• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Pemetaan Konsentrasi TSS dan Transparansi Perairan

4.4.1 Musim Kemarau

Konsentrasi TSS menggunakan model polynomial orde 3 dengan persamaan y = -26390x3 + 35823x2 - 16250x + 2468.4 dan transparansi perairan menggunakan persamaan regresi model power yaitu y = 85.63x2.905. Gambar 11 merupakan sebaran distribusi konsentrasi TSS (Gambar 11a) dan transparansi perairan (Gambar 11b) pada musim kemarau selama tahun 2004.

Berdasarkan hasil pengembangan model pada tanggal 21 Juni 2004

konsentrasi TSS dilihat secara visual menunjukkan konsentrasi yang tinggi yaitu berkisar antara 75-100 mg/l (berwarna orange) bahkan mencapai lebih dari 150 mg/l (berwarna merah). Kondisi tersebut hampir merata di bagian timur, barat, dan tengah perairan Teluk Jakarta. Masukan dari darat terutama dari 3 sungai

besar yang bermuara di perairan Teluk Jakarta yaitu sungai Cisadane, Ciliwung, dan Citarum memberikan kontribusi yang sangat besar mengakibatkan tingginya konsentrasi TSS di Teluk Jakarta, terutama dekat dengan muara sungai Citarum dan Cisadane konsentrasi TSS mencapai > 150 mg/l (berwarna merah).

Konsentrasi TSS di muara Teluk Jakarta sangat tinggi, paling rendah hanya berkisar antara 20-30 mg/l (berwarna biru muda). Semakin ke arah laut

konsentrasi TSS terus menurun dan stabil dengan kisaran 0-10 mg/l (berwarna biru). Transparansi perairan Teluk Jakarta di sekitar muara Teluk Jakarta berkisar antara 1-2 meter (berwarna orange) dan 2-3 meter (berwarna kuning). Semakin ke utara transparansi perairan semakin meningkat, mulai dari 3-4 m (berwarna hijau muda) hingga 6-8 m (berwarna ungu). Hal tersebut terjadi akibat masukan dari darat terutama dari 3 sungai besar yang bermuara di Teluk Jakarta, yaitu sungai Cisadane, sungai Ciliwung, dan sungai Citarum yang membawa padatan tersuspensi sehingga di muara Teluk Jakarta transparansi perairan rendah.

Konsentrasi TSS pada tanggal 23 Juli 2004 sangat tinggi yaitu > 150 mg/l (berwarna merah) di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane, sedangkan di dekat muara sungai Ciliwung memiliki kisaran yang hampir sama tetapi

konsentrasi TSS lebih banyak berkisar antara 100-150 mg/l (berwarna merah tua). Masukan dari sungai Ciliwung memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya konsentrasi TSS di Teluk Jakarta, terutama muara sungai Citarum dan Cisadane. Semakin ke arah laut konsentrasi TSS terus menurun ke arah laut hingga kisaran 30-40 mg/l (berwarna hijau tua). Transparansi perairan Teluk Jakarta di sekitar muara Teluk Jakarta berkisar antara 1-2 meter (berwarna orange) di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane dan 2-3 meter (berwarna

kuning) di dekat muara sungai Ciliwung. Sedangkan semakin ke arah laut transparansi perairan semakin meningkat hingga 3-4 m (berwarna hijau muda).

Pada tanggal 24 Agustus 2004 konsentrasi TSS berkisar antara 100-150 mg/l (berwarna merah tua) di dekat muara sungai Ciliwung, bahkan mencapai lebih dari 150 mg/l (berwarna merah). Sedangkan di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane konsentrasi TSS sangat tinggi mencapai > 150 mg/l (berwarna merah). Konsentrasi TSS di laut adalah yang terendah dengan kisaran 0-10 mg/l (berwarna biru). Transparansi perairan Teluk Jakarta pada tanggal yang sama sangat rendah. Di sekitar muara Teluk Jakarta transparansi perairan berkisar antara 1-2 meter (berwarna orange) dan 2-3 meter (berwarna kuning). Sedangkan semakin ke utara transparansi perairan semakin meningkat, mulai dari 3-4 m (berwarna hijau muda) hingga 6-8 m (berwarna ungu). Hal tersebut akibat dari 3 sungai besar yang bermuara di Teluk Jakarta, yaitu sungai Cisadane, sungai Ciliwung, dan sungai Citarum yang membawa masukan dari darat sehingga di muara Teluk Jakarta memiliki transparansi perairan yang rendah.

Pada tanggal 9 September 2004 konsentrasi TSS tidak sebesar pada bulan Juni, Juli, dan Agustus. Konsentrasi TSS berkisar antara 50-75 mg/l (berwarna kuning) dan 30-40 mg/l di dekat muara sungai Ciliwung dan Cisadane, sedangkan di dekat muara sungai Citarum konsentrasi TSS cukup tinggi mencapai lebih dari 150 mg/l (berwarna merah). Semakin ke arah laut konsentrasi TSS menurun hingga kisaran 0-10 mg/l (berwarna biru). Transparansi perairan Teluk Jakarta paling rendah berada di sekitar muara sungai Citarum yaitu berkisar antara 2-3 m (berwarna kuning). Di dekat muara sungai Ciliwung dan Cisadane berkisar antara 3-4 m (berwarna hijau muda) dan 4-5 m (berwarna hijau tua). Semakin ke arah

laut transparansi perairan semakin meningkat hingga 6-8 m (berwarna ungu). Masukan dari darat yang tinggi terutama berasal dari muara sungai Citarum, sehingga transparansi perairan menjadi sangat rendah.

Pada tanggal 25 September 2004 konsentrasi TSS di dekat muara sungai Ciliwung sangat rendah bila dibandingkan dengan konsentrasi TSS pada tanggal 9 September 2004 yaitu berkisar antara 0-10 mg/l (berwarna biru), sedangkan di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane konsentrasi TSS sangat tinggi

mencapai > 150 mg/l (berwarna merah). Konsentrasi TSS di laut relatif seragam dengan kisaran 0-10 mg/l (berwarna biru). Transparansi perairan di dekat muara sungai Ciliwung sangat tinggi berkebalikan dengan konsentrasi TSS, yaitu berkisar antara 5-6 m (berwarna biru) dan 6-8 m (berwarna ungu), sedangkan di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane transparansi perairan cukup rendah berkisar antara 2-3 m (berwarna kuning). Transparansi perairan di laut relatif seragam dengan kisaran sangat tinggi yaitu lebih dari 10 m (berwarna biru tua).

Konsentrasi TSS pada tanggal 11 Oktober 2004 sangat tinggi yaitu berkisar antara 100 mg/l hingga >150 mg/l (berwarna merah). Transparansi perairan cukup rendah berkebalikan dengan konsentrasi TSS, yaitu berkisar antara 2-3 m

(berwarna kuning) (Gambar 16b). Sebaran distribusi konsentrasi TSS dan transparansi perairan di atas muara Teluk Jakarta tidak dapat di analisis secara jelas akibat kondisi citra satelit pada tanggal 11 Oktober 2004 banyak dipengaruhi oleh tutupan awan maupun haze yang tidak dapat hilang meskipun sudah

(a) (b)

Gambar 11. Sebaran Konsentrasi TSS (a) dan Transparansi Perairan (b) Musim Kemarau pada Tahun 2004

21 Juni 21 Juni 23 Juli 23 Juli 24 Agustus 24 Agustus 9 September 9 September 25 September 25 September 11 Oktober 11 Oktober

Sebaran distribusi konsentrasi TSS dan transparansi perairan selama tahun 2005 terdapat 3 tanggal yang terlihat pada Gambar 12. Gambar 12a merupakan konsentrasi TSS dan Gambar 12b merupakan distribusi transparansi perairan.

Konsentrasi TSS pada tanggal 11 Agustus 2005 tidak setinggi pada tanggal 24 Agustus 2004. Konsentrasi TSS berkisar antara 50-75 mg/l (berwarna kuning) di dekat muara sungai Ciliwung, bahkan berkisar antara 30-40 mg/l (berwarna hijau tua). Sedangkan di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane konsentrasi TSS mencapai 100-150 mg/l (berwarna merah) dan 50-75 mg/l (berwarna kuning), hingga 20-30 mg/l (berwarna biru muda). Semakin ke arah laut konsentrasi TSS relatif stabil dengan kisaran 0-10 mg/l (berwarna biru). Transparansi perairan Teluk Jakarta berkisar antara 2-3 meter (berwarna kuning), 3-4 m (berwarna hijau muda), hingga 5-6 m (berwarna biru). Hal tersebut akibat dari 3 sungai besar yang bermuara di Teluk Jakarta, yaitu sungai Cisadane, sungai Ciliwung, dan sungai Citarum yang membawa masukan dari darat yang banyak sehingga di muara Teluk Jakarta memiliki transparansi perairan yang rendah.

Konsentrasi TSS pada tanggal 27 Agustus 2005 sedikit lebih tinggi

dibandingkan pada tanggal 11 Agustus 2005. Konsentrasi TSS berkisar antara 50-75 mg/l (berwarna kuning) di dekat muara sungai Ciliwung, bahkan mencapai > 150 mg/l (berwarna merah) di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane.

Semakin ke arah laut konsentrasi TSS menurun mulai dari 30-40 mg/l (berwarna hijau tua) hingga 0-10 mg/l (berwarna biru). Transparansi perairan pada tanggal yang sama yaitu 11 Agustus 2005 berkisar antara 2-3 meter (berwarna kuning), 3-4 m (berwarna hijau muda), hingga 5-6 m (berwarna biru), hal tersebut akibat masukan dari darat terutama dari 3 sungai besar yang bermuara di Teluk Jakarta.

(a) (b)

Gambar 12. Sebaran Konsentrasi TSS (a) dan Transparansi Perairan (b) Musim Kemarau pada Tahun 2005

Pada tanggal 28 September 2005 konsentrasi TSS dan transparansi perairan Teluk Jakarta sulit di analisis secara visual karena kondisi citra banyak

dipengaruhi oleh tutupan awan maupun haze yang tidak dapat hilang meskipun sudah dilakukan koreksi dan atmosferik. Di dekat muara sungai Ciliwung konsentrasi TSS berkisar antara 100 mg/l hingga > 150 mg/l (berwarna merah), sedangkan transparansi perairan berkisar antara 2-3 m (berwarna kuning). Tingginya konsentrasi TSS mengakibatkan rendahnya transparansi perairan.

11 Agustus 11 Agustus

27 Agustus 27 Agustus

Sebaran distribusi konsentrasi TSS dan transparansi perairan musim kemarau tahun 2006 terlihat pada Gambar 13 yang diwakili oleh 3 tanggal. Pada tanggal 26 Mei 2006 konsentrasi TSS di dekat muara sungai Ciliwung sangat rendah yaitu berkisar antara 10-20 mg/l (berwarna ungu) hingga 20-30 mg/l (berwarna biru muda). Di bagian timur dekat muara sungai Citarum berkisar antara 75-100 mg/l (berwarna orange) dan 50-75 mg/l (berwarna kuning). Transparansi perairan 26 Mei 2006 di dekat muara sungai Citarum dan Ciliwung berkisar antara 2-3 m (berwarna kuning) dan 4-5 m (berwarna hijau tua) sebanding dengan konsentrasi TSS yang tidak terlalu tinggi.

Konsentrasi TSS pada tanggal 1 Oktober 2006 di dekat muara sungai Ciliwung berkisar antara 40-50 mg/l (berwarna hijau muda) dan 50-75 mg/l (berwarna kuning). Di bagian timur dan barat dekat muara sungai Citarum dan Cisadane berkisar antara 100 mg/l hingga > 150 mg/l (berwarna merah). Transparansi perairan di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane memiliki kisaran yang sama yaitu antara 2-3 m (berwarna kuning) dan 1-2 m (berwarna orange) sebanding dengan konsentrasi TSS yang tinggi.

Pada tanggal 17 Oktober 2006, di bagian atas perairan Teluk Jakarta kondisi citra banyak dipengaruhi oleh awan maupun haze yang tidak hilang meskipun sudah dilakukan koreksi atmosferik. Konsentrasi TSS di dekat muara sungai Citarum, Ciliwung, dan Cisadane sangat tinggi yaitu > 150 mg/l (berwarna merah). Kemudian menurun hingga 75-100 mg/l (berwarna orange) dan 50-75 mg/l (berwarna kuning). Masukan dari darat terutama dari ketiga sungai besar tersebut sangat tinggi pada bulan Oktober, karena pada bulan tersebut merupakan musim peralihan dari kemarau ke musim hujan, sehingga banyak masukan dari

darat yang sampai ke perairan Teluk Jakarta. Kondisi transparansi perairan berkebalikan dengan konsentrasi TSS yang tinggi, yaitu sangat rendah dengan kisaran antara 2-3 m (berwarna kuning) hingga 1-2 m (berwarna orange).

(a) (b)

Gambar 13. Sebaran Konsentrasi TSS (a) dan Transparansi Perairan (b) Musim Kemarau pada Tahun 2006

Sebaran distribusi konsentrasi TSS dan transparansi perairan musim kemarau tahun 2007 hanya diwakili pada tanggal 17 Agustus 2007 (Gambar 14).

Konsentrasi TSS (Gambar 14a) di dekat muara sungai Citarum, Ciliwung, dan Cisadane sangat tinggi yaitu > 150 mg/l (berwarna merah). Kemudian menurun

26 Mei 26 Mei

1 Oktober 1 Oktober

hingga 75-100 mg/l (berwarna orange) dan 50-75 mg/l (berwarna kuning). Kondisi transparansi perairan sangat rendah (Gambar 14b) berkebalikan dengan konsentrasi TSS yang sangat tinggi, yaitu berkisar antara 1-2 m (berwarna orange) dan 2-3 m (berwarna kuning). Konsentrasi TSS memberikan pengaruh yang nyata terhadap kondisi transparansi perairan Teluk Jakarta.

(a) (b)

Gambar 14. Sebaran Konsentrasi TSS (a) dan Transparansi Perairan (b) Musim Kemarau pada Tahun 2007

Konsentrasi TSS dan transparansi perairan pada tanggal 18 Juli 2008 (Gambar 15a) hampir sama seperti pada tanggal 23 Juli 2004, dimana konsentrasi TSS sangat tinggi yaitu > 150 mg/l (berwarna merah) di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane, sedangkan di dekat muara sungai Ciliwung konsentrasi TSS lebih banyak berkisar antara 100-150 mg/l (berwarna merah tua). Masukan dari darat melalui sungai Ciliwung memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya konsentrasi TSS di Teluk Jakarta, terutama dari muara sungai Citarum dan Cisadane. Semakin ke arah laut konsentrasi TSS terus menurun mulai kisaran 50-75 mg/l (berwarna kuning), 40-50 mg/l (berwarna hijau muda), hingga 0-10 mg/l (berwarna biru) di laut. Transparansi perairan di sekitar muara Teluk Jakarta

(Gambar 15b) berkisar antara 1-2 meter (berwarna orange) di dekat muara sungai Citarum dan Cisadane dan 2-3 meter (berwarna kuning) di dekat muara sungai Ciliwung. Sedangkan semakin ke arah laut transparansi perairan semakin

meningkat hingga 5-6 m (berwarna biru muda). Hal tersebut merupakan pengaruh nyata dari tingginya konsentrasi TSS sehingga di muara Teluk Jakarta memiliki transparansi perairan yang rendah.

(a) (b)

Gambar 15. Sebaran Konsentrasi TSS (a) dan Transparansi Perairan (b) Musim Kemarau pada Tahun 2008

Konsentrasi TSS di perairan Teluk Jakarta pada tanggal 2 Mei 2009 (Gambar 16a) menunjukkan konsentrasi yang sangat tinggi yaitu > 150 mg/l (berwarna merah) di dekat muara sungai Citarum, Ciliwung, dan Cisadane meluas sampai mendekati Pulau Lancang. Masukan dari darat terutama dari ketiga sungai besar tersebut memberikan kontribusi yang tinggi terhadap tingginya konsentrasi TSS. Pada Gambar 16b, terlihat bahwa transparansi perairan di sekitar muara Teluk Jakarta berkisar antara 1-2 meter (berwarna orange) dan 2-3 meter (berwarna kuning). Semakin ke arah laut transparansi perairan semakin meningkat hingga 3-4 m (berwarna hijau muda). Hal tersebut merupakan pengaruh nyata dari

tingginya konsentrasi TSS sehingga kondisi transparansi perairan di muara Teluk Jakarta sangat rendah.

(a) (b)

Gambar 16. Sebaran Konsentrasi TSS (a) dan Transparansi Perairan (b) Musim Kemarau pada Tahun 2009

Dokumen terkait