• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah Di SMA Negeri 1 Boja"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan analisis atas hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil dan pembahasan merupakan jawaban atas persoalan penelitian yang terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini berkaitan dengan layanan perpustakaan sekolah di SMA N 1 Boja, strategi peningkatan mutu layanan, analisis SWOT dan pembahasannya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah SMA 1 Boja

SMA 1 Boja berdiri pada tahun 1985 tanggal 22 Nopember yang beralamatkan di jalan Raya Bebengan No. 203 D Boja, dengan kepala sekolah yang pertama Bpk Drs Mintono. Dengan SK Mendikbud RI No 0601/O/1985 dan NSS 30 4 03 24 07 015. SMA 1 Boja menempati lahan seluas 28.000 m2 (2,8 Ha), dengan luas bangunan 6.510 m2 serta status tanah HM dan sertifikat.

SMA 1 Boja memiliki visi dan misi serta tujuan sebagai berikut:

Visi: Terwujudnya SMA bertaraf internasional yang religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan dan berakar pada budaya bangsa.

(2)

54 3)Meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4)Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, 5)Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Serta Tujuannya :1) Menjadikan SMA N 1 Boja menjadi salah satu SMA yang penuh prestasi dengan para siswa yang berbudi pekerti luhur serta siswa yang memikirkan lingkungan sekitar, 2) Membentuk guru dan karyawan menjadi manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Ini terbukti dengan sudah banyak guru yang bersertifikasi di SMA N 1 Boja, 3)Mengembangkan kultur sekolah yang kondusif sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, 4)Membangun kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat sebagai mitra sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar, 5) Membangun kerjasama dengan perguruan tinggi,guna kelanjutan pendidikan para siswa.

(3)

55 Jumlah semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap 65, yaitu 54 orang tenaga pendidik PNS dan 11 orang tenaga pendidik Non PNS, 4 orang merupakan tenaga kependidikan (staf Tata Usaha) PNS dan 3 orang tenaga kependidikan non PNS dan karyawan, terdiri 2 satpam dan 7 tenaga bersih bersih.

4.1.2. Mutu Layanan Perpustakaan

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui observasi di Perpustakaan SMA N 1 Boja Kabupaten Kendal peneliti memaparkan beberapa aspek yang mempengaruhi mutu layanan perpustakaan SMA N 1 Boja yaitu: kualitas SDM pengelola perpustakaan, hal iniseperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah,

…Sumber daya manusia yang ada di perpustakaan SMA N 1 Boja masih kurang, belum mencukupi untuk melayani rombel 27 kelas serta kinerjanya perlu untuk ditingkatkan, namun saya percaya tidak lama lagi pasti aka terjadi perubahan. (wawancara dengan kepala sekolah Bpk Asari, 11 Desember 2014).

Jumlah koleksi yang dipunyai perpustakaan SMA N 1 Boja, masih jauh dari harapan pengguna, seperti hasil wawancara berikut.

(4)

56 kondisi perpustakaan di SMA N 1 Boja,

….untuk saat ini memang seperti inilah kondisinya,kalau untuk perbaikan ataupun merehab tentunya kami akan berkoordinasi dengan yang berwenang (kepala sekolah dan dinas) kami berharap walau kondisi seperti ini tidak akan mengurangi fungsi dari perpustakaan sendiri. (wawancara dengan Sarpras Bpk Teguh EM 8 Januari 2015)

kualitas pengelolaan, kerjasama dengan pihak lain, pendanaan dari sekolah, sarana prasarana, serta keterlibatan warga sekolah,

…karena koleksi, sarana prasarana belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna/pemustaka jadi perpustakaan ini, untuk saat ini pengguna dating keperpustakaan kalau disuruh oleh guru untuk mencari referensi yang ada di perpustakaan atau mengerjakan tugas guru, semoga sesegera mungkin pengelolaan di perpustakaan ini akan lebih baik. Dan ini akan terjadi apabila semua yang ada di perpustakaan sudah sesuai kebutuhan para pemustaka. (wawancara dengan pustakawan SMA 1 Boja, Arena Hajarwati 22 Januari 2015).

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Pramesti Ranggasiwi siswa kelas XII BHS.

…saya sebenarnya senang membaca berbgai buku fiksi, apalagi kami anak anak jurusan bhs yang memang harus banyak membaca buku buku fiksi untuk menambah referensi kami dalam membuat tugas, seperti membuat puisi, cerpen ataupun penulisan drama, saying sekali koleksi yang kami butuhkan di perpustakaan ini masih kurang serta sarana yang ada di sini masih kurang juga, jadi kami malas untuk dating ke perpustakaan (wawancara tgl 29 Januari 2015).

(5)

57

…kalau anak anak satu kelas pembelajaran di perpustakaan tidak akan cukup hanya akan membuat gaduh dan tidak kondusif, karena ruangannya kurang luas dan bercampur dengan buku buku yang masih dalam tahap pengerjaan. (wawancara tanggal 29 Januari 2015)

Setelah melakukan observasi di lapangan peneliti hanya menganalisis 4 aspek yang bisa dijadikan strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan SMA N 1 Boja di kabupaten Kendal. Kemudian keempat aspek tersebut diolah menggunakan teknik analisis SWOT yang dilakukan bersama Kepala Sekolah, Wakasek Sarpras, Guru dan pengelola perpustakaan melalui Focus Group Discussion (FGD), yang dapat diidentifikasi beberapa faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Keempat aspek dalam penelitian tersebut adalah :

4.1.2.1 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

(6)

58 Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS

(Internal Factors Analysis Summary), didapat bahwa

para pengguna perpustakaan SMA N 1 Boja memberikan bobot 0,5 dan skor 2 pada komponen pengelola perpustakaan berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan kualitas sumber daya manusia/pengelola perpustakaan yang memadai.

(7)

59 Faktor kelemahannya yaitu kurangnya tenaga yang mengelola perpustakaan walaupun tenga/pengelola perpustakaan berlatar belakang disiplin ilmu perpustakaan tetapi di perpustakaan hanya terdapat satu orang tenaga perpustakaan tentu saja ini akan menyulitkan perpustakaan untuk bisa melayani pengguna perpustakaan secara prima dan berkualitas. Satu tenaga perpustakaan sangat sulit untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada di perpustakaan dari pelayanan peminjaman dan pengembalian, pengolahan, pengadaan dalam waktu yang bersamaan, komponen ini diberi skor dan bobot tertinggi oleh para pengguna perpustakaan yaitu 0,4 dan 3 sebab faktor inilah yang menyebabkan pengguna perpustakaan malas datang ke perpustakaan karena dirasa pelayanan tidak maksimal.

(8)

60 perpustakaan nasional, maka komponen ini diberi bobot 0,3 dan skornya 3.

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)

aspek kualitas SDM dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir, yang disajikan dalam lampiran 3. Menyebutkan bahwa pelatihan khusus untuk pengelola perpustakaan guna pengembangan keahlian mengelola perpustakaan dinilai penting karena seorang pengelola perpustakaan harus terus meningkatkan kemampuannya untuk dapat mengembangkan perpustakaan. Faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3. Kemudian faktor pengelola perpustakaan memanfaatkan pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah ini dipakai kesempatan untuk menanyakan bagaimana mengatasi kesulitan dan kendala yang dihadapi perpustakaan dalam melaksanakan pelayanan kepada penggunanya, faktor ini dianggap utama dengan diberi bobot 0,4 dan 4. Kemudian faktor kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan mutu layanan perpustakaan di SMA N 1 Boja diberi bobot 0,3 dan skor 4.

(9)

61 memerlukan waktu untuk melanjutkan pekerjaan yang ditinggalkan. dan faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4. Kemudian masih banyak perpustakaan sekolah yang tidak mempunyai pustakawan faktor ini diberi bobot 0,2 dan 4. Faktor kendala yang lain adalah banyaknya koleksi di perpustakaan yang rusak karena tidak tertangani oleh pengelola perpustakaan. faktor ini diberi bobot 0,4 dan 3.

4.1.2.2 Aspek Sarana dan Prasarana

Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

aspek sarana dan prasarana dapat dilihat dari analisa faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 (sangat buruk) dan pemberian bobot mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), kemudian mengalikan bobot dan skor dan hasilnya adalah total skor. Hasil dari perhitungan akhir pada fgd, yang disajikan pada lampiran 4.

(10)

62 menggunakan fasilitas yang memadai misalnya saja fasilitas untuk menggunakan buku buku referensi yang menarik tentu pengguna akan sangat senang membaca berlama lama diruang referensi karena bubunya sangat menarik, faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan faktor Siswa memiliki prestasi yang baik karena sarana sudah tersedia di perpustakaan mendapat bobot 0,3 dan skor 2, tentu saja apapun materi pelajarannya sudah tersedia di perpustakaan dan ditambah dengan buku penunjang lainnya. Faktor faktor yang dianggap sebagai hal yang menjadi kelemahan perpustakaan SMA 1 Boja antara lain ruang perpustakaan yang kurang luas, sehingga membuat tidak nyaman pengguna bila mereka ingin belajar diperpustakaan, faktor ini mendapat bobot 0,3 dan skor 3, selain itu belum adanya upaya dari sekolah untuk merehab gedung perpustakaan agar menjadi lebih luas dan bangunannya lebih baik, faktor ini mendapat bobot dan skor 0,3 dan 4. Kemudian masih banyak siswa ataupun pengguna perpustakaan yang enggan datang keperpustakaan karena kurang nyaman,sarana yang ada diperpustakaan tidak berfungsi dengan baik faktor ini mendapat bobot dan skor 0,4 dan 3.

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis

Summary) aspek sarana dan prasarana dapat dilihat

(11)

63 pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 5.

Hasil dari aspek sarana prasarana menyebutkan bahwa sebagai peluang terbesar adalah fasilitas bantuan dari pemerintah ini akan sangat membantu sekali bagi kelengkapan sarana dan prasarana untuk perpustakaan sekolah, apa yang dibutuhkan perpustakaan tentunya pemerintah akan membantu sesuai dengan prosedur yang ada. faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 4. Kemudian faktor bekerja sama dengan mitra perpustakaan/penerbit ini diharapkan akan menjadi peluang yang yang baik untuk bisa memenuhi kebutuhan perpustakaan dan bermanfaat bagi para penggunanya, sedangkan pengguna tidak mempunyai banyak referensi buku, sehingga mereka akan mencari/datang ke perpustakaan untuk meminjam, faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 3

(12)

64 bermain dari pada masuk keperpustakaan ini mendapat bobot 0,3 dan 3.

4.1.2.3 Aspek Perencanaan

Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

aspek perencanaan dapat dilihat dari analisa faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan wawancara serta pemberian skor mulai dari 4 (sangat baik) sampai 1 (sangat buruk) dan pemberian bobot mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), kemudian mengalikan bobot dan skor dan hasilnya adalah total skor. Hasil dari perhitungan fgd. Hasil penelitian faktor ini dapat dilihat pad lampiran 6. Berdasarkan lampiran tersebut pada kolom kekuatan yaitu merencanakan peningkatan profesional pengelola perpustakaan hal ini diberi bobot 0,4 dan skor 3 oleh para pengguna perpustakaan. Kegiatan di perpustakaan direncanakan jauh hari faktor ini oleh para pengguna perpustakaan diberi bobot 0,2 dan skor 3 kemudian tenaga ahli perpustakaan untuk pengembangan perpustakaan misalnya tenaga profesional dari perpustakaan daerah atau perpustakaan wilayah. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,2 dan 3.

(13)

65 misalnya sibuk mengerjakan administrasi perpustakaan,sehingga faktor ini diberi bobot dan skor 0,3 dan 3.Selain itu, Jam berkunjung ke perpustakaan hanya waktu istirahat sehingga pelayanan tidak optimal. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,2 dan 4.

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) aspek perencanaan dapat dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian bobot dan skor hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 7

(14)

66 Pada faktor yang merupakan ancaman pada aspek perencanaa adalah pengelola perpustakaan enggan berkreatifitas untuk peningkatan mutu layanan aspek ini diberi bobot 0,4 dan skor 3. Kemudian perencanaan di perpustakaan tidak sejalan dengan sekolah faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 3, di perpustakaan SMA 1 Boja pengelola perpustakaan kurang dalam menjalin kerja sama dengan guru untuk merencanakan pengembangan perpustakaan ini tentu akan sangat berpengaruh bagi perkembangan perpustakaan. Faktor ini diberi bobot dan skor 0,3 dan 3.

4.1.2.4 Aspek Pendanaan

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis

Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil

analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 8. Didapatkan bahwa sumber dana yang diterima perpustakaan pasti dan dapat digunakan sesuai dengan rencana faktor ini diberi bobot 0,4 dan diberi skor 4. Kemudian pendanaan dilaksanakan secara terperinci faktor ini diberi bobot dan skor 0,4 dan 3. Kemudian penggunaan dana sesuai dengan perencanaan dan ini diberi bobot 0,2 dan skor 4.

(15)

67 diadministrasikan dengan baik karena kurang tlitinya pengelola perpustakaan diberi bobot 0,3 dan skor3, sedangkan penyebab kelemahan yang lain adalah penyusunan administrasi/ laporan kurang rapi sehingga kadang menyulitkan pengelola sendiri, faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis

Summary) aspek pendanaan dapat dilihat dari hasil

analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian skor bobot hingga perhitungan akhir yang disajikan dalam lampiran 9.. Dimana faktor utama sebagai peluang adalah adanya dana bantuan dari pemerintah yang diberikan untuk menambah program program yang ada di perpustakaan. Faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4. Kemudian faktor kerja sama dengan penerbit diberi bobot 0,3 dan skor 4. Sedangkan faktor pengumpulan dana dari siswa ketik siswa lulus diberi bobot 0,3 dan skor 3.

(16)

68 jam sehingga ini akan menjadi ancaman bagi pendanaan diperpustakaan, yang memang dana sangat terbatas, pada faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3.

Berdasarkan hasil analisa tersebut di atas, langkah selanjutnya melakukan rencana stratesis yang bisa menjawab hasil dari analisis tersebut, apakah hasilnya berada pada kuadran I, II, III atau IV Dari hasil yang dicapai melalui kuadran ini dapat diidentifikasikan kekuatan dan kelemahan pada faktor internal dan mengidentifikasikan peluang dan ancaman dalam lingkugna eksternal dari sekolah. Dalam penelitian manajemen strategi sebenarnya ada rencana strategi yang kemudian akan diimplementasikan hingga pada akhir dilakukan evaluasi hasil yang diperoleh. Namun penelitian ini hanya dilakukan sampai perencanaan strategi.

(17)

69 (-0,3,0.1)

Peluang 4 3 2 1

Kelemahan Kekuatan

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1

-2 -3 - 4 Ancaman

Gambar 4.1 Matrik SWOT Aspek SDM

(18)

70 (-0,6,0.1)

Peluang 4 3 2 1

Kelemahan Kekuatan

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1

-2 -3 - 4 Ancaman

Gambar 4.2.

Matrik SWOT Aspek Sarana Prasarana

(19)

71 (-0,8,0.2)

Peluang

4 3 2 1

Kelemahan Kekuatan

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1

-2 -3 - 4 Ancaman

Gambar 4.3.

Matrik SWOT Aspek Perencanaan

(20)

72 (1,2, 0,7)

Peluang 4 3 2 1

Kelemahan Kekuatan

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1

-2 -3 - 4 Ancaman

Gambar 4.4.

Matrik SWOT Aspek Pendanaan

(21)

73 4.1.2.5 Sistem Pengelolaan Perpustakaan

4.1.2.5.1 Perencanaan Program Perpustakaan

Perencanaan perpustakaan perlu dilakukan guna meningkatkan ragam layanan perpustakaan. Adapun rencana ragam layanan yang akan dilakukan oleh SMAN 1 Boja berdasarkan hasil temuan dan penelitian dengan menggunakan analisis SWOT adalah sebagai berikut

1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan bagi pusaktawan atau assisten pustakawan atau bahkan dapat melibat guru dan karyawan untuk menjadi pustakawan

2. Mengadakan penataan ruangan Perpustakaan

3. Penambahan, perbaikan peralatan pendukung perpustakaan

4.1.2.5.2. Standar Pelayanan Minimal Perpustakaan Salah satu bentuk sistem pelayanan di Perpustakaan SMA N 1 Boja yang ditawarkan kepada segenap komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun siswa adalah upaya pemberian kepuasan pelayanan dan harapan yang baik, mudah dan cepat

(22)

74 informasi yang tersedia di perpustakaan oleh pemustaka sesuai dengan kebutuhan informasi yang dicari pemustaka. Pemanfaatan koleksi penting bagi perpustakaan agar dapat mengukur keberhasilan perpustakaan dalam berperan memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan bagi pemustaka. Kepuasan pemustaka merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perpustakaan. Kepuasan dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkannya. Adapun bentuk layanan yang telah diterapkan perpustakaan yang ada pada SMA N 1 Boja berupa :

1. Pendaftaran Anggota Perpustakaan

2. Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan pengembalian)

3. Pemanfaatan Koleksi buku/baca ditempat

4.1.2.5.3. Standar Operasional Prosedur Layanan Perpustakaan

1) Pendaftaran Anggota Perpustakaan

Semua siswa terdaftar dan guru serta karyawan secara otomatis menjadi anggota perpustakaan sekolah SMA 1 Boja. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah pelayanan yang disediakan seperti peminjaman buku dan penggunaan koleksi khusus diperlukan kartu tanda anggota (KTA).

(23)

75 dapat dikenakan sanksi denda dan/atau sanksi administratif oleh pengelola perpustakaan.

Tata tertib perpustakaan adalah sbb:

1. Pengguna harus menitipkan tas, jaket dan yang sejenisnya pada tempat yang sudah disediakan sebelum memasuki perpustakaan.

2. Hanya buku catatan yang dibenarkan untuk dibawa kedalam perpustakaan

3. Pengguna harus berkelakuan baik dan berpakaian rapi selama berada di dalam perpustakaan.

4. Selama didalam perpustakaan, pengguna dilarang: makan dan minum, mencoret, merobek atau merusak lembar bahan pustaka, memindahkan bahan pustaka dari rak ke rak lain, mencoret atau merusak perabotan, gaduh dan menimbulkan suara suara yang mengganggu orang atau pembaca lain, membuang sampah sembarangan.

Adapun tata cara mendaftar untuk menjadi anggota adalah

a. Mengisi surat pendaftaran menjadi anggota

b. Menyerahkan foto ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar kepada petugas. Satu foto dipakai untuk pembuatan KTA dan satu lagi ditempel di buku registrasi/induk

c. Petugas mencatat pendaftaran ke buku anggota beserta memberi nomor anggota

(24)

76 2) Sirkulasi Bahan Pustaka (Peminjaman dan

pengembalian)

Ketentuan peminjaman koleksi bahan pustaka layanan perpustakaan adalah semua anggota perpustakaan yang telah tercatat dan mendapatkan nomor anggota dari petugas. Sedangkan ketentuan layanan pengembalian koleksi bahan pustaka adalah koleksi yang telah dipinjam dapat dikembalikan ke petugas sesuai tanggal pengembalian oleh peminjam maupun bukan peminjam

Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka. Semua pengguna yang telah memiliki KTA berhak meminjam buku pustaka termasuk kategori untuk dipinjamkan. Sirkulasi ini melayani peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi. Proses pencatatan setiap transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan pinjaman hanya memerlukan waktu yang singkat.

Adapun prosedur peminjaman adalah sebagai berikut :

a. Menyerahkan buku yang akan dipinjam dan kartu anggota ke petugas layanan

b. Petugas mengambil kartu buku, mencatat nomor anggota peminjam dan mencatat tanggal kembali c. Petugas menyerahkan buku yang akan dipinjam

kepada peminjam

(25)

77 Sedangkan tata cara Pengembalian :

a. Koleksi yang dipinjam diserahkan ke petugas layanan sirkulasi.

b. Petugas memeriksa tanggal kembali dan nomor anggota

c. Petugas mencari dan mengambil kartu anggota dan kartu buku dari jajaran kartu.

d. Petugas memasukkan kartu buku pada buku yang telah dikembalikan kemudian meyerahkan kartu anggota ke peminjam.

Waktu pelayaanan ini dilakukan 6 hari kerja dimuali hari Senin s.d Sabtu., dimana hari senin dibuka jam 15.00, sedangkan hari selasa s.d sabtu 07.00-14.00, kecuali hari jumat 07.00-12.00. Selama libur semester perpustakaan ditutup.

3) Pemanfaatan Koleksi buku/Baca ditempat

Pengguna koleksi bahan pustaka adalah anggota perpustakaan. Tata cara peminjaman koleksi perpustakaan:

a. Mengisi buku hadir

b. Mencari koleksi yang dibutuhkan

c. Koleksi hanya bisa dibaca di tempat / tidak bias dipinjam

d. Koleksi referensi bisa di fotokopi dengan persetujuan petugas

(26)

78 f. Pengguna yang merusakkan atau menghilangkan

bahan pustaka, wajib memperbaiki atau mengganti pustaka tersebut, sesuai dengan ketentuan.

4.2.

Pembahasan

Perpustakaan yang ideal pada dasarnya adalah sebuah perpustakaan yang mampu memberdayakan seluruh komponen sekolah. Perpustakaan yang mampu melakukan revolusi minat baca pada semua unsur kemponen sekolah dan mampu mengubah karakter dari tidak suka membaca menjadi suka membaca, mengubah tuna informasi menjadi yang berliterasi atau faham informasi

Analisis SWOT merupakan instrumen perencanaan strategi yang biasa dipergunakan pada dunia pendidikan, termasuk juga perpustakaan didalamnya. Dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan perpustakan, akan didapatkan peluang untuk mengatasi ancaman dan meminimalkan kelemahan. Dalam hal ini sekedar sebagai pandangan, untuk kasus perpustakaan sekolah

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu membuat suatu strategi dalam rangka peningkatan mutu layanan perpustakaan yang lebih baik, perpustakaan sesuai dengan keinginan sekolah. Adapun strategi yang telah dicanangkan di SMA 1 Boja adalah sebagai berikut : a. Kekuatan

1) Kepemilikan koleksi yang banyak 2) Sumber dananya pasti

(27)

79 4) penggunaan dana sesuai dengan perencanaan b. Kelemahan

1) Kualitas pelayanan belum optimal

2) Anggaran perpustakaan kurang dari standar 3) Rendahnya kemampuan berbahasa asing bagi

pustakawan

4) Rendahnya kemampuan menulis dan meneliti bagi pustakawan

5) Respon pada kebutuhan user masih rendah 6) Sarana dan prasarana yang terbatas.

c. Tantangan

1) Fasilitas gedung perpustakaan kurang memadai 2) Belum bisa menjadi satu satunya pusat

meminjam buku

3) Pengelola perpustakaan enggan berkreatifitas untuk peningkatan mutu layanan

4) Perencanaan di perpustakaan tidak sejalan dengan sekolah

5) Kurangnya kerjasama dengan guru d. Peluang

1) Terdapat pelatihan khusus untuk pengelola perpustakaan guna pengembangan keahlian mengelola perpustakaan

2) Pengelola perpustakaan memanfaatkan pelatihan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah

(28)

80 5) Pustakawan yang berpengalaman dan berijazah

ilmu perpustakaan

6) Kerja sama dengan perpustakaan lain, atau pusat sumber belajar

7) Kepemilikan sistem otomasi perpustakaan secara

online.

4.2.1. Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah di SMA N 1 Boja

4.2.1. 1. Konsep dan Program Mutu Layanan Perpustakaan

Konsep kualitas layanan dalam konteks perpustakaan dapat diartikan sebagai perbedaan antara persepsi dan harapan terhadap layanan perpustakaan. Kualitas layanan dinilai berdasar sudut pandang (persepsi) pengguna mengenai baik atau buruk, dapat diterima atau tidak dapat diterima. Apabila jasa layanan yang diterima atau dirasakan

(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan

(expected service), maka kualitas layanan dipersepsikan

baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pengguna, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya , jika pelayanan yang diterima lebih rendah dengan layanan yang diharapkan, maka kualitas layanan dipersepsikan buruk.

(29)

81 kenyataan yang diperoleh merupakan definisi sederhana dari kualitas. Mengingat perpustakaan adalah lembaga penyedia jasa, pustakawan dituntut untuk selalu dapat melakukan pelayanan prima bagi pemustakanya. Layanan prima (service excellence) tersebut diharapkan mampu memuaskan kebutuhan pemustaka secara proporsional dan mutu yang diharapkan sekolah sebagai lembaga yang melindunginya.

Mutu perpustakaan pada hakikatnya memang tidak bisa dirumuskan secara mutlak, karena rumusannya akan tergantung pada seberapa luasnya perspektif yang hendak dijangkau dan siapa yang hendak merumuskannya. Namun mutu perpustakaan sering kali dirumuskan sebagai akhir dari sebuah pencapaian yang dilakukan melalui serangkaian proses, baik dalam kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang. Bahkan dalam proses pencapaian tersebut melibatkan berbagai unsur lainnya secara internal dan eksternal.

(30)

82 masyarakat. Ketiga, mutu outcome; layanan perpustakaan yang prima, memuaskan dan koleksi yang bermutu serta sangatmenunjang terhadap proses pembelajaran civitas akademikanya. Secara konsep, kesemua unsur tersebut saling berinteraksi dan ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.

Dengan demikian, maka sebagai langkah awal dalam meningkatkan mutu perpustakaan sekolah harus diupayakan suatu program agar tujuan-tujuan yang direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Beberapa program dapat diaplikasikan yaitu: perencanaan strategis dengan pendekatan analisis SWOT, penerapan prinsip learning organization sebagai bentuk pembelajaran institusi sekaligus evaluasi menuju perubahan dan perbaikan, serta berorientasi kepada kepuasan dan kebutuhan pemustaka dengan mempersiapkan kualitas koleksi, kualitas SDM, kualitas layanan, komitmen petugas serta dukungan dana yang cukup. Adapaun program yang diterapkan adalah :

1. Mengikuti pelatihan bagi SDM perpustakaan 2. Mengadakan Penataan Ruangan Perpustakaan

3. Mengadakan studi banding dengan Perpustakaan Lain

(31)

83 4.2.1.2. Implementasi Program Layanan

Perpustakaan di SMA N 1 Boja

Perencanaan merupakan titik awal kegiatan perpustakaan sekolah dan harus disusun oleh perpustakaan. Perencanaan berguna untuk memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang. Dalam penyusunan perencanaan hendaknya tercakup apa yang akan di lakukan, bagaimana cara melaksanakannya, kapan pelaksanaannya dan siapa yang bertanggung jawab dan berapa anggaran yang diperlukan. Dengan demikian perencanaan itu merupakan langkah yang mendasar Sebagai langkah awal dalam perencanaan perpustakaan sekolah adalah penetapan Visi, Misi, Tujuan, identifikasi kekuatan dan kelemahan dan memahami peluang dan ancaman yang dapat dituangkan dalam anslsisi SWOT dalam peenlitian ini.

(32)

84

1) Pelatihan Bagi SDM sekolah

a. Memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi

tinggi

b. Memaksimalkan peranan dari pustakan maupun

assisten pustakawan

c. Memberi pelatihan kepada pustakawan maupun

asisiten pustakawan

2) Mengadakan penataan ulang ruang perpustakaan

a. Mengatur kondisi ruang dan lokasi perpustakaan

di sekolah

b. Melengkapi peralatan pendukung perpustakaan

c. Mengelola buku-buku koleksi

3) Penambahan, perbaikan peralatan pendukung perpustakaan yang didukung dengan dana yang ada a. Menyusun peralatan pendukung perpustakaan

yang diperlukan

b. Menyusun rencana anggaran dana yang dibutuhkan

c. Mencari dukungan dana dari pemerintah atau instansi-instansi lain

4.2.2.

Tindak Lanjut Program Peningkatan

Mutu Layanan Perpustakaan

Di dalam program-program pengembangan perpustakaan di atas hendaknya dipandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:

(33)

85 2) ketersediaan sumber daya informasi bagi murid

pada semua tingkat pendidikan

3) membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua kelompok murid sebagai pelaksanaan hak demokrasi dan asasi manusia

Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memiliki program yang dirancang secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang di analisis dengan analisis SWOT di peroleh bahwa peluang terbanyak pada aspek Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan pelayanan kepada seluruh anggota perpustakaan adalah dengan cara mengadakan pelatihan kepada pustakawan dalam rangka menghadapi ancaman yang berupa seringnya pustakawan yang keluar setelah diterima menjadi PNS sehingga tenaga pustakawan mengalami kekurangan. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah dengan mengkoordinir komponen sekolah bekerjasama dengan tenaga perpustakaan merancang panduan kepelatihan bagi guru dan karyawan sekolah, kemudian berdiskusi dengan kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta berdiskusi dengan para pengguna utamanya siswa. Adapun langkah yang diambil sekolah adalah sebagai berikut :

(34)

86 sekurang kurangnya memuat pembiayaan untuk pembuatan program perpustakaan

b. Koordinator perpustakaan bersama pengelola perpustakaan mempresentasikan rancangan program kepada kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah

c. Kepala sekolah mempelajari rencana program pengelolaan perpustakaan.

d. Koordinator perpustakaan, pengelola perpustakaan merevisi apa yang kurang tepat.

e. Koordinator perpustakaan membuat laporan sudah menyelesaikan pembuatan rencana program perpustakaan kepada kepala sekolah.

f. Melihat kinerja pengelola perpustakaan dan perkembangan kedatangan pengguna .

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah, hal ini penting dalam memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah bekerja sama guna pencapaian hal berikut:

1) Mengisi kekosongan pada perpustakaan bila SDM meninggalkan perpustakaan (keluar)

2) Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas kurikulum

3) Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan informasi murid

(35)

87 5) Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan

proyek khusus di lingkungan pembelajaran yang lebih luas, termasuk di perpustakaan

6) Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya

7) Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum

8) Menjelaskan kepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah

(36)

88 ini belum terlaksana. Mengingat letak bangunan yang tidak layak yaitu di belakang dan berada dekat toilet sekolah.

Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas ruang dan gedung perpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan:

a. Lokasi terpusat atau sentral.

b. Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran

c. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar

d. Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan

e. Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi f. Disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan

penderita cacad fisik

(37)

89 h. Penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca,

komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan

i. Fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang.

Untuk aspek perencanaan peluang terbesar adalah banyaknya pelatihan-pelatihan yang dibina dari tingkat Kabupaten, tetapi ancaman terbesar adalah banyaknya karyawan yang enggan berkreatif untuk mengikuti pelatihan tersebut. Adapun langkah yang dilakukan dengan mengadakan studi banding dengan perpustakaan lain baik itu dengan penyuluhan/penataran diisi ceramah, tanya jawab dan contoh kasus, kemudian dilanjutkan pelatihan teknis pengelolaan perpustakaan sekolah, Disamping itu simulasi langsung di lapangan yang merupakan kegiatan memberikan contoh langsung pada pustakawan untuk menata ruang perpustakaan secara langsung, bagaimana cara menghadapi siswa, bagaimaan cara mengatur buku, mengadministrasikan buku dll.

(38)

90 Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi “momok” bagi sebagian pengelola perpustakaan dalam mengembangkan perpustakaannya. Untuk itu masalah pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin. Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan tujuan pengembangan program-program, sebuah rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan dalam sebuah dokumen perencanaan bagi perpustakaan sekolah. Sebuah rencana pendanaan akan membantu kita dalam meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari program-program perpustakaan. Rencana pendanaan harus menjadi bagian ‘integral’ dari pendanaan rutin sekolah. Langkah selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari pengelola perpustakaan untuk merancang dan mengawal penggunaan dana yang sudah diajukan. Hal ini harus dilakukan secara sistematis dan sesuai dengan prosedur yang sudah dirancang sebelumnya. Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya

Adapun sumber yang di program adalah pendanaan perpustakaan didasarkan pada prinsip kecukupan dan berkelanjutan yang bersumber dari:

(a) anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah;

(39)

91 (c) sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;

(d) kerja sama yang saling menguntungkan; (e) bantuan luar negeri yang tidak mengikat; (f) hasil usaha jasa perpustakaan, dan/atau; (g) sumber lain yang sah;

dengan adanya dukunan pendanaan, maka pihak sekaloh melakukan langkah untuk memanfaatkan dana tersebut dalam rangka melengkapai sarana dan prasarana di sekolah, meningat perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi siswa masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan baik elektronik, komputer on line maupun koleksi sumber daya buku yang sesuai minimal sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum.

(40)

92 Produk pengembangan perpustakaan yang berupa rencana program peningkatan mutu layanan perpustakaan sekolah yang disusun peneliti telah dilakukan validasi oleh 3 ahli yaitu: Prof.Dr. Slameto,M.Pd merupakan salah satu Guru Besar PPs Magister Manajemen Pendidikan UKSW, Dr. Bambang S. Sulasmono, M.Si, Dosen Magister Manajemen Pendidikan PPS UKSW Salatiga dan Drs Wagiyo, M.Pd., Pengawas SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal. Disamping itu produk berupa Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Sekolah ini juga mendapatkan tanggapan dari pihak sekolah yaitu oleh Asari S.pd, Kepala SMA N 1 Boja. Hasil validasi dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.1

Hasil Validasi Ahli Produk Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan SMA N 1 Boja

No Penyataan Validator Rata-rata

1 2 3 4

1 Kesesuaian judul bab dengan isi materi dalam tiap bab 2 Kejelasan isi bab

3 Kejelasan kerangka isi 4 Kesesuaian latar belakang 5 Kejelasan maksud dan tujuan 6 Kejelasan sasaran

(41)

93 Tabel 4.2

Revisi Dari Validator Tentang Rencana Strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan

SMA N 1 Boja

Validator Saran dan Revisi

Prof. Dr. Slameto,M.Pd.

1. Panduan harus lebih jelas sehingga siapapun akan dapat melaksanakan 2. Seksi-seksi dalam kepanitiaan

disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan

3. Instrumen layanan perpustakaan disertakan

4. Penutup panduan setidaknya berisi memotivasi ulang pentingnya pelaksanaan panduan, hal-hal yang harus diperhatikan, apabila ada sesuatu apa yang harus dilakukan dan kalimat penutup

Dr. Bambang Suteng Sulasmono,M.Si.

1. Latar belakang tambahkan mengapa perlu panduan

2. Pada tabel SOP pakai kata kerja

Asari, Spd

1. Secara umum sudah cukup baik 2. Masih banyak hal-hal yang bersifat

umum, belum spesifik

3. Data keadaan perpustakaan SMAN 1 Boja perlu ditampilkan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pembaca

Gambar

Gambar 4.1   Matrik SWOT Aspek SDM
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
+3

Referensi

Dokumen terkait

As Rajagopal (2001) has shown, the television serial Ramayana – a wildly popular program based on the eponymous epic screened from January 1987 to July 1988 – is a

The revenue forecasts are based on our predictive esports market model, which incor- porates data from multiple sources: macroeconomic and census data, primary consumer research,

nd/3.0/es/ o envie una carta a Creative Commons, 171 Second Street, Suite 300, San Francisco, California.

Dari urian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di era informasi pengelolaan data base nilai mahasiswa dengan cara konvensional sudah tidak sesuai dengan kebutuhan

8 Pre test dan post test Latihan Mahasiswa diberikan soal dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas Mahasiswa sangat mampu dalam menentukan dan menguraikan metode

[r]

Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas X MIPA 2 kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis sehingga perlu dilakukan tindakan

Februari 2014.. Arie Setiawan Prasida, 3) Michael Bezaleel Wenas. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771,