• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Analisis Leksida

4.4 Musik Pengiring dan Gerakan Tari Serampang Dua Belas

Secara umum, gerakan tari serampang dua belas memiliki kekhasan tersendiri dibanding jenis tari adat lainnya di nusantara. Tarian yang diiringi dengan musik tradisional ini, dari gerakan yang ditampilkan sebetulnya merupakan satu keseluruhan cerita tentang pertemuan seorang bujang dan gadis, rangkaian kisah cinta, hingga prosesi pernikahan. Sesuai dengan namanya, tari serampang dua belas terbagi menjadi 12 gerakan tari yang dilakukan secara berkesinambungan. Keduabelas gerakan tari yang dimainkan secara berpasangan oleh pria dan wanita tersebut antara lain: Gerak tari permulaan adalah gerakan tari yang menggambarkan pertemuan seorang pemuda dan gadis yang masih malu-malu diselingi sikap penuh tanya. Gerak ini dilakukan dengan berjalan lambat diselingi lompatan kecil mengelilingi satu sama lain. Gerak tari berjalan adalah gerakan yang menceritakan tentang tumbuhnya rasa cinta dari sepasang muda-mudi, namun keduanya masih belum berani mengungkapkannya perasaan tersebut satu sama lain. Gerakan ini dilakukan dengan berjalan kecil, berputar dan berbalik. Gerak tari pusing adalah gerak yang menceritakan sepasang muda-mudi yang sudah semakin sering bertemu, perasaan cinta yang kian berkembang, dan kegundahgulanaan di antara keduanya. Gerakan tari gila adalah gerakan yang menceritakan sepasang muda mudi yang sudah mabuk kepayang karena cintanya. Gerak ini dilakukan dengan gerak terhuyung dan melenggak-lenggok seperti orang mabuk. Gerakan tari berjalan sipat adalah gerakan yang menceritakan seorang gadis yang berusaha mengutarakan rasa cintanya dengan cara memberi isyarat tertentu. Gerak ini dilakukan dengan berjalan lenggak-lenggok dan permainan tatapan mata. Gerakan tari goncet-goncet adalah gerakan tari yang menggambarkan seorang pemuda yang telah menerima isyarat dari si gadis untuk segera dapat mengungkapkan rasa sukanya. Gerak tari ini dilakukan dengan langkah seirama antara keduanya. Gerakan tari sebelah kaki adalah gerakan tari yang menggambarkan perasaan menduga-duga antara yakin untuk mengungkapkan cintanya atau untuk mengurungkan niat. Di akhir gerakan, keduanya pun memperoleh kesepahaman bahwa cinta mereka tak bertepuk

sebelah tangan sehingga mereka berdua bisa mulai merajut cinta hingga memasuki jenjang pernikahan. Gerakan tari langkah tiga adalah gerakan yang menggambarkan perasaan tidak percaya dan usaha meyakinkan diri bahwa cinta muda-mudi itu menemui jalannya. Gerakan ini dilakukan dengan melonjak atau melompat tiga kali kedepan dan ke belakang atau maju mundur. Gerak tari melonjak adalah gerakan tari yang menceritakan upaya si pemuda dan si gadis dalam meminta restu orang tua. Gerakan yang dilakukan sebagai simbol penantian jawaban ini dilakukan dengan melonjak-lonjak. Gerak tari datang mendatangi adalah gerakan yang menggambarkan proses peminangan pihak keluarga si bujang terhadap keluarga si gadis. Gerakan ini dilakukan dengan gerakan datang mendatangi antara 2 kelompok penari. Gerak tari rupa-rupa adalah gerakan yang menceritakan prosesi mengantar pengantin ke pelaminan. Gerakan tari ini dilakukan dengan suasana dan nuansa keceriaan Gerak tari sapu tangan adalah gerakan penutup dari tari serampang dua belas. Gerakan tari ini menceritakan tentang penyatuan dua hati yang saling mencintai satu sama lain dalam sebuah ikatan pernikahan. Gerakan ini dilakukan dengan menyilangkan sapu tangan sebagai tanda kedua pasangan tidak bisa dipisahkan.

Properti dan Kostum Penari Serampang Dua Belas Selama menari, para penari wajib mengenakan pakaian adat melayu. Penggunaan pakaian adat ini memiliki 2 alasan utama yaitu, agar pertunjukan tari semakin atraktif karena warna dan kekhasan pakaian yang dikenakan, serta agar menjadi cirri dan penanda asal tari serampang dua belas ini. Selain mengenakan kostum khusus dan beragam aksesorisnya, para penari juga akan membawa secarik sapu tangan. Sapu tangan akan mereka gunakan sebagai media pelengkap pada tarian penutup.

5.1.1 Simpulan

Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu dari sekian banyak tarian yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu disebut Kabupaten Deli Serdang) Provinsi Sumatera Utara Indonesia. Tarian ini merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Kesenian ini merupakan salah satu cara masyarkat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun mahligai rumah tangga. Serampang Dua Belas tidak hanya berkembang dan dikenal oleh masyarakat di wilayah Kesultanan Serdang saja, tetapi juga menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Riau, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai ke Maluku. Tari Serampang dua belas memiliki beberapa ciri yang khas, diantaranya ialah para penarinya menggunakan sapu tangan sebagai simbol pengikat. Para penari lelaki menggunakan pakaian dengan istilah Teluk Belanga atau Baju Koko, sedangkan untuk penari wanitanya menggunakan Baju Kebaya panjang dengan Kain Songket. Adapun dalam bentuk gerakannya, tarian ini banyak menggunakan gerak kaki yang berpindah tempat, dan loncat-loncat kecil, selain itu para penarinya selalu beriringan dengan gerak tangan yang melenggang secara mengalun. Tari Serampang Dua Belas berkisah tentang cinta suci dua anak manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua sang dara dan teruna. Oleh karena menceritakan proses bertemunya dua hati tersebut, maka tarian ini biasanya dimainkan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan. Kini tarian Serampang Dua Belas cukup terkenal dan berkembang di berbagai daerah, dan dengan itulah maka keberadaan tarian daerah khas Melayu Sumatera Utara ini dapat tetap lestari.

5.1.2 Mitos

Setelah menganalisis gerakan tarian serampang dua belas dan menelusuri sistem gerakan yang ada setiap gerakan yang ada terdapat di tarian teresebut bahawa setiap gerakan memiliki tanda untuk cara mendekati seseorang sehingga dapat mengkaji lebih dalam mendekatinya, sehingga dapat mengarungi apa yang terjadi dalam suatu hubungan adapun itu semua tergantung pribadinya sehingga dapat memahami lebih jauh untuk mendekatinya. Dapat dikatakan hampir tidak ada aspek kehidupan bersama yang lepas dari perhatian komunikasi. Dalam khazanah pemikiran orang melayu, komunikasi tampaknya menjadi sendi dalam membangun kehidupan bersama. Orang melayu lebih suka mendahulukan cara komunikasi dalam mengembangkan hidupdan menangani beragam masalah daripada cara konflik kekerasan yang tidak cerdas dan tidak beradap, sehingga dalam tarian serampang dua belas merupakan ceriminan awal dari sebuah tarian dalam mendekati sebuah hubungan yang terjadi di kehidupan sehari-hari mereka.

Dokumen terkait