• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muatan Negatif dan Positif pada Mineral Liat

II. MINERAL DALAM TANAH

2.4. Muatan Negatif dan Positif pada Mineral Liat

Menurut Brady (1974), muatan negatif pada mineral liat silikat dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Substitusi isomorfik

Adalah penggantian kation dalam struktur Kristal mineral liat oleh kation lain yang mempunyai ukuran sama tetapi muatan (valensi) berbeda. Umumnya kation yang menggantikan mempunyai muatan yang lebih rendah dari pada yang digantikan, misalnya Mg2+ atau Fe2+ menggantikan Al3+ dalam Al-oktahedron, atau Al3+ menggantikan Si4+ dalam Si-tetrahedron, sehingga terjadi kelebihan muatan negatif pada mineral liat.

Substitusi isomorfik terjadi waktu proses pembentukan liat berlangsung dan menghasilkan muatan tetap pada mineral tersebut. Proses substitusi isimorfik dapat dijelaskan pada berbagai tipe mineral liat pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 di bawah ini.

2. Kelebihan muatan negatif pada ujung-ujung patahan Kristal mineral liat, baik pada Si-tetrahedron maupun Al-oktahedron.

3. Disosiasi H+ dari gugus OH yang terdapat pada tepi atau ujung Kristal.

OH O- + H+

Pada pH rendah (masam) ion H+ terikat erat, tetapi bila pH naik ion H+ menjadi mudah lepas, sehingga muatan negatif meningkat. Muatan itu disebut Muatan Bergantung pH (pH Dependent Charge).

31

Gambar 2.5. Dinamika Kesetimbangan Kation Teradsorpsi Liat (clay) dan Dalam Larutan Tanah

Gambar 2.6. Tipe Mineral Liat 1 : 1

Muatan Positif pada Mineral Liat (Clay) Gambar 2.7. Tipe Mineral Liat 2 : 1 (Montmorilonit)

32

Dalam tanah selain ditemukan proses pertukaran kation, sering ditemukan pula proses pertukaran anion, walaupun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Kapasitas Tukar Anion (KTA) banyak dijumpai pada mineral liat amorf dan liat Al dan Fe-oksida. KTA ditemukan pula pada kaolinit dalam jumlah sedikit. Adanya muatan positif pada mineral liat silikat disebabkan oleh adanya patahan-patahan Kristal atau akibat penggantian gugus OH oleh anion-anion lain (Sanchez, 1976). Karena koloid-koloid ini bermuatan positif, maka terjadi pertukaran anion.

Oksida-oksida Fe dan Al seperti gibsit (Al2O3.3H2O), Hematit (Fe3O2), goetit (Fe3O2.H2O) dan limonit (Fe3O2.3H2O), mineral-mineral ini bersifat amorf memiliki KTK rendah, sering bermuatan positif dan dapat melakukan fiksasi P dengan kuat melalui pertukaran Anion, yang digambarkan pada reaksi kimia sebagai berikut :

Al(OH)3 Al(OH)2+ + OH

-Al(OH)2+ + H2PO4- Al(OH)2 H2PO4

Sebaran mineral liat tidak selalu tertumpu pada satu jenis tanah, akan tetapi sejumlah mineral liat dapat mendominasi pada satu atau lebih jenis tanah. Mineral liat utama dengan sifat dan tipe lapisan liat dapat dijumpai pada berbagai tanah yang dapat terlihat pada Tabel 2.5, Tabel 2.6 dan Tabel 2.7.

 Haloisit dianggap sebagai pengaktif (precursor) dari kaolinit karena pembentukan mineral ini mengikuti tahapan sbb :

Batuan Beku Montmorilonit Haloisit Metahaloisit Kaolinit

33

Tabel 2.5 Mineral Sekunder Utama : Mineral Liat

Mineral Utama Tipe

Lapisan

KTK

(cmol(+)/kg) Dijumpai Pada Tanah

Lempung amorf/parakristalin Allofan

SiO2.Al2O3.2H2O 35 Tanah abu vulkanik, Spodosol Imogilit

SiO2.Al2O3.2,5H2O 35 Tanah abu vulkanik, Spodosol Lempung kristalin

Kaolinit

2SiO2.Al2O3.2H2O 1 : 1 8 Ultisol, Oxisol, Alfisol Halloisit

Al2O3.2SiO2. 4H2O 1 : 1 10 Smektit

Al2O3.4SiO2. H2O+x H2O 2 : 1 70 Vertisol, Molisol, Alfisol Illit 2 : 1 30 Molisol, Alfisol, Spodosol,

Aridisol

Vermikulit 2 : 1 100 Mineral tambahan pada beberapa jenis tanah Klorit 2 : 2 0 Mineral tambahan pada

beberapa jenis tanah Lempung seskuioksida Geotit (α-FeOOH)/ Hematit (α -Fe2O3)/merah Gibbsit, AL(OH)3 3 3 3 Oxisol, Ultisol Oxisol, Ultisol Oxisol, Ultisol Mineral silikat -

Kuarsa, n(SiO2) - Mineral tambahan pada beberapa jenis tanah

Kristobalit, n(SiO2) - Mineral tambahan pada tanah abu vulkan

Fe2O3.3H2O = Limonit, penyebab warna kuning coklat pada tanah.

 Liat montmorilonit banyak dijumpai pada tanah Vertisol, Mollisol dan Alfisol dan juga ditemukan pada beberapa Entisol.

H2KAl3O12 Al2O34SiO2H2O + xH2O

34  Liat kaolinit banyak ditemui pada tanah : Ultisol dan Oxisol dan juga

terdeteksi sebagai mineral pelengkap pada tanah Alfisol dan Vertisol. Muatan tetap/permanen terdapat pada mineral liat tipe 2 : 1 (smektit)/monmorilonit, mika/illit. Pada tanah grumosol (vertisol), rendzina (mollisol), sedikit pada tanah aluvila (entisol).

Tabel 2.6. Karakteristik Muatan Permukaan Tanah-tanah di Wilayah Tropik

Mineral Tanah %Liat KTK

TETAP KTK Variabel Total KTA KTK Liat Montmorilonit 60 44 3 47 3 75 Kaolinit/Haloysit 64 7 10 17 4 26 Campuran Kristalin /Amorf 56 4 17 21 11 39 Dominan Amorf 62 6 32 38 20 61 Bahan Organik 12 8 30 38 7 100

KTK Variabel : KTK bergantung pH (pH Dependent Charge Variable) SERI KEKUATAN PENGIKATAN KATION-KATION KAOLINIT : Ba2+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ > H > NH4+ > Na+ MONTMORILONIT : Ba2+ > Ca2+ > Mg2+ > H+ > K+ > NH4+ > Na+ MIKA : Ba2+ > H+ > K+ > Ca2+ > Mg2 K +> NH4+ > Na+

KEKUATAN MEKANISME JERAPAN ION PO43- > SO42- > F- > NO3- > Cl- > Br- > I

-KTK Permanen ditetapkan dengan menggunakan garam netral tanpa penyangga pada pH tanah

35 KTK TOTAL diekstrak dengan BaCl2- TEA (TetraetanolAmina) pada pH 8,2 KTK Variabel = KTK TOTAL + KTK PERMANEN

Tabel 2.7.Definisi kelas mineralogi jenis mineral liat pada Berbagai Ordo Tanah

Class Simplified Definitions Commonly Found Orders Most Halioysitic (1:1) >50% nontabular halloysitic

in clay fraction by weight Oxisol, Inceptisol Ultisol, Montmorillonitic

(2:1)

>50% montmorilonite or nontronite in clay fraction by weight, or a mixture with more montmorillonite than any other single clay mineral

Vertisol, Mollisol, Alfisol, Aridisol, Inceptisol, Entisol Illitic (2:1) >50% illite (hydrous mica)

in clay by weight or > 4% K2O

Mollisol, Alfisol, Aridisol, Inceptisol, Entisol

Vermiculitic (2:1) >50% vermiculite in clay by weight, or more vermiculite thanj any other single clay mineral

Mollisol, Ultisol, Alfisol, Aridisol, Inceptisol, Entisol Chloritic (2:2) >50% chlorite in clay by

weight or more chlorite than any other mineral

Mollisol, Alfisol, Aridisol, Inceptisol, Entisol

Kaolinitic (1:1) >50% clay fraction kaolinite or tabular halloysite by weight. Oxisol, Ultisol, Alfisol, Inceptisol Oxidic >20% free Fe2O3 + Al2O3 in clay fraction Oxisol, Ultisol, Alfisol

Gibbsitic >40% gibbsite and boehmite

of soil by weight Oxisol, Ultisol Ferritic >40% free Fe2O3 of soil by

weight

Oxisol, Ultisol

Ashy >60% volcanic ash, cinders,

and pumice in soil Andept

Cindery >35% cinders larger than 2 mm by volume

Andept Siliceous >90% by weight of quartz

36

2 mm fraction by weight Inceptisol, Entisol Carbonatic Mixed >40% CaCO3 by weight soil

with less than 40% of any mineral in the 0,02-2 mm fraction and less than 50% single layer silicate mineral in the clay fraction

Mollisol, Aridisol, Ultisol, Alfisol Aridisol, Spodosol, Inceptisol, Entisol Sumber: Soil Survey Staff (1970)

Fraksi Mineral Liat dengan Berbagai Karakteristiknya: Karakteristik fraksi liat (clay) di dalam tanah :

1. Mineral liat Al-silikat kristalin

2. Mineral liat Al-silikat nonkristalin (amorf) 3. Oksida dan hidrousoksida Fe dan Al 4. Mineral-mineral primer

Tabel 2.8. Fraksi Mineral Liat dengan Karakteristiknya KAOLINIT (mineral liat

Al-silikat tipe 1 : 1) Tiap unit terdiri dari satu gugus Si-Tetrahedron + satu

gugus Al-Oktahedron

MONTMORILONIT (Mineral liat Al-silikat tipe 2 : 1)

Masing-masing unit terdiri dari 2 gugus Si-Tetrahedron + 1 gugus

Al-Oktahedron 1. Ditemukan pada tanah dengan

pelapukan lanjut

Masing-masing unit terdiri dari 2 gugus Si-Tetrahedron + 1 gugus Al-Oktahedron

2. Mineral liat 1 : 1 (Tiap unit terdiri dari satu gugus Si-Tetrahedron + satu gugus Al-Oktahedron)

Masing-masing unit dihubungkan dengan unit lain oleh ikatan yang lemah dari oksigen ke oksigen sehingga mudah mengembang dan mengkerut.

3. Masing-masing unit melekat dengan unit lain dengan kuat oleh ikatan H, sehingga tidak dapat mengembang dan mengkerut.

Air dan kation dapat masuk pada ruang antar lapisan (unit) tersebut.

37

4. Sedikit atau tidak ada substitusi isomorfik, sehingga kapasitas tukar kation rendah.

KTK tinggi, 80-150 me/100g

5. Muatan hanya pada patahan-patahan

Dibawah pH 6,0 hanya muatan (permanent charge) yaitu muatan hasil substiusi isomorfik

6. Mempunyai muatan

tergantung pH (pH dependent charge), KTK naik bila pH naik

Diatas pH 6,0 terjadi muatan tergantung pH. Muatan naik dengan naiknya pH akibat meningkatnya ionisasi H+ dari gugus OH, karena naiknya pH

7. KTK rendah 3-15 me/100g

OH O + H+

pH naik 8. Luas permukaan (surface

area) 7-30 m2/g

*Syarat-syarat Pembentukan : 1 Konsentrasi Al dan Si dalam

larutan sama besar

Luas permukaan besar 600-800 m2/g eksternal dan internal

2 Konsentrasi H+ (hidronium) tinggi

*Pembentukan : 3 Mg dan basa-basa lain tidak

ada

Rekristalisasi hasil pelapukan macam-macam mineral bila keadaan lingkungan sesuai

4 Rekristalisasi dari hasil pelapukan mineral silikat dalam lingkungan agak masam atau masam akibat basa-basa yang tercuci (drainase tanah baik, curah hujan tinggi)

Konsentrasi ion Si dan Mg tinggi.

5 Dekomposisi kaolinit dapat menghasilkan oksida-oksida

Ditemukan ditempat-tempat dimana terjadi pelapukan mineral silikat yang

38

Fe dan Al (dan oksida silika

yang mudah larut) banyak mengandung Mg (dan Fe). Air dalam tanah tidak atau lambat bergerak (drainase jelek). Pencucian lambat

Dapat terbentuk pula karena alterasi dari khlorit, illit atau vermikulit.

Tabel 2.9. Beberapa Sifat Podsolik Merah Kuning (Hardjowigeno, 1992).

Nomor

Pedon Epipedon Horizon Bawah

KTK (me/g liat) Mineral Liat Dominan Klasifikasi Sitiung

ST 1 Ochrik Argillik < 24 Kaolinit Paleudult Typic

ST 3 Ochrik Kamblik < 24 Kaolinit Oxic

Dystropept

ST 4 Ochrik Kandik < 16 Kaolinit Typic

Kandiudult Jasinga

Bj 5 Ochrik Kamblik >30 Montmorilonit Dystropept Typic Pleihari

K 1 Ochrik Kandik < 16 Kaolinit Kandiudult Typic Keterangan :

Epyedon Ochrik : horison tanah berwarna terang (value lembab lebih dari 3), bahan organik <1%, sangat keras dan masif bila kering.

39

Value : gelap terangnya warna tanah, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.

Horison Argillik : horison penimbunan liat, horison B tanah paling sedikit mengandung 1,2 x liat (clay) lebih banyak dari pada liat di atasnya. terdapat selaput liat.

Horison Kandik : seperti horison agrillit tetapi KTK tanah (NH4OAC) <16 Cmol (+)/kg liat dan KTK efektif < 12 Cmol (+)/kg liat. Horison Kambik : horison bawah yang telah terbentuk struktur tanah atau

warna sudah lebih merah dari bahan induk atau ada indikasi lemah adanya agrillik atau spodik, tetapi tidak memenuhi syarat untuk kedua horison tersebut.

Tabel 2.10. Reaksi Kesetimbangan Kimia yang Membangun Stabilitas dengan Alumina Silikat

Reaksi

No. Reaksi Kimia Log λ

Al-Si

1 Al2SiO5 (sillimanite) + 6H+  2 Al3+ + H4SiO4 + H2O 15.45 2 Al2SiO5 (kyanite) + 6H+  2 Al3+ + H4SiO4 + H2O 15.12 3 Al2SiO5 (andalusite) + 6H+  2 Al3+ + H4SiO4 + H2O 14.48 4 Al2Si2O5(OH)4 (halloysite) + 6H+  2 Al3+ + 2H4SiO4 + H2O 8.72 5 Al2Si2O5(OH)4 (dickite) + 6H+  2 Al3+ + 2H4SiO4 + H2O 5.95 6 Al2Si2O5(OH)4 (kaolinite) + 6H+  2 Al3+ + 2H4SiO4 + H2O 5.45 7 Al2Si4O10(OH)2 (pyrophyllite) + 6H+  2 Al3+ + 4H4SiO4 1.92

NaAl-Si

8 NaAlSiO4 (nepheline) + 4H+  Na+ + Al3+ + H4SiO4 11.25 9 NaAlSi2O6 (jadeite) + 4H+ + 2H2O  Na+ + Al3+ + 2H4SiO4 7.11 10 NaAlSi2O6.H2O (onaleime) + 4H+ + 4H2O  Na+ + Al3+ + 2H4SiO4 8.15 11 NaAlSi3O8 (Na-glass) + 4H+ + 4H2O  Na+ + Al3+ + 3H4SiO4 10.87 12 NaAlSi3O8 (high albite) + 4H+ + 4H2O  Na+ + Al3+ + 3H4SiO4 3.67 13 NaAlSi3O8 (low albite) + 4H+ + 4H2O  Na+ + Al3+ + 3H4SiO4 2.74 14 NaAl3Si3O10(OH) 2 (paragonite) + 10H+  Na+ + 3Al3+ + 3H4SiO4 17.40 15 Na0.33Al2.33Si3.67O10(OH)2(beidellite)+7.32H

++2.68H2O  0.33Na+ +

40 K Al-Si 16 KAlSiO4 (kaliophihte) + 4H+  K+ + Al3+ + H4SiO4 35.25 17 KAlSi2O6 (leucite) + 4H+ + 2H2O  K+ + Al3+ + 2H4SiO4 6.72 18 KAlSi3O8 (K-glass) + 4H+ + 4H2O  K+ + Al3+ + 3H4SiO4 7.87 19 KAlSi3O8 (high sanidine) + 4H+ + 4H2O  K+ + Al3+ +

3H4SiO4

1.40 20 KAlSi3O8 (nuctocline) + 4H+ + 4H2O  K+ + Al3+ +

3H4SiO4

1.00 21 KAl2(AlSi3O10) (OH2) + 4H+ + 4H2O  K+ + Al3+ +

3H4SiO4

13.44 Ca Al-Si

22 CaAl2SiO6 (pyroxene) + 8H+  Ca2+ + 2Al3+ + H4SiO4 + 2H2O

35.25 23 CaAl2Si2O8 (Ca-glass) + 8H+  Ca2+ + 2Al3+ +

2H4SiO4

33.91 24 CaAl2Si2O8 (hexagonal anorthite) + 8H+  Ca2+ + 2Al3+ +

2H4SiO4

26.10 25 CaAl2Si2O8 (anorthite) + 8H+  Ca2+ + 2Al3+ +

2H4SiO4

23.33 26 CaAl2Si2O8 . 2H2O (lawsonite) + 8H+  Ca2+ + 2Al3+ +

2H4SiO4 + 2H2O

17.54 27 CaAl2Si4O12 . 2H2O (wairakite) + 8H+ + 2H2O  Ca2+ + 2Al3+ +

4H4SiO4

16.05 28 Ca2Al4Si8O24 . 7H2O (leonhardite) + 16H+ + H2O  2Ca2+ + 4Al3+ +

8H4SiO4 17.29 MgAl-Si 29 Mg5Al2Si3O10 (chlorite) + 16H+  5Mg2+ + 2Al3+ + 3H4SiO4 + 6H2O 60.30 30 Mg2Al4Si5O18 (Mg-cordierite) + 16H+ + 2H2O  2Mg2+ + 4Al3+ + 5H4SiO4 45.46 31 KMg3AlSi3O10F2 (fluorphlogopite) + 8H+ + 2H2O  K+ + 3Mg2+ + Al3+ + 3H4SiO4 +2F- 7.85 Substituted Al-Si 32

Mg2.71Fe(II)0.02Fe(III)0.46.Ca0.06K0.1OSi2.91Al1.14O10(OH)2 (vermiculite) + 10.36H+ 2.71Mg2+ + 0.02 Fe2+ + 0.46Fe3+ +0.06Ca2+ + 0.1K+ + 1.14Al3+

+ 2.91H4SiO4 + 0.36H2O 38.14 33 K0.6Mg0.25Al2.3Si3.5O10(OH)2 (illite) +8H+ + 2H2O  0.6K+ +

0.25Mg2+ + 2.3Al3+ + 3.5H4SiO4

10.35 34 Mg0.2(Si3.81Al1.7Fe(III)0.22Mg0.29)O10(OH)2 (Mg-montmorilonite) + 6.76H+ +

3.24H2O 

41 Reacting Components 35 Fe(OH)3 (soil) + 3H+  Fe3+ + 3H2O 2.70 36 Fe3+ + e  Fe2+ 13.04 37 FeOOH (geothite)+ 3H+  Fe3+ + 2H2O -0.02 38 Al(OH)3 (amorf) + 3H+  Al3+ + 3H2O 9.66 39 Al(OH)3 (gibbsite) + 3H+  Al3+ + 3H2O 8.04 40 SiO2 (amorf) + 2H2O  H4SiO4 -2.74 41 SiO2 (soil) + 2H2O  H4SiO4 -3.40 42 SiO2 (quartz) + 2H2O  H4SiO4 -4.00 43 CaF2 (fluorite)  Ca2+ + 2F -10.41 44 Ca2+ (soil)  Ca2+ -2.50

Gambar 2.8. Kelarutan macam-macam aluminasilikat yang tidak tersubstitusi dibandingkan dengan gibbsite (Al(OH)3 amorf.

Mineral yang paling stabil kelarutan Al2Si2O5 menurun dalam urutan silimaite > kyanite > dicktit > andalusit. Kelarutan Al2Si2O5 (OH) menurun menurut haloysit > dicktit > kaolinit. Pada kondisi H4SiO4 aktif > 10-3,7 M.

12 11 10 9 8 7 6 5 -6 -5 -4 -3 Log H4SiO4 Lo g A l 3+ . 3 p H (1) Al2SiO5 (2) Al2SiO5 (3) Al2SiO5 (4) Al2Si2O5(OH)4 (5) Al2Si2O5(OH)4 (6) Al2Si2O5(OH)4 (7) Al2Si4O10(OH)2

Al(OH)3 (amorf)  log Al3+ + 3 pH = 9.66

Al(OH)3 (gibbsite)  log Al3+ + 3 pH = 8.08

Silimanite (1) Kyanite (2) Andalusite (3) Halloysite (4) Pyrophilite (7) Dickite (5) Kaolinite (6) S iO2 (qu a rt z) S iO2 ( soi l) SiO2 (amorp)

42

Pyropilit lebih stabil dari kaolinit yang berada di bawah tingkat H4SiO4, kaolinit lebih stabil.

Kelarutan Al(OH)3 amorf terletak pada 9.66. pada H4SiO4 aktif dibawah 10-5,31 M gibbsite merupakan mineral paling stabil, dalam tanah yang mengalami pelapukan dibawah pengaruh iklim yang hebat, silika dicuci dari tanah sebagai kaolinit dengan semua oksida alumina dan hidroksi mineral adalah tidak stabil dalam tanah yang H4SiO4 melampaui 10-5,31 M (Lendsay, 1979). Keaktifan Al3+ dalam kesetimbangan dengan bermacam aluminosilikat. Kesetimbangan dengan gibbsite (Al(OH)3) :

Gambar 2.8 menunjukan kestabilan relatif dari mineral Na-aluminosilikat. Mineral yang dapat larut kebanyakan Na-glass, dari ketiga NaAlSi3O8 kelarutannya menurun sesuai dengan Na-glass > High albite >

low albite. Kelarutan beberapa Na-aluminosilikat ditunjukan dengan reaksi no. 8 sampai dengan no. 15 tabel 2.9.

Mineral NaAlSiO4 (nepheline), NaAlSi2O6 (jadeite) dan NaAlSi2O6 (analcime) berada dalam kelarutan sementara dan diharapkan terjadi lebih cepat lagi. Mineral NaAl3Si3O10 yang paling stabil adalah NaAl3Si3O10(OH)2 dan Na0.33Al2.33Si3.67O10(OH)2. Kaolinit dan pyropillit lebih stabil dibanding dengan sodium aluminosilikat.

Log Al3+ + 3 pH = 8,04 Dan untuk pH 5

log Al3+ + 3 (5) = 8,04 atau

43

SODIUM ALUMINOSILICATES (Na Aluminosilicates)

Gambar 2.9. Kestabilan dari beberapa Na-Aluminosilikat dibanding dengan gibbsite, merupakan pengaruh pH dan aktivitas Na.

Kelarutan beberapa K-Aluminosilikat ditunjukan dengan reaksi no. 16 sampai dengan no. 21 pada tabel 2.9. kelarutan K-Aluminosilikatmenurun sesuai KAlSi3O8 > KAlSi3O4 (kaliophilite) > KAlSi3O6 (leucite) > KAlSi3O8 (high sanidine) > KAlSi3O8 (nictocline) > KAl2AlSi3O8 (muskovite). Garis kelarutan mineral muskovite ditunjukan oleh reaksi :

20 18 16 14 12 10 8 6 4 -6 -5 -4 -3 (8) NaAlSiO4 (9) NaAlSi2O6 (10)NaAlSi2O6.H2O (11)NaAlSi3O8 (12)NaAlSi3O8 (13)NaAlSi3O8 (14)NaAl3Si3O10(OH) 2 (15)Na0.33Al2.33Si3.67O10 (OH)2 a a a a a pH log Na+ 6 -4 7 -3 8 -2 Na-glass (11) Analcime (10) High albite (12) Jadeite (9) Nepheline (8) beidellite (15) Paragonite (14) Al(OH)3 (gibbsite) Low albite (13) S iO2 ( a morp) S iO 2 ( soi l) S iO2 (qu a rt z) Log H4SiO4 Lo g A l 3+ . 3 p H pH 6 8 pH 6 7 8

44

Gambar 2.10. Kestabilan dari beberapa K-Aluminosilikat dibanding dengan gibbsite menunjukan pengaruh pH dan aktivitas Na+.

KAl2(AlSi3O10) (OH2) + 10H+

K+ + Al3+ + 3H4SiO4 log K = 13,44 = 1013,44

3 log Al3+ + 9 pH = 13,44 – log K+ - pH – 3 log H4SiO4 ...(1) 3 log Al3+ + 3 pH = 14,48 – 0,33 log K+ - 0,33 pH – log H4SiO4...(2)

20 18 16 14 12 10 8 6 4 -6 -5 -4 -3 L og A l 3+ . 3 pH Log H4SiO4 (16)KAlSiO4 (17)KAlSi2O6 (18)KAlSi3O8 (19)KAlSi3O8 (20)KAlSi3O8

(21)KAl2(AlSi3O10) (OH2)

S iO 2 ( qu a rt z) S iO2 ( so il ) S iO 2 ( a morp) pH 6 7 8 Al(OH)3 (gibbsite) kaliophihte (16) K-glass (18) Leucite (17) High sanidine (19) Nictocline (20) Muscovite (21) pH log K+ 6 -4 7 -3 8 -2

45

Persamaan (2) bila K+ = 10-3 M, maka Persamaan (2) menjadi

log Al3+ + 3 pH = 5,48 – 0,33 log K+ - 0,33 pH – log H4SiO4

muskovit lebih stabil dari gibbsite (Al(OH)3) pada semua kisaran H4SiO4 yang terjadi dalam tanah, hanya pada keadaan selanjutnya dari tanah pelapukan lanjut jika silika telah hilang, gibbsite menjadi lebih stabil.

CALCIUM ALUMINOSILICATES

Gambar 2.11. Kestabilan dari beberapa Kalsium Alumina-silikat dibandingkan dengan gibbsite dengan indikator perubahan pH dan Ca2+ 18 16 14 12 10 8 6 4 2 -6 -5 -4 -3 Lo g A l 3+ . 3 p H Log H4SiO4 S iO2 (qu a rt z) S iO2 ( soi l) S iO 2 ( a morp) Al(OH)3 (gibbsite) a a a a a a a pH 6 log Ca2+ 7 -3.5 a a -2.5 8 -1.5 Ca-glass (23) Pyroxene (22) Hexagonal anorthite (24) Wairakite (27) Anorthite (25) Lawsonite (26) Leonhardite (28) (22) CaAl2SiO6 (22)CaAl2Si2O8 (23)CaAl2Si2O8 (24)CaAl2Si2O8 (25)CaAl2Si2O8 . 2H2O (26)CaAl2Si4O12 . 2H2O (27)Ca2Al4Si8O24 . 7H2O

46

Kelarutan beberapa kalsium alumino silikat diberikan dengan reaksi-reaksi 22 sampai 28 pada tabel 2.9 dan dipetakan pada gambar 2.10 diatas. Suatu contoh dari bagaimana deret kstabilan terjagi ditunjukan untuk pyroxine dimulai dengan reaksi 22 dari tabel 2.9

CaAlSiO6 (pyroxine) + 8H+

Ca2+ + 2Al3+ + H4SiO4 + 2H2O...(10) Log Ko = 35,25

2 log Al3+ + 6 pH = 35.25 – 2pH – log Ca2+ - log H4SiO4

log Al3+ + 3pH = 17,63 – ½ log Ca2+ - pH - ½ log H4SiO4 ...(11) jika diberikan 10-2.5 M, persamaan (11) menjadi

log Al3+ + 3pH = 18,88 – pH - ½ log H4SiO4 ...(12)

Gambar dari persamaan 12 untuk pH 7 ditunjukan dalam gambar 2.10 dan dinamakan garis pyroxine. Garis kestabilan lainnya dalam gambar ini didapatkan secara persis. Pergeseran dalam garis ini dengan pertukaran dalam pH dan log Ca2+ ditunjukan oleh garis pendek dan panah.

Kalsium Aluminosilikat dalam gambar 2.10 menurun dalam kelarutan sesuai CaAl2SiO8 (k-glass) > CaAl2SiO6(pyroxine) > CaAl2Si2O8 (heksagonal anorthit) > CaAl2Si4O12 . 2H2O(wairajit) > Ca2Al4Si8O24.7H2O (leonhardit)

Kelarutan dari beberapa magnesium aluminosilikat dan substitusi aluminosilikat ditunjukan oleh reaksi 29 sampai 34 pada tabel 2.9. reaksi kestimbangan dari chlorite :

Log Al3+ + 3pH = 30,15 – 2,5 log Mg2+ - 5pH – 1,5 log H4SiO4 ...(13) Bilamana Mg2+ adalah 10-3 M, persamaan reduksi menjadi

47

MAGNESIUM ALUMINOSILICATES

Gambar 2.12. Kestabilan beberapa Magnesium Aluminosilikat dalam kestimbangan dengan 10-3 M K 10-4 M F dan Fe-tanah pada pe + pH = 17,0 dengan pertukaran untuk pH dan Mg2+ sebagai indikator. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 pH log Mg2+ 7.0 -3 7.5 -2 -6 -5 -4 -3 Lo g A l 3+ . 3 p H Log H4SiO4 pH logMg2+ 6 -4 7 -3 -2 8 S iO2 (q u ar tz ) S iO 2 ( a morp) Al(OH)3 (gibbsite) Chlorite (29) Mg-cordierite (30) Fluorphlogopite (31) Vermiculite (32) pH logMg2+ 6.5 -4 7.0 -3 7.5 -2 pH logMg2+ -4 6.5 7.0 -3 7.5 -2 S iO 2 ( soi l) (29) Mg5Al2Si3O10 (30) Mg2Al4Si5O18 (31) KMg3AlSi3O10F2 (32)Mg2.71Fe(II)0.02Fe(III)0.46. Ca0.06K0.1OSi2.91Al1.14O10( OH)2

48

Persamaan (14) dipetakan dalam gambar 2.11 dan diberinama garis chlorit. Kestabilannya dipengaruhi pH, perubahan 5 log unit untuk suatu pertukaran dalam pH. Chlorit kebanyakan lebih stabil dalam suasana alkalin dan mungkin diharapkan sebagai suatu mineral yang stabil pada pH 7,5.

Substitusi isomorfikdari berbagai kation menjadi kisi-kisi chlorit memungkinkan sedikit perubahan dalam hubungan kestabilan. Semua ini cukup membantu dalam ketidakpastian mengenai nilai kelarutan chlorit.

Gambaran kestimbangan untuk vermikulit ditunjukan dari reaksi 32 pada tabel 2.9 adalah :

Log Al3+ + 3pH = 33,46 – 6,09pH - 2,38 log Mg2+– 0,2 log Fe2+

0,40 log Fe3+ – 0,5 log Ca2+ – 0,9 log K+ – 2,55 log H4SiO4 ...(15)

Bila Mg2+ = K+ = 10-3 M, Ca2+ = 10-2,5 M, log Fe3+ = 2,70 – 3 pH dan log Fe2+ = 15,74 – 2 pH – (pe + pH), persamaan (15) menjadi :

Log Al3+ + 3pH = 39,60 – 4,85pH + 0,02 (pe + PH) – 2,55LOG H4SiO4 ...(16)

Gambaran dari persamaan (16) ditunjukan sebagai deret vermikulit dalam gambar 2.11 pada pe + pH = 17,0. Mineral ini tidak stabil dalam tanah. Pergantian dalam redoks (pe + pH) hanya sedikit berpengaruh terhadap stabilitas vermikulit apabila kandungan reduksi Fe2+ hanya sedikit. Misalnya, suatu perpindahan dalam pe + pH dari 17 ke 10 hanya menurunkan garis vermikulit oleh 0,14 log unit (persamaan 16).

Kandungan mineral-mineral Fe2+ akan sangat dipengaruhi oleh pergantian dalam redoks. Perubahan dalam aktivitas Mg2+ dari 10-3 M menunjukan tingkat perubahan garis vermikulitsuatu unit dalam log Mg2+.

49

MAGNESIUM ALUMINOSILICATES

Gambar 2.13. Ringkasan diagram beberapa campuran aluminosilikat dalam kestimbangan dengan 10-3 M K+ 10-3 M Mg2+ dan Fe tanah dengan pH dan K+ swbagai indikator.

Garis kestabilan dalam mineral illit dalam gambar ini akan dikembangkan dari reaksi 33 pada tabel 2.9 dan diberikan persamaan :

2.3log Al3+ + 8pH = 10,35 – 0.6 log K+ – 0.25 log Mg2+ – 3,5 log H4SiO4

log Al3+ + 3pH = 4,5 – 0.26 log K+– 0.11 log Mg2+ – 0.48pH – 1,52 log H4SiO4 ...(17)

Bilamana K+ = Mg2+ = 10-3 M, persamaan reduksi menjadi log Al3+ + 3pH = 5,61 – 0.48pH – 1,52 log H4SiO4 ...(18)

Illite (33) Mg-montmorilonite (34) 11 10 9 8 7 6 5 4 -6 -5 -4 -3 Lo g A l 3+ . 3 p H pH 6 7 8 S iO 2 ( a morp) Al(OH)3 (gibbsite) pH log K+ 6 -4 7 8 -2 S iO 2 ( soi l) pH 6 7 8 Pyrophyllite (7) Muscovite (21) Kaolinit (6) (6) Al2Si2O5(OH)4 (7) Al2Si4O10(OH)2 (21) KAl2(AlSi3O10) (OH2)

(33)K0.6Mg0.25Al2.3Si3.5O10 (OH)2 (34) Mg0.2(Si3.81Al1.7Fe(III )0.22Mg0.29)O10(OH)2 S iO 2 (qu a rt z) Log H4SiO4

50

persamaan (18) ditunjukan pada gambar 2.12 sebagai garis illit. Deret ini diambil untuk pH 7 dan yang menunjukan pergeseran ke atas atau ke bawah oleh 0.48 unit untuk suatu perpindahan unit dalam pH.

Garis kaolinit dlam gambar 2.12 diperoleh dari reaksi 7 pada tabel 2.9 yang diberikan

Log Al3+ + 3pH = 2.73 – log H4SiO4 ...(19)

Garis muskovit diperoleh dari reaksi 21 pada tabel 2.9 yang diberikan log Al3+ + 3pH = 4,48 –⅓ log K+–⅓pH – log H4SiO4 ...(20) Bilamana K+ = 10-3 M, persamaan reduksi ini menjadi

log Al3+ + 3pH = 5,48 –⅓pH – log H4SiO4 ...(21)

Garis Mg-montmorilonit diperoleh dari reaksi 34 pada tabel 2.9 yang diberikan

log Al3+ + 3pH = 1,56 – 0.29 log Mg2+– 0.13 log Fe3+ – 0.95pH – 2,23 log H4SiO4 ...(22)

Bila Mg2+ = 10-3 M dan Fe3+ ditentukan oleh Fe(OH)3 (Fe-tanah), log Fe3+ = 2.70 - 3pH dari reaksi 35 pada tabel 2.9 persamaan (22) menjadi

Log Al3+ + 3pH = 2.08 – 0.56 pH – 2.23 log H4SiO4 ...(23) Beberapa hubungan kestabilan yang penting dari mineral-mineral liat sekunder dalam tanah diwakili dalam gambar 2.12. dari gambaran-gambaran mineral-mineral ini Mg-montmorilonit adalah lebih stabil pada kondisi H4SiO4 yang tinggi yang akan terjadi selama pelapukan mineral. mineral Al2Si4O10(OH)2 (pyropilit) hanya sedikit mengalami perubahan. Pada pH 7,0 jika H4SiO4 menurun mendekati 10-3.7 M, Al2Si2O5(OH)4 (kaolinit menjadi lebih stabilpada tanah dengan larutan silika lebih besar. Pada kondisi demikian aluminosilikat sebagian besar menghilang sebagai gibbsite dan oksida besi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran garis kestabilan ditunjukan pada gambar 2.12. sebagai contoh, kenaikan pH mengakibatkan

51

Mg-montmorilonit lebih stabildibanding kaolinit, sedangkan penurunan pH menurunkan pula kestabilan relatif kaolinit.

Gambar 2.14. Penyanggaan aktivitas Al3+ oleh Mg-montmorilonit, kaolinit dan gibsit sebagai pengaruh pH, silika, oksida besi dan Mg2+ (Lindsay,1979).

Peningkatan Mg2+ sebesar 10-3 M menyebabkan tingkat garis Mg-montmorilonit menjadi rendah. Dari persamaan (22) suatu peningkatan 10 kali lipat dalam perubahan Mg2+ garis ini bergeser ke bawah oleh hanya 0,29 log unit. Log H4SiO4 -5.31 -4.00 (quartz) -3.10(soil) -2.74(amorp) Log H4SiO4 -4.00 (quartz) -3.10(soil) -2.74(amorp) (gheothite ) (amorf) Log Mg2+ Lo g A l 3+ -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 5 6 7 8 pH Mg-montmorilonite (34) Kaolinit (6) Gibbsite (39)

52

Dalam tanah-tanah dengan pH 8,2, KAl2(AlSi3O10)(OH)2 (muskovit) adalah sangat stabil dengan keadaan kaolinit bilamana K+ adalah 10-3 M. Akibat tanah-tanah menjadi asam dan K+ mengalami pencucian, muskovit juga menghilang dari tanah.

Pada tanah-tanah dengan pengaruh suhu tinggi H4SiO4 menurun di bawah SiO2 (kuarsa) dan mengakibatkan aktivitas Al3+ meningkat sampai akhirnya dibatasi oleh Gibsit (Lindsay, 1979). Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap aktivitas Al3+ secara tidak langsung mempengaruhi kelarutan P (fosfor) dan juga alumunium Fosfat.

Gambar 2.15. Hubungan antara Log (K+)/(H+) dengan Log (H4SiO4). 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -5 -4 -3 -2 Log (H4SiO4) L og (K + ) (H + ) gibbsite Kaolinit Potasium mica Potasium feldspar Sat ura tio n w ith q uart z Sa tu ra tion w ith a m or phous s ilic a( H4 SiO 4 )

53

Dokumen terkait