• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber :Paguyuban SIWALAN MESRA Kota Surabaya (2013)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa paguyuban mempunyai Kader Motivator pria dan wanita yang berkerja sama untuk mencari, membimbing, menginformasikan setiap kegiatan yang akan dilakukan dan memberi pengetahuan kepada calon akseptor manfaat dan keuntungan Ber-KB Vasektomi.

SUHARTO AHM AD

UNUT TERM INAL

ISM AIL

UNIT WARUNG

ISWANU

YATIM UN SURADI

KHARISUN

UNIT PASAR SENTRA PKL

AHM AD WARDOYO NURLAN EFENDI ACHM AD KHOIRUL

M ISBAH HARIANTO M AKSUM

ROHM ADI

ABD.WAHID DWI YULIANTO EDY SOETRISNO TOM O

KASIANTO DIDIK

SAPARI ASM ARI

M .YAHYA

Dari gambar di atas dapat di simpulkan jumlah motivator sebesar 62 orang yang dibagi dua kelompok yaitu motivasi perempuan sebesar 37 orang dengan ketua kordinator Sri Wahyuni dan motivator pria sebanyak 25 orang dengan ketua Suharto Ahmad selakuketua paguyuban.

4.1.4Keanggotaan Paguyuban Siwalan Mesra

Paguyuban Siwalan Mesra memiliki keanggotaan yang cukup banyak dengan jumlah pengurus 7 orang, Paguyuban Siwalan mesrah sampai saat ini memiliki anggota sebesar 235 orang dengan mayoritas anggotanya yaitu warga yang tidak mampu. Di lihat dari jabatan, tingkat pendidikan, umur anggota berikut akan diuraikan komposisi anggota Paguyuban Siwalan Mesra Kota Surabaya:

Tabel 4.3

Komposisi Anggota Paguyuban Berdasar kan J abatan

No Jabat an Jumlah (Orang) Present ase (%)

1 Ket ua 1 1

2 Bendahara 1 1

3 Skert aris 1 1

4 Seksi 4 2

5 M ot ivat or Pria dan Wanit a 62 26

6 Konseling 32 13

7 Anggot a 134 56

Jumlah 235 100

Sumber :Paguyuban Siwalan Mesra Kota Surabaya (2013)

Dari hasil tabel diatas dengan jumlah keanggotaan yang berjumlah 235 orang mayoritas banyak anggota yang tidak merangkap pengurus dengan jumlah

134 orang atau 56% banyak anggota yang tergabung di Paguyuban SIWALAN MESRA.

Berikut ini adalah tabel 4.11 yang menjelaskan tentang tingkat Pendidikan : Tabel 4.4

Komposisi Anggota Paguyuban Berdasar kan Tingkat Pendidikan No Pendidikan Jumlah (Orang) Prosent ase (%)

1 S1 1 1

2 SM A 148 62

3 SM P 63 27

4 SD 23 10

Jumlah 235 100

Sumber :Paguyuban Siwalan Mesra Kota Surabaya (2013)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas anggota paguyuban berpendidikan SMA dengan jumlah 148 orang atau 62 %. Hal ini dibuktikan rata-rata anggota paguyuban yaitu laki-laki dengan tingkat pendidikan terakhir yaitu SMA.

Adapun komposisi anggota paguyuban yang dilihat dari umur anggota yaitu:

Tabel 4.5

Komposisi Anggota Paguyuban Berdasar kan Umur Anggota

No Umur Jumlah (orang) Prosent ase (%)

1 21-30 5 2

2 30-40 75 32

3 41-50 134 57

4 >50 21 9

Jumlah 235 100

Sumber :Paguyuban Siwalan Mesra Kota Surabaya (2013)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas anggota paguyuban berumu berkisar 41-50 tahun dengan jumlah 134 orang atau 57%. Hal ini

dikarenakan mayoritas pria berumur 41-50 orang memiliki anak lebih dari 2 orang anak.

Setiap anggota paguyuban yang tergabung di Paguyuban SIWALAN MESRA harus memilik syarat yaitu harus mengikiti KB Vasektomi dan memilik kartu anggota paguyuban, aktif di setiap kegiatan vasektomi yang dilakukan.

Gambar 10 : Kartu anggota Paguyuban SIWALAN MESRA Sumber :Paguyuban Siwalan Mesra Kota Surabaya (2013)

Gambar duatas adalah gambar kartu anggota paguyuban yang dimiliki oleh setiap anggota paguyuban SIWALAN MESRA Kecamatan Pakal Kota Surabaya.

4.2 Hasil Penelitian

Vasektomi adalah suatu program pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara mengikut sertakan peran pria untuk mengikuti KB, program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga di perlukan peningkatan kepedulian dan partisipasi masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Adapun fokus dalam kegiatan Vasektomi yang di lakukan di Kecamatan Pakal Kota Surabaya adalah sebagaimana berikut:

4.2.1 Sosialisasi

Kegitan vasektomi yang dilakukan pastinya melibatkan suatu kelompok masyarakat yang telah mengikuti KB pria atau vasektomi yang di naungi oleh suatu paguyuban yaitu “SIWALAN MESRA”, kegitan paguyuban salah satunya adalah sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada calon akseptor dengan cara mengadakan suatu penyuluhan dan menyampaikan atau menjelaskan apa arti vasektomi atau KB pria. Sosialisasi yang dilakukan oleh paguyuban biasanya di daerah yang ramai di datangi masyarakat misalnya unit warung, unit terminal, unit pasar dan unit sentral PKL.

Adapun fokus dalam kegiatan Vasektomi yang di lakukan di Kecamatan Pakal Kota Surabaya sosialisasi suatu bentuk progaram paguyuban “SIWALAN MESRA” untuk pemberian suatu informasi dengan cara penyampean pengetahuan yang dilakukan oleh kader di kecamatan Pakal. Penyebarluasan informasi tersebut dilakukan melalui cara ceramah dan konseling yang diberikan oleh anggota paguyuban. Tujuan dari penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan reproduksi diberikan supaya masyarakat paham akan pentingnya menjaga dan membina sendiri kesehatan reproduksi untuk menciptakan keluarga yang berkualitas dan sejahtera.

Pada kegiatan paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya diberikan penyuluhan dan penyebar luasan informasi tentang vasektomi kepada masyarakat dengan cara:

1. Konseling merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang di lakukan oleh paguyuban dengan cara melayani masyrakat yang datang di paguyuban dan biasanya para kader mendatangi rumah-rumah warga untuk bersosialisasi, biasanya masyarakat ingin menanyakan atau kurang memahami apa itu vasektomi dan apa dampak positif dan negatif setelah melakukan Vasektomi.

2. Ceramah merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang di lakukan oleh paguyuban dengan cara mengadakan suatau acara atau pertemuan yang biasanya di lakukan oleh BKKBN, dalam acara tersebut Bapak Suharto Ahmad selaku ketua paguyuban memberikan motivasi kepada calon akseptor untuk melakukan Vasektomi stelah itu di lanjutkan dengan tanya jawab antara mativator dan calon akseptor.

Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan ketua paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Bapak Suharto Ahmat) yang menyatakan bahwa:

“Biasanya kita dari pihak Paguyuban dan PLKB memberikan informasi ke masyarakatmelalui sosialisasi dengan cara yaitu misalnya sosialisasi secara langsung ceramah dan tanya jawab dan konseling bagi masyarakat yang belum paham tentang vasektomi.” (wawancara 7 Oktober 2013)

Dari hasil wawancaradi atas dapat di simpulkan bahwa untuk memberikan pengetahuan atau informasi pada masyarakat atau calon akseptor dengan banyak cara yaitu konseling dan ceramah. sosialisasi yang di berikan oleh kader biasanya di tempat-tempat yang ramai atau banyak di kunjungi masyarakat.

. Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara dengan (Bapak Suharto Ahmad) di Kecamatan Pakal Kota Surabaya sebagaimana di bawah ini:

Gambar 11 : kegiatan sosialisasi di Pasar Benowo Sumber :Paguyuban Siwalan Mesra Kota Surabaya (2013)

“Biasanya begini massasaran utama kita dalam melakukan sosialiosasi adalah di tempat-tempat keramaian seperti Unit sentral PKL, Unit pasar, Unit warung kopi dan Unit terminal. Biasanya juga mendatangi rumah-rumah warga.”(wawancara 7 oktober 2013)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran paguyuban “SIWALAN MESRA” untuk melakukan sosialisasi adalah mencari tempat dimana tempat tersebut merupakan tempat yang banyak di kunjungi oleh masyarakat seperti unit sentral PKL, unit pasar, unit terminal dan mendatangi rumah-rumah warga. Kegiatan sosialisasi tidak di lakukan di kecamatan pakal saja di lain kecamatan juga di adakan sosialisasi.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh paguyuban “SIWALAN MESRA” setelah di adakan sosialisasi kepada masyarakat adalah salah satunya masyarakat takut melakukan oprasi vasektomi dan bagi keluarga rata-rata dengan alasan istrinya tidak menstujui dan masih banyak yang beranggapan bahwa vasektomi adalah kebiri atau memotong alat kelamin sehingga para peria enggan berpartisipasi melakukan vasektomi.

Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara peneliti dengann ketua paguyuban (Bapak Suharto Ahmad) dan masyarakat(Bapak irfan) yang belum

mengikuti vasektomi di Kecamatan Pakal Kota Surabaya sebagaimana di bawah ini:

Bapak Suharto Ahmad:

“Gini mas rata-rata disini tidak mau melakukan vasektomi dikarnakan takut di oprasi dan tidak di setujui istri dengan alasan istri sudah mengikuti KB,kadang-kadang sudah saya daftarkan menjadi akseptor ketika melihat temanya di oprasi dia lari sendiri dan tidak mau vasektomi. Dari masyarakat yang tidak mau melakukan vasektomi biasanya menakut-nakuti bahwa setelah melakukan vasektomi alat vitalnya tidak berfungsi sebagaimana biasanya”.”(wawancara 7 oktober 2013)

Bapak Irfan

“Gini mas saya tidak ikut vasektomi bukan saya tidak mau tapi kan saya sudah berkeluarga jadi tidak bisa memutuskan dengan cara sepihak istri saya belum membolehkan saya untuk melakukan vasektomi meskipun anak saya sudah tiga.”(wawancara 7 oktober 2013)

Dari wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa kendala-kendala yang sering terjadi setelah di lakukanya sosialisasi adalah masih ada rasa takut untuk melakukan oprasi kecil dan masih banyak anggapan vasektomi di kebiri sehingga alat vital tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan takut akan dampak negatif dari melakukan vasektomi.

Vasektomi bisa dilakukan apabila ada persetujuan dua belah pihak antara suami dan istri, harus mempunyai anak minimal dua dan apabila anak nomor dua masih kecil atau balita tetap tidak bisa mengikuti vasektomi dan syarat yang terakhir tidak mempunyai penyakit misalnya diabetes, hernia dan gatal di bagian alat vital. Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan ketua paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Bapak Suharto Ahmad) yang menyatakan bahwa:

“Pengalaman saya sebagai ketua paguyuban ada salah seorang yang sudah mau untuk melakukan vasektomi dan sudah saya daftarkan sebagai calon

akseptor ketika mau di oprasi harus melalui cek kesehatan ternyata setelah di cek up bapak tersebut menderita gejala hernia maka oprasi tidak dilanjutkan dan orang tersebut tidak boleh mengikuti vasektomi meskipun orang tersebut memaksa untuk ikut.”(wawancara 7 Oktober 2013)

Dari wawancara di atas di tegaskan bahwa masyarakat yang ingin melakukan vasektomi harus sehat dalam arti tidak mempunyai penyakit seperti hernia, diabetes dan gatal-gatal pada daerah kemaluan.

Sosialisasi dilakaukan biasanya satu bulan dua kali dilakukan pada hari sabtu dan minggu terakir bulan tersebut, sosialisasi biasanya di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pria atau anggota yang sudah mengikuti vasektomi dan para ibu-ibu yang suaminya menjadi anggota dari paguyuban “SIWALAN MESRA”.

Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan ketua paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Bapak Suharto Ahmat) yang menyatakan bahwa:

“Kegiatan ini untuk sosialisasi pasar dilakukan saptu dan minggu di bagi menjadi 2 bagian motifator pria dan wanita di warong kopi, sentral pkl, terminal, untuk konseling dilakukan di paguyuban selain itu ke keruma-ruma dilakukan padasaat waktu luang, iseng-iseng ke keruma-ruma warga, kalok di jadwal itu setiap saptu, minggu dalam minggu terahir.”(wawancara 7 oktober 2013)

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa kelompok motivator atau bisa dikatakan kader-kader vasektomi di bagi menjadi dua bagian yaitu bapak anggota paguyuban dan ibu yang suaminya mengikuti vasektomi.

Daerah Pakal menjadi suatu percontohan untuk daerah-daerah lain yang kaum prianya belum berperan atau berpartisipasi dalam mengikuti program KB pria karena di daerah pakal tingkat satu nasional menjuarai untuk akseptor KB pria atau vasektomi terbanyak.

Daerah Pakal meraih kesuksesan dikarenakan yang ikut andil dalam mensosialisasikan bukan hanya para pria saja melainkan para ibu-ibu yang suaminya sudah mengikuti vasektomi ikut mensosialisasikan sehingga ketika sosialisasi di lapangan dapat lebih mudah meyakinkan calon-calon akseptor untuk melakukan vasektomi sedangkan di daerah lain masihsedikit peminatnya melakukan KB pria di karenakan masih kurangnya anggota atau kader untuk melakukan sosialisasi dan para ibu-ibu malu untuk mensosialisasikan untuk melakukan vasektomi.

Dari hasil berbagai wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa kegiatan vasektomi berjalan dengan baik di karnakan setiap tahun ada kenaikan peserta atau akseptor yang mengikuti vasektomi,bisa kita lihat dalam tabel brikut ini :

Tabel 4.6

Pencapaian KB Pr ia atau Vasektomi di Kecamatan Pakal Kota Sur abaya

No Alat Kontr asepsi

2014 J umlah pemakai Pr osentase (% ) 1 MOP 4 19 2 Kondom 17 81 J umlah 21 100

Sumber : BKKBN JAWA TIMUR

Dari hasil tabel Kecamatan Pakal Kota Surabaya dapat disimpulka pada tahun 2014 sedikit yang mengikuti vasektomi hanya 4 dengan persentase 19 % sedangkan yang memakai alat kontrasepsi kondom tinggi sebanyak 17 dengan

persentase 81 %, dapat kita liat dalam tabel di atas bahwa minat pria dalam berpartisipasi sangat rendah..

Tujuan dari sosialisasi itu sendiri bisa kita lihat dari penulis dengan ketua paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Bapak Suharto Ahmat) yang menyatakan bahwa:

“ Tujuan kita untuk mengajak dan memberi informasi kepada masyarakat yang belum tau mengenai vasektomi itu apa, program kerja operasinya bagai mana, manfaatnya apa, tujuannya apa, efek sampingnya apa semua kita jelaskan agar masyarakat lebih mengetahui apa itu vasektomi. Biasanya isi promosi itu seperti pengertian vasektomi,yang mengikuti KB bukan hanya ibu-ibu meliankan bapak-bapak juga, kegiatan vasektomi ini tidak dipungut biaya sama sekali malah ada uang transport pengganti uang kerja dan jugak efek kegagalan vasektomi sangat kecil sekali bila dibandingkan dengan KB wanita, yang jelas hanya diperuntukkan untuk pria yang mempunyai anak lebih dari dua, dan juga memberitau operasinya efeknya, keuntungannya, dan fasektomi tersebut tidak bikin kemandulan dan dapat di sambung kembali.” (wawancara 7 Oktober 2013)

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan dari sosialisasi itu sendiri untuk mengajak masyarakat melakukan KB pria atau vasektomi dengan cara memberikan pengetahuan tentang vasektomi mulai dari dampak positif dan negatifnya, dampak positif mengikuti vasektomi adalah libidonya meningkat atau gairah sexnya bertanbah dan lebih aman untuk tidak menambah anak.

Sebelum melakukan vasektomi ada bebrapa syarat yang harus di setujui yaitu;

a) Harus ada persetujuan dari istri sehingga tidak ada kesalah pahaman ketika mengikuti vasektomi.

b) Tidak mempunyai penyakit misalnya diabetes, gatal pada kemaluan dan hernia.

c) Harus mempunyai anak minimal dua dan apa bila anak nomor dua masih balita tidak boleh mengikuti vasektomi.

d) Harus sudah yakin tidak akan menambah anak lagi di karnakan oprasi penyambungan membutuhkan biaya tinggi atau mahal.

e) Jika istri sudah dalam masa monepos suami tidak boleh mengikuti program vasektomi.

Ketika persyaratan sudah di penuhi baru bisa di lakukan pengoprasian vasektomi yang di lakukan di BKKBN kalau hanya berjumlah sediki sedangkan kalau yang mengikuti vasektomi lebih dari sepuluh maka di kirim oleh BKKBN bus untuk pengoprasian di daerah tersebut.

Oprasi vasektomi tidak memerlukan biaya karena sudah di fasilitasi oleh BKKBN dan setelah di oprasi di beri uang 100.000 ribu untuk mengganti kerja satu hari dan oleh BKKBN pusat kader yang mendampini di beri uang 100.000 ribu.

Untuk lebih meningkatkan minat pria dalam mengikuti vasektomi seharusnya sosialisasi lebih di tingkatkan oleh anggota paguyuban sehingga para pria termotivasi untuk mengikuti vasektomi dan bagi pemerintah seharusnya lebih lebih memperhatikan anggota paguyuban dengan cara memberi fasilitas bagi anggota paguyuban misalnya diberikan uang bensin dan lainsebagainya sehingga para anggota lebih giat untuk melakukan sosialisasi.

4.2.2 Usaha Ekonomi Produktif

Usaha ekonomi produktif merupakan salah satu bentuk program paguyuban untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Pakal, khususnya para anggota vasektomi yang dari kalangan menengah kebawah atau tidak mampu sehingga

dalam program tersebut memberikan suatu modal kepada masyarakat yang di bagi dalam kelompok-kelompok.

Kelompok tersebut terdiri dari 5 orang anggota untuk melakukan usaha kecil, usaha tersebut modal awal di berikan oleh paguyuban “SIWALAN MESRA” dari bantuan masyarakat yang menyumbangkan dana berupa uang untuk kas paguyuban atau kader paguyuban mencari seponsor dan membikin proposal untuk sumbangan dana.

Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan ketua paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Bapak Suharto Ahmad) yang menyatakan bahwa:

“Kita dapat dana untuk pemodalan anggota UEP itu bukan dari pemerintah mas tapi kita dapat dari sumbangan masyarakat, pinjaman dan juga para kader kita cari-cari seponsor, pemerintah tidak pernah memberikan bantuanya jadi uang pemodalan itu murni hasil dari paguyuban yang cari, dari kelompok UEP mendapat 2.500.000 ”.(wawancara 7 Oktober 2013) Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa suber dana dalam Usaha Ekonomi Produktif ini di peroleh dari sumbangan warga, pinjaman dan hasil dari seponsor, dari setiap kelompok yang berjumlah 5 orang mendapatkan uang sebesar 500.000 perorang sehingga dalam 1 kelompok total uang yang di dapat 2.500.000.

Usaha Ekonomi Produktif yang di jalankan para kelompok tersebut adalah membuat otak-otak tambado, minuman legen, sabun (sabun cuci cair dan sabun untuk cuci tangan) dan senek cepit chaiya-chaiya.

Sebelum kelompok Usaha Ekonomi Produktif di lepas untuk memulai usaha kecil pastinya harus di berikan pelatihan untuk memudahkan para kelompok untuk menentukan produk apa yg harus di hasilkan sesuai kemampuan yang di miliki

perkelompok, misalnya memproduksi sabun hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan ketua paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Bapak Suharto Ahmat) yang menyatakan bahwa:

“kalau pelatihan mas pernah saya datangkan mahasiswa ITS untuk memberikan pelatihan cara membuat sabun cuci baju dan sabun cuci tangan dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan, kegiatan pelatihan tersebut di lakukan 1 bulan 3 kali pertemuan di paguyuban”.(wawancara 31 Oktober 2013)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok Usaha Ekonomi Produktif sebelum melakukan usaha kecil sendiri terlebih dahulu di berikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kemampuanya sehingga usaha tersebut tidak menemui kesulitan baik segi produksi dan pemasaran di hari-hari berikutnya.

Produk yang di hasilkan oleh UEP biasanya di pasarkan di pabrik dan di rumah sakit kalau untuk sabun, Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan ketua paguyuban “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Bapak Suharto Ahmat) yang menyatakan bahwa:

“Kalau Usaha Ekonomi Produktif terus terang di paguyuban saya sudah berjalan dengan baik dan produksi yang di hasilkan oleh kelompok Usaha Ekonomi Produktif tidak kalah di pasaran mas, contohnya sabun cuci terus sabun cuci tangan malah sudah banyak rumah sakit yang berlangganan memakai sabun saya di samping bagus sabun saya juga menggunakan bahan-bahan herbal.”(wawancara 31 Oktober 2013)

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa kelompok UEP di Kecamatan Pakal Kota Surabaya sudah berjalan dengan baik dan hasil produksinya tidak kalah di pasaran meskipun bahan dari sabun di atas menggunakan bahan herbal yang ramah lingkungan.

Usaha Ekonomi Produktif dalam membuat suatu barang atau produk tentunya banyak peralatan yag harus di miliki oleh kelompok tersebut, peralatan tersebut dibeli dari uang yang di berikan paguyuban sebesar 2.500.000 .

Setelah usaha itu berjalan dan mulai banyak pelangganya maka upah yang di dapat para anggota adalah bisa di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan anggota PLKB di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Ibu Muji) yang menyatakan bahwa:

“Kalau istilah gaji kelihatanya terlalu besar mas buat kelompok Usaha Ekonomi Produktif karena usaha ini terbilang kecil mungki upah lebih pantes untuk sedikit-sedikit membantu keperluan keluarga mas, terus sisanya di tabung mungkin untuk memper besar usahanya”. (wawancara 31 Oktober 2013)

Dari wawancara di atas dapat kita simpulkan bahwa dari hasil produksi hanya bisa untuk keperluan sehari-hari dan sisanya untuk modal berdagang dan tidak menuntut kemungkinan untuk memper besar usaha itu sendiri.

Penjualan sabun yang di lakukan oleh kelompok UEP perbulan bisa mencapai 3.500.000 yang di dapat namun harus di berikan 10 % untuk paguyuban sejumlah 350.000 untuk kas paguyuban.

Selain membuat sabun kelompok paguyuban juga membuat otak-otak bandeng yang sekarang sudah berjalan dengan baik, otak-otak bandeng dalam perbulanya kurang lebih mendapat omset 5.000.000 dan 10 % masuk di kas paguyuban.

Hal ini dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan Kelompok Usaha Ekonomi Produktif Kecamatan Pakal Kota Surabaya ibu Robiaton:

“Usaha ekonomi produktif rata-rata sudah berjalan lancar namun dari kelompok UEP yang memproduksi otak-otak bandeng,es legen, sabun dan snek japit cayacaya yang keliatan paling laku di pasaran hanya sabun dan otak-otak bandeng’’. (wawancara 31 Oktober 2013)

Tujuan dari di bentuknya Usaha Ekonomi Produktif dapat di buktikan dari hasil wawancara penulis dengan pengurus PLKB “SIWALAN MESRA” di Kecamatan Pakal Kota Surabaya (Ibu muji) yang menyatakan bahwa:

“Di adakanya UEP oleh kelompok paguyuban kan emang sasaran vasektomi itu sendiri adalah masyarakat yang ekonomi lemah mas yang ananya banyak, dengan adanya itu paling tidak sedikit membantu mas perekonomiannya”.(wawancara 31 Oktober 2013)

Dari wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa Usaha Ekonomi Produktif bertujuan untuk memberikan suatu kegiatan untuk membangun ekonomi masyarakat Kecamatan Pakal khususnya masyrakat menengah ke bawah atau masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan kehidupan ekonomi yang lebih layak.

Untuk lebih meningkatkan usaha ekonomi produktif seharusnya paguyuban SIWALAN MESRA lebih meningkatkan fasilitas yang di butuhkan oleh para

Dokumen terkait