BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK KENDARAAN
C. Nama.Objek dan Subjek
Dengan nama Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor termasuk penyerahan kendaraan bermotor dan/atau kendaraan di atas air,sebagaimana dimaksud diatas adalah pemasukan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air dari luar negeri dipakai secara tetap di Indonesia kecuali:
1. Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan 2. Untuk diperdagangkan
3. Untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia.Digunakan untuk pameran,penelitian,dan kegiatan olah raga bertaraf internasional.
Pengecualian yang dimaksud diatas tidak berlaku apabila selama 3 (tiga) tahun berturut-turut tidak dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia.
Dikecualikan sebagai objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kendaraan bermotor kepada:
1. Pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
2. Kedutaan,Konsulat,perwakian asing,dan lembaga-lembaga internasional dengan azas timbal balik.
3. Pemerintahan Kabupaten/Kota.
Penguasaan Kendaraan Bermotor oleh orang pribadi atau badan yang bukan pemiliknya untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan dianggap sebagai
penyerahan kendaraan bermotor dalam hak milik,pada saat lampaunya dua belas bulan dihitung sejak saat penguasaan,kecuali jika penguasaan itu adalah akibat dari perjanjian sewa termasuk leasing (sewa guna usaha),sewa beli dan akibat jabatannya.
Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor.Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi yang menerima penyerahan bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah:
1. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan,kuasanya atau ahli warisnya.
2. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya.
D. Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak
Sebagaimana dimaksud diatas tabel ditinjau kembali setiap tahun.Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan sebagai berikut:
1. Penyerahan Pertama
a. 10% untuk kendaraan bermotor bukan umum. b. 10% untuk kendaraan bermotor umum.
c. 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar. 2. Penyerahan kedua dan selanjutnya:
a. 1% untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 1% untuk kendaraan bermotor umum.
c. 0,03% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar. 3. Penyerahan karena warisan:
a. 0,1% untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 0,1% untuk kendaraan bermotor umum.
c. 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar. Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) umum adalah 60% dari nilai jual kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam Permendagri Nomor 9 Tahun 2007.
Sedangkan,dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar adalah 60% dari nilai jual Kendaraan Bermotor sebagaimana tercantum dalam Permendagri Nomor 9 Tahun 2007.
Kendaraan Bermotor yang langsung di import sendiri dan nilai jualnya yang tidak tercantum pada peraturan Gubernur Sumatera Utara,maka yang dipakai sebagai perhitungan dasar pengenaan BBN-KB adalah dengan membandingkan Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKP) atas merek,jenis,tipe,CC,dan Tahun pembuatan Negara produsen yang sama atau disesuaikan dengan harga pasaran umum (HPU) yang berlaku di daerah setelah di kurangi 10% atau mempedomani harga Pemberitahuan Import Barang (PIB).
Apabila harga yang tercantum dalam Pemberitahuan Import Barang/Faktur dalam bentuk satuan valuta asing,maka untuk menghitung BBN-KB digunakan kurs yang berlaku pada saat pendaftaran.
Nilai jual kendaraan roda 3 seperti becak mesin merk
DKW,REX,Rejino,Minerwa,Micle,Sack,Cejrus,Dercartia,Miyapet,Zudapp dan sejenisnya,50 cc keatas tahun 1963 sebesar Rp.750.000,-(Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).Nilai jual Bak Becak Mesin (R d 3) Rp.1000.000,-(Satu Juta
Rupiah).(Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2007).
Pokok Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalihkan tarif dengan dasar pengenaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.BBN-KB yang terutang dipungut diwilayah daerah tempat kendaraan bermotor didaftarkan.
Orang pribadi atau badan yang menyerahkan kendaraan bermotor wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Daerah,atas terjadinya penyerahan hak milik selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan kendaraan bermotor.
Pokok Pajak BBN-KB dihitung dengan cara mengalihkan dengan dasar pengenaan pajak BBN-KB.Dasar pengenaan BBN-KB adalah nilai jual dari
kendaraan bermotor,yang mana nilai jual kendaraan bermotor diperoleh dari Harga Pasaran Umum (HPU) atau berdasarkan tabel yang telah ditetapkan (Permendagri Nomor 29 tahun 2009 tentang NJKB dan BBN-KB).
Contoh :
1. Tuan Micky membeli mobil Honda,new city IDSI,1,5 SAT tahun 2005 dari shoorum “Graha Real”,
Maka perhitingan BBN-KB I =10% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor =10% x Rp.137.000.000,-
=RP.13.700.000,-
2. Tuan Irvan membeli mobil Honda,new city IDSI,1,5 SAT tahun 2005 dari tuan Micky,
Maka perhitungan BBN-KB II=1% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor =1% x Rp.137.000.000,-
=Rp.1.370.000,-
Maka perhitungan BBN-KB I =3% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor =3% x Rp.180.000.000,-
=Rp.5.400.000,-
4. CV.Intan Permai membeli alat-alat berat merk Daewoo FD 25 (forklift) tahun 2001 dari tuan Vino
Maka perhitungan BBN-KB II=0,3% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
=0,3% x Rp.180.000.000,-
=Rp.540.000,-
BBN-KB yang terutang dipungut diwilayah kerja Daerah tempat kendaraan bermotor didaftarkan.
Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)diperoleh dari Harga Pasaran Umum (HPU) atau berdasarkan Tabel (Permendagri) dan nilai Nilai Jual Kendaraan
Bermotor (NJKB) yang tidak tertera dalam Permendagri dapat ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Sumatera Utara.
Tabel 2 : Nilai Jual Kendaraan Bermotor Tahun 2009 No Jenis/Merk/Type Tahun Pembu atan Nilai Jual Kendaraan Bermotor Bobot Dasar Pengenaan PKB
Sedan dan sejenisnya 1 Honda,New city IDSI,
1,55 AT 2005 137.000.000 1.00 137.000.000 Minibus dan sejenisnya 1 Daihatsu F 600 (Xenia) 2007 58.000.000 1,00 58.000.000 Truck 1 01-04 Hino FZ 273 A,11.250cc 1997 143.000.000 1,30 185.900.000
Alat-alat Berat dan alat-alat besar 1 Daewoo FD 25
(forklift)
2001 180.000.000 1,00 180.000.000
Sepeda Motor Roda dua
1 Yamaha 5 TP Jupiter - 2 CW
2009 10.800.000 1,00 10.800.000
Sepeda motor roda tiga
1 Kancil 2005 26.000.000 1,00 26.000.000
E. Proses Pemungutan BBN-KB
1. Pendaftaran Pertama Kendaraan Bermotor
Dalam pendaftaran pertama kendaraan bermotor wajib pajak haruslah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kantor SAMSAT KABANJAHE. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut :
a. Mengisi formulir SPPKB b. Identitas :
1) Untuk perorangan : Tanda Jati Diri yang sah + 1 lembar fotocopy, bagi yang berhalangan melampirkan Surat Kuasa bermaterai cukup. 2) Untuk badn hukum : Salinan Akte Pendirian + 1 lembar fotocopy domisili,surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh Pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum bersangkutan. 3) Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD):Surat tugas/Surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh Pimpinan serta dibubuhi cap Instansi yang bersangkutan. c. Faktur
d. Sertifikat uji tipe,tanda bukti lulus uji tipe atau buku tanda bukti lulus uji berkala,sertifikat NIK (VIN) dan tanda pendaftaran tipe.
e. Kendaraan Bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus
melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapatkan izin.
Memenuhi persyaratan.
g. Bukti hasil pemeriksaaan fisik kendaraan bermotor.
2. Pengesahan STNK setiap tahun
Persyaratan :
a. Mengisi formulir SPPKB yang sekaligus berfungsi sebagai pernyataan tidak terjadi perubahan spesifikasinkendaraan bermotor.
b. Identitas :
1) Untuk perorangan : Tanda Jati Diri yang sah + 1 lembar fotocopy bagi yang berhalangan melampirkan Surat Kuasa bermaterai cukup. 2) Untuk badan hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotocopy keterangan Domisili,surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh Pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum bersangkutan.
3) Untuk Instaansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) :Surat Tugas/Surat Kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh Pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum bersangkutan. c. STNK asli
d. BPKB asli
e. Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah divalidasi) Tahun terakhir.
3. Perpanjangan STNK setelah 5 (lima) tahun
Persyaratan :
a. Mengisi formulir SPPKB b. Identitas :
1) Untuk perorangan : Tanda Jati Diri yang sah + 1 lembar fotocopy, bagi yang berhalangan melampirkan Surat Kuasa bermaterai cukup. 2) Untuk badan hukum : salinan akte Pendirian + 1 lembar fotocopy keterangan domosili,surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum Bersangkutan.
3). Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) : Surat tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh Pimpinan serta dibubuhi cap Instansi yang bersangkutan. c. STNK asli atau surat keterangan dari kepolisian apabila tidak dapat menyerahkan STNK
d. BPKB asli
e. Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah divalidasi) taahun terakhir.
f. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
4. Pendaftaran Kendaraan Mutasi
a. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar jual beli. Persyaratan :
1) Mengisi formulir SPPKB 2) Identitas
3) STNK asli 4) BPKB asli
5) Kwitansi pembelian yang sah
6) Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah divalidasi tahun terakhir.
7) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
b. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar hibah/warisan Persyaratan :
1) Mengisi formulir SPPKB 2) Identitas
3) STNK asli 4) BPKB asli
5) Surat keterangan kematian dan persetujuan ahli waris/akte notaries/Putusan Pengadilan Negeri
6) Surat hibah bermaterai cukup/akte notaris
7) Khusus bagi kendaraan yang belum melunasi bea masuk melampirkan formulir C dari bea dan cukai,pengecualian dari syarat ini diatur oleh Dirjen Bea Cukai.
8) Bukti pelunasan PKB/BBNKB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah divalidasi)tahun terakhir.
9) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
5. Penelitian Berkas
a. Cek persyaratan dan kelengkapan berkas b. Pendaftaran
c. Menyampaikan berkas ke penetapan.
6. Penetapan
a. Membuat perhitungan dan penetapan b. Membuat ranmor kohir
c. Mencetak ketetapan tanda lembar SKPD
d. Menyampaikan berkas pada korektor (final checking)
7. Final Checking
a. Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan b. Meneliti data Pajak dalam ketetapan BBN-KB.
8. Pembayaran
a. Menerima pembayaran dari wajib pajak b. Membukukan hasil penerimaan
c. Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK d. Menyampaikan berkas kepada petugas kartu box
e. Menyetor hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan (PKKP) f. Menyetor hasil penerimaan PKKP kepada Bank Sumut.
9. Penagihan
a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak
b. Membuat dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak yang belum mendaftarkan dan yang menunggak kepada wajib pajak.
c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil yang menyelesaikan tunggakan.
d. Mengirim berkas penyelesaian tunggakan kepada petugas kartu box.
10. Pelaporan
a. Mempersiapkan laporan dan target dan realisasi penerimaan.
b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian formulir lainnya.
c. Setoran Bank dan laporan tunggakan serta laporan lainnya.
F. Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Dasar pengenaan BBN-KB adalah nilai jual kendaraan bermotor.
Adapun yang dimaksud dengan Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan Harga Jual Umum (HPU),atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam tabel nilai jual kendaraan
bermotor yang berlaku,dan apabila tidak ada tabel maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor :
a. Isi silinder dan satuan bermotor b. Penggunaan kendaraan bermotor c. Jenis kendaraan bermotor
d. Tahun kendaraan bermotor
e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor f. Merek kendaraan bermotor
g. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan h. Dokumen untuk impor dan jenis kendaraan bermotor tertentu.
G. Saat Terjadinya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( BBN-KB)
Saat terjadinya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) adalah saat dimana dilakukan penyerahan hak milik kendaraan bermotor,sebagai akibat
perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau terjadi karena jual beli,tukar- menukar,warisan,atau pemasukan ke dalam badan usaha.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN EVALUASI
A. Dasar Penetapan Target Penerimaan BBN-KB UPT SAMSAT Kabanjahe Dalam menentukan target penerimaan pajak pada tahun anggaran baru oleh
Dispenda,dilakukan evaluasi terhadap Realisasi penerimaan dari keseluruhan objek pajak maupun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dilakukan secar bersama oleh Sub Dinas Program dan evaluasi serta Sub Dinas Pajak PKB/PKDA.Hasil dari
evaluasi tersebut diajukan untuk menilai kinerja SAMSAT dalam satu tahun anggaran (yakni Tahun Anggaran sebelumnya) sekaligus untuk menetapkan target penerimaan tahun berikutnya yang ditetapkan dengan persetujuan DPRD pada suatu Objek Pajak didasarkan pada hasil kinerja SAMSAT dalam usahanya memenuhi target
B. Target dan Realisasi Penerimaan BBN-KB UPT SAMSAT Kabanjahe Angggaran 2008 s/d 2009
Tabel 3
Penetapan Target dan Realisasi BBN-KB Tahun Anggaran 2008 s/d 2009
Tahun Jenis Pungutan Target Realisasi %
2008 BBN-KB 400.000.000 438.224.075 109.55
Denda BBN-KB 419.040.000 6.433.575 1.535
2009 BBN-KB 430.000.000 405.757.350 94.36
Denda BBN-KB 1.171.720 5.544.350 473.18
SUMBER : UPT SAMSAT KABANJAHE
Dari tabel yang disajikan diatas dapat diketahui bahwa target penerimaan BBN-KB tahun 2008 yang ditetapkan oleh DIPENDA Provinsi Sumatera Utara (UPT SAMSAT Kabanjahe) adalah Rp.400.000.000,sedangkan yang terealisasi adalah Rp.438.224.075 dan atau 109.55% dan denda BBN-KB yang ditetapkan adalah Rp.419.040.000 dan yang terealisasi sebesar Rp.6.433.575,penerimaannya naik dari target yang ditentukan (over target).
Melihat dari hasil penerimaan BBN KB tahun 2008 yang melebihi target maka untuk penetapan target tahun 2009 yang ditentukan oleh DIPENDA Provinsi Sumetera Utara penerimaan target ditetapkan menjadi Rp.430.000.000.Penetapan ini berdasarkan hasil penerimaan BBN KB tahun 2008 yang over target.Tetapi
realisasinya BBN KB tahun 2009 mengalami penurunan dari target yang telah ditetapkan dari Rp.430.000.000 menjadi Rp.405.757.350 sedangkan untuk target penerimaan denda BBN-KB ditetapkan sebesar Rp.1.171.720 dan yang terealisasi sebesar Rp.5.544.350.
Penurunan ini disebabkan adanya Keputusan Gubernur Sumatera Utara tentang Penghapusan Denda PKB/BBN-KB sejak tanggal 1 September s/d 31
Desember.Selain itu faktor perekonomian juga mempengaruhi penurunan penerimaan BBN KB tersebut.
Penduduk Kabupaten Karo yang sebagian besar bermata pencaharian dengan bertani atau bercocok tanam merasa terbebani dengan biaya pertanian yang semakin mahal dan tidak diimbangi dengan hasil penjualan pertanian mereka yang murah.
C. Hambatan-Hambatan Utama Dalam Pencapaian Target PKB/BBN-KB pada Kantor SAMSAT Kabanjahe.
Hambatan-hambatan utama dalam pencapaian targat PKB/BBN-KB pada Kantor SAMSAT Kabanjahe antara lain :
1. Banyak pemilik kendaraan bermotor tidak mendaftarkan keabsahan kepemilikan kendaraan bermotornya,khususnya kendaraan yang berasal dari luar daerah maupun luar Provinsi Sumatera Utara.
2. Lokasi kantor UPT Kabanjahe yang bagi sebagian wilayah pedesaan terlalu jauh,kurang lebih mempengaruhi WP dalam memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu.
D. Upaya-Upaya yang Dilakukan Oleh SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan Penerimaan Pungutan BBN KB
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh UPT Kabanjahe adalah :
1. Mengadakan razia terpadu PKB/BBN-KB khususnya kendaraan bermotor yang telah habis masa berlaku PKB dan kendaraan yang berasal dari luar daerah maupun luar Provinsi Sumatera Utara.
2. Mengadakan sosialisasi terhadap pemilik kendaraan bermotor agar mem-BBN kan kendarannya,khususnya dari luar daerah maupun luar Provinsi Sumatera Utara yang telah menetap di Kabupaten Tanah Karo agar segera mengurus mutasi kendaraannya.
3. Mengirimkan Surat Pemberitahuan kepada pemilik kendaraan bermotor apakah kendaraanyamasih dimiliki sendiri,telah rusak berat,hilang,disita bank/dealer atau telah dijuak kepada orang lain.
4. Pemasangan papan himbauan dibeberapa tempat strategis agar masyarakat segera membalik namakan kendaraannya demi keabsahan miliknya.
5. Pemberlakuan Pajak Progresif (akan diberlakukan)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari apa yang dibahas diatas,maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilaksanakan pada Kantor SAMSAT Kabanjahe adalah sebagai berikut :
1. Dasar penetapan BBN KB adalah nilai jual kendaraan bermotor.
Nilai Jual Kendaraan Bermotor diperoleh dari table yang telah ditetapkan 2. Saat terjadinya BBN KB adalah saat dimana dilakukannya penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau terjadi karena jual beli,tukar menukar,warisan,atau pemasukan ke dalam badan usaha
3. Kantor Bersama SAMSAT diartikan sebagai Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi yaitu : POLRI,DIPENDA,PT.Jasa Raharja dan sekarang disebut Unit Pelaksana Teknis (UPT)
4. Tarif BBN KB terdiri dari tiga penyerahan yaitu : a. Penyerahan pertama :
a. 10% untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 10% untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
b. Penyerahan kedua dan selanjutnya yaitu :
a. 1% untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 1% untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,03% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan besar c. Penyerahan karen warisan yaitu :
a. 0,1% untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 0,1% untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,03% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar
5. Penetapan target penerimaan BBN KB pada Kantor SAMSAT Kabanjahe dilakukan dengan cara mengkaji realisasi penerimaan objek pajak
tersebut pada Tahun Anggaran sebelumnya,memperhatikan Peraturan Daerah yang berlaku serta meninjau data potensi BBN KB yang tersedia 6. Target Penerimaan BBN KB untuk tahun 2008 pada Kantor SAMSAT Kabanjahe yang ditetapkan DIPENDA adalah Rp.400.000.000,- sedangkan yang terealisasi adalah Rp.438.224.075,- sudah termasuk denda BBN KB 7. Target Penerimaan BBN KB untuk tahun 2009 pada Kantor SAMSAT mengalami penurunan dari yang telah ditetapkan DIPENDA sebesar Rp.430.000.000,- yang terealisasi hanya sebesar Rp.405.757.350,-.. 8. Hambatan-hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kewajiban pada UPT SAMSAT Kabanjahe adalah pemilik kendaraan tidak mendaftarakan keabsahan kendaraan bermotornya,kebiasaan masyarakat yang lebih
memilih menggunakan biro jasa darp pada menyelesaikannya sendiri, Lokasi UPT Kabanjahe yang terlalu jauh dijangkau dari pedesaan dan belum terealisasinya proses berkas berdasarkan domisili wilayah kerja. 9. Upaya-upaya yang dilakukan UPT SAMSAT Kabanjahe dalam peningkatkan penerimaan pungutan BBN KB adalah melakukan razia terpadu,menghimbau agar mendaftarkan kepemilikan kendaraannya dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
B. Saran
Sebagai akhir dari laporan ini penulis juga mempunyai saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat dalam peningkatan penerimaan BBN KB bagi UPT SAMSAT Kabanjahe maupun bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah dari hasil pengamatan selama melaksanakan PKLM ini antara lain :
1. Agar meningkatkan frekuensi razia secara merata dan rutin sehingga masyarakat lebih ingat akan pemenuhan kewajiban perpajakannya 2. Memberikan penjelasan kepada WP tentang BBN KB serta perannya dalam pembangunan daerah melalui media massa atau media lainnya 3. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat mengenai dasar penetapan BBN KB,perhitungan BBN KB,dan tarif BBN KB kepada wajib pajak agar dapat mengetahui tentang tata cara perhitungan BBN KB 4. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat hendaknya terus ditingkatkan sehingga masyarakat merasa puas dan tidak mersa rugi dalam membayar
pajak kendaraannya.
5. Diharapkan kepada PEMDA agar dapat meningkatkan jumlah sarana dan prasarana sehingga dapat memaksimalkan pekerjaan kepada Kantor SAMSAT Kabanjahe dalam mencapai target penerimaan yang telah ditetapkan
6. Membuat papan himbauan dibeberapa tempat agar masyarakat segera membalik-namakan kendaraannya demi keabsahan kepemilikannya 7. Hendaknya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU meningkatkan hubungannya dengan kantor/instansi pemerintah melalui kerja sama yang bersifat membangun sehingga kantor/instansi pemerintah tersebut dapat mendukung program studi kampus yang berkaitan dengan peningkatan SDM di Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari A, dan Samudra,1995,Perpajakan di Indonesia,PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Mardiasmo, Dr.MBA,AK,2002, Perpajakan,Penerbit Andi,Yogyakarta Soemitro,Rochmat, Prof.Dr,SH,1991, Pajak dan Pendapatan,PT.Eresco
Bandung.
Waluyo,dan Wirawan B.Ilyas,1999, Perpajakan Indonesia,Penerit Salemba Empat,Jakarta.
Pemerintah Daerah Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2002 tenteng
BBN-KB Peraturan Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Perhitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBN-KB.
Pemerintah Daerah Sumatera Utara,Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia,DJ Pemerintah Umum dan OTDA,Direktur Utama PT.A.K Jasa Raharja tentang Pedoman Tata Laksana SAMSAT. Pemerintah Daerah Sumatera Utara,Keputusan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 060.254.K Tahun 2002 tentang Tugas,Fungsi dan Tata
Kerja UPT pada Dipenda Provinsi Sumatera Utara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan