• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Beberapa saran dan pertimbangan yang disajikan berdasarkan penelitian ini antara lain:

1. Diharapkan agar semakin banyak negara-negara yang menggunakan film atau media lainnya sebagai instrumen diplomasi dengan menampilkan nilai-nilai perdamaian sehingga film media lainnya dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman bersama antar pemerintah, masyarakat, dan organisasi lainnya.

2. Dengan melihat keberhasilan strategi Malaysia dalam menjalankan soft diplomacy dengan mengedepankan aspek kebudayaannya, maka Indonesia sebagai negara yang lebih kaya akan kebudayaan patut mengikuti langkah pelaksanaan soft diplomacy Malaysia. Indonesia dapat memperkuat soft power yang dimilikinya dengan memanfaatkan dan mengolah dengan baik aspek kebudayaan untuk dapat disebarluaskan dan dinikmati oleh masyarakat internasional sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomi seperti yang dialami oleh Malaysia.

3. Dengan melihat berbagai macam kesuksesan negara-negara lain dengan menggunakan produk industry kreatifnya, diharapkan Indonesia lebih memperhatikan kembali kualitas produk industrinya, agar dapat mengubah opini public menjadi lebih baik lagi. Adapun rekomendasi bagi tayangan animasi lainnya mengangkat keberagaman budaya, muatan konten local sebuah etnis untuk dapat lebih mempertimbangkan dengan matang bagaimana mengadaptasi etnis dan ras dalam penciptaan karakter animasi yang sangat menarik. Dan

71 kedepannya animasi tayangan bagi anak-anak selain Upin dan Ipin dapat memberikan warna yang lebih baik dalam penyampaian sebuah pesan positif.

72 DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anderson, B. (2008). Imagined Communities: Komunitas-komunitas Terbayang. Yogyakarta:

Insist Press.

Bungin, B. (2009). Pornomedia; Sosiologi Media, konstruksi Sosial Teknologi telematika &

Perayaan Seks di Media Massa. Jakarta: Pranada Media.

Diamond, L., & McDonald, J. (1996). Multi-Track Diplomacy; A Systems Approach to Peace Third Edition. West Hartford, Conn: Kumarian Press.

Harvey, D. (1998). The Condition of Postmodernity (ocford: Blackwel, 1989) as cited in R. J.

Holton, Globalization and the Nation-State. London: Macmillan Press.

Hayati, S., & Yani, A. (2007). Geografi Politik. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hefner, R. W. (2001). The Politics Of Multiculturalism, pluralism, and Citizenship in Malaysia, Singapore, and Indonesia. University of Hawai Press.

Ibrahim, I. S. (2007). budaya populer sebagai komunikasi: dinamika popscape dan mediascape di indonesia kontemporer. Yogyakarta: jalasutra.

Kusumohamidjojo, B. (1987). Hubungan Internasional: Kerangka Studi Analisis. Jakarta:

Bina Cipta.

Malthy, R. (1989). “Introduction” dalam Dreams for Sale: Popular Culture in the 20th Century. london: Routledge.

Mcdonald, J. (1991). Further Exploration of Track Two Diplomacy. In: L. Kreisberg & S.

J.Thorson (eds). Timing the De-Escalation of International Conflict. Syracuse:

University press.

Mcquail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Mellisen, J. (2006). Public Diplomacy Between Theory and Practice. In: J. Noya (ed). The.

California: Rand corporation.

Mosco, V. (2009). The Political Economy of Communication. London: Sage Publication.

Nye, J. S. (2004). Soft power - The Means To Success in world politics. New York: Public Affairs.

Nye, J. S. (1990). Bound To Lead: The Changing Nature Of American Power. New York:

Basic Books.

Peletz, M. G. (2009). Gender Pluralism: Southeast Asia since Early Modern Times. New York dan London: Routledge.

Potter, E. (2006). Branding Canada: Projecting Canada's Soft Power through Public Diplomacy. montreal: McGill-Queen‟s University Press.

Ruslam, A. (2014). Metodologi Penleitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

73 Scott, M. (2009). A Global ABC Soft Diplomacy and the World of International

Broadcasting. Bruce Allen Memorial Lecture. Sydney: Macquarie University.

Snow, N., & Thailor, P. M. (2009). Routledge Handbook of Public Diplomacy. New York:

Routledge.

Storey, J. (2003). Teori Budaya dan Budaya Pop - Memetakan Lanskap Konseptual Cultural Studies. Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Strinati, D. (2007). Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta:

jejak.

Suryokusumo, S. (2004). Praktik Diplomasi. Jakarta: STIH "IBLAM'.

Williams, R. (1983:237). Keywords A vocabulary of culture and society. New York: Oxford University Press.

Yakub, A. N. (2013). Dances with Garuda : Malaysia - Indonesia Bilateral Relations. Univ.

Malaysia Sarawak: Sarawak Press.

Yoon, Y. S. (2004). Politik Luar Negeri Korea Selatan. Yogyakarta: UGM Press.

Mellisen, J. (2006). Public Diplomacy Between Theory and Practice. In: J. Noya (ed). The.

California: Rand corporation.

JURNAL DAN DOKUMEN

Amalina, a. (2015). Andalas journal of international studies (AJIS) VOL 1 NO 2. Retrieved November 27, 2017, from Andalas institute of international studies (ASSIST):

http://ajis.fisip.unand.ac.id/index.php/ajis/article/view/9

Anwar, R. (2016). Pengaruh Film Animasi Upin dan Ipin Terhadap Penerapan Nilai Sosial Siswa di SDN 006 Sekolubuk Tigo Lirik. Jom FISIP Volume 3 No. 2, 2.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2014). Diplomasi Indonesia 2014. Indonesia:

Direktorat Informasi dan Media, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Kementrian Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan. (2014, oktober). Dasar Industri Kreatif Negara Malaysia. Retrieved november 27, 2017, from

http://www.kkmm.gov.my/pdf/dikn.pdf

Lian, L. W. (2009, november 15). Jobless Four Years Ago, Three Young Filmmakers Shake Up Box Office. Retrieved november 30, 2017, from The Malaysian Insider.

Luhulima, C. (2014). Peranan Diplomasi Multi-Track dalam Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan; Upaya dan Tantangan. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 5(2) , 75.

Muthalib, H. A. (2007). “From Mousedeer to Mouse: Malaysian Animation at the Crossroads”. Inter-Asia Cultural Studies, 288-297.

Nuswantoro, A. R. (2012). Rasa Lokal Rejeki Internasional: "Betul,Betul, Betul" Aspek Ekonomi Politik dalam Kartum Animasi Upin dan Ipin. Jurnal Komunikasi, Volume 1, Nomor 5, 422-427.

74 Sending, O. J., Pouliot, V., & Neumann, I. B. (2011). The Future of Diplomacy; Changing

Practices, evolving relationships. Retrieved February 18, 2018, from International Journal, Summer2011:

http://media.library.ku.edu.tr/reserve/resfall15_16/Hist311_DBarlas/Week_15.pdf Setiawan, R. (2013). Kekuatan New Media Dalam Membentuk Budaya Populer Di Indonesia.

eJournal llmu Komunikasi, 2013, 1 (2): 355-374 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id , 364.

Wang, J. (2006). Public Diplomacy and global business. journal of business strategy, Vol. 27 Issue:3, 41-49.

SKRIPSI

Saputro, M. Endy. 2011. Upin & Ipin: Melayu Islam, Politik Kultur, dan Dekomodifikasi New Media. Center For Religion and Cross-Cultural Studies (CRCS): Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Wulansuci, Yolanan. 2010. Budaya Populer Manga dan Anime Sebagai Soft Power Jepang.

Depok: Universitas Indonesia.

ARTIKEL

BBC. (2017, Agustus 22). Bendera RI terbalik: Perseteruan dari Ganyang Malaysia ke 'Malingsia'. Retrieved February 20, 2018, from BBC INDONESIA:

http://www.bbc.com/indonesia/majalah-40996111

Review Maya. (2008). Retrieved november 30, 2017, from PcWorld:

http://www.pcworld.idg.com.au/

review/software_and_services/autodesk/maya_2008/220799

Ambalavanan, D., Yee, N. M., Arrazy, N., & Sugiyanto, R. N. (2013, Februari). IMAHO (Indonesia Malaysia In Harmony): Strategi Cerdas Ala Mahasiswa Kesehatan Dalam Membangun Kerukunan Rumpun Malaya. Retrieved Januari 30, 2018, from

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/

media/publications/1695599-ID-imaho-indonesia-malaysia-in-harmony-stra.pdf&ved=2ahUKEwjBrbe7nP_YAhVltpQKHYT1Ce0QFjAAegQIDxAB&usg=

AOvVaw1kN2TSf_b9RF4RZeG8PbAt

Fauzie, Y. Y. (2017, 12 12). Dampak Minim Transaksi Ringgit dan Baht ke Ekspor Impor RI.

Retrieved February 19, 2018, from CNN Indonesia:

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171212171647-92-261887/dampak-minim-transaksi-ringgit-dan-baht-ke-ekspor-impor-ri

Mori, s. (2006). Japans Public Diplomacy and regional integration-east-asia. Retrieved november 27, 2017, from https://programs.wcfia.harvard.edu/us-japan/publications/06-10-japans-public-diplomacy-and-regional-integration-east-asia-using-japans

Nugrahanti, A. P. (2011, November 29). Malaysia Terus Berlari. Retrieved Februari 18, 2018, from Kompas.com:

http://international.kompas.com/read/2011/11/29/05133482/Malaysia.Terus.Berlari Patrick, S. (2008, juni 12). Animating Malaysia for the World . Retrieved november 30, 2017,

from the star: http://upinipin.wikia.com/wiki/Upin_%26_Ipin

75 Tempo. (2011, mei 16-22). Menanti Drama Musikal Upin dan Ipin. Retrieved november 30,

2017, from Tempo:

https://majalah.tempo.co/konten/2011/05/16/SEL/136715/Menanti-Drama-Musikal-Upin-dan-Ipin/11/40

Wikipedia. (2017). Daftar negara menurut PDB (KKB). Retrieved februari 18, 2018, from Wikipedia Ensiklopedia bebas:

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_PDB_(KKB)

Wikipedia. (n.d.). Wikipedia Ensiklopedia bebas. Retrieved Februari 18, 2018, from Wawasan 2020: https://ms.wikipedia.org/wiki/Wawasan_2020

WAWANCARA:

Aish. (2018, february 21). Respon terhadap hubungan Indonesia-Malaysia melalui Karakter Susanti. (N. r. rauf, Interviewer)

Istiharah. (2018, february 21). respon terhadap keberhasilan kartun Upin dan Ipin. (N. r.

Rauf, Interviewer)

Mardatillah, A. m. (2018, february 20). Respon terhadap kesamaan kultur yang di tuangkan ke dalam Kartun Upin dan Ipin. (N. r. rauf, Interviewer)

Vanisa, A. A. (2018, february 23). pengaruh Kartun Upin dan Ipin dalam hubungan Malaysia dan Indonesia. (N. r. rauf, Interviewer)

76 LAMPIRAN

Lampiran 1 : List pertanyaan A. Profil narasumber

1. Nama : 2. Umur :

3. Pekerjaan : 4. Alamat :

B. Profil upin dan ipin

1. Apa yang anda ketahui tentang Kartun Upin dan Ipin?

2. Apa yang menarik dari kartun Upin dan Ipin?

3. Seberapa sering anda menonton kartun ini?

4. Seberapa suka anda terhadap tayangan kartun ini?

5. Selain suka, produk apa yang anda punya?

6. Menurut anda, apa yang membedakan Kartun Upin dan ipin dengan kartun lain?

7. Jika anda mengetahui, bisakah anda menyebutkan beberapa tokoh karakter dari Kartun Upin dan Ipin?

C. Gambaran Malaysia dan Indonesia 1. Pernahkah anda ke Malaysia?

2. Bagaimana anggapan anda tentang Malaysia?

3. Jika ada, sebutkan konflik yang anda ketahui tentang Malaysia dan Indonesia?

D. Bahan rumusan masalah

1. Menurut anda, bagaimana Upin dan Ipin menggambarkan Malaysia?

2. Menurut anda, bagaimana tayangan Upin dan Ipin sebagai Media dalam hubungan baik kedua negara?

77 Lampiran 2 : Catatan Lapangan 1

Wawancara ini diambil pada tanggal 20 februari 2018, pukul 14:05 WITA.

Bertempat di Ruangan Student Lounge Jurusan Hubungan Internasional Makassar Universitas Hasanuddin. Suasana pada saat melakukan wawancara ini bersifat rileks dan dalam keadaan istirahat, duduk berdampingan bersama informan, hal ini dikarenakan penulis dan Mahasiswa Hubungan Internasional atau Informan membuat janji terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Selanjutnya penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan mengenai topik yang akan ditanyakan berkaitan dengan kesuksesan Kartun Upin dan Ipin sebagai media dalam memperbaiki hubungan Malaysia dan Indonesia. berikut adalah hasil kutipan wawancara antara penulis dan narasumber:

Wawancara : selamat siang kak, mmm….(menjeda karna agak gugup untuk meminta waktu si narasumber) bias minta waktunya sebentar? Butuh data pendukung kak untuk skripsi saya. Kak, boleh tau namata?

Narasumber : Andi muh. Mardatillah, Wawancara : ee.. umurnya?

Narasumber : umurnyaa.. baru saja 25 Wawancara : pekerjaan?

Narasumber : masih mahasiswa dek Wawancara : alamat?

Narasumber : eee.. jalan pajennekang

Wawancara : eee (gugup karna ingin memulai pertanyaan) ini kak, judul skripsi saya yaitu kartun upin dan ipin sebagai instrument soft diplomacy bagi hubungan Indonesia dan Malaysia.

Narasumber : wah, bagus yah.

Wawancara : pertanyaan pertama itu kak mengenai profil dari kartun upin dan ipin, ee.. pertama apa yang anda ketahui tentang Kartun Upin dan Ipin?

Narasumber : ee… kalau di upin ipin itu saya pertama taunya ada atuk, upin ipin, ee.. dan teman-temannya seperti mei-mei, fizi, ehsan, jarjit, nah saya rasa ya itu.

Wawancara : pertanyaan saya yang ke-2, apa yang (menjeda dan mengulang kata) yang menarik dari kartun film Upin dan Ipin?

Narasumber : ooo… (seakan-akan tahu beberapa), saya yang menarik dari Upin ipin itu dia bisa menggambarkan eeee diversity atau keberagaman yang yya”ang terjadi di Malaysia. Mengingat bahwa di Malaysia itu kan‟

ada tiga etnis bedar. Pertama itu ada melayu, eeee tionghoa, dan ee….

India.

Wawancara : pertanyaan nomor tiga, seberapa sering anda melihat Kartun Up..

(menjeda lalu mengulang kata dengan kata baru) Kartun ini?

Narasumber : eeee… kalau di bilang seberapa sering, saya nda tau jadwal pastinya kapan, tapi kalau misalnya Upin Ipin ada di televisi, pasti saya selalu menyempatkan diri untuk menonton.

Wawancara : mmm.. selanjutnya, seberapa suka anda menonton tayang ini?

Narasumber : Ihh suka sekali.

Wawancara : selanjutnya, selain suka, produk apa yang anda punya dari Kartun ini:

Narasumber : saya rasa saya tidak mungkin punya eee baju upin ipin diumur 25 tahun

Wawancara : ooo (mengangguk seakan mengiyakan).

78 menurut kakak, apa yang membedakan Upin dan Ipin dengan kartun lain?

Narasumber : emm (menelan air liur). Saya rasa bahwa di upin ipin itu tadi, dia menggambarkan bagaimana keragaman eee yang ada di Malaysia. Dari tiga etnis yang ada dii Malaysia ituu eee banyak eee kaya misalnya promosi budaya, atau kayak mengangkat isu-isu sosial, misalnya saja terkait aemm prosedur evakuasi kebakaran, mengangkat isu tentang eeee‟ apa! (nada kaget terlihat lupa) ee manfaat buah lokal yang diproduksi, dii‟ dalam domestik Malaysia. Terus kayak perayaan-perayaan besar keagamaan di Malaysia dan banyak hal .

Wawancara : pertanyaan selanjutnya. jika anda mengetahui, bisakah anda menyebutkan beberapa karakter Upin dan Ipin?

Narasumber : ooh iyaa banyak!. Ee opah, kak ros, Upin ipin, eee atuk dalang, ee‟

mei-mei, fizi, ehsan, ee jarjit, ee apa susanti, terus ee sapi, teruss aeemm apa lagi ya! (lupa dan terus mengingat) uncle atoong, mm banyak.

Wawancara : oh iya, ee modal pertanyaan selanjutnya itu mengenai gambaran Malaysia dan Indonesia. Pertanyaan pertama, pernahkah anda ke Malaysia?

Narasumber : Ihh (kaget) pernah (nada pelan) ehekehek pernah (mengulang kata dan nada lebih tegas).

Wawancara : yang kedua bagaimana anggapan anda tentang Malaysia?

Narasumber : bagaimana di‟ (bingung), mmmm (bergumam), kalau menurut saya, secara kultur kan kita ti..d.akk ada perbedaan. Ehh kayak kita kan juga ada beberapa yang merupaka etnis melayu, trus di Malaysia juga ada jumlah tionghoa kita juga yang eee apa! Kita juga punya masyarakat tionghoa. Trus tapi yang membedakan mungkin ee‟kalo di Malaysia itu salah satunya etnis terbesarnya itu India witches itu di Indonesia etnis india tidak sebesar di Malaysia.

Wawancara : pertanyaan yang ke empat, jika ada, sebutkan konflik yang anda ketahui tentang Malaysia dan Indonesia.

Narasumber : Saya rasa banyak di‟, kaya konflik perbatasan lah, ee misalnya ambalat. Dan konflik-konflik kaya misalnyaa klaim terhadap beberapa kebudayaan Indonesia. Kayak misalnya tari kecak, e‟ lagu rasa sayang-sayange, ya.

Wawancara : pertanyaan yang keempat. Jika ada, sebutkan konflik yang anda ketahui tentang Malaysia dan Indonesia?

Narasumber : saya rasa banyak di‟ kayak konflik perbatasan lah, eee misalnya ambalat, daan konflik-konflik kayak misalnya klaim terhadap berbagai kebudayaan Indonesia misalnya ee kayak tari kecak, ee lagu rasa sayange, ya! (menyatakan cukup).

Wawancara : pertanyaan selanjutnya, ee lebih kepada pemaparan saya mengenai data pendukung untuk skripsi saya, yang pertama menurut anda bagaimana penggambaran Malaysia dalam Kartun Upin dan Ipin ini?

Narasumber : mmmm. Bagaimana yaa! Se..ta.hu. sayaa dan seingat saya, (menjeda waktu dan berfikir) oh‟iya se.. seingat saya itu biasa Malaysia dia selalu, Upin ipin menggambarkan kayak misalnya Malaysia sudah ikut piala dunia, ee terus.. apa lagi yaa! Terus kayak misalnya mereka juga pernah bikin episode kalau astronot yang sudah ada dari Malaysia.

Saya rasa selain Malaysia, (memperbaiki ucapan) eh melalui Upin Ipin

79 Malaysia itu di gambarakan kayak misalnya bersahabat dengan Indonesia toh dengan hadirnya karakter susanti sebagai penambah dalam cerita. Selain itu juga menurut saya melalui eemm Upin ipin itu mereka memproyeksikan kayak kira-kira nanti Malaysia itu akan sehebat apa, misalnya Malaysia sudah main di piala dunia, itukan ada salah satu di episodenya toh kaya Malaysia sudah punya astronot witces itu sekarang sudah ada astronot Malaysia yang sudah kerja di international spektation.

Wawancara : pertanyaan yang terakhir, menurut anda bagaimana tayangan Kartun Upin dan Ipin sebagai media dalam terwujudnya hubungan baik kedua negara?

Narasumber : mmm.. (berhenti sejenak), kalau menurut saya, Upin Ipin dan hubungan baiknya sama Indonesia kayaknya itu kan isu terkait ee hubungan Indonesia Malaysia tidak diii.. (sejenak hilang konsentrasi).

Saya mikirnya kayak isu yang di angkat kan tidak sebanyak dan seintens di bahas di Upin ipin. Tapi menurut saya hadirnya karakter susanti itu memberikan citra atau gambaran bahwa Malaysia itu berteman dengan Indonesia tapi di satu sisi Malaysia juga pernah mengangkat isu terkait polusi udara dimana itu pada saat itu kayak momentumnya lagi dekat dekatnya sama kebakaran hutan yang terkait di Indonesia. Saya rasa pada saat itu digambarkan Malaysia itu merasa terkena dampak dari eee pembakaran hutan di Indonesia.

Wawancara : baik kak, terimakasih atas waktunya, Narasumber : iyaa sama-sama, ehh namanya siapa dek?

Wawancara : rahmi kak

Narasumber : ohh ya, mahasiswa apa? (tersenyum)

Wawancara : Mahasiswa hubungan internasional kak heheh Narasumber : ooh yayayayaya boleh boleh boleh

Wawancara : Makasih kak

Narasumber : salam sama dosennya Wawancara : (Menyeringai).

80 Lampiran 3 : Catatan Lapangan 2

Wawancara ini diambil pada tanggal 21 februari 2018, pukul 11:42 WITA.

Bertempat di Koridor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Makassar Universitas Hasanuddin. Suasana pada saat melakukan wawancara ini bersifat rileks dan dalam keadaan menunggu kelas perkuliahan, duduk berdampingan bersama informan, hal ini dikarenakan penulis dan Mahasiswa Hubungan Internasional atau Informan membuat janji terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Selanjutnya penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan mengenai topik yang akan ditanyakan berkaitan dengan kesuksesan Kartun Upin dan Ipin sebagai media dalam memperbaiki hubungan Malaysia dan Indonesia. berikut adalah hasil kutipan wawancara antara penulis dan narasumber:

Wawancara : selamat siang kak, bisa minta waktunya sebentar?

Narasumber : bisaa..

Wawancara : Menyangkut bahan penelitian skripsi saya kak. Yaitu kartun upin dan ipin sebagai instrument soft diplomacy dalam hubungan Malaysia dan Indonesia. Boleh saya tau namata kak?

Narasumber : istiharah

Wawancara : berapa usiata kak?

Narasumber : 23 hehhe Wawancara : Pekerjaan?

Narasumber : ee.. mahasiswa.

Wawancara : alamat?

Narasumber : di jalan gatot Subroto

Wawancara : Begini kak, pola pertanyaan pertama menyangkut profil kartun Upin dan Ipin.

Narasumber : mm (mengangguk)

Wawancara : apa yang kakak ketahui tentang kartun Upin dan ipin?

Narasumber : eee dari Malaysia shhkhh (suara mulut) terus ee itu kayaknya tontonan favorit sekali di‟. Bukan cuman anak kecil, orang besar juga ahhahh(tertawa) cuman kayaknya suka upin dan ipin begituee, dan apalagi di‟ menghiburlah pokoknya.

Wawancara : pertanyaan kedua. Apa yang menarik dari film Upin dan Ipin?

Narasumber : mmm mungkin karna jalan ceritanya toh nda terlalu mengada-ngada begitue. Adaji juga pembelajaran bagi anak-anak toh. Nda sekedar untuk hiburan tapi ada juga pembelajaran karna kaya ada sekolah, terus belajar, di hukum kalau mereka salah.

Wawancara : pertanyaan ketiga, seberapa sering anda menonton tayangan kartun Upin dan Ipin Ini?

Narasumber : SERINGGG SEKALIHHH (nada girang). Tontonanku juga itu weh hahahah (tertawa terbahak-bahak) , kalau lagi nda ada ku bikin toh, Wawancara : yang keempat, seberapa suka anda menonton tayangan kartun upin

dan ipin?

Narasumber : suka, sukakaaa karna menghibur. Dan meskipun di ulang-ulang episodenya toh kaya sukajiii hehhehhh, dan nda bosanka.

Wawancara : selain suka produk apa yang anda punya dari kartun Upin dan ipin ini?

Narasumber : ah nda ada. Nonton jiii, nonton di tv ji.

Wawancara : selanjutnya menurut anda, apa yang membedakan kartun Upin dan Ipin dengan kartun lain?

81 Narasumber : ee kayak itu tadi, ee pembelajaran toh lebih banyak, jadi kayak ee mereka anak kecil tapi mereka kasi contoh yang bagus gitu. Jadi kayak anak-anak yang nonton kayak banyak juga contohnya toh anak kecil yang nonton jadi bilang oo iya, nda bolehki begini nanti dimarahiki, begitu-begitu toh. Dia tangkap, maksudnya ceritanya itu masuk ke anak-anak begitu.

Wawancara : selanjutnya, jika anda menetahui bisaka anda menyebutkan beberapa tokoh atau karakter dari Upin dan Ipin?

Narasumber : Upin, ipin, kak ros, hahha, opah, mail, ihsan, fizi, ijat. Kayaknya ku hafal nama-namanya ini (tertawa lepas).

Wawancara : selanjutnya, pernahkah anda ke Malaysia?

Narasumber : belum.

Wwancara : bagaimana anggapan anda tentang Malaysia?

Narasumber : mm, dia termasuk negara islam terbesar juga di‟. Yang kayak hukum islamnya itu masih kental sekali, dan ee maksudnya kelihatan juga kayak ke cerita-cerita bahkan di Upin ipinnya itu di kasih liat orang sholat, supaya anak kecil itu di ajar sholat, berdoa.

Wawancara : selanjutnya. Jika ada, sebutkan konflik yang anda ketahui tentang Malaysia dan Indonesia.

Narasumber : konflik? Eee… ini kan di kebudayaan di‟. Ee budayanya terus, saling mengklaim budaya toh, dan sebagai negara tetangga agak susah juga karna sama-sama bilang itu budayanya.

Wawancara : bagaimana menurut anda, gambaran Malaysia dalam Kartun Upin dan Ipin?

Narasumber : sangat tergambar iya, karena dari bahasanya, terus budayanya juga di kasi masuk di situ. Kayak perayaan-perayaannya di Upin Ipin. Jadi menurutku, tergambar bangetki. Menurutku wajar toh kalau misalkan satu icon dari suatu negara itu menggambarkan yang betul-betul baiknya dari negara begitu, jadi menurutku upin dan ipin itu dia kasi liat, ini loh Malaysia. Apa yang bagus dari Malaysia, ee ini yang bikin mereka bangga banget sama Malaysia.

Wawancara : selanjutnya menurut anda. Bagaimana kartun Upin dan Ipin sebagai media dalam hubungan baik kedua negara?

Narasumber : mm, mungkin untuk diplomasi itunya karna tayangan upin ipin juga sangat-sangat di terima di Indonesia. jadi, menurutku bisalah untuk memperbaiki hubungan. Cuma susahnya karna itu tadi, yang kebudayaan itu tadi. Mungkin satu rumpun jadi kayak sama budayanya akhirnya saling mengklaim. Kalau untuk tontonan upin ipin sendiri mungkin untuk diplomasinya di bidang entertainment itu baguski.

Wawancara : oh iye kak, terima kasih banyak atas waktunya kak Narasumber : sama-samaa. (tersenyum).

82 Lampiran 4 : Catatan Lapangan 3

Wawancara ini diambil pada tanggal 21 februari 2018, pukul 13:20 WITA.

Bertempat di Koridor Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Makassar Universitas Hasanuddin. Suasana pada saat melakukan wawancara ini bersifat rileks dan dalam keadaan menunggu kelas bimbingan, duduk berdampingan bersama informan, hal ini dikarenakan penulis dan Mahasiswa Hubungan Internasional atau Informan membuat janji terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Selanjutnya penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan mengenai topik yang akan ditanyakan berkaitan dengan kesuksesan Kartun Upin dan Ipin sebagai media dalam memperbaiki hubungan Malaysia dan Indonesia. berikut adalah hasil kutipan wawancara antara penulis dan narasumber:

Wawancara : Siapa namata?

Narasumber : ee nama saya aiss Wawancara : umurta?

Narasumber : umur saya 21 tahun Wawancara : apa pekerjaannta?

Narasumber : mahasiswa.

Wawancara : dan alamatta dimana?

Narasumber : ee sayang tinggal di kompleks perumahan jipang.

Wawancara : pola pertanyaan yang pertama yaitu mengenai profil dari Kartun Upin dan Ipin. Pertanyaan pertama, apa yang anda ketahui tentang Upin dan Ipin?

Narasumber : oh iya, yang saya ketahui tentang upin dan ipin ialah ee sebuah tontonan atau kartun yang sengaja di bikin atau di rancang oleh Malaysia yang di tayangkan di Indonesia dan beberapa negara di Asia.

Upin Ipin ini dia menceritakan tentang dua anak kecil yang memiliki sahabat dan bagaimana mereka bermain, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan teman-teman mereka.

Wawancara : apa yang ke-2, apa yang menarik dari film kartun Upin dan Ipin?

Narasumber : seperti yang tadi saya katakan, mereka itu bersahabat. Jadi, yang menarik itu adalah bagaimana mereke memiliki teman dari berbagai macam suku, berbagai macam budaya, mereka itu berbeda-beda tapi mereka bisa tetap bersama, bersosialisasi, dan bermain bersama di satu wilayah yang sama.

Wawancara : seberapa sering anda melihat tayangan Upin dan Ipin ini?.

Narasumber : eee, karna kebetulan saya memiliki adik berusia dua tahun, ee jadi kartun ini cukup sering saya lihat dan dikatakan hampir setiap hari. Ya, hampir seyiap hari.

Wawancara : seberapa suka anda dengan Kartun Upin dan Ipin?

Narasumber : kalau dikatakan untuk kadar sukanya, saya sangat suka dan bahkan saya merekomendasi atau pada awal-awalnya memutarkan kartun ini untuk adik saya. Karena menurut saya budaya dan cara-cara bersosialisasi yang di ajarkan Upin Ipin ini patut atau sangat baik untuk contoh anak-anak yang notabane nya adalah peniru tulen?

Wawancara : selain suka, produk apa yang anda punya dari Kartun ini?

Narasumber : karena adik saya sudah eee‟ begitu jatuh cinta sama Upin dan ipin ini.

maka, ee‟ apabila ia keluar dan melihat barang yang berkarakter Upin dan Ipin dia akan berteriak “kakak! Upin Ipin, saya mau beli itu”. Nah,

Dokumen terkait