Di dalam program-program pengembangan perpustakaan di atas hendaknya dipandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:
1) literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan diterima secara bertahap melalui sistem sekolah
85 2) ketersediaan sumber daya informasi bagi murid
pada semua tingkat pendidikan
3) membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua kelompok murid sebagai pelaksanaan hak demokrasi dan asasi manusia
Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memiliki program yang dirancang secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang di analisis dengan analisis SWOT di peroleh bahwa peluang terbanyak pada aspek Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan pelayanan kepada seluruh anggota perpustakaan adalah dengan cara mengadakan pelatihan kepada pustakawan dalam rangka menghadapi ancaman yang berupa seringnya pustakawan yang keluar setelah diterima menjadi PNS sehingga tenaga pustakawan mengalami kekurangan. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah dengan mengkoordinir komponen sekolah bekerjasama dengan tenaga perpustakaan merancang panduan kepelatihan bagi guru dan karyawan sekolah, kemudian berdiskusi dengan kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta berdiskusi dengan para pengguna utamanya siswa. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah sebagai berikut :
a. Koordinator dan pengelola perpustakaan merencanakan dan mengajukan anggaran,
86 sekurang kurangnya memuat pembiayaan untuk pembuatan program perpustakaan
b. Koordinator perpustakaan bersama pengelola perpustakaan mempresentasikan rancangan program kepada kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah
c. Kepala sekolah mempelajari rencana program pengelolaan perpustakaan.
d. Koordinator perpustakaan, pengelola perpustakaan merevisi apa yang kurang tepat.
e. Koordinator perpustakaan membuat laporan sudah menyelesaikan pembuatan rencana program perpustakaan kepada kepala sekolah.
f. Melihat kinerja pengelola perpustakaan dan perkembangan kedatangan pengguna .
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah, hal ini penting dalam memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja sama guna pencapaian hal berikut:
1) Mengisi kekosongan pada perpustakaan bila SDM meninggalkan perpustakaan (keluar)
2) Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas kurikulum
3) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan informasi murid
87 5) Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan
proyek khusus di lingkungan pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan
6) Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya
7) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum
8) Menjelaskan kepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah
Sedangkan pada aspek sarana dan prasarana peluang terbesar dalam pelayanan perpustakan adalah ada pada pengadaan dan koleksi buku yang banyak tetapi tidak didukung dengan fasilitas ruang dan gedung yang memadai Hal ini mendorong SMA N 1 Boja untuk terus berupaya melengkapi dan memperbaiki dengan kemampuan dana yang ada, baik bantuan dari orang tua maupun pemerintah, tetapi terasa masih banyak yang belum terpenuhi dan terselesaikan dalam upaya memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal dan yang lebih baik kepada peserta didik Adapun langkah jangka pendek yang akan diambil SMAN 1 Boja adalah dengan memaksimalkan keadaan ruang perpustakan dengan jalan penataan ulang ruangan perpustakaan, hal ini dilakukan agar para penggunakan perpustakaan tidak merasa bosan atau jenuh berada di perpustakaan. Dan langkah jangka panjang ada membentuk panitia khusus menangani bidang perpustakaan baik dari segi materiel, pembiayaan maupun pembangunan gedung yang selam
88 ini belum terlaksana. Mengingat letak bangunan yang tidak layak yaitu di belakang dan berada dekat toilet sekolah.
Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas ruang dan gedung perpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan:
a. Lokasi terpusat atau sentral.
b. Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran
c. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar
d. Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan
e. Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi f. Disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan
penderita cacad fisik
g. Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi dan non-fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, suratkabar dan majalah, sumber non-cetak serta
89 h. Penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca,
komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan
i. Fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang.
Untuk aspek perencanaan peluang terbesar adalah banyaknya pelatihan-pelatihan yang dibina dari tingkat Kabupaten, tetapi ancaman terbesar adalah banyaknya karyawan yang enggan berkreatif untuk mengikuti pelatihan tersebut. Adapun langkah yang dilakukan dengan mengadakan studi banding dengan perpustakaan lain baik itu dengan penyuluhan/penataran diisi ceramah, tanya jawab dan contoh kasus, kemudian dilanjutkan pelatihan teknis pengelolaan perpustakaan sekolah, Disamping itu simulasi langsung di lapangan yang merupakan kegiatan memberikan contoh langsung pada pustakawan untuk menata ruang perpustakaan secara langsung, bagaimana cara menghadapi siswa, bagaimaan cara mengatur buku, mengadministrasikan buku dll.
Untuk aspek pendanaan yang menjadi peluang terbesar adalah adanya dukungan dana dari pemerintah, tetapi yang menjadi ancaman adalah walaupun ada dukungan dana tetapi masih belum mencukup untuk melengkapi kebutuhan yang dibutuhkan sekolah.
90 Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi “momok” bagi sebagian pengelola perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin. Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan tujuan pengembangan program-program, sebuah rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan dalam sebuah dokumen perencanaan bagi perpustakaan sekolah. Sebuah rencana pendanaan akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari program-program perpustakaan. Rencana pendanaan harus menjadi bagian ‘integral’ dari pendanaan rutin sekolah. Langkah selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari pengelola perpustakaan untuk merancang dan mengawal penggunaan dana yang sudah diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan prosedur yang sudah dirancang sebelumnya. Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya
Adapun sumber yang di program adalah pendanaan perpustakaan didasarkan pada prinsip kecukupan dan berkelanjutan yang bersumber dari:
(a) anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah;
91 (c) sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
(d) kerja sama yang saling menguntungkan; (e) bantuan luar negeri yang tidak mengikat; (f) hasil usaha jasa perpustakaan, dan/atau; (g) sumber lain yang sah;
dengan adanya dukunan pendanaan, maka pihak sekaloh melakukan langkah untuk memanfaatkan dana tersebut dalam rangka melengkapai sarana dan prasarana di sekolah, meningat perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi siswa masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan baik elektronik, komputer on line maupun koleksi sumber daya buku yang sesuai minimal sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel populer, musik, dolanan, komputer, kaset video, disk laser video, majalah dan poster. Materi semacam itu dipilih bekerja sama dengan murid agar koleksi perpustakaan mencerminkan minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
92 Produk pengembangan perpustakaan yang berupa rencana program peningkatan mutu layanan perpustakaan sekolah yang disusun peneliti telah dilakukan validasi oleh 3 ahli yaitu: Prof.Dr. Slameto,M.Pd merupakan salah satu Guru Besar PPs Magister Manajemen Pendidikan UKSW, Dr. Bambang S. Sulasmono, M.Si, Dosen Magister Manajemen Pendidikan PPS UKSW Salatiga dan Drs Wagiyo, M.Pd., Pengawas SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal. Disamping itu produk berupa Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah ini juga mendapatkan tanggapan dari pihak sekolah yaitu oleh Asari S.pd, Kepala SMA N 1 Boja. Hasil validasi dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.1
Hasil Validasi Ahli Produk Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan SMA N 1 Boja
No Penyataan Validator Rata-rata
1 2 3 4
1 Kesesuaian judul bab dengan isi materi dalam tiap bab 2 Kejelasan isi bab
3 Kejelasan kerangka isi 4 Kesesuaian latar belakang 5 Kejelasan maksud dan tujuan 6 Kejelasan sasaran
7 Kesesuaian dasar hukum 8 Kejelasan penanggung jawab 9 Kejelasan perpus strategi layanan 10 Kejelasan program layanan Keterangan: 1,0 – 1,8: Sangat rendah (SR) 1,9 – 2,6: Rendah (R) 2,7 – 3,4: Cukup (C) 3,5 – 4,2: Tinggi (T) 4,3 – 5,0: Sangat tinggi (ST)
93 Tabel 4.2
Revisi Dari Validator Tentang Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan
SMA N 1 Boja
Validator Saran dan Revisi
Prof. Dr. Slameto,M.Pd.
1. Panduan harus lebih jelas sehingga siapapun akan dapat melaksanakan 2. Seksi-seksi dalam kepanitiaan
disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Instrumen layanan perpustakaan disertakan
4. Penutup panduan setidaknya berisi memotivasi ulang pentingnya pelaksanaan panduan, hal-hal yang harus diperhatikan, apabila ada sesuatu apa yang harus dilakukan dan kalimat penutup
Dr. Bambang Suteng Sulasmono,M.Si.
1. Latar belakang tambahkan mengapa perlu panduan
2. Pada tabel SOP pakai kata kerja
Asari, Spd
1. Secara umum sudah cukup baik 2. Masih banyak hal-hal yang bersifat
umum, belum spesifik
3. Data keadaan perpustakaan SMAN 1 Boja perlu ditampilkan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pembaca
Dari masukan atau saran-saran yang diberikan oleh validator, selanjutnya peneliti melakukan peninjauan ulang produk dalam bentuk panduan pelaksanaan untuk dilakukan perbaikan. Panduan yang sudah diperbaiki selanjutnya akan diujicobakan sehingga dapat diketahui apakah program-program yang terdapat di dalam panduan terbukti dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA Negeri 1 Boja.