang tua tentang kegiatan cosplay yang mereka lakukan, tentang apa itu cosplay, bagaimana dan apa saja persiapan yang dilakukan untuk mempersiapkan pertunjukan cosplay, dan jika mendapatkan juara dalam kompetisi cosplay maka cosplayer akan bercerita dengan orang tua mereka.

Anggota baru yang menjadi informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka bertemu dan berkumpul dengan cosplayer anggota lama Jaico secara rutin setiap hari kamis malam di gedung B4 UNNES, secara khusus untuk membicarakan tentang rencana cosplay mereka berikutnya. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan rutin merek sejak komunitas Jaico terbentuk. Di luar pertemuan rutin tersebut hampir setiap hari, karena mereka kuliah di tempat yang sama dan tempat kost mereka berdekatan. Tidak harus selalu dalam event atau acara khusus, baik anggota lama atau anggota baru sering bertemu dan berkumpul hanya untuk sekedar pergi makan bersama, karaoke bersama, atau menonton film Jepang bersama-sama. Intensitas bertemu antara anaggota baru dan anggota lama dalam komunitas Cosplay Jaico, membuat mereka dapat berkomunikasi setiap hari dan saling mengenal satu sama lain.

(13)

dengan cosplayer, adalah komunikasi yang terjadi pada saat cosplayer sedang melakukan pertunjukan cosplay, dan juga komunikasi pada saat dalam kehidupan sehari-hari.

Pada saat pertunjukan cosplay, para cosplayer anggota lama Komunitas Cosplay Jaico memakai kostum, make-up, gaya rambut, sesuai dengan karakter yang dibawakan, dan juga menampilkan sifat-sifat karakter yang dibawakan melalui ekspresi wajah, gaya bicara, dan juga gerakan-gerakan khas dari karakter tersebut. Saat pertunjukan berlangsung anggota baru melihat penampilan cosplayer anggota Komunitas Cosplay Jaico dan memperhatikan simbol-simbol yang ditampilkan seperti yang sudah disebutkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, cosplayer anggota lama Jaico menjadi mahasiswa biasa seperti yang lain sama hal-nya dengan anggota baru komunitas Jaico. Pada saat tersebut anggota yang baru melakukan interaksi dengan cosplayer anggota lama Komunitas Jaico. Melalui komunikasi tersebut anggota baru menerima pesan berupa simbol-simbol yang akan merujuk pada konsep diri cosplayer.

(14)

kompetisi di Semarang dan sekitarnya kemampuan make-up, khususnya bagi cosplayer perempuan, pasti akan berkembang, yang membuat cosplayer perempuan memakai make-up juga dalam kehidupan sehari-hari walaupun tidak terlalu banyak seperti pada saat cosplay.

5.3. Panggung Depan (Front Stage)

5.3.1. Kegiatan Cosplay dalam sebuah event “Festival Jepang”

Festival Jepang atau biasa disebut dengan istilah dalam bahasa Jepang yaitu Bunkasai, adalah sebuat event berisi pertunjukan budaya Jepang yang didalamnya ada kegiatan atau kompetisi Cosplay.Bunkasai atau kompetsisi cosplay yang sudah banyak dikenal karena mengumpulkan cosplayer dari berbagai belahan dunia berkumpul dalam sebuah kompetisi cosplay yaitu event World Cosplay Summit. Acara yang secara rutin diadakan di berbagai Negara.

Gambar 10

Event World Cosplay Summit 2013 Sumber :http://www.wcs.libura.com

(15)

Yogyakarta dan sekitarnya, sampai dalam satu bulan kita dapat mengetahui ada beberapa event yang diselenggarakan pada bulan yang sama.

Di dalam event atau Festival Budaya Jepang tersebut memang tidak hanya ada kegiatan Cosplay saja, namun ada beberapa kegiatan lainnya seperti, penampilan band yang membawakan lagu-lagu Jepang, Lomba menggambar Manga, Lomba Karaoke lagu Jepang dan masih banyak lagi. dari banyaknya event yang ada, membuat intensitas pertemuan Cosplayer dari berbagai Komunitas dan dari berbagai daerah menjadi lebih sering terjadi.

Kompetisi Cosplay ini menjadi ajang bersaing dari para Cosplayer untuk menunjukkan kemampuannya dalam bidang Cosplay.Dalam pertunjukan Cosplay, khususnya Cosplay individu, setiap peserta diberi waktu selama maksimal 3 menit untuk melakukan pertunjukannya di atas panggung. Dalam waktu yang termasuk singkat tersebut cosplayer harus dapat menampilkan pertunjukan Cosplay mereka dengan baik dan menampilkan apa yang sudah mereka persiapkan. Penilaian untuk cosplay pada umumnya dinilai dari beberapa hal antara lain penilaian Kostum, penilaian penampilan dan penilaian pendalaman karakter. Hal tersebut menjadi ukuran dan juga pedoman bagi cosplayer untuk mempersiapkan pertunjukannya agar dapat menampilkan kostum, pertunjukan dan pendalaman karakter yang baik.

(16)

wajah, gaya bicara dan intonasi suara. Beberapa hal tersebut harus ditampilkan dengan baik sesuai dengan karakter yang ada di dalam anime atau tokusatsu.

Pada saat melakukan pertunjukan di atas panggung setiap cosplayer menampilkan cerita atau skenario tertentu, yang telah dipersiapkan.Didukung oleh musik latar, aksesoris dan properti, cosplayer memainkan peran sesuai cerita.Dengan kostum, musik latar dan properti yang ditampilkan sangat berpengaruh pada berhasilnya pertunjukan cosplay.

5.3.2. Cosplayer Ketika berada di Panggung Depan (Front Stage)

Ketika berada di panggung depan (front stage) yaitu pada saat melakukan pertunjukan cosplay, cosplayer sudah memakai kostum, menampilkan karakter sesuai dengan yang dibawakan, kemudian menampilkan sebuah pertunjukan di atas panggung dengan property, music lattar dan sekenario yang sudah disiapkan.

Sebagai anggota komunitas cosplay, para cosplayer berusaha menunjukkan prestasi mereka dalam kegiatan cosplay dan mengikuti event. Untuk menjadi cosplayer yang baik dan menampilkan pertunjukan cosplay yang benar, komunikasi dalam komunitas harus baik. Hal tersebut dikarenakan, antar anggota dalam komunitas harus saling membantu dan membimbing satu sama lain, untuk dapat menampilkan dan membuat pertunjukan cosplay yang baik dan benar. Menampilkan pertujukan cosplay yang baik akan membuat terpenuhinya harapan dalam komunitas. Untuk dapat diterima dan dilihat sebagai cosplayer yang baik dan tidak hanya asal-asalan, maka cosplayer tersebut harus menampilkan cosplay yang benar yaitu kostum yang baik, atribut dan music yang mendukung, dan juga pembawaan dari tokoh yang dicosplaykan.

(17)

Semakin lama, hasil kostum yang dibuat harus lebih baik dan makin mirip dengan yang ada di dalam anime dan film tokusatsu-nya, begitu menurut pendapat Henky. Dalam hal make-up dan ekspresi wajah, Henky sebenarnya sudah mulai belajar melalui grup band kesukaannya yang kebanyakan beraliran v-kei, demikian orang menyebut band asal Jepang yang menggunakan make-up tebal dan pakaian dominan berwarna hitam. Kemudian apa yang sudah dia lihat dan pelajari dari band kesukaannya dia praktekkan pada saat cosplay, paling tidak sudah memberikan referensi tentang make-up yang cocok untuk laki-laki, tentunya harus sesuai dengan karakter yang dibawakan. Selebihnya mengenai ekspresi wajah dan intonasi suara yang juga harus seuai dengan karakter asli nya, terlebih dahulu harus melalui proses pendalaman karakter. Menurut pendapat Henky pendalaman karakter tidak akan terlalu sulit jika memlilih karakter yang tidak jauh beda dengan sifat kita dalam kehidupan kita sehari-hari.

Gambar 12

Cosplayer Henky pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Siryuu, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime Sant Seiya

(18)

“kudere”, yang merupakan istilah yang populer di kalangan remaja di Jepang, yang

berarti memiliki sifat yang kalem, lembut dan tenang. Dan karakter yang paling dia

sukai, kuat dengan sifat “kudere” dan berkesan ketika cosplay adalah karakter Saber

dalam anime Fate/Stay Night dan Fate/Zero yang juga merupakan anime yang paling dia sukai. Menurut Reyra, untuk membuat sebuah pertunjukan cosplay berhasil, yang paling utama pada awalnya adalah menyukai dulu karakter yang akan ditampilkan dalam cosplay. Jika sudah menyukai karakter yang akan ditampilkan, maka pendalaman karakter, pembuatan kostum dan properti akan mudah karena kita sudah menyukai karakternya, dan menyukai karakternya berarti kita sudah tahu dengan baik bagaimana karakter tersebut, sifat-sifatnya dan bagaimana pembawaannya. Bukan berarti properti dan hal lain tidak penting dalam menentukan baiknya pertunjukan cosplay.

Ketika mampu mendalami karakter dengan baik, tentunya cosplay akan dinilai baik jika kostum, make-up, properti, dan musik lattar juga dapat dibuat dengan baik dan saling mendukung untuk dapat memunculkan karakter sesuai dengan yang ada dalam anime.

(19)

Cosplayer Maulida berpose pada saat cosplay bersama dengan partner sebagai Saber dan Archer, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime

Fate/Stay Night

Sudah menjadi tanggung jawab cosplayer untuk dapat menjaga karakter yang dia bawakan, karena saat cosplay, cosplayer harus memperhatikan setiap aspek, agar tetap menampilkan karakter yang dia cosplaykan, dan tidak menampilkan sifat-sifatnya sendiri saat sedang cosplay.

(20)

Gambar 14

Cosplayer Reza pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Hitsugaya Toushiro, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime Bleach

Film tokusatsu yang menjadi favorit dari informan kita yang berikutnya yaitu Adi adalah serial Kamen Rider, atau yang dulu pernah masuk dan di tayangkan di salah satu stasiun televisi Indonesia, dikenal dengan serial “Ksatria Baja Hitam” dan

“Ksatria Baja Hitam RX”. Ketertarikannya pada serial Tokusatsu Kamen Rider ini

membuat dia tertarik untuk cosplay, dan memakai kostum kemudian tampil membawakan karakter favoritnya di atas panggung. Karena sebagian besar kostum cosplay yang pernah dibuat dan ditampilkan adalah kostum Kamen Rider, julukan atau panggilan Adi Rider diberikan padanya. Sejak kecil Adi merasa dirinya memang anak yang hyperaktif, tidak bisa diam, dan senang menjahili teman-temannya. Berbeda dengan cosplayer kebanyakan yang memilih untuk cosplay karakter yang baik atau tokoh utama dalam sebuah anime atau film, Adi justru tertarik juga untuk menampilkan karakter antagonis dalam serial Kamen Rider melalui cosplay.

(21)

dengan suara dan musik latar dan juga gerakan tubuh. Karakter dalam film tokusastu khususnya dalam Serial Kamn Rider digambarkan sebagai pahlawan pembela kebenaran yang sangat kuat, maka saat cosplay, cosplayer harus mampu menampilkan karakter tersebut, bahkan dengan sedikit gerakan bela diri untuk dapat sesuai dengan yang ada di dalam film.

Gambar 15

Cosplayer Adi pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Shadow Moon, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Film Tokusatsu

Kamen Rider Black RX

(22)

kostum, Bety berusaha tidak menampilkan sifat aslinya. Seperti saat dia cosplay dan membawakan karakter Kapten Hina dari anime One Piece. Karakter yang dibawakan ini merupakan karakter antagonis yang dingin dan kejam.Tentu saja sifat dan karakter tersebut berbeda dengan sifat asli Bety dalam kehidupan sehari-hari yang ceria dan mudah bergaul.Karakter Hina ini juga diperlihatkan sering merokok.Saat cosplay Bety juga membawa rokok tetapi tidak dinyalakan karena hanya berfungsi sebagai property dan juga karena pada kehidupan sehari-hari Bety bukan perokok.

Gambar 16

Cosplayer Bety pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Kapten Marine Hina, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime One

Piece

(23)

belajar sedikit banyak tentang bela diri dan gerakan yang sesuai dengan karakter yang ada di dalam Film Gekiranger. Mampu menampilkan karakter yang enerjik dan siap membela kebenaran bersama dengan anggota tim yang lain.

Gambar 17

Cosplayer Bety berpose pada saat cosplay sebagai Geki Yellow, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Film Tokusatsu Gekiranger

(24)

Saat pertunjukan cosplay, cosplayer menyajikan pertunjukan sesuai yang telah dipersiapkan sebelumnya. Cosplayer sudah menggunakan kostum dan atribut serta kelengkapan lainya untuk pertunjukan cosplay. Saat sudah memakai kostum dengan segala kelengkapannya, cosplayer harus dapat menampilkan karakter sesuai dengan tokoh yang dibawakan. Setiap karakter yang dibawakan oleh cosplayer tersebut tentunya ada yang sangat dikenal oleh masyarakat, dan hanya dikenal oleh orang-orang tertentu saja. Oleh karena itu setiap cosplayer harus dapay meng-cosplay-kan dengan baik, agar bagaimana karakter tokoh tersebut dan pesan yang disampaikan saat pertunjukan cosplay dapar tersampaikan kepada penonton, terutama penonton yang berasal dari masyarakat pada umumnya, yang tidak banyak mengetahui tentang budaya pop Jepang.

1.4.Konsep Diri Cosplayer

1.4.1. Cosplayer dalam Kehidupan Sehari-hari

Anggota komunitas Cosplay Jaico setelah bergabung menjadi cosplayer tentunya membawa pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Bagian selanjutnya dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang konsep diri cosplayer, yaitu penampilan, kebiasaan, dan juga pemahaman cosplayer terhadap dirinya.

(25)

Walaupun sudah tahu tentang bagaimana make-up, melalui cosplay, dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja Henky tetap tidak memakai make-up, karena menurutnya masyarakat kita pada saat ini belum terbiasa dan belum bisa menerima laki-laki yang memakai make-up, kembali lagi, semuanya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kemudian dalam hal gaya rambut, sekarang Henky mengatakan tidak harus selalu pendek atau panjang, tergantung bagaimana suasana hati saja, begitu pernyataannya.

Beralih kepada cosplayer selanjutnya, setelah menjadi cosplayer dan bergabung bersama teman-teman yang menyukai budaya populer Jepang selain cosplay juga, Reyra sudah mulai terbiasa pada saat datang ke Festival Jepang mengenakan pakaian bertema harajuku, mengenakan sepatu boots dan berbagai macam aksesoris. Dan juga sekarang sudah banyak mengkoleksi kaos dengan gambar karakter yang dia sukai dalam anime, yang tidak jarang dipakainya saat pergi ke kampus atau sekedar pergi bersama dengan teman-teman. Seringnya bertemu dengan teman-teman sesama pecinta budaya Jepang dalam komunitas, maupun dalam lingkup semarang, membuat topik pembicaraan lebih kepada membahas cosplay, dan merencanakan cosplay bersama dengan teman-teman untuk mengikuti kompetisi pada event yang berlangsung dalam waktu dekat.

(26)

sekarang Reyra lebih memilih untuk memiliki rambut yang tidak terlalu panjang, dengan alasan karena saat cosplay, sekarang lebih banyak menggunakan wig, karena akan mudah memakai wig dengan warna yang bermacam-macam, tidak perlu mewarnai rambut, jadi ketika selesai cosplay, tinggal melepas wig.

Berikutnya adalah cosplayer infrman ketiga dalam penelitian ini. Dalam kehidupan sehari-hari, setelah aktif menjadi cosplayer, Tora sudah mulai merubah penampilannya, sekarang dia mulai mengikuti perkembangan atau tren pakaian yang sedang populer di Jepang. Selain itu, dia juga mulai mengumpulkan kaos-kaos bergambar anime atau tokoh film tokusatsu. Baginya memakai kaos yang bergambar anime atau tokoh dalam film tokusatsu, akan menunjukkan identitas nya sebagai orang yang menyukai anime atau film tokusatsu. Tentang make-up, pada saat cosplay sering dibantu oleh teman perempuan sesama anggota komunitas, tetapi dalam kehidupan sehari-hari tetap tidak memakai make-up. Lain halnya dengan gaya rambut, semenjak cosplay Tora sudah sering memanjangkan rambut dan mewarnai rambut untuk kepentingan cosplay.

Setelah sering berkumpul bersama teman-teman sesama anggota komunitas, sekarang Tora sudah terbiasa mendengar dan mengatakan istilah-istilah atau ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jepang yang tidak jarang juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selebihnya tetap sama, masih tetap menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Intensitas pertemuan hampir setiap hari dengan teman-teman sesama anggota komunitas, dan dalam setiap pertemuannya kadang mereka dapat menonton anime atau film tokusatsu bersama-sama, merencanakan pertunjukan cosplay yang akan dilakukan dalam waktu dekat, dan juga berbagi informasi tentang perkembangan cosplay, anime dan juga film tokusatsu.

(27)

rambut tidak ada perubahan, karena cosplay tokusatsu tidak memperlihatkan wajah atau rambut, jadi kegiatan cosplay tidak mengganggu pekerjaan terutama dalam hal penampilan.

Dari film tokusatsu yang dia sukai, muncul kebiasaan menirukan kata-kata yang biasa diucapkan oleh tokoh dalam film Tokusatsu, seperti misalnya “henshin”, yaitu kata yang sring diucapkan oleh tokoh dalam film sebelum berubah menjadi pahlawan pembela kebenaran. Dan setelah bergabung bersama dengan teman-teman dalam Komunitas Cosplay Jaico, ketika sedang bosan dengan suasana kantor dan sedang ingin menyegarkan pikiran, maka Adi meluangkan waktu untuk bisa berkumpul dan bertemu dengan teman-teman sesama anggota komunitas dan membicarakan tentang event yang akan berlangsung adalam waktu dekat, kabar-kabar baru tentang komunitas cosplay yang lain yang ada di Semarang, dan juga membicarakan tentang rencana cosplay selanjutnya.

Informan yang terakhir yaitu Bety, sampai sekarang dikenal sebagai orang yang pendiam oleh orang-orang yang tidak begitu dekat dan tidak akrab dengannya. Tetapi dengan teman-teman yang sudah akrab dan menjadi sahabatnya, Bety menjadi orang yang sangat bersahabat, dan banyak berbicara mulai dari membicarakan anime, film Jepang, dance, dan rencana cosplay untuk event selanjutnya.

Gaya berpakaian harajuku yang diminatinya sekarang semakin disukai dan sudah mulai dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika awalnya Bety takut memakai style Harajuku karena takut terlihat aneh, maka sekarang dengan banyaknya datang ke Festival Jepang, maka Bety sudah mulai bisa memakai pakaian bertema Harajuku, meski dalam kehidupan sehari-hari, dan sudah semakin pintar memadupadankan pakaian bergaya harajuku supaya tidak terlihat aneh jika dipakai sehari-hari. Statusnya sebagai mahasiswa Jurusan Seni Rupa membuat dia tidak harus selalu memakai pakaian yang terlalu formal, bahkan untuk pergi ke kampus.

(28)

menjadi orang yang perfeksionis dalam hal make-up, terutama make-up saat cosplay. Bety dapat menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan make-up nya sebelum melakukan pertunjukan cosplay untuk mendapatkan make-up yang paling baik dan semirip mungkin dengan karakter yang akan ditampilkan dalam cosplay. Tidak jarang hal tersebut mempengaruhi Bety dalam make-up di kehidupan sehari-harinya, yang sekarang Bety sudah mulai memakai make-up juga dalam kehidupan sehari-hari, tapi berusaha untuk tidak memakai make-up secara berlebihan.

Untuk gaya rambut Bety yang sekarang sudah aktif menjadi cosplayer, Bety lebih memilih untuk memiliki rambut dengan panjang sebahu, dengan alasan kenyamanan menghadapi suhu udara di Semarang yang panas. Selain itu Bety mengatakan lebih enak memiliki rambut pendek sebagai seorang cosplayer, karena sudah sering memakai wig saat cosplay, dan akan lebih mudah memakai wig jika memiliki rambut pendek. Saat ini Bety juga sudah mulai senang mewarnai rambutnya, tetapi dengan warna yang tidak terlalu terang, misalnya merah tua, atau coklat tua.

5.4.2. Pemahaman Cosplayer tentang Cosplay

Setelah aktif menjadi cosplayer dan banyak mengikuti kompetisi, cosplayer anggota komunitas Jaico khususnya yang menjadi informan dalam penelitian ini sudah mendapatkan banyak pengalaman. Dalam pengalamannya mengikuti berbagai kompetisi cosplay, mereka bertemu dengan cosplayer lain dari berbagai komunitas cosplay dari berbagai daerah. Cosplayer yang mereka temui ada yang labih senior dari mereka dan ada juga yang masih baru menjadi cosplayer atau sering disebut dengan istilah “newbi”. Pada bagian ini penulis akan memaparkan pendapat cosplayer yang menjadi informan tentang apa itu Cosplay, sebagai kegiatan yang selama ini mereka lakukan sebagai anggota dari Komunitas Cosplay Jaico.

a. Henky

(29)

membutuhkan uang yang tidak sedikit, membutuhkan banyak waktu, jadi supaya dapat berjalan dengan baik dan seimbang dengan kuliah terutama, maka harus pandai mengatur keuangan dan waktu.

b. Mauida

Setelah menjadi seorang cosplayer, bagi Reyra, cosplay adalah hobi yang harus dinikmati supaya menyenangkan, jangan dijadikan sebagai beban, karena jika dijadikan sebagai beban, cosplay akan menjadi kegiatan yang terlihat merugikan, khususnya bagi diri sendiri. Karena menurut Reyra, positif atau negatifnya sesuatu hal adalah tergantung dari yang menjalani.

c. Reza

Setelah memiliki cukup banyak pengalaman dalam bidang cosplay, menurutnya cosplay hobi yang tidak semua orang dapat melakukannya, karenanya untuk bisa menjadi cosplayer, bahkan menjadi cosplayer yang hebat harus mau menerima saran dan kritik yang membangun dari orang lain. Dan jika sudah bisa cosplay, jangan langsung menjadi tinggi hati karena masih banyak cosplayer yang lebih hebat dan lebih baik.

d. Adi

Bagi Adi yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam bidang cosplay, menurutnya untuk menjadi cosplayer yang hebat, tidak hanya hebat karena menang dan mendapat juara dalam kompetisi cosplay karena kostum dan penampilannya yang hebat. Bagi Adi cosplayer yang hebat adalah cosplayer yang mampu berbagi dan sharing tentang ilmu tentang cosplay yang dimiliki, karena dengan berbagi nantinya juga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri sendiri.

e. Bety

(30)

cosplayer yang baik tidak boleh mudah merasa puas dengan apa yang diraih sekarang. Harus terus mencari tahu, supaya memperoleh banyak informasi dan inspirasi, semakin banyak pengalaman, harus semakin percaya diri, dan tidak boleh sombong jika sudah jadi cosplayer yang baik, karenaukuran baik ata tidaknya itu belum tentu baik di tempat lain, karena masih banyak cosplayer yang lebih bagus di luar sana.

Dari pemaparan yang sudah disampaikan oleh cosplayer anggota Komunitas Cosplay Jaico, terdapat perbedaan dari pendapat yang mereka sampaikan tentang cosplay, dari sebelum mereka akitf dan terjun langsung menjadi cosplayer di dalam Komunitas Cosplay Jaico. Sebelum menjadi cosplayer pemahaman mereka mengenai cosplay belum begitu dalam dan masih berpendapat seperti orang pada umumnya. Setelah akhirnya tertarik dan aktif menjadi cosplayer pendapat mereka tentang cosplay adalah bedasarkan pengalaman mereka selama ini menjadi cosplayer. Jadi setelah menjadi cosplayer, para cosplayer ini benar-benar tahu dan paham apa itu cosplay, bagaimana melakukan cosplay, hingga keuntungan dan manfaat yang mereka dapatkan melalui kegiatan ini. Disamping itu cosplayer juga dapat berpendapat bagaimana menjadi seorang cosplayer yang dapat berkembang dan menjadi cosplayer yang memiliki sikap yang baik, dalam menjalani kehidupan sehari-hari ataupun saat sedang cosplay.

5.4.3. Pemahaman Cosplayer tentang dirinya

Konsep diri seseorang dapat dibagi menjadi dua, yaitu Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif. Selanjutnya adalah pemaparan hasil dari wawancara dan juga observasi yang dilakukan peneliti terhadap sikap sehari-hari cosplayer, untuk dapat mengkategorikan konsep diri Cosplayer, termasuk dalam Konsep Diri Positif ataukah Konsep Diri Negatif.

(31)

masalah antar anggota dalam komunitas, dari sana Henky belajar untuk menghadapi orang yang tidak jarang membuat kesal, tetapi harus tetapi dihadapi dan menyelesaikan masalah tanpa dengan emosi.

Sudah banyak kesempatan yang diambil oleh Henky dan tampil di atas panggung, khususnya dalam kegiatan cosplay. Hal tersebut membuatnya belajar sedikit demi sedikit melatih dan menambah rasa percaya diri saat tampil di depan banyak orang. Tak jarang juga Henky mendapatkan juara dalam kompetisi cosplay yang dia ikuti, hal tersebut membuat Henky semakin percaya diri dan menghilangkan perasaan minder dalam dirinya, dan menambah keyakinan bahwa dia mampu dan berhasil melakukan cosplay dengan baik. Beberapa kemenangan yang dia dapatkan dalam kompetisi cosplay membuatnya pada saat ini banyak juga mendapatkan pujian dari orang lain, baik dari orang terdekat maupun orang awam yang melihat penampilannya saat sedang cosplay. Tetapi hal tersebut membuatnya tidak langsung tinggi hati, karena baginya masih ada orang lain yang lebih baik dari dirinya. Dan jika ada orang khususnya cosplayer yang lebih baik dari dia, maka sikapnya terhadap orang tersebut adalah menghormatinya.

Cita-cita yang diharapkan Henky sampai saat ini, yaitu walaupun telah menjadi cosplayer, tetap sama, yaitu, membuka lapangan usaha sendiri untuk menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang disekitarnya juga. Kesempatan menjadi cosplayer dia gunakan untuk mengenal banyak orang baru,menambah teman berarti menambah peluang, begitu menurutnya, dan hal tersebut membuatnya semakin optimis untuk dapat mencapai cita-cita yang diharapkannya. Bagi Henky, cosplay juga membuatnya tidak mudah menyerah, karena rasa percaya dirinya tumbuh dalam kegiatan cosplay, dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.

(32)

temannya berbicara dan jika ada saling pengertian dan kedekatan mereka, maka tanpa harus dengan emosi maka setiap masalah atau salah paham yang terjadi akan selesai, bisa introspeksi diri dan akhirnya saling mengerti supaya tidak saling membuat kesal.

Cosplay membuat Reyra sudah tidak canggung atau minder lagi ketika harus tampil di depan orang banyak. Di luar cosplay, Reyra saat ini juga senang mengikuti kompetisi karaoke lagu-lagu Jepang yang diadakan juga dalam Festival Jepang yang diadakan khususnya di daerah Semarang, dan ternyata Reyra tidak hanya mendapatkan juara ketika cosplay saja, tetapi dalam bidang menyanyipun kemampuannya sangat baik dibuktikan dengan beberapa juara yang telah dia raih ketika mengikuti lomba karaoke lagu-lagu Jepang. Banyaknya prestasi yang diraih oleh Reyra membuat dirinya tidak jarang menerima pujian dari orang-orang terdekat yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut menurut Reyra adalah seperti mendapatkan dukungan, dan membuatnya semakin bersemangat untuk bisa mempertahankan dan menampilkan seusatu yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Setelah menjadi cosplayer, Reyra banyak bertemu dengan cosplayer lain yang lebih hebat dari dirinya. Hal tersebut dinilainya sebagai inspirasi yang dapat dijadikan contoh menjadi cosplayer yang lebih baik. Dan Reyra juga yakin bahwa setiap cosplayer termasuk dirinya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keyakinan tersebut yang membuatnya tidak iri dengan kelebihan yang orang lain miliki, karena dia juga percaya kalau dia juga punya kelebihan yang orang lain tidak miliki.

(33)

juga memiliki keinginan yang sama, maka dia harus berusaha lebih keras supaya lulus dengan maksimal dalam setiap tes yang harus ditempuh, segera menyelesaikan kuliah, dan harus tetap optimis kalau cita-citanya untuk ke Jepang akan segera terealisasi. Kegagalan tidak jarang dialami dalam usahanya, tetapi karena semakin kuatnya keinginannya untuk meraih apa yang dia harapkan, maka dia tidak mau menyerah begitu saja dan berhenti di tengah jalan dan akan terus berusaha sampai cita-cita ke Jepang dapat bener-benar terealisasi.

Cosplayer selanjutnya adalah Tora.Karena pernah menjabat sebagai ketua di dalam Komunitas Cosplay Jaico, Tora mulai belajar untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, karena sebagai ketua dia bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap masalah dan kesalahpahaman yang sering terjadi dalam komunitas. Selain itu, selama menjadi ketua di Jaico, Tora juga belajar untuk bisa lebih percaya diri memimpin sebuah organisasi. Karena selama menjadi ketua, dia memimpin teman-temannya untuk ikut kompetisi cosplay kabaret yang ada di luar kota, dengan begitu selagi memimpin teman-teman yang baru pertama kali mengikuti kompetisi di luar kota, dia juga belajar untuk juga menanamkan rasa percaya diri dalam dirinya sendiri. Sikapnya ketika menerima pujian setelah menjadi cosplayer adalah tidak mudah puas, dan akan terus berusaha untuk dapat menjadi lebih baik lagi.

Mengikuti kompetisi cosplay baik di Semarang ataupun di kota lain membuat Tora mulai mengenal cosplayer dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa, bahkan sampai cosplayer dari luar negeri. Dengan bertemu banyak orang, dia banyak menemukan orang-orang luar biasa yang sudah hebat dalam bidang cosplay. Orang-orang tersebut dia anggap sabagai sumber inspirasi dan contoh untuk dapat manjadi cosplayer yang lebih baik lagi. bukan hanya dalam bidang cosplay, mengenal orang baru juga menambah pengalaman dan belajar mengenal orang dengan karakter yang berbeda-beda.

(34)

tetapi baginya cosplay tetaplah sebuah hobi, dan hobi tidak akan mengganggu karier dan cita-cita yang seemula dia ingin raih. Kedepannya Tora ingin sekali mengikuti kompetisi cosplay bertaraf nasional bahkan Internasional. Untuk mencapai harapan dan cita-cita tersebut, tentunya harus semakin pandai membagi waktu, pikiran bahkan keuangan. Agar berjalan seimbang, antara kuliah, pekerjaan dan hobi. Sikap optimis tetap ada dan terus bertambah, karena dengan keyakinan yang kuat, pasti akan membawa semangat yang tinggi juga dalam usaha yang ditempuh dan kerja keras yang dilakukan. Dan jika mengalami kegagalan tentunya tidak boleh menyerah sampai mencapai apa yang diharapkan, untuk bisa membanggakan orang tua dengan pekerjaan yang baik dan menjadi cosplayer yang dikenal dengan karyanya.

Beralih kepada cosplayer berikutnya yaitu Adi. Ketika menghadapi orang yang kesal, dengan pembawaannya yang tenang, tanpa harus marah, Adi mengajak orang tersebut berbicara dan menyelesaikan masalah yang ada.

Setelah banyak mengikuti kompetisi cosplay, rasa minder sudah mulai hilang. Terkadang rasa kurang percaya diri masih muncul ketika tampil di hadapan orang-orang baru atau misalkan mengikuti kompetisi cosplay di luar Semarang.

Menanggapi pujian dari orang lain Adi tetap selalu interospeksi dan melihat dirinya, apakah memang sesuai dan sudah baik seperti yang orang lain katakan. Rasa senang ketika dipuji pasti ada, dan pasti dijadikan motivasi dan semangat untuk bisa lebih baik lagi. dan jika melihat ada orang memiliki apa yang tidak dimiliki atau memiliki lebih baik dari yang dia miliki, Adi mencari tahu kelebihan dari orang tersebut, kemudian menjadikannya motivasi untuk jadi lebih baik, dan bisa menjadi panutan untuk lebih mengembangkan diri.

(35)

mewujudkan keinginan tersebut tentunya harus selalu berusaha dan bekerja tanpa banyak megeluh agar tidak menyerah sebelum harapan terwujud dan berakhir hanya menjadi mimpi.

Terakhir adalah Bety. Jika menghadapi orang yang membuatnya kesal, Bety tidak akan langsung marah-marah, tetapi jika orang tersebut sudah keterlaluan dan hal tersebut dapat merusak hubungan antar teman dalam komunitas, maka Bety tidak segan untuk berbicara langsung kepada orang tersebut, agar tidak menjadi masalah yang berakibat buruk pada komunitas. Anggota yang lebih senior dari Bety sekarang banyak yang sedang sibuk menyelesaikan skripsi atau tugas akhir mereka, maka sekarang Bety terbeban untuk membimbing teman-teman anggota komunitas dan terkadang terlihat banyak bicara dan marah-marah, tetapi Bety mengatakan bahwa dia tidak akan marah tanpa ada alasan, dan dia akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk sahabat dan komunitasnya.

Karena sudah terbiasa tampil di depan banyak orang, yaitu melakukan kegiatan cosplay ataupun dance, sedikit demi sedikit Bety dapat mengurangi rasa minder. Bety yang sekarang semakin sering tampil dan mengikuti kompetisi baik cosplay maupun dance, berhasil meraih juara dan mendapat banyak dukungan, maka dapat menambah rasa percaya dirinya dan tidak gampang minder lagi. kemudian jika mendapat pujian dari prestasinya, maka Bety tidak akan lupa mengucapkan terima kasih atas pujian yang orang lain berikan, dan akan semakin termotivasi untuk dapat menjadi lebih baik dan tidak puas begitu saja dengan pujian yang diterimanya.

Jika ada orang lain yang lebih baik atau memiliki sesuatu yang tidak dimiliki maka Bety akan memperhatikan orang tersebut, melihat apa kelebihan dari orang tersebut, menjadikannya inspirasi, dan motivasi untuk bisa membuat karya yang lebih baik dengan kemampuannya.

(36)

akhirnya tercapai cita-citanya untuk menjadi seniman yang memiliki karya yang dapat dibanggakan dan dapat membanggakan orang tua. Keterlibatannya menjadi cosplayer dan bergabungnya Bety dalam komunitas Cosplay Jaico dijadikannya sarana untuk menambah pengalaman, mengenal orang-orang baru. Dan harapannya sekarang setelah dapat bekerja dan memiliki penghasilan sendiri adalah membuat kostum untuk cosplay yang selama ini tidak bisa dibuat karena keterbatasan dana.

Optimis dan keyakinan harus dimiliki untuk dapat mencapai apa yang diharapkan, tetapi dalam usaha mencapai harapan tersebut pasti pernah mengalami kegagalan, yang harus dilakukan saat mengalami kegagalan adalah mengumpulkan semangat untuk bisa bangkit lagi, berusaha lagi dan dengan dukungan dari teman, keluarga dan juga sahabat akan membantu semangat untuk berusaha lagi akan ada.

(37)

Seperti yang telah dijelaskan, kehidupan cosplayer diibaratkan seperti panggung pertunjukan, yaitu memiliki panggung depan dan juga panggung belakang. Di dalam panggung depan maupun panggung belakang, cosplayer melakukan komunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya baik secara lisan ataupun dengan simbol-simbol melalui tingkah laku dan penampilannya. Pada panggung belakang, yaitu situasi dimana para cosplayer ini belum mengenal cosplay, dan masih berada dalam komunitas alamiahnya yaitu dengan budaya Jawa, sampai kepada panggung depan yaitu situasi pada saat mereka masuk menjadi anggota Komunitas Cosplay Jaico dan menjadi cosplayer kemudian melakukan kegiatan cosplay, dan akhirnya berada dalam situasi dimana mereka sudah menjadi cosplayer dan menjalani kehidupdan sehari-hari mereka sebagai sesorang yang masih harus melaksanakan aktifitas sesuai dengan budaya alami nya yaitu budaya Jawa, dan juga sebagai anggota komunitas cosplay yang sangat erat kaitannya dengan budaya pop Jepang.

(38)

Referensi

Dokumen terkait

12×10×15 cm berisi larutan elektrolit demin water dan sintesa dilakukan dengan mengalirkan arus DC pada sel elektrokimia pada variabel jarak antar elektroda 2, 4, dan

18 DINAS BINA MARGA Biaya Umum Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 1 Paket Rp.. No Satuan Kerja Kegiatan Volume Pagu

PEMBANGUNAN JALAN PEMBUKAAN DAN PERKERASAN JALAN DUSUN SIDAREJE KAMPUNG GEGARANG JB: Modal JP: Pekerjaan Konstruksi. 1

[r]

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Sebagaimana kita tahu/ pidato politik Mega saat pembukaan kongres/ sangat mementingkan ideologi politik partai// Secara tegas/ Megawati menyatakan/ bahwa PDIP mesti

dan Levenstein Code (LC) dalam kompresi file Text , penulis menyadari bahwa banyak pihak.. yang turut membantu, baik dari pihak keluarga, sahabat dan orang-orang

Sahabat MQ/ Potret kekerasan di Makam Mbah Priok Jakarta Utara/ menjadi klimaks dari sejarah kekerasan Satpol PP// Dasar hukum keberadaan Satpol PP sendiri/ berdasar pada