• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendi"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH

MATERI SHALAT IDAIN

MELALUI METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN

KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SLAMET NASIHIN

14409099

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH

MATERI SHALAT IDAIN

MELALUI METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN

KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SLAMET NASIHIN

14409099

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga

Website: http://iainsalatiga.ac.ide-mail:administrasi@iainsalatiga.ac.id

Salatiga, Juni 2016

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 (tiga) eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Saudara Slamet Nasihin

Kepada Yth,

Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Slamet Nasihin NIM : 11409099 Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Salatiga, Juni 2016 Pembimbing,

(5)
(6)
(7)
(8)

viii melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI

NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016”

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

(9)

ix

4. Jaka Siswanta, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Bapak/Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga.

6. Segenap keluarga MI Nurul Hidayah Trenten yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

Meskipun kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan secara maksimal, namun penulis yakin masih banyak kekurangannya. Untuk itu, saran dan kritik membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Salatiga, Juni 2016

(10)

x

ABSTRAK

Nasihin, Slamet. 2016 Upaya meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Materi Shalat Idain Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.

Kata Kunci : Pembelajaran Shalat Idain, Metode Demonstrasi, Prestasi Belajar Siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran Shalat Idain dengan metode demonstrasi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Shalat Idain kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Latar belakang penelitian ini adalah berangkat dari pengalaman tentang kondisi kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten dimana beliau mengungkapkan bahwa masalah yang dihadapi adalah masih rendahnya prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Fiqih. Selain itu juga lemahnya proses pembelajaran yang berkembang dewasa ini. Pembelajaran masih berorientasi kepada guru, sedangkan siswa hanya sebagai objek ajar yang terus diberi dengan segudang informasi. Hal ini disebabkan karena metode yang dipakai guru selama ini lebih banyak menggunakan metode konvensional. Oleh karena itu, pembelajaran berlangsung secara sepihak dan kurang adanya partisipatif dari siswa. Dari observasi ini ketika dilakukan post test nilai rata-rata siswa hanya 63,33.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti dan subyek penelitiannya adalah siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 15 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran Shalat idain dengan metode demonstrasi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.

(11)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

(12)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi belajar Fiqih ... 18

1. Pengertian prestasi belajar... 18

2. Pengertian Fiqih ... 19

B. Materi Sholat Idain ... 21

1. Sholat Idain ... 21

C. Metode demonstrasi ... 23

1. Pengertian Demonstrasi ... 23

2. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi ... 24

3. Langkah-langkah metode demonstrasi untuk pembelajaran fiqih materi sholat idain ... 25

BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN A. Gambaran Umum MI ... 27

1. Letak geografis ... 27

2. Sejarah Singkat MI...28

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Madrasah... 29

4. Visi dan Misi ... 30

5. Struktur Organisasi MI Nurul Hidayah ... 32

6. Guru dan Karyawan ... 33

7. Keadaan Siswa ... 34

8. Sarana dan Prasarana ... 39

9. Kurikulum MI Nurul Hidayah Trenten ... 41

(13)

xiii

B. Paparan Data Per Siklus...45 1. Siklus I ... 45 2. Siklus II…………...49 BAB IV PEMBAHASAN

A. Keadaan Pra Tindakan sebelum Penerapan Pemebelajaran shalat Idain dengan Metode Demonstrasi ... 53 B. Analisis Data Persiklus ... 55 C. Pembahasan dan Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa setelah

diadakan Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi... 68 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71 B. Saran ... 72 C. Penutup ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Guru dan Karyawan ... 33

Tabel 3.2. Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar ... 34

Tabel 3.3. Jadwal dan Alokasi Waktu Pengembangan Diri ... 37

Tabel 3.4. Daftar Prestasi Siswa MI Nurul Hidayah Trenten ... 38

Tabel 3.5. Daftar Sarana dan Prasarana ... 40

Tabel 3.6. Daftar Mebelair ... 41

Tabel 3.7. Waktu Pelaksanaan ... 45

Tabel 4.1. Daftar Nilai Prasiklus ... 53

Tabel 4.2. Daftar Nilai Siklus I ... 60

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Siklus Desain PTK Model Kemmes & Mc Taggart ... 9

Gambar 4.1. Diagram Prestasi Belajar Prasiklus ... 54

Gambar 4.2. Diagram Prestasi Belajar Siklus I ... 61

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama di sekolah pada saat ini sangat perlu ditingkatkan terutama tentang pendidikan fiqih untuk bisa menciptakan manusia yang memiliki ilmu agama yang baik. Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna damai, dan bermartabat. Menyadari akan pentingnya peran agama dalam kehidupan umat manusia maka nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah kebutuhan yang di tempuh melalui pendidikan baik pendidikan di keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

(17)

2

Pelajaran fiqih merupakan salah satu pelajaran pokok di Madrasah Ibtidaiyah, hampir setiap hari secara tidak langsung selalu disampaikan dengan harapan siswa memiliki hukum-hukum Islam yang kuat. Fiqih penting bagi kehidupan apalagi di usia yang masih dini (kecil) agar tertanam kebiasaan untuk melaksanakan perintah Allah, maka pembelajaran fiqih dibutuhkan metode yang tepat agar lebih berhasil.

Penggunaan metode pembelajaran di setiap pelajaran sangat penting, karena akan keberhasilan pelajaran juga ditentukan oleh metode, maksudnya metode juga bisa menghasilkan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil belajar dapat optimal. Metode memiliki kedudukan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tanpa metode suatu pesan pembelajaran tidak akan terproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah yang dicapai (Rahmat, 2001).

Pengalaman penulis saat mengajar mata pelajaran fiqih materi sholat idain di MI Nurul Hidayah Trenten Candimuyo Magelang, ditemukan bahwa kondisi siswa kurang berhasil dalam pelajaran fiqih baik dalam tes tertulis maupun dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari kurang tertanam dengan baik. Kekurangan itu terbukti dalam tes tertulis nilainya masih kurang dari rata-rata yang melebihi KKM hanya sebagian.

(18)

3

metode ceramah kurang efekti, dan juga disebabkan karena masih usia anak-anak.

Dalam proses belajar mengajar strategi pembelajaran yang di gunakan oleh guru dalam pembelajaran fiqih masih menggunakan metode konvensional (monoton). Berdasarkan peneliti menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang baru dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran fiqih di kelas IV MI Nurul Hidayah dengan menggunakan metode konvensional tersebut ternyata belum menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. Pada saat pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang kurang memperhatikan, mondar – mandir kesana kemari. Bahkan ada sebagian siswa yang melakukan aktifitas lain saat guru menjelaskan, misalnya mengobrol sendiri dengan teman, mengganggu teman yang sedang memperhatikan.

(19)

4

materi shalat idain lebih banyak ke gerakan fisik dan hafalan disamping materi tertulis maka dengan metode demonstrasi ini akan lebih cocok dan tepat sasaran dalam mencapai prestasi yang lebih baik.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan peningkatan guna pencapaian tujuan pembelajaran sehingga peneliti akan menerapkan pembelajaran sholat idain dengan metode demonstrasi yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan strategi demonstrasi ini merupakan kegiatan yang bisa di gunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan (Hisyam Zaini, 2008:50)i

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul:

“UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHOLAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN

CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN

2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

(20)

5

Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar fiqih materi sholat idain pada siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten kecamatan Candimulyo kabupatenMagelang tahun ajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian kelas ini adalah:

Untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar fiqih materi sholat idain pada siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu yang dianggap benar untuk alasan atau untuk mengutarakan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan (W.J.S. Poerwodarminto, 1985:358).

(21)

6

“Penerapan metode demonstarsi dapat meningkatkan hasil belajar fiqih materi sholat Idain pada siswa kelas IV di MI Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo kabupaten Magelang Tahun Ajar 2015/2016.” 2. Indikator Keberhasilan

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh pendidik dalam membawa peserta didiknya ke arah peningkatan prestasi yang mana indikator tersebut menggunakan kata kerja operasional tertentu. Indikator untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian ini 85% siswa mengalami peningkatan setelah mengikuti proses pembelajaran fiqih pada siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang antara sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan.

E. Kegunaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan dapat memberi beberapa manfaat, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai metode demonstrasi dalam meningkatkan prestasi belajar fiqih materi shalat Idain.

2. Kegunaan Praktis

(22)

7

F. Metode Penelitian

1. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV di MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang yang terdiri atas 15 siswa. 9 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran sholat idain dengan media demonstrasi untuk mengoptimalkan serta meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Prestasi

Belajar Fiqih Materi Sholat Idain Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Magelang Tahun 2016”, ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research merupakan penelitian tindakan (action research), yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas.

(23)

8

yang sangat diutamakan adalah mengungkap makna, yakni makna dan proses pembelajaran fiqih sebagai upaya mengoptimalkan dan meningkatkan siswa melalui tindakan yang dilakukan.

3. Desain Penelitian

Pada prinsipnya diterapkannya penelitian tindakan kelas atau classroom action research dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Sebagai salah satu penelitian yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan di dalam kelas, menyebabkan terdapatnya beberapa model atau desain yang dapat diterapkan. Desain tersebut di antaranya: 1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis & McTaggart, 3) Model Dave Ebbutt, 4) Model John Elliot, 5) Model Hopkins, dan masih ada beberapa model lain, yang pada prinsipnya merupakan pengembangan dari model yang ada.

(24)

9

Gambar 1.1. Siklus Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemmis & Mc Taggart

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus (putaran) berkelanjutan dan berulang. Siklus inilah yang sebenarnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas, yaitu bahwa penelitian tindakan kelas harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan satu kali tindakan saja. Putaran atau siklus tersebut berulang terus sampai mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

(25)

10

Apabila dalam siklus pertama sudah menunjukkan perbaikan atau keberhasilan dan hambatan dari kegiatan yang dilakukan maka guru dan peneliti menentukan rancangan siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama pada siklus pertama, tetapi pada umumnya kegiatan pada siklus kedua mempunyai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu. Jika peneliti merasa belum puas dengan keberhasilan pada siklus pertama dan kedua maka boleh melanjutkan ke siklus berikutnya dan seterusnya sampai guru dan peneliti merasa puas dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih melalui pembelajaran sholat idain dengan metode demonstrasi

Untuk lebih rincinya perencanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan, peneliti mengadakan pengamatan tentang materi sholat idain.

b) Melakukan rancangan dalam pelaksanaan PTK.

c) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi yang telah ditentukan.

(26)

11 2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dalam penelitian tindakan kelas mencakup prosedur yang akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan. Pada tahap ini, rencana pembelajaran yang telah disusun oleh guru bersama peneliti dipergunakan sebagai dasar dalam menyelenggarakan pembelajaran.

Pada fase ini, guru dan peneliti melaksanakan pembelajaran sholat idaindengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih sesuai rencana yang telah dibuat dalam RPP.

3) Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan yang meliputi: interaksi siswa dengan siswa atau semua fakta yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Sementara kegiatan berlangsung, peneliti mengamati perilaku dan perubahan yang terjadi pada siswa dan mencatatnya. Fungsi observasi adalah merekam semua aktivitas dan kemampuan yang ditunjukkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 4) Refleksi

(27)

12

dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II dilakukan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I. Adapun tahapan-tahapan pada siklus II ini sama dengan tahapan pada siklus I hanya saja ditekankan dengan tujuan untuk perbaikan dari siklus I. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah:

1) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyusun rancangan kegiatan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan sebagaimana pada siklus I.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada siklus II, yaitu memperbaiki pembelajaran sholat idain dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.

3) Observasi

(28)

13 4) Refleksi

Seluruh data dan informasi yang telah diperoleh kemudian sebagai landasan untuk menentukan apakah tujuan yang diharapkan sudah tercapai atau belum.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi, secara sederhana berarti pengamatan dengan tujuan tertentu kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, kulit. Sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kondisi lingkungan sekolah, fasilitas-fasilitas sekolah, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kondisi sekolah termasuk aktivitas proses belajar mengajar.

b. Metode Wawancara

(29)

14

maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Metode ini digunakan untuk mewawancarai siswa, guru, kepala sekolah, dan TU.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah alat pengumpulan data yang digunakan untuk mencari mengenai hal-hal yang berupa catatan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum sekolah, seperti letak geografis, struktur organisasi, dan hal-hal yang berkaitan dengan sekolah dan proses pembelajarannya. Juga digunakan untuk memperoleh gambaran ketika proses pembelajaran sholat idain dengan metode demonstrasi.

d. Tes

(30)

15 6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011:85). Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut dengan teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase nilai yang diperlukan siswa kemudian dirata-rata untuk mengetahui keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

b. Data kualitatif, berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman, penguasaan materi siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo terhadap pelajaran Fiqih.

7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah jika terdapat peningkatan prestasi belajar siswa dalam belajar sholat idain pada siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.

(31)

16

G. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini akan mencapai hasil yang utuh apabila terdapat sistematika pembahasan yang baik. Untuk memberikan gambaran pembahasan secara menyeluruh dan sistematis dalam skripsi ini, maka disusun sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I: Pada bab ini berisi tentang pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II: Berisi tentang kajian pustaka meliputi: Pengertian Belajar, Pengertian Metode Demonstrasi, Pengertian Prestasi Belajar dan Pengertian dari Fiqih.

BAB III: Berisi tentang gambaran umum objek penelitian yaitu: letak geografis madrasah, sejarah singkat berdirinya MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang, visi dan misi, struktur organisasi, data guru dan karyawan MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang, data siswa MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang, serta keadaan sarana dan prasarana MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.

(32)

17

Candimulyo Magelang. Hasil penerapan pembelajaran sholat idain dengan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.

(33)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Fiqih

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yaitu yang berarti “hasil

usaha”(Zaenal Arifin,1991:3). Sedangkan belajar berarti berusaha supaya mendapat suatu kepandaian (Poerwadarminto,1985:108). Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Ada juga yang menyebut prestasi belajar dengan istilah hasil belajar. Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu yang biasanya dinyatakan dengan nilai.

Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat digunakan untuk meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan (Nana Sudjana, 2000: 102). Tohirin menyatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (Tohirin, 2006: 151).

(34)

19

diri siswa, yang pada lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman dan latihan dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai atau angka.

2.Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa berarti pintar, cerdas, dan paham (Ash-Shidqy, 1996: 29). Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti:

a. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari‟at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur‟an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma‟ dan ijtihad.

b. Hukum-hukum syari‟at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua definisi tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk mengetahui hukum-hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari‟at itu sendiri (yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat,

(35)

20

Menurut Hatib Rachmawan, secara bahasa kata fiqih dapat diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm, artinya pemahaman. Jadi fiqih dapat diartikan ilmu yang mendalam.Secara istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum syar‟i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci. Mukalaf adalah orang yang layak dibebani dengan kewajiban

Menurut T.M Hasbi Ash-Shidqy (1996) menyetir pendapat pengikut Syafi’I, Fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang

berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas. Serta menyetir pendapat Al-Imam Abd Hamid Al-Ghazali, Fiqih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ bagi para mukallaf seperti wajib, haram, mubah, sunnat, makruh, shahih, dan lain-lain. Dari pengertian diatas maka pembelajaran Fiqih adalah jalan yang dilakukan secara sadar, terarah dan terancang mengenai hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf baik bersifat ibadah maupun muamalah yang bertujuan agar anak didik mengetahui, memahami serta melaksanakan ibadah sehari-hari.

Pentingnya belajar fiqih dijelaskan dalam QS At-Taubah [10]: 122) berikut ini.

(36)

21

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama

dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS

At-Taubah [10]: 122).

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa pentingnya belajar fiqih bagi umat Islam agar dapat menjaga diri dan dapat melakukan ibadah sesuai syariat agama.

B. Materi Sholat Idain 1. Sholat Idain

Shalat Idain disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Anas bin Malik mengatakan: Rasulullah datang ke Madinah dan masa jahiliah penduduk Madinah memiliki dua hari yang mereka gunakan untuk bermain-main santai. Nabi pun bersabda

“Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih dari

pada keduanya, yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.”

(37)

22

a. Mandi, memakai wangi-wangian, bersiwak, makan terlebih dahulu sebelum pergi ke tempat shalat dalam hari raya Idul Fitri. Diriwayatkan dari Buraidah, ia berkata:

Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya (yaitu Buraidah bin al-Husaib) ia berkata: Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai shalat (HR. At-Tirmizi)

b. Berangkat pagi-pagi setelah shalat subuh, kecuali imam. Ia justru sebaliknya berangkat akhir-akhir. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al -Khudri bahwasanya Nabi keluar pada hari raya Idul Adha dan Idul Fitri, dan langsung memulai shalat.

c. Disunnahkan membaca takbir pada dua hari raya selama berjalan menuju ke tempat shalat dan di tempat shalat hingga imam datang, berdasarkan riwayat dari sejumlah sahabat, seperti Ali, Ibnu Mas’ud,

Anas, Abu Hurairah, dan lainya.

(38)

23

Nabi keluar dari tempat shalat, dan hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat.”

Shalat idain merupakan acara utama pada hari raya. Keagungan takbir yang berkumandang ketika memasuki tempat shalat mengubah hati dan mewujudkan atmosfir spiritual dalam diri manusia. Orang-orang mukmin berdiri rapi untuk menunaikan ibadah menghadap Allah Swt. Setelah shalat dua rakaat, imam menyampaikan dua khutbah dan dalam khutbah tersebut Imam mengingatkan ketaqwaan dan memperhatikan nilai-nilai moralitas serta meningkatkan solidaritas sesama atas penderitaan yang dialami orang lain. Ketika selesai melaksanakan shalat, orang-orang hatinya dipenuhi dengan kebahagian dan harapan ampunan dari Allah.

C. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Depdikbud, 2002: 740).

(39)

24

pelajaran untuk mencapai tujuanya adalah cara menyampaikan materi pembelajaran dengan peragaan, baik dilakukan oleh dirinya atau meminta orang lain untuk memperagakan (Lukman, 2009: 84). Metode belajar adalah suatu cara atau jalan atau cara yang harus dilalui di dalam mengajar (Slameto:67). Jadi metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu (Slameto: 250). Demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seseorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang sesuatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya Demonstrasi tentang cara melakukan memandikan mayat orang muslim/muslimah dengan menggunakan model boneka, demonstrasi tentang cara-cara tawaf pada saat menunaikan ibadah haji, demonstrasi tentang tata cara meragakan urutan-urutan gerakan dalam sholat terutama sholat wajib dan sholat sunat (Basyirudin, 2002: 45).

2. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

(40)

25

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Di samping beberapa kelebihan, metode ini juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

a. Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.

3. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Untuk Pembelajaran Fiqih Materi Sholat Idain

(41)

26

a. Guru memberikan contoh niat sholat Idain kemudian diikuti oleh siswa.

b. Guru mempraktikan sholat Idain dari rakaat yang pertama dengan membaca takbiratul ihram kemudian membaca doa iftitah,selanjutnya takbir 7 kali dan diikuti oleh siswa.

(42)

27

BAB III

PAPARAN DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Nurul Hidayah Trenten 1. Letak Geografis

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah merupakan lembaga pendidikan dasar yang berciri khas Agama Islam. Letaknya di Dusun Trenten Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah berdiri di atas areal tanah seluas 1.850 m.

Madrasah ini mempunyai beberapa unit bangunan. 7 lokal ruang kelas I-VI, 1 lokal ruang kantor kepala sekolah dan guru, 1 lokal ruang untuk perpustakaan, 1 lokal ruang untuk mushola, 2 lokal untuk ruang WC.

(43)

28

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah didirikan pada tahun 1966 oleh beberapa tokoh masyarakat Trenten. Dan telah mendapatkan piagam dari Kantor Wilayah Departemen Agama pada tanggal 01 Januari 1969.

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah sampai saat ini masih aktif ikut serta dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Pada tahun pelajaran 2013/2014 ini jumlah siswa MI Nurul Hidayah mencapai 167 siswa yang diampu oleh 11 guru dengan berbagai latar belakang pendidikan yang mendukung.

Kualitas lulusan MI Nurul Hidayah tidak kalah jika dibandingkan dengan lulusan sekolah-sekolah dasar yang lain. Karena statusnya Terakreditasi B. Untuk Akreditasi yang akan datang MI Nurul Hidayah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Nomor Statistik Madrasah 111233080116. (Dokumentasi, 2013)

2. Sejarah Singkat

(44)

29

MI Nurul Hidayah dengan Nomor NSM: 111233080116, dan NPWP Madrasah : 00.543.004.6-524.000 memiliki akreditasi B tahun 2009.

MI Nurul Hidayahyang berada di lokasi tanah wakaf seluas 1.580 m2 , dengan luas bangunan 380 m2 dan luas halaman 360 m2serta lapangan 840 m2yang terletak di Jl. Kyai Manten no 01 Trenten dan secara geografis di dusun Trenten Candimulyo Magelang 56191 dengan Nomor Hand Phone 085743384477.

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Madrasah

Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Trenten mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Membentuk pribadi muslim yang mulia akhlaknya, sehat jasmani dan

rohani, dan berwawasan luas.

b. Mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, serta mampu menghafal dan mengamalkan doa-doa harian.

c. Membiasakan perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari.

(45)

30

e. Membekali pengetahuan dan keterampilan dasar pendidikan umum yang cukup untuk menghadapi era informasi dan globalisasi.

4. Visi dan Misi

a. Visi MI Nurul Hidayah

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan peserta didik, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat.

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Candimulyo ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut:

“Terwujudnya Peserta Didik Yang Berakhlak Mulia, Berkepribadian

Islami Serta Cakap Dalam Ilmu Pengetahuan” Indikator visi:

1) Terbentuknya pribadi muslim yang mulia akhlaknya, sehat jasmani rohani dan berwawasan luas.

2) Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai dan ajaran islami.

(46)

31

4) Terwujudnya peserta didik yang cakap, kreatif dan kritis terhadap perkembangan ilmu penhetahuan sebagai bekal untuk menghadapi era reformasi dan globalisasi.

5) Terwujudnya peserta didik yang mampu membaca Al-qur’an dengan baik dan benar.

6) Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi sebagai bekal melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup mandiri.

b. Misi MI Nurul Hidayah

1) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik.

3) Memberikan bimbingan kepada peserta didik tentang pengetahuan dasar keagamaan dan pengetahuan umum serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. 5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,

(47)

32

5. Struktur Organisasi MI Nurul Hidayah

Sturktur organisasi dalam suatu perkumpulan atau lembaga sangat penting keberadaannya. Karena dengan adanya sturktur organisasi orang akan dengan mudah mengetahui sejumlah personil yang menduduki jabatan tertentu dalam lembaga tersebut, sehingga mudah melaksanakan sistem. Dengan adanya struktur organisasi tersebut pelaksanaan program yang telah direncanakan diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan mekanisme kerja pun dapat diketahui dengan mudah.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN

6.

KEPALA SEKOLAH KOMITE

GURU/WALI KELAS WAKA KESISWAAN

STAF TU STAF TU

SISWA

BP/ BK

PRAMUKA DATA & ADMIN

PERPUSTAKAAN

YAYASAN

(48)

33

6. Guru dan Karyawan

Guru merupakan elemen yang terpenting dalam proses belajar dan mengajar, karena gurulah yang mampu dan bisa dekat dengan peserta didik, gurulah yang mampu mengetahui kondisi peserta didik, sehingga pantas kiranya seorang guru dikatakan sebagai agen pembelajaran, dan gurulah sebagai salah satu faktor penentu akan peningkatan kualitas peserta didik, oleh karena itu, sebuah keharusan untuk dilakukan pembagian tugas bagi para guru untuk memudahkan dalam mendidik peserta didik. Karyawan merupakan tenaga non kependidikan yang tidak memiliki peran langsung dalam proses pembelajaran, akan tetapi tenaga yang membantu memperlancar kegiatan di sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Saat ini jumlah guru dan karyawan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang tahun pelajaran 2015/2016 memiliki guru/tenaga pendidik sekitar 11 orang. Dari 11 orang tenaga pendidik tersebut merupakan guru tetap yayasan.

Tabel 3.1

Data Guru dan Karyawan

No Nama NIP Pendidikan Jabatan

(49)

34

10. Ismuri, A.Ma. DII Guru Agama

11. Muh Tanwir, S.Pd.I - SI Guru Agama

7. Keadaan Siswa

Siswa atau saat ini yang dibahasakan oleh undang – undang disebut peserta didik, merupakan subjek sekaligus obyek pendidikan memiliki peranan penting dalam dinamika sekolah / madrasah, siswa juga menjadi unsur primer dalam pendidikan, oleh karena itu, segala aktivitas yang ada di sekolah secara mutlak diorientasikan untuk penanaman nilai dan pengembangan peserta didik untuk menghadapi kehidupannya di hari depan. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang memiliki siswa sebanyak 171 anak, yang terdiri dari 79 siswa perempuan dan 92 siswa laki-laki. Terdapat enam kelas, yakni dari kelas I-VI yang masingmasing satu rombongan belajar.

Di bawah ini, peneliti deskripsikan keadaan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah baik secara kuantitatif maupun kualitatif dalam tabel.

Tabel 3.2

Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar

(50)

35

Dari table diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang pada Tahun Ajaran 2015/2016 adalah 171 siswa. Tiap-tiap ruangan kelas rata-rata dihuni 15-30 orang siswa. Jumlah ini sudah lebih dari standar minimal siswa dalam 1 kelas yaitu 10 orang. Jumlah ini cukup baik bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif, sebab siswa tidak banyak juga tidak terlalu sedikit, sehingga guru bisa mengontrol siswa dengan baik dan mudah dari pada kelas dengan jumlah siswa yang banyak.

MI Nurul Hidayah juga melakukan pembinaan dan pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas siswa, baik secara intelektual, moral serta soft skill. Seluruh siswa tersebut di samping mengikuti kegiatan belajar yang telah terjadwal sebagai pelajaran yang wajib diikuti sebagai siswa MI Nurul Hidayah, siswa tersebut juga bisa mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang diadakan di luar jam pelajaran. Adapun program-program yang menunjang peningkatan kualitas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Shalat Dhuha

Bertujuan untuk mengenalkan pelaksanaan ibadah shalat dan menanamkan kecintaan untuk menjaga shalat fardhu. Ruang lingkupnya adalah shalat dhuha berjamaah.

b. Tadarus Al-Qur’an

(51)

36

lingkupnya adalah pembiasaan belajar dan membaca Al-Qur’an setiap hari.

c. Layanan Bimbingan Konseling

Bertujuan untuk memberikan layanan konseling kepada peserta didik di lingkungan madrasah. Ruang lingkupnya meliputi:

1) Layanan orientasi pengenalan lingkungan madrasah. 2) Layanan bimbingan belajar.

3) Layanan konseling kesulitan belajar dan masalah pribadi siswa. d. Kepramukaan

Bertujuan untuk melatih siswa agar terampil dan mandiri, menanamkan sikap peduli terhadap orang lain, melatih agar mampu bekerja sama dengan orang lain, menanamkan sikap disiplin, menumbuhkan rasa percaya diri.

Ruang lingkupnya adalah: 1) Keterampilan personal. 2) Keterampilan sosial.

3) Keterampilan vokasional sederhana. e. Seni Baca Al-Qur’an

(52)

37 f. Seni Rebana

Bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islami, memupuk bakat dan minat siswa dibidang seni musik Islami, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah keterampilan memainkan musik rebana.

g. Arabic

Bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap pentingnya mempelajari Bahasa Arab terutama dalam keterampilan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab. h. English Conversation

Tingkat kompetensi di masa yang akan datang sangatlah berat, penggunaan bahasa asing menjadi sebuah kebutuhan sehingga keharusan memiliki kemampuan bahasa asing yang dari tahun ke tahun bertambah jenisnya ini membuat siswa harus mempersiapkan diri sejak dini. Media ini menjadi ajang untuk belajar serta meningkatkan kemampuan berbahasa bagi para siswa. Bertujuan untuk melatih siswa terampil menggunakan bahasa Inggris sebagai bekal untuk menghadapi era globalisasi.

Tabel 3.3

Jadwal dan Alokasi Waktu Pengembangan Diri

No KEGIATAN HARI WAKTU KET

1. Sholat Dhuha Senin-Sabtu 06.45 Kel 4, 5, 6 2. Tadarus Al-Quran Senin-Sabtu 07.00 – 07.10 Kel 1 – 6 3. Layanan bimbingan

(53)

38

Di bawah ini, beberapa prestasi yang pernah di peroleh oleh siswa di MI Nurul Hidayah terhitung sejak tahun 2011-2015 sebagaimana berikut :

Tabel 3.4

Daftar Prestasi Siswa MI Nurul Hidayah

N0 NAMA PERINGKAT TINGKAT BIDANG

13. Barung Kuning Harapan I Kecamatan Pramuka Siaga 14. Barung Hijau Tergiat I Kecamatan Pramuka Siaga

15. Silmi I Kecamatan Mapel Bahasa

Indonesia 16. Kafidl Nur Ridwan Harapan I Kecamatan Mapel

Matematika 17. Eko prasetyo Top Score Kecamatan Sepak Bola

18. Nika III Kecamatan Pidato Bahasa

Inggris

19. Ahmad khoiruroziqi III Kecamatan Loncat Tinggi

20. Ahmad Jamjuri III Kecamatan Lompat Jauh

(54)

39

Fasilitas merupakan segala macam peralatan yang dapat digunakan sebagai penunjang terlaksananya proses belajar mengajar dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Fasilitas-fasilitas itu bisa berupa perlengkapan gedung, administrsi maupun fasilitas-fasilitas yang langsung berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, fasilitas merupakan faktor penting di dalam penyelenggaraan proses pendidikan dan pengajaran.

Dengan demikian fasilitas yang dimiliki suatu sekolah akan sangat membantu dalam penentuan kemajuan lembaga pendidika tersebut. Namun sebaliknya apabila fasilitas dan sarana pendidikan dan pengajaran itu kurang, maka hal ini akan dapat menjadi penghambat atau kendala bagi maju dan berkembangnya lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Adapun fasilitas yang dimiliki MI Nurul Hidayah meliputi fasilitas gedung sebagai tempat belajar yang tersedia dengan baik, karena di samping telah tersedia ruangan kelas yang cukup untuk pembelajaran, dilengkapi pula dengan ruangan lain seperti ruangan perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, dan lain sebagainya.

(55)

40

(56)

41

9. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten sebagai satuan pendidikan dasar di lingkungan Kementrian Agama perlu menyusun KTSP Madrasah Ibtidaiyah yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Acuan yang digunakan dalam penyusunan KTSP ini meliputi satndar isi, standar kompetensi lulusan dan panduan penyusunan KTSP dari Badan Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Melalui KTSP Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah sesuai dengan karakteristik potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala, Guru, Karyawan, Murid) dan pemangku kepentingan lain (Komite Madrasah, Orang Tua Murid, Masyarakat, Lembaga-lembaga lain).

(57)

42

a. Menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan tahap perkembangan anak.

b. Mencerminkan sikap dan perbuatan yang Islami dalam kehidupan sehari-hari.

c. Memiliki Akhlak yang mulia.

d. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif dengan bimbingan guru.

e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, aman dan memanfaatkan waktu lain.

f. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.

g. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung.

h. Menunjukkan kecintaan dak kepedulian terhadap lingkungan.

i. Memiliki kemampuan untuk menghafalkan Surah-surah pendek yang ditentukan oleh Madrasah.

j. Menunjukkan kreatifitas melalui seni budaya dan keterampilan. k. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin dan bertanggung jawab. l. Menunjukkan kecintaan dan kegemaran membaca Al-qur’an.

m. Berkomunikasi secara jelas dan santun.

n. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

(58)

43

10.Muatan Kurikulum

Berdasarkan Standar Isi yang dikembangkan oleh BNSP, Kebijakan Kanwil Kementrian Agama Propinsi Jawa Tengah, Kebijakan Kandepag Kabupaten Magelang dan hasil rapat internal Komite Madrasah, mata pelajaran yang dikembangkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten dideskripsikan sebagai berikut:

a. Komponen Mata Pelajaran 1) Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah meliputi sub mata pelajaran: Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

2) Pendidikan Kewarganegaraan 3) Bahasa Indonesia

4) Bahasa Arab 5) Matematika

6) Ilmu Pengetahuan Alam 7) Ilmu Pengetahuan Sosial 8) Seni dan Budaya

9) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan b. Komponen Muatan Lokal

(59)

44

Kebijakan Kandepag Kabupaten Magelang dan hasil rapat komite Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah. Atas dasar beberapa aturan tersebut muatan lokal yang dikembangkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayahterdiri dari atas pelajaran sebagai berikut:

1) Bahasa Jawa 2) Bahasa Inggris 3) Baca Tulis Al-Qur’an c. Komponen Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengapresiasikan diri sesuai dengan kebutuhan,minat, bakat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Bentuk kegiatan pengembangan diri Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah berupa:

1) Shalat Dhuha

2) Tadarus Al Qur’an dan seni baca Al-Qur’an 3) Layanan Bimbingan Konseling

4) Kepramukaan 5) Seni Rebana 6) Arabic

(60)

45

B. Paparan Data Per Siklus

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran fiqih semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran fiqih sesuai dengan jadwal pelajaran fiqih kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang

Tabel 3.7 Waktu Pelaksanaan

Siklus Tanggal

Kegiatan siklus I 7 Januari 2016

Kegiatan siklus II 12 Januari 2016

1. Siklus I

Pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan (Plan)

1) Menentukan waktu pelaksanaan tindaka kelas siklus pertama yaitu pada tanggal 7 Januari 2016.

2) Mempersiapkan materi fiqih pokok bahasan sholat idain

3) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I.

4) Mempersiapkan lembar observasi.

(61)

46 b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 pertemuan(2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalahsholat idain. Langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal Apersepsi :

Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran (mengkondisikan siswa).

Motivasi :

a) Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah.

b) Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa hidup.

c) Bertanya tentang macam-macam sholat sunah yang di ketahui oleh siswa.

2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

(62)

47

b. Mengajak siswa secara lebih mendalam belajar tentang sholat idain.

c. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

(1) Mengajak siswa untuk melakukan prakek wudhu yang benar. (2) Mengajak siswa berdoa setelah selesai wudhu.

(3) Guru memberikan contoh bacaan dan gerakan sholat idain yang tepat dan diikuti oleh siswa.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

(1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan baik dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

(2) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, siswa diminta untuk mempraktekkan sendiri sholat idain.

(63)

48 3)Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran

d) Guru mengucapakan salam. c. Observasi (Observe)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati meliputi keaktifan siswa, perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru yang diamati antara lain cara berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode yang tepat dan cara penyampaian materi yang tepat. Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai keinginan peneliti.

d. Refleksi (reflaction)

(64)

49

1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan peneliti.

2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.

3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan peneliti.

Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, diantaranya:

1) Di antaranya masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dan sedikit mengabaikan materi pembelajaran karena mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian siswa kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan.

2) Penggunaan waktu kurang efektif.

3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih kurang.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama.

2. Siklus II

(65)

50 a. Perencanaan (Plan)

1) Mempersiapkan materi fiqih dengan topik sholat idain

2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan demonstrasi, Tanya jawab, inquiry sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3) Mempersiapkan lembar observasi b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan (2 x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Berikut langkah kegiatan tindakan kelas siklus II:

1) Kegiatan Awal

a) Guru memberikan salam

b) Sebelum memulai pelajaran guru mengkondisikan kelas c) Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran (pembiasaan) d) Absensi

e) Mengulas kembali pelajaran siklus I 2) Kegiatan Inti

a) Sebelum mempelajaripokok bahasan selanjutnya, siswa ditanya terlebih dahulu tentang waktu yang tepat mengerjakan sholat idain.

(66)

51

c) Siswa diminta bersama-sama untuk mengucapkan lafal takbiran.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal yang belum dipahami.

e) Siswa mengerjakan Post Tes. 3) Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pelajaran b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri

pelajaran

c) Guru mengucapkan salam c. Observasi (observe)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada siklus I. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

(67)

52 d. Refleksi (reflaction)

(68)

53

BAB IV PEMBAHASAN

A.Keadaan Pra Tindakan sebelum Penerapan Pembelajaran Shalat Idain dengan Metode Demonstrasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi prestasi belajar fiqih dengan materi sholat idain di MI Nurul Hidayah Trenten. Sistem pembelajaran yang berlangsung masih satu arah dimana guru masih berperan sebagai orang yang maha tahu dan sumber dari segala pengetahuan bagi siswa, sehingga selama proses pembelajaran berlangsung keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang atau dapat dikatakan bahwa siswa cenderung pasif. Selain itu, siswa juga kurang berantusias dalam mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru.

(69)

54

Persentase ketuntasan 6/15 x 100% = 40%

Keterangan : T = Tuntas TT= Tidak Tuntas

Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa ketuntasan belajar anak hanya 40%. Dengan demikian ketuntasan belajar masih jauh dari yang diharapkan. Apabila data tersebut dibuat diagram maka menjadi bentuk sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram Prestasi Belajar Prasiklus

(70)

55

B.Analisis Data Persiklus

1. Siklus I

Untuk melaksanaka nkegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi ini dengan menggunakan siklus, baik siklus I maupun siklus II. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan pada siklus I inipun dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagaiberikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hipotesis tindakan dan identifikasi masalah, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi yang bertujuan agar pesertadidik memahami terhadap materi yang disampaikan, sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Selanjutnya peneliti bersama kolaborator melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyusun skenario pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan

2) Menyusun Lembar Observasi peserta didik .

3) Mempersiapkan materi atau bahan yang digunakan pada kegiatan pembelajaran.

(71)

56 b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, pendidik melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam skenario pembelajaran (RPP). Pada awal pembelajaran, pendidik membuka pelajaran dengan memotivasi dan mengadakan tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan shalat. Setelah pendidik memberikan gambaran materi yang akan dibahas dan menyampaikan tujuan pembelajaran, pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik -peserta didik untuk membaca materi, kemudian pendidik memberikan penjelasan tentang materi sholat Idain.

Peserta didik memperhatikan pendidik dalam menjelaskan materi. Pendidik memutar slide demi slide yang menjelaskan materi sholat idain. Beberapa peserta didik yang belum begitu memahami materi mengajukan pertanyaan, namun ada beberapa peserta didik yang hanya diam dan terlihat masih bingung. Ada juga beberapa peserta didik yang terlihat masih malu dalam mengutarakan pertanyaan. Ada juga peserta didik yang pasif dan kurang konsen pada pembelajaran serta tidak berminat mengikuti pelajaran.

(72)

57

meminta peserta didik yang sudah memahami untuk mempraktekkan apa yang ditanyakan tersebut.

Pada akhir siklus I ini pendidik memberikan klarifikasi dan apresiasi (pujian) terhadap jawaban peserta didik-peserta didik, dan kemudian mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi pelajaran. Selanjutnya peserta didik mempersiapkan diri untuk melaksanakan tes formatif yang diberikan oleh pendidik guna mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas.

c. Observasi

Peneliti sebagai pengamat atau observator melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dan keaktifan peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar. Peneliti melakukan pengamatan terhadap pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, metode yang digunakan, pemberian penguatan, memotivasi peserta didik dan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

(73)

58 1) Hasil proses

Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), pendidik telah melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran(RPP) yang telah dibuat. Sedangkan peneliti dengan menggunakan data hasil observasi mencatat beberapa kejadian penting, antara lain keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya beberapa peserta didik yang masih pasif, masih mengobrol dengan teman disampingnya, kurang memperhatikan penjelasan pendidik dan kurang konsen pada saat pembelajaran serta tidak berminat mengikuti pelajaran.

2) Prestasi Belajar

Peneliti menetapkan ketuntasan nilai minimal adalah 70, artinya peserta didik dinyatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 70 atau lebih. Sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas apabila telah mencapai 85 %.

(74)

59 d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, ternyata dalam siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi, proses pembelajaran yang berlangsung mulai terlihat efektif, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung, walaupun masih ada beberapa peserta didik yang masih pasif, tidak memperhatikan penjelasan pendidik, dan masih banyak peserta didik yang tidak malu bertanya saat mengalami kesulitan serta masih malu ketika diminta pendidik untuk menjadi sebagai sukarelawan untuk mempraktekkan. Hal ini dikarenakan hal – hal sebagai berikut: 1) Peserta didik masih terpengaruh dengan metode pembelajaran yang

lama

2) Penjelasan pendidik terlalu cepat

3) Kemungkinan pengaturan kelas yang kurang baik sehingga peserta didik kurang jelas melihat cara pendidik mengajar

4) Pendidik dalam hal bertanya kepada peserta didik dan meminta peserta didik sebagai sukarelawan kurang merata, sehingga belum semua peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran.

(75)

60

ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal belum tercapai. Berikut adalah hasil pembelajaran siklus I

Tabel 4.2.

Persentase ketuntasan 7/15x100%= 46,67

Dengan demikian persentase pertemuan pertama siklus I adalah sebagai berikut:

a) Prosentase siswa yang telah tuntas belajar

Banyak siswa = 15 siswa

Siswa yang telah tuntas = 7 siswa Persentase siswa yang telah tuntas belajar

= 15 100% 46,67% 7

(76)

61 b) Prosentase siswa yang belum tuntas

Siswa yang belum tuntas = 8 siswa

Prosentase siswa yang belum tuntas = 100% 53,33% 15

8

x

Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram ketuntasan belajar siklus 1 adalah sebagai berikut.

Gambar 4.2. Diagram Prestasi Belajar Siklus I

Pada pembelajaran siklus I ini masih ada 8 peserta didik (53,33%) yang belum tuntas belajar dengan nilai dibawah 70, sedangkan peserta didik yang sudah tuntas belajar ada peserta didik (46,67%) dengan nilai diatas 70. Ini berarti pada perbaikan pembelajaran siklus I belum tuntas secara klasikal, dikarenakan belum mencapai 85%.

Dari hasil observasi pada siklus I ini, selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan selanjutnya.

Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi peserta didik sehingga peserta didik bisa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dan agar proses pembelajaran dapat berjalan

(77)

62

dengan baik dan dapat mencapai indikator keberhasilan, peneliti juga berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti didapatkan beberapa solusi untuk digunakan sebagai rumusan dalam upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran pada siklus II dengan metode demonstrasi pada materi sholat idain MI Nurul Hidayah Trenten. Upaya-upaya tersebut antara lain sebagai berikut:

a) Menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) dan soal tes untuk siklus II

b) Pendidikakan menjelaskan lebih pelan dan jelas

c) Pendidik akan mensetting tempat pembelajaran dengan berbentuk baris/shof sehingga semua peserta didik bisa melihat semua apa yang didemontrasikan oleh pendidik serta peserta didik yang lain.

d) Peserta didik langsung diminta untuk malaksanakan praktek sholat idain.

(78)

63 2. Siklus II

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi siklus I memperlihatkan, bahwa pembelajaran fiqih materi sholat idain telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya data tentang peningkatan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik, sebagaimana disebutkan di atas. Namun, peningkatan tersebut belum mencapai standar yang ditetapkan, sehingga perlu diadakan perencanaan lanjutan untuk tindakan siklus II.

Pada siklus II ini peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran yang merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada siklus II ini peneliti merencanakan akan melaksanakan perbaikan dengan lebih mengaktifkan peserta didik. Peneliti memberikan variasi-variasi kecil agar peserta peserta didik tidak jenuh dan proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

Gambar

Gambar 1.1. Siklus Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan
tabel.
Tabel 3.3 Jadwal dan Alokasi Waktu Pengembangan Diri
+7

Referensi

Dokumen terkait

menerima peker.jaan dimaksud dari PIHAK PERTAMA, untuk melaksanakan dan menyelesaikan penelitian dengan judul"Kontribusi Lulusan Progran Studi Magister Administrasi

Namun ternyata hal itu menyebabkan kurang produktifnya karyawan dalam bekerja, sehingga pekerjaan tersebut akan lebih lama selesai, akibatnya karyawan merasa tidak nyaman dan

mengenai kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet atau electronic banking, dan keuntungan menggunakan electronic banking pada Bank

Berdasarkan hasil analisis data serta persentase pada siklus I dan II terjadi peningkatan perilaku disiplin dengan menggunakan metode bercerita pada anak usia

Data yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain : Peta Rupa Bumi Indonesia Kota Surabaya, persebaran koordinat sumur bawah tanah Kota Surabaya, dan hasil analisis laboran

Analisis kesenjangan bertujuan untuk mengetahui secara lebih rinci perbedaan antara derajat kepentingan yang diharapkan oleh karyawan dengan derajat kepentingan aktual yang

Memo5.Lines.Add('Hasil Diagnosis Model'); Memo5.Lines.Add(''); if hint1=1 then begin Memo5.Lines.Add('Model AR('+IntToStr(timelagautokorelasiparsial)+') /

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima) dan