• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

a. Pelibatan Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Di Desa Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa hal seluruh warga masyarakat tidak mungkin dilibatkan dalam membuat kebijakan dalam perencanaan, tetapi bagaimanapun membuat perencanaan yang sifatnya untuk kepentingan publik sudah seharusnya pemerintah melibatkan warga masyarakat dalam proses tersebut. Jika tidak gejolak sosial akan terjadi terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu sendiri. Banyak produk kebijakan yang sangat kontra dimasyarakat sebagi akibat pemerintah senantiasa tidak membuka diri untuk melibatkan masyarakat dalam membuat kebijakan.

Pemberdayaan partisipasi masyarakat sipil adalah alat ampuh dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan pada masa-masa mendatang, keterlibatan ini akan memberikan dampak yang positif terhadap keputusan dan kebijakan yang diambil atau yang akan diimpelemtasikan, karena dapat membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Partisipasi masyarakat merupakan kontribusi masyarakat secara nyata dan positif terhadap penyusunan perencanaan dan impelmentasi pembangunan di daerahnya. Masyarakat memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi program pembangunan sesuai dengan kebutuhan daerah, potensi dan keinginan kelompok masyarakat.

Pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan diawali oleh adanya sosialisasi yang optimal dari pihak-pihak yang bertanggungjawab (Pemerintah Desa) tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Berdasarkan hasil penelitian penulis di Desa Dolok Merawan terlihat bahwa masyarakat sudah dilibatkan dalam perencanaan pembanguna desa. Hanya saja masi banyak masyarakat yang kurang respondif terhadap perencanaan pembangunan yang dilakukan pada desa tersebut.

Pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan desa merupakan salah satu bentuk dalam penerapan perencanaan partisipatif. Berdasarkan hasil penelitian penulis di lapangan terlihat bahwa musyawarah perencanaan pembangunan desa ada dan telah dilaksanakan di Desa Dolok Merawan. Hal ini cukup memberi angin segar dalam implementasi perencanaan partisipatif, karena dengan diharapkan masyarakat lebih dilibatkan dalam setiap proses pembangunan.

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di desa Dolok Merawan selama ini dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, kepala dusun dan beberapa perwakilan masyarakat yang bersedia hadir dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa.

b. Kesesuaian Rencana Kerja Pembangunan Desa dengan kebutuhan masyarakat setempat

Sejak dekade 1990-an, kegiatan pembangunan daerah dirancang lebih partisipatif melalui lembaga pengambilan keputusan tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi hingga nasional.

Dalam perencanaan partisipatif, diperlukan komunikasi dua arah. Hal ini diperlukan agar aspirasi masyarakat tertampung, masyarakat dapat megungkapkan permasalahan-permasalahannya dan kemudian didengar oleh pemerintah desa. Berdasarkan hasil penelitian penulis, komunkasi dua arah yang dibangun pemerintah sangat baik, masyarakat diberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya dalam musyawarah perencanaan pembangunan.

Aspirasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan akan diakomodir dan diseleksi oleh pemerintahan desa, jika memang aspirasi masyarakat itu akan meningkatkan perencanaan pembangunan, maka dengan telah dipertimbangkan aspirasi itu akan ditampung, seperti dikatakan oleh Bapak Nanang, SE selaku sekretaris desa Dolok Merawan, berikut kutipan wawancaranya “iya, akan tetapi perlu dilakukan penyeleksian usulan menjadi skala prioritas yang selanjutnya menjadi keputusan bersama melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa yang akan didanai”.

c. Pengetahuan Tentang Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Musyawarah perencanaan pembangunan sangat penting diadakan dalam rencana pembangunan suatu desa. Biasanya disetiap desa punya cara yang berbeda-beda dalam rangka mewujudkan pembangunan desa, mungkin tidak semua desa yang melakukan musyawarah terlebih dahulu, tergantung kebijakan dari kepala daerah masing-masing, dalam hal ini bisa saja kepala desa dan lain sebagainya.

Dari hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis, ternyata pada masyarakat Desa Dolok Merawan ini rata-rata mengetahui mengenai musyawarah perencanaan pembangunan desa. Hal ini dilihat dari kuesioner yang disebar sebanyak 20 responden, ternyara sebanyak 85% atau sebanyak 17 partisipan menyatakan mereka mengetahui mengenai perencanaan pembangunan

desa. Memang seharusnys masyarakat juga harus tahu mengenai musyawarah perencanaan pembangunan desa, tidak hanya pemerintahan desa saja yang mengetahui dan melaksanakannya. d. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Perlu Diadakan

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, ternyata masyarakat Desa Dolok Merawan mengatakan kalau musyawarah perencanaan pembangunan desa ini perlu diadakan. Hal ini terlihat dari 20 responden yang diteliti, sebanyak 100% atau 20 responden mengatakan setuju jika musyawarah perencanaan pembangunan diadakan. Dan tidak ada satupun responden yang menjawab ragu-ragu dan juga tidak.

Hal ini mungkin karena menurut penduduk setempat, musyawarah pembangunan desa itu sangat penting diadakan guna kemajuan desa tersebut. Jadi kemajuan pembangunan desa tidak hanya ada ditangak paparat desa saja, tetapi juga partiispasi masyarakat juga sangat dibutuhkan. Ini juga didukung oleh pernyataan Bapak Windy Marendra Saragih selaku kepala urusan pembangunan, berikut kutipan wawancara penulis “perlu, karena dalam menyusu rencana diambil usulan dari dusun, dengan bermusyawarah diwakili oleh unsur masyarakat”.

Sesuai juga menurut pendapat Adisasmita, 2006: 45 bahwa peningkatan partisipasi masyarakat untuk menunjang implementasi program pembangunan. Dari pendapat Adisasmita tersebut dilihat bahwa memang partisipasi masyarakat ini sangat dibutuhakn guna menunjang implementasi program pembangunan.

e. Mekanisme Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Setiap kegiatan yang diadakan tentu ada mekanismenya, dan biasanya setiap kegiatan pasti beda mekanismenya, tergantung siapa yang melaksanakan kegiatan tersebut. Begitu juga mekanisme dari pelaksanaan musyawarah pembangunan yang dilakukan di Desa Dolok Merawan. Dari kuesioner yang dibagikan kepada sebanyak 20 informan, sebanyak 11 responden atau 55% menyatakan mengetahui mekanisme dari pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan di Desa Dolok Merawan ini. Tetapi tidah jauh beda dengan msyarakat yang tidak mengetahui mekanisme pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan di Desa Dolok Merawan ini, yaitu sebanyak 9 responden atau 45% dari 20 responden yang diteliti.

Mungkin saja hal ini terjadi karena sebagian masyarakat memperhatikan bagaimana mekanisme pelaksanaan perencanaan pembanginan desa, dan sebagian lagi tidak memperhatikan bagaimana perencanaan pelaksanaan musyawarah desa dilakukan.

Pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan biasanya diawali dari musyawarah di RT, kemudian selanjutnya dilakuakan musyawarah dusun, barulah akhirnya dilakukan musyawarah desa. Jadi musyawarah dilaksanakan secara bertahap hingga dikumpullah hasil musyawarah tersebut kemudian dibicarakan pada musyawarah desa. Setelah dimusyawarahkan pada musyawarah desa, barulah dari usulan tiap dusun akan diseleksi untuk diterima usulannya dalam rangka pengembangan pembangunan desa.

Dokumen terkait