• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN

10. Muatan Kurikulum

Berdasarkan Standar Isi yang dikembangkan oleh BNSP, Kebijakan Kanwil Kementrian Agama Propinsi Jawa Tengah, Kebijakan Kandepag Kabupaten Magelang dan hasil rapat internal Komite Madrasah, mata pelajaran yang dikembangkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten dideskripsikan sebagai berikut:

a. Komponen Mata Pelajaran 1) Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah meliputi sub mata pelajaran: Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

2) Pendidikan Kewarganegaraan 3) Bahasa Indonesia

4) Bahasa Arab 5) Matematika

6) Ilmu Pengetahuan Alam 7) Ilmu Pengetahuan Sosial 8) Seni dan Budaya

9) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan b. Komponen Muatan Lokal

Pengembangan muatan lokal Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah didasarkan pada Kebijakan Gubernur Jawa Tengah,

44

Kebijakan Kandepag Kabupaten Magelang dan hasil rapat komite Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah. Atas dasar beberapa aturan tersebut muatan lokal yang dikembangkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayahterdiri dari atas pelajaran sebagai berikut:

1) Bahasa Jawa 2) Bahasa Inggris 3) Baca Tulis Al-Qur’an c. Komponen Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengapresiasikan diri sesuai dengan kebutuhan,minat, bakat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Bentuk kegiatan pengembangan diri Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah berupa:

1) Shalat Dhuha

2) Tadarus Al Qur’an dan seni baca Al-Qur’an 3) Layanan Bimbingan Konseling

4) Kepramukaan 5) Seni Rebana 6) Arabic

45

B. Paparan Data Per Siklus

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran fiqih semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran fiqih sesuai dengan jadwal pelajaran fiqih kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang

Tabel 3.7 Waktu Pelaksanaan

Siklus Tanggal

Kegiatan siklus I 7 Januari 2016

Kegiatan siklus II 12 Januari 2016

1. Siklus I

Pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan (Plan)

1) Menentukan waktu pelaksanaan tindaka kelas siklus pertama yaitu pada tanggal 7 Januari 2016.

2) Mempersiapkan materi fiqih pokok bahasan sholat idain

3) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I.

4) Mempersiapkan lembar observasi.

5) Mempersiapkan lembar soal ulangan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

46 b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 pertemuan(2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalahsholat idain. Langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal Apersepsi :

Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran (mengkondisikan siswa).

Motivasi :

a) Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah.

b) Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa hidup.

c) Bertanya tentang macam-macam sholat sunah yang di ketahui oleh siswa.

2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Meminta siswa untuk menyebutkan macam-macam sholat sunah.

47

b. Mengajak siswa secara lebih mendalam belajar tentang sholat idain.

c. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

(1) Mengajak siswa untuk melakukan prakek wudhu yang benar. (2) Mengajak siswa berdoa setelah selesai wudhu.

(3) Guru memberikan contoh bacaan dan gerakan sholat idain yang tepat dan diikuti oleh siswa.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

(1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan baik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

(2) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, siswa diminta untuk mempraktekkan sendiri sholat idain.

(3) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, siswa diminta mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru,

48 3)Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran

d) Guru mengucapakan salam. c. Observasi (Observe)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa, perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode yang tepat dan cara penyampaian materi yang tepat. Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai keinginan peneliti.

d. Refleksi (reflaction)

Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai,diantaranya:

49

1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan peneliti.

2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan peneliti.

Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:

1) Di antaranya masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran karena mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian siswa kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan.

2) Penggunaan waktu kurang efektif.

3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

2. Siklus II

Siklus kedua dilaksanaakan pada 12 Januari 2016 pada jam pelajaran fiqih. Pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

50 a. Perencanaan (Plan)

1) Mempersiapkan materi fiqih dengan topik sholat idain

2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan demonstrasi, Tanya jawab, inquiry sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3) Mempersiapkan lembar observasi b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan (2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Berikut langkah kegiatan tindakan kelas siklus II:

1) Kegiatan Awal

a) Guru memberikan salam

b) Sebelum memulai pelajaran guru mengkondisikan kelas c) Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran (pembiasaan) d) Absensi

e) Mengulas kembali pelajaran siklus I 2) Kegiatan Inti

a) Sebelum mempelajaripokok bahasan selanjutnya, siswa ditanya terlebih dahulu tentang waktu yang tepat mengerjakan sholat idain.

b) Siswa diminta untuk menyebutkan hal-hal yang dilakukan sebelum sholat idain.

51

c) Siswa diminta bersama-sama untuk mengucapkan lafal takbiran.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal yang belum dipahami.

e) Siswa mengerjakan Post Tes. 3) Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pelajaran b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri

pelajaran

c) Guru mengucapkan salam c. Observasi (observe)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada siklus I. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan siklus I.

52 d. Refleksi (reflaction)

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai adalah penggunaan waktu yang sudah efektif, Siswa yang memperhatikan penjelasan peneliti sudah sesuai dengan yang diharapkan, Siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

53

BAB IV PEMBAHASAN

A.Keadaan Pra Tindakan sebelum Penerapan Pembelajaran Shalat Idain dengan Metode Demonstrasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi prestasi belajar fiqih dengan materi sholat idain di MI Nurul Hidayah Trenten. Sistem pembelajaran yang berlangsung masih satu arah dimana guru masih berperan sebagai orang yang maha tahu dan sumber dari segala pengetahuan bagi siswa, sehingga selama proses pembelajaran berlangsung keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang atau dapat dikatakan bahwa siswa cenderung pasif. Selain itu, siswa juga kurang berantusias dalam mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Data yang diperoleh dari observasi kondisi awal, hasil nilai ulangan masih banyak siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal. Berikut adalah hasil belajar fiqih siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten yang berjumlah 15 anak.

Tabel. 4.1. Daftar Nilai Pra Siklus

No Nama Nilai Keterangan

1 Siti Nasikah 50 TT

2 Rendi Pradita 75 T

3 Doni Romadhon 50 TT

54

5 Ibnu Mutaqin 60 TT

6 Ihsan Budi Setyawan 80 T

7 Miftahurohim 60 TT

8 Abdul Gufron 69 T

9 Arunia Ilma Zahra 75 T

10 Chairilia Eka Safitri 75 T

11 Datik Zuli Nasihah 55 TT

12 Diki Pranata 50 TT 13 Nurul Munayani 50 TT 14 Riski Anugrah 60 T 15 Fauzan Aditya F 50 TT Jumlah 949 6 tuntas, 9 belum Rata-rata 63 Persentase ketuntasan 6/15 x 100% = 40% Keterangan : T = Tuntas TT= Tidak Tuntas

Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa ketuntasan belajar anak hanya 40%. Dengan demikian ketuntasan belajar masih jauh dari yang diharapkan. Apabila data tersebut dibuat diagram maka menjadi bentuk sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram Prestasi Belajar Prasiklus

0% 20% 40% 60% 80% PRASIKLUS TUNTAS TIDAK TUNTAS

55

B.Analisis Data Persiklus

1. Siklus I

Untuk melaksanaka nkegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi ini dengan menggunakan siklus, baik siklus I maupun siklus II. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan pada siklus I inipun dilaksanakan dengan tahapan- tahapan sebagaiberikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hipotesis tindakan dan identifikasi masalah, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi yang bertujuan agar pesertadidik memahami terhadap materi yang disampaikan, sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Selanjutnya peneliti bersama kolaborator melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyusun skenario pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan

2) Menyusun Lembar Observasi peserta didik .

3) Mempersiapkan materi atau bahan yang digunakan pada kegiatan pembelajaran.

4) Menyusun soal evaluasi yang akan dipergunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik .

56 b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, pendidik melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam skenario pembelajaran (RPP). Pada awal pembelajaran, pendidik membuka pelajaran dengan memotivasi dan mengadakan tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan shalat. Setelah pendidik memberikan gambaran materi yang akan dibahas dan menyampaikan tujuan pembelajaran, pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik -peserta didik untuk membaca materi, kemudian pendidik memberikan penjelasan tentang materi sholat Idain.

Peserta didik memperhatikan pendidik dalam menjelaskan materi. Pendidik memutar slide demi slide yang menjelaskan materi sholat idain. Beberapa peserta didik yang belum begitu memahami materi mengajukan pertanyaan, namun ada beberapa peserta didik yang hanya diam dan terlihat masih bingung. Ada juga beberapa peserta didik yang terlihat masih malu dalam mengutarakan pertanyaan. Ada juga peserta didik yang pasif dan kurang konsen pada pembelajaran serta tidak berminat mengikuti pelajaran.

Di dalam melaksanakan pembelajaran pendidik juga sering melontarkan pertanyaan serta meminta anak didik untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas serta meminta peserta didik yang lain untuk maju. Apabila ada pertanyaan dari peserta didik maka pendidik

57

meminta peserta didik yang sudah memahami untuk mempraktekkan apa yang ditanyakan tersebut.

Pada akhir siklus I ini pendidik memberikan klarifikasi dan apresiasi (pujian) terhadap jawaban peserta didik-peserta didik, dan kemudian mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi pelajaran. Selanjutnya peserta didik mempersiapkan diri untuk melaksanakan tes formatif yang diberikan oleh pendidik guna mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas.

c. Observasi

Peneliti sebagai pengamat atau observator melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dan keaktifan peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, metode yang digunakan, pemberian penguatan, memotivasi peserta didik dan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Peneliti juga melakukan pengamatan secara cermat terhadap aktivitas peserta didik dengan menggunakan lembar observasi peserta didik yang telah disiapkan terlebih dahulu. Aspek keaktifan meliputi memperhatikan penjelasan pendidik dengan serius, mengerjakan tugas yang diberikan serta mencatat dan merangkum materi, dan aktif dalam tanya jawab.

58 1) Hasil proses

Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), pendidik telah melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran(RPP) yang telah dibuat. Sedangkan peneliti dengan menggunakan data hasil observasi mencatat beberapa kejadian penting, antara lain keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya beberapa peserta didik yang masih pasif, masih mengobrol dengan teman disampingnya, kurang memperhatikan penjelasan pendidik dan kurang konsen pada saat pembelajaran serta tidak berminat mengikuti pelajaran.

2) Prestasi Belajar

Peneliti menetapkan ketuntasan nilai minimal adalah 70, artinya peserta didik dinyatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 70 atau lebih. Sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas apabila telah mencapai 85 %.

Nilai Prestasi belajar peserta didik dalam siklus I diambil dari nilai tes evaluasi peserta didik pada akhir siklus. Namun untuk melihat apakah ada peningkatan prestasi peserta didik pada siklus I ini, maka peneliti juga mengumpulkan data nilai peserta didik pada pre-test.

59 d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, ternyata dalam siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi, proses pembelajaran yang berlangsung mulai terlihat efektif, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung, walaupun masih ada beberapa peserta didik yang masih pasif, tidak memperhatikan penjelasan pendidik, dan masih banyak peserta didik yang tidak malu bertanya saat mengalami kesulitan serta masih malu ketika diminta pendidik untuk menjadi sebagai sukarelawan untuk mempraktekkan. Hal ini dikarenakan hal – hal sebagai berikut: 1) Peserta didik masih terpengaruh dengan metode pembelajaran yang

lama

2) Penjelasan pendidik terlalu cepat

3) Kemungkinan pengaturan kelas yang kurang baik sehingga peserta didik kurang jelas melihat cara pendidik mengajar

4) Pendidik dalam hal bertanya kepada peserta didik dan meminta peserta didik sebagai sukarelawan kurang merata, sehingga belum semua peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran.

Karena masih adanya beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I ini, maka berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman peserta didik. Hal ini bisa dilihat dari data hasil belajar peserta didik pada siklus I yang menunjukkan bahwa indikator

60

ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal belum tercapai. Berikut adalah hasil pembelajaran siklus I

Tabel 4.2. Daftar Nilai Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

1 Siti Nasikah 40 TT

2 Rendi Pradita 80 T

3 Doni Romadhon 60 TT

4 Hani Prasetyani 75 T

5 Ibnu Mutaqin 65 TT

6 Ihsan Budi Setyawan 90 T

7 Miftahurohim 70 TT

8 Abdul Gufron 75 T

9 Arunia Ilma Zahra 80 T

10 Chairilia Eka Safitri 80 T

11 Datik Zuli Nasihah 60 TT

12 Diki Pranata 55 TT 13 Nurul Munayani 55 TT 14 Riski Anugrah 80 T 15 Fauzan Aditya F 55 TT Jumlah 1020 7 tuntas, 8 tidak tuntas Rata-rata 68 Persentase ketuntasan 7/15x100%= 46,67

Dengan demikian persentase pertemuan pertama siklus I adalah sebagai berikut:

a) Prosentase siswa yang telah tuntas belajar

Banyak siswa = 15 siswa

Siswa yang telah tuntas = 7 siswa Persentase siswa yang telah tuntas belajar

= 15 100% 46,67% 7

61 b) Prosentase siswa yang belum tuntas

Siswa yang belum tuntas = 8 siswa

Prosentase siswa yang belum tuntas = 100% 53,33% 15

8

x

Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram ketuntasan belajar siklus 1 adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2. Diagram Prestasi Belajar Siklus I

Pada pembelajaran siklus I ini masih ada 8 peserta didik (53,33%) yang belum tuntas belajar dengan nilai dibawah 70, sedangkan peserta didik yang sudah tuntas belajar ada peserta didik (46,67%) dengan nilai diatas 70. Ini berarti pada perbaikan pembelajaran siklus I belum tuntas secara klasikal, dikarenakan belum mencapai 85%.

Dari hasil observasi pada siklus I ini, selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan selanjutnya.

Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi peserta didik sehingga peserta didik bisa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan agar proses pembelajaran dapat berjalan

40,00% 45,00% 50,00% 55,00% siklus I tuntas tidak tuntas

62

dengan baik dan dapat mencapai indikator keberhasilan, peneliti juga berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti didapatkan beberapa solusi untuk digunakan sebagai rumusan dalam upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran pada siklus II dengan metode demonstrasi pada materi sholat idain MI Nurul Hidayah Trenten. Upaya- upaya tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) dan soal tes untuk siklus II

b) Pendidikakan menjelaskan lebih pelan dan jelas

c) Pendidik akan mensetting tempat pembelajaran dengan berbentuk baris/shof sehingga semua peserta didik bisa melihat semua apa yang didemontrasikan oleh pendidik serta peserta didik yang lain.

d) Peserta didik langsung diminta untuk malaksanakan praktek sholat idain.

Dalam penelitian pembelajaran siklus I ini, meskipun belum tuntas secara klasikal namun sudah tampak adanya peningkatan semangat dan keseriusan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti, sebagian besar peserta didik merasa cocok dan senang dengan penggunaan metode demonstrasi.

63 2. Siklus II

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi siklus I memperlihatkan, bahwa pembelajaran fiqih materi sholat idain telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya data tentang peningkatan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik, sebagaimana disebutkan di atas. Namun, peningkatan tersebut belum mencapai standar yang ditetapkan, sehingga perlu diadakan perencanaan lanjutan untuk tindakan siklus II.

Pada siklus II ini peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran yang merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada siklus II ini peneliti merencanakan akan melaksanakan perbaikan dengan lebih mengaktifkan peserta didik. Peneliti memberikan variasi-variasi kecil agar peserta peserta didik tidak jenuh dan proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

Peneliti menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) dan soal tes siklus II. Peneliti juga akan mengupayakan untuk memberikan penjelasan lebih pelan, serta berusaha untuk lebih meningkatkan peran serta peserta didik dengan memberikan kesempatan yang sama dan jauh lebih besar kepada peserta didik untuk mempraktekkan materi yang diajarkan dan membuat pertanyaan serta meringkas materi yang diajarkan. Tidak lupa pendidik mensetting tempat pembelajaran dengan membentuk baris/shof sehingga semua peserta didik dapat melihat

64

semua apa yang dilakukan oleh prakktekan atau pendidik dalam mepraktekkan materi yang diajarkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II ini peneliti lebih menekankan pada penjelasan materi yang masih belum jelas dan peserta didik yang masih kurang aktif dalam kelompoknya masing-masing. Agar semua peserta didik aktif dan memperhatikan, pendidik selalu memberi penjelasan yang mendetail.

Skenario pembelajaran pada siklus II sama halnya dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Ketika masing-masing peserta didik sudah mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan, peserta didik juga diminta untuk mencatat materi atau meringkas materi. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada pendidik apabila belum memahami materi yang disampaikan. Bahkan, pendidik memberikan kesempatan untuk membenarkan apabila ada anak yang salah yang dipraktekkan oleh teman yang lain salah. Di akhir pembelajaran semua peserta didik diberikan tes akhir siklus.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran peneliti berhasil melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran siklus II. Dari lembar observasi dapat diketahui bahwa hasil penelitian masalah siklus II ini sudah jauh lebih baik daripada perbaikan pembelajaran siklus I.

65 1) Hasil Proses

Pada siklus II ini peserta didik sudah aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta didik lebih semangat, antusias dan serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik pun sudah bisa melakukan pembelajaran dengan baik.

2) Hasil Belajar Peserta didik

Setelah dilakukan tes atau penilaian di akhir pembelajaran siklus II, ternyata hasil belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dengan adanya perolehan nilai yang lebih baik dibandingkan pada pembelajaran siklus I. Jumlah peserta didik yang tuntas pun meningkat sampai 93,33%. Dan hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Fiqih dengan metode demonstrasi berhasil.

Setelah dilakukan penelitian di akhir pembelajaran pada siklus II, hasilnya sudah memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti karena hampir seluruh peserta didik mencapai tuntas minimal, sehingga tuntas belajar klasikal juga tercapai.

d. Refleksi

Berdasarkan data yang didapat dari pelaksanaan siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan yaitu aktivitas dan prestasi belajar peserta didik. Dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini, sudah tuntas secara klasikal dan sudah nampak adanya peningkatan semangat dan keseriusan peserta didik dalam mengikuti

66

pelajaran. Menurut pengamat, semua peserta didik sudah cocok dengan metode demonstrasi. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta didik menunjukkan peningkatan dari siklus I. Sedangkan ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II ini secara klasikal juga meningkat dengan presentase ketuntasan 93,33%.

Berikut adalah hasil hasil belajar materi sholat Idain anak kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.

Tabel 4.3.

Daftar Hasil Nilai Siklus II

No Nama Nilai Keterangan

1 Siti Nasikah 60 TT

2 Rendi Pradita 85 T

3 Doni Romadhon 90 T

4 Hani Prasetyani 85 T

5 Ibnu Mutaqin 85 T

6 Ihsan Budi Setyawan 75 T

Dokumen terkait