PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
DASAR PENETAPAN PENGENAAN BEA BALIK NAMA
KENDARAAN BERMOTOR (BBN-KB) PADA KANTOR
SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP
(SAMSAT) KABANJAHE
O
L
E
H
ELFRIDA MAHA NIM : 072600028
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera
Puji dan syukur Penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
rahmat dan karunianya sehingga Penulis menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini Penulis menyadari,dimana masih banyak
kekurangan yang harus dibenahi.Meskipun demikian Penulis berusaha semaksimal
mungkin agar Tugas Akhir ini dapat tersususun dengan baik dan selesai sebagaimana
mestinya.Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan sikap terbuka Penulis
menerima segala saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun kearah
perbaikan demi kesempurnaan Penulisan ini dan dapat memberikan manfaat dimasa
yang akan datang.
Pada kesempatan ini Penulis mengakui bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak
yang terkait Penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik,untuk itu
Penulis mengucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dan telah memberikan banyak motivasi kepada Penulis dalam hal
menyelesaikan Laporan ini,terutama sekali kepada :
1. Bapak Prof.Dr.M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Husni Thamrin Nasution,M Si selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Bapak Drs.Mukti Sitompul,M Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan serta meluangkan waktunya kepada Penulis
dalam penulisan Laporan ini.
4. Ibu Hj.Tuti Arni Pulungan,SH selaku Kepala Kantor SAMSAT Kabanjahe yang
membantu Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Mahyudin Pane,S Sos selaku kasi PKB/BBN-KB dan sekaligus sebagai
supervisor Lapangan yang telah banyak membimbing dan meluangkan
waktunya kepada Penulis.
6. Terima Kasih buat Para Dosen PRODIP III Administrasi Perpajakan yang telah
memberikan Ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.
7. Terima kasih kepada seluruh Pegawai PRODIP III Administrasi Perpajakan
terutama kepada abangda ijal atas bantuan dan informasinya yang sangat
penting bagi penulis.
8. Teristimewa dan paling utama kepada orangtua Penulis,Ayahanda Momen
Maha dan Ibunda Roslina Berutu tercinta yang selalu ada membantu dan
memberikan dukungan yang begitu besar buat Penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
9. Buat abang-abang (Rolan Maha,Herwin Maha) adik (Fredy Maha,Nova
Maha,Martin Maha)yang sangat Penulis sayangi yang selalu mendukung
10. Buat saudara sepupu (eva,githa,frans,dion) Penulis ucapakan terima kasih atas
dukungannya selama ini.
11. Kepada Tulang Sihar Berutu (+) Nantulang Dessy Tambunan dan adik tercinta
Arland Berutu yang selama masa perkuliahan selalu membantu dan
memberikan dukungannya kepada penulis.
12. Buat teman-teman kelas A Stambuk 2007 Martha,elfin,bayu,joel,fadly,
manto,dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
sudah banyak membantu dan memberikan semangat kepada Penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini dan buat kawan-kawan Stambuk 2007
seluruhnya (Thx 4 ALL)
Akhir kata Penulis ucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang
membantu .Harapan Penulis semoga Laporan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi
semua pihak dan bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jugalah Penulis kembali berserah
diri,muda h-mudahan Penulis mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa karena
tiada kata satupun yang dapat terwujud jika tidak atas kehendak dan seizinnya.
Medan, Juni 2010 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang PKLM... 1
B.Tujuan dan Manfaat PKLM... 3
C.Ruang Lingkup PKLM... 6
D.Metode PKLM... 6
E.Metode Pengumpulan Data... 7
F.Sistematika Penulisan Laporan PKLM... 8
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN A.Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara UPT SAMSAT Kabanjahe... 10
B.Struktur Organisasi... 13
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi... 16
D.Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe... 24
BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK KENDARAAN BERMOTOR A.Pengertian Pajak... 25
B. Ketentuan Umum BBN-KB... 26
D.Tarif Pajak dan Cara Penghitungan Pajak………….. 32
E.Proses Pemungutan BBN-KB………. 37
F.Dasar Pengenaan BBN-KB………. 42
G.Saat Terjadinya BBN-KB……… 43
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A.Dasar Pengenaan Target Penerimaan BBN-KB UPT
SAMSAT Kabanjahe... 44
B.Target dan Realisasi Penerimaan BBN-KB UPT
SAMSAT Kabanjahe... 45
C.Hambatan-Hambatan utama Dalam target PKB/BBN-KB
di Kantor SAMSAT Kabanjahe...
D. Upaya-upaya yang Dilakukan Oleh Kantor SAMSAT
Kabanjahe dalam Penerimaan BBN-KB……… 47
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan………. 49
B. Saran……… 51
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha
pembangunan,maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara.Selain
dari sektor Migas dan Non Migas sebagai penerimaan negara yang utama juga
meningkatkan penerimaan negara melalui sektor Pajak khususnya Pajak Daerah.
Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,maka
Pemerintah Daerah diberikan wewenang untuk mengatur rumah tangga daerahnya
sendiri.
Untuk membiayai rumah tangga daerah tersebut,Pemerintah sendiri telah
menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan
berdasarkan ketetapan yang berlaku.Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang pajak daerah dan restribusi daerah,dimana diberi kewenangan yang lebih
besar kepada daerah untuk pemungutan pajak daerahnya sendiri dan dapat
meningkatkan akuntabilitas daerah.
Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan
Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang sangat menunjang bagi pemasukan anggaran
rumah tangga daerah.
Pengenaan Pajak terhadap BBNKB,merupakan fasilitas potensial bagi
Pendapatan Asli Daerah (PAD).Untuk menopang pendapatan anggaran rumah tangga
daerah sendiri,sesuai dengan ketetapan yang berlaku dan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.Dengan
adanya kepastian hukum pemerintah yang kuat dalam menentukan dan memungut
pajak dan di lain pihak masyarakat lebih memahami akan pentingnya pajak bagi
pembangunan.
Jika dilihat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka BBNKB merupakan
pendapatan yang cukup besar dibandingkan dengan pendapatan asli daerah
lainnya.Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) merupakan jenis pajak yang
prioritas dan menghasilkan rata-rata sekitar 35% dan 40% dari total pendapatan pajak
seluruhnya.
Selain itu,melihat kenyataan di lapangan semakin banyak masyarakat yang
memiliki kendaraan bermotor tentunya akan menambah pemasukan pemerintah
daerah.Dan adanya mata kuliah Pajak dan Retribusi Daerah menjadi dasar teori dalam
melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan dilakukan sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi
Kantor SAMSAT Kabanjahe merupakan salah satu SAMSAT Induk di
Dipenda Provinsi Sumatera Utara dengan wilayah kerja Kabupaten Tanah
Karo.Daerah ini semakin berkembang dan semakin banyak pengguna kendaraan
bermotor.SAMSAT Kabanjahe terdiri dari tiga instansi yaitu:
POLDASU,DIPENDA,dan PT.A.K. JASA RAHARJA dan sekarang disebut dengan
Unit Pelaksana Teknis (UPT).Ketiga instansi ini mempunyai tugas dan fungsi yang
berbeda tetapi mempunyai objek dana yang sama yaitu Kendaraan Bermotor.
Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini,mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor dan kendala apa saja yang dihadapi oleh SAMSAT
Kabanjahe.Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini juga dapat memberikan pengalaman
dan pengetahuan bagi mahasiswa serta dapat menerapkan teori-teori yang diterima
dari dosen,khususnya dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FISIP USU.
Hal ini lah yang menjadi dasar penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri dengan judul ”DASAR PENETAPAN PENGENAAN BEA BALIK
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang
wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas
Sumatera Utara.
1. Tujuan
Adapun Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah:
a. Untuk mengetahui tentang dasar penetapan pengenaan BBNKB
b. Untuk mengetahui terjadinya BBNKB pada kantor SAMSAT
Kabanjahe
c. Untuk mengetahui tata cara perhitungan BBNKB
d. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan
pemenuhan kewajiban pada UPTD Kabanjahe.
e. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kantor SAMSAT
Kabanjahe dalam meningkatkan pungutan BBNKB.
2. Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM)dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
1) Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan kedalam
permasalahan yang dihadapi di dalam PKLM di Kantor SAMSAT
2) Untuk mengetahui lebih dalam tentang dasar penetapan pengenaan
BBNKB
3) Untuk meningkatkan,memperluas dan memantapkan keterampilan dan
kemampuan mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang
sesuai keahliannya.
4) Untuk meningkatkan komunikasi maupun pendekatan terhadap kantor
dimana mahasiswa mengadakan penelitian.
5) Untuk memperoleh pengalaman secara langsung mengenai situasi
dunia kerja yang sebenarnya.
b. Bagi Kantor SAMSAT Kabanjahe
1) Sebagai sarana untuk membina hubungan baik/kemitraan dengan
FISIP USU khususnya Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan dengan kantor SAMSAT Kabanjahe.
2) Sumber masukan penerimaan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai
dengan keahlian ilmu di bidang Perpajakan
3) Untuk memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi peningkatan dan
perbaikan sistem birokrasi kantor SAMSAT Kabanjahe.
c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpakan
1) Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan dengan kantor SAMSAT Kabanjahe
2) Membuka interaksi antara dosen dengan instansi Pemerintahan
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan kepada kalangan praktisi
Perpajakan Daerah.
4) Memberikan masukan bagi lembaga pendidikan dalam rangka
peningkatan
perencanaan dan pembangun.
C.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Yang menjadi ruang lingkup yang mendasar Praktik Kerja Lapangan
Mandiri (PKLM) adalah:
1. Dasar pengenaan BBNKB
2. Cara menghitung dasar pengenaan BBNKB
3. Saat terjadinya BBNKB
4. Penetapan target dan realisasi BBNKB tahun anggaran 2008-2009
5. Hambatan yang ditemui dan upaya yang dilakukan SAMSAT Kabanjahe
dalam memungut BBNKB.
D.Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi
sesuai dengan metode yang digunakan dalam PKLM adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari
pemilihan objek PKLM,pemilihan lokasi PKLM,mengajukan proposal
2. Studi Literatur
Hal ini berkaitan dengan pengkajian konsep dengan teori,sesuai dengan
judul PKLM yang penulis lakukan,beserta artikel ilmiah serta
sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.
3. Observasi Lapangan
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan sesuai dengan data yang ada
pada instansi yang bersangkutan mengenai objek studi khususnya
penetapan BBNKB.
4. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis melakukan dua metode yaitu:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompetendan
mengenai objek topik PKLM
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari buku,undang-undang dan referensi
lainnya.
5. Analisa Data dan Evaluasi
Dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini,penulis akan menuliskan
secara sistematis seluruh data-data yang diperoleh sesuai dengan
fakta-fakta yang ada secara aktual dan cermat,kemudian menganalisisnya untuk
E.Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini penulis melakukan
pengumpulan data melalui:
1. Daftar Pertanyaan
Yaitu studi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap
pihak kantor SAMSAT Kabanjahe yang dianggap mampu memberikan
masukan data dan informasi yang bermanfaat bagi penyusunan laporan.
2. Daftar Observasi (Observation)
Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan
yang dilakukan di Kantor Samsat Kabanjahe untuk melihat dan
mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan
PKLM.
3. Daftar Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang diperoleh dari instansi dalam hal ini Kantor SAMSAT
Kabanjahe.
F.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Akhir adalah
sebagai berikut:
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang PKLM tentang pajak
BBNKB,pembahasan dan penjelasan,tujuan penulisan serta bentuk
sistematika penulisan laporan PKLM
BAB II :GAMBARAN UMUM KANTOR SAMSAT KABANJAHE
Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Samsat Kabanjahe,
Stuktur organisasi,uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai
Instansi.
BAB III :GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK BBNKB
Dalam bab ini penulis menguraikan secara sistematis mengenai
gambaran Umum BBNKB,pengertian,ketentuan umum,nama,objek dan
subjek,tarif BBNKB dan cara perhitungannya,proses pemungutan
BBNKB,dasar Pengenaan BBNKB dan saat terjadinya BBNKB.
BAB IV :ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang data-data yang telah
dikumpulkan melalui proses analisis dan evaluasi data.
BAB V :KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran-saran
mengenai objek PKLM dan permasalahan yang penulis hadapi selama
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (SAMSAT Kabanjahe)
Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi
pengolahan pajak dan pendapatan daerah berada dibawah Biro Keuangan pada
sekretariat Wilayah tingkat I Sumatera Utara yaitu merupakan satu bagian.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Sumatera Utara,tentang susunan organisasi dan tata sekretariat Wilayah Daerah
Tingkat I Provinsi Sumatera Utara maka ”Biro Keuangan” ditingkatkan menjadi
Direktorat Keuangan.
Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah menjadi
”Sub Direktorat Pendapatan Daerah” pada Direktorat Keuangan Daerah
tersebut.Dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Tngkat I Sumatera Utara
tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU terhitung tanggal 1 April 1975,maka Sub
Direktur Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi ”Direktorat Pendapatan Daerah”
pada tanggal 1 September 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD
3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas
Pendapatan Daerah II diseluruh Indonesia,maka bersama dengan itu Direktorat
Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara adalah
berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara
tanggal 31 Maret 1976 Nomor 143/II/GSU,dengan persetujuan DPRD,pembentukan
dinas ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 4
tahun 1976.
Dalam usahanya meningkatkan pelaksaan tugas serta pelayanan kepada
masyarakat,maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Provinsi
Tingkat I Sumatera Utara.Dengan membentuk cabang Dinas Pendapatan Provinsi di
Sumatera Utara di Kabupaten dan Kota Madya Tingkat II,maka berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 717/39/26 tanggal 31 Maret 1978
dibentuklah cabang Dinas pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.Cabang
Dinas Pendapatan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara di kabupaten/kotamadya
Daerah Tingkat II,yang telah dibentuk dengan beberapa Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat II. Telah dibentuk dengan beberapa Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang telah terpisah-pisah,maka dalam rangka
meningkatkan daya guna pengelolaan Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara,dirasa perlu disempurnakan dan dikembangkan.
Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S
tanggal 22 November 1999 perihal sebutan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah,maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat
diubah namanya menjadi ”Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara” dan Cabang
Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Dalam pengembangannya dan pemekaran untuk pelayanan yang lebih luas
kepada wajib pajak.Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor
060/254/K tahun 2002 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Unit PelaksanaTeknis
(UPT) pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan
bermotor,maka dengan dikeluarkannya Surat Keputusan bersama Tiga Menteri yaitu
Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam),Menteri Keuangan (Menkeu) dan
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor Kep/169/13/MK/1976 tertanggal 28
September 1976,tentang pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran
Kendaraan Bermotor yang disebut ”Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On
Line Room Operation)”
SAMSAT merupakan gabungan dari tiga instansi yang mempunyai tugas dan
fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek dana yaitu Kendaraan Bermotor yang
berdomisili di Daerah Provinsi Sumatera Utara,
Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama SAMSAT yaitu :
1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu SATLANTAS POLDASU
2. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara
3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Pesero) Jasa Raharja Cabang Kota
Berdirinya Cantor Bersama SAMSAT adalah merupakan tindak dari Surat
Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menhankam,Menkeu,Mendagri) yang membentuk
kerjasama dengan sistem baru yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu
Atap (On Line Ander Room Operation) dengan tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai usa untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
pemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di daerah Sumatera Utara
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan
dari sector Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama
Medan yang merupakan aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan,ketertiban,kelancaran,dan
pengadaan administrasi Kendaraan Bermotor
B. Stuktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang
diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya,atau sebab itu diperlukan sarana
yang tepat salah satunya diantaranya adalah organisasi.
Sebelum penulis menjelaskan struktur UPT SAMSAT Kabanjahe,penulis
akan terlebih dahulu menjelaskan pengertian struktur dan organisasi.Pengertian
struktur adalah bagian yang menggambarkan bagan-bagan fungsi kegiatan dan
pekerjaan.Sementara organisasi adalah wadah untuk melaksanakan keseluruhan
ditetapkan bersama.Jadi struktur organisasi adalah suatu sistem pembagian tugas
kegiatan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
1.Struktur Organisasi UPT SAMSAT Kabanjahe terdiri dari :
a. KA UPT
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
d. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air (PKDA)
e. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB
f. Seksi Retribusi
g. Seksi Pendapatan lain-lain
2. Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari : a. SAMSAT Induk
1) SAMSAT Medan Utara
2) SAMSAT Medan Selatan
3) SAMSAT Binjai
4) SAMSAT Stabat
5) SAMSAT Lubuk Pakam
6) SAMSAT Tebing Tinggi
7) SAMSAT Kisaran
8) SAMSAT Pematang Siantar
9) SAMSAT Rantau Parapat
11) SAMSAT Kabanjahe
12) SAMSAT P.Sidimpuan
13) SAMSAT Sidikalang
14) SAMSAT Sibolga
15) SAMSAT Panyabungan
16) SAMSAT Gunung Sitoli
17) SAMSAT Tarutung
18) SAMSAT Balige
b. SAMSAT Pembantu
1) SAMSAT Panglakan Brandan
2) SAMSAT Sei Rempah
3) SAMSAT Perdagangan
4) SAMSAT Lima Puluh
5) SAMSAT Aek Kanopan
6) SAMSAT Kota Pinang
7) SAMSAT Gunung Tua
8) SAMSAT Barus
9) SAMSAT Sibuhuan
10) SAMSAT Natal
11) SAMSAT Teluk Dalam
12) SAMSAT Dolok Sanggul
14) SAMSAT Salak
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kantor UPT SAMSAT
Kabanjahe adalah sebagai berikut :
1. Kepala Unit Pelaksana Teknis
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendataan potensi,penyuluhan,
pengadministrasian,dan pengutipan.
b. Penyetoran dan penyempurnaan standar-standar hasil pengutipan PKB-KAA,
BBNKB-KAA,PPP-ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan lain-lain.
c. Penyelenggaraan optimalisasi pendapatan potensi,pengadministrasian,pengutipan
dan penyetoran ke Kas Daerah pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB,
PPP-ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas,sesuai
bidang tugas dan fungsinya
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil
Kepala Dinas,sesuai bidang dan fungsinya
f. Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas,sesuai standar yang ditetapkan.
2. Subbag Tata Usaha
a. Mengajukan daftar barang cetakan dan ATK setiap bulan
dan Gaji petugas kebersihan dan serta jaga malam
c. Mendata dan mengumpulkan laporan bulanan setiap seksi untuk dikirimkan kepada
Kadipenda Provsu sebagai bahan pelaksanaan kegiatan setiap hari
e. Menginventariskan seluruh laporan bulanan setiap seksi kepada Ka.UPT
f. Meneruskan usulan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai.
3. Seksi PKB
a. Melakukan pendataan potensi,penetapan dan penagihanpajak kendaraan bermotor
b. Menerima dan memproses/pengajuan keberatan dari wajib pajak kendaraan
bermotor
c. Menetapkan daftar tagihan tunggakan dan denda kendaraan bermotor
d. Membuat/menetapakan daftar tagihan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
e. Membuat,menyusun dan menyimpan kartu pengendalian (kartu box)
f. Membuat Surat penggantian Hilang Tanda Lunas Pajak
g. Membuat surat keterangan keringanan denda Pajak KendaraanBermotor
h. Membuat surat panggilan tagihan pajak kepada wajib pajak yang menunggak
i. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksaan tugas kepada Ka.UPT
3. Seksi Pajak Kendaraan Di atas Air
a. Melaksanakan pendataan potensi,penetapan dan penagihan penerimaan Pajak
Kendaraan Di atas Air
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak kendaraan
c. Menetapakan daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda pajak kendaraan di atas
air
d. Memberikan masukan yang perlu kepada UPT
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksaan tugas kepada Ka.UPT
4. Seksi Pajak PPP ABT/APU
a. Melakukan pendataan potensi,penetapan dan penagihan penerimaan Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak pemakai air
bawah tanah
c. Menetapakan daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda pajak pengambilan dan
pemanfaatan Air Bawah Tanah
d. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT
5. Seksi Retribusi
a. Melakukan pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima Retribusi Pelayanan
Jasa Ketatausahaan
b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib retribusi
c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda retribusi sesuai standar yang ditetapakan
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT
6. Seksi Pendapatan Lain-lain
a. Melakukan Pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima sumbangan pihak
b. Memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak yang dikenakan SP3
c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda setiap jenis pendapatan lain-lain
d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT
7. Unit Pelaksaan Teknis Dinas Pendapatan/Kantor Bersama SAMSAT,terdiri dari 5 (lima ) loket yaitu:
1. Loket I :Melayani formulir,biaya administrasi STNK
Kartu Dana Nota Cek Fisik dan SPT
2. Loket II :Cheking fisik kendaraan
3. Loket III :Melayani pendaftaran,penelitian dan penetapan
4. Loket IV :Melayani pembayaran (kasir) PKB,BBN-KB,SWDKLLJ
(sumbangan wajib daerah kecelakaan lalu lintas jalan)
5. Loket V :Penyerahan STNK (Plat Nomor Kartu Dana Peting PKB
dan Kartu TLP)
1. Pelaksanaan Tugas pada loket I (petugas terdiri dari 2 unsur)
a. Pengembalian formulir dan STNK dan STP
b. Membayar biaya plat dan biaya administrasi sesuai table yang tercantum di loket
c. Tabel : Tabel nilai jual kendraan bermotor diisi dimeja yang telah disediakan
sesuai petunjuk dengan melampirkan :
1) BPKB asli
2) Surat penggantian STNK sementara
4) Kwitansi jual beli (bila BBN)
5) Nota pajak (TLP)
6) Fiskal antar daerah/provinsi
7) Surat keterangan pindah dari daerah asal
1.1. Petugas Polri :
a. Menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai
dengan permintaan pemohon
b. Memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran
c. Mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan/nama pemilik pada buku
registrasi penyediaan formulir
d. Memberikan tanda paraf pada setiap persyaratan permohonan
1.2. Petugas DIPENDA
a. Memberi penerangan dan penjelasan yang diperlukan oleh wajib pajak
atau pemohon STNK
b. Menyerahkan surat pemberitahuan (SPT) PKB
1.3. Petugas PT.(Persero) A.K.Jasa Raharja
a. Memberikan penerangan kepada pemohon tentang kewajibannya dalam
hal pembayaran SWDKLLJ dan premi asuransi Jasa Raharja
b. Khusus kepada pemilik kendaraan bermotor umum,memeriksa resi
pelunasan premi asuransi Jasa Raharja
a. Merubah bentuk sifat
b. Mutasi Ranmor
c. Ganti mesin
d. Pindah luar daerah
e. Lapor daerah
f. Yang dicurigai tersangkut kejahatan
2.1. Petugas DIPENDA
a. Meneliti formulir SPT PKB yang diterima dari petugas polri atas
kelengkapan persyaratan dan SPT
b. Menetapkan dan mengesahkan besarnya PKB dan BBN-KB serta pungutan
lainnya dalam nota pajak
c. Memberikan nomor SKUM dan kohir pada nota pajak dan melakukan
administrasi penetapan
d. Apabila terjadi kesalahan penetapan selesaikan secara khusus sesuai
ketentuan yang berlaku
2.2. Petugas PT.(Persero) A.K. Jasa Raharja
a. Meneliti berkas dan nota pajak yang diterima dari Sub kelompok kerja
penetapan PKB/BBN-KB
b. Menetapkan SWDKLLJ dan atau dendanya serta mensyahkan dengan
membubuhkan paraf pada nota pajak
a. Menyerahkan formulir pada petugas loket sesuai klasifikasi pengurusan
loket II B (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang untuk pemeriksaan)
b. Loket III C dan D (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang yang dikuasakan
setelah surat kuasanya diajukan ke loket khusus)
c. Loket III E :
1) Tempat pendaftaran ranmor BBN-STNK hilang ganti nomor polisi ganti
mesin-Dinas-Ex lelang-Hibah
2) Menerima resi bukti pengurusan STNK yang akan dibawa ke kasir untuk
pembayaran PKB-BBNKB-SWDKLLJ
3.1. Petugas Polri
a. Menerima,meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan
b. Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang dan daftar pemblokiran
c. Membubuhkan paraf pada syarat pendaftaran yang diterima,pada resi
(tanda penerimaan) dan memberikan resi tersebut kepada pemohon
d. Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor
disesuaikan dengan dokumen kendaraan bermotor
e. Apabila ternyata dalam penelitian pemeriksaan fisik dilakukan adanya
perbedaan atau kejanggalan,ataupun tercantum dalam daftar pencarian
berkas dan pemohon tersebut diselesaikan secara khusus dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Pelaksanaan Tugas pada Loket IV (hanya dari unsur Dipenda)
1. Bendahara Khusus Penerimaan
a. Menerima nota pajak dari pemohon/penetapan
b. Menerima pembayaran sesuai dengan nota pajak dan membubuhkan
validasi pada nota pajak tersebut
c. Menyerahkan lembar asli nota pajak lepada pemohon
d. Mendistribusikan tindakan nota pajak masing-masing lepada Dependa
dan PT.(Persero) A.K. JASA RAHARJA
e. Menyalurkan uang penerima kepada instansi atau pihak yang berhak
menerima
f. Membukukan.
5. Pelaksanaan Petugas pada Loket V (Petugas terdiri dari 1 unsur)
1. Petugas Dipenda
a. Menerima nota pajak asli dan lembar kedua yang telah dibayar lunas oleh
pemohon.
b. Menyerahkan nota pajak asli lepada pemohon
c. Menyerahkan nota pajak lembar kedua PKB kepada petugas Jasa Raharja
D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe
Secara umum gambaran dari pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera
Utara Khususnya UPT Kabanjahe,dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel I
Gambaran Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Kabanjahe
No Nama NIP Gol Jabatan
1 Hj.Tuti Arni Pulungan,SH 400040295 IV/b Ka.UPT Kabanjahe
2 Lubis Tumanggor,S.Sos 400027839 III/c Kasubbag TU
3 Mahyudin Pane,S.Sos 400033178 III/c Kasi PKB
4 Ollyria,SE 400037379 III/c PL.Kasi Retribusi
5 Drs.Sangap Tarigan 400025163 III/d Kasi P3 ABT/APU
6 Dra.Dahniar 400027923 III/d Kasi PKDA
7 Hotman Sinambela 400027899 III/d Pemegang Kas
8 Sampurno 710007244 II/c PL Kasi PLL
9 M.Edisyah Putera Siregar 400072788 II/c Staf
10 Karisma H. Silalahi 400084926 II/c Staf
11 Paingottua Tumanggor 400083227 II/a Staf
12 Salomo Sitepu 400084906 II/a Staf
BAB III
GAMBARAN DATA TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR
A. Pengertian Pajak
Untuk lebih mendalami pembahasan mengenai BBN-KB ada baiknya terlebih
dahulu kita mengerti arti pajak yang sebenarnya,maka banyak para ahli memberikan
batasan pajak.
Prof.Dr.M.J.H Smith dalam bukunya ”De Economicshe Betekenis
Belastingen” Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan ,tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
ditunjukkan dalam hal yang individual,yang dimaksudkan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah (Wiraman B.Ilyas dan Richad Burton,2002:5).
Prof.Dr .Rochmat Soemitro,SH Pajak adalah iuran rakyat kepada negara
berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan
kontraprestasi yang langsung yang dapat ditunjukkan dan yang dapat digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Wirawan B.Ilyas dan Richad Burton,2002:5).
Pajak daerah disebut juga dengan Pajak yaitu iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang,yang dapat digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah
B. Ketentuan Umum Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Adapun ketentuan umum Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2002 adalah sebagai
berikut:
1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Kepala
Daerah beserta perangkat daerah otonom sebagai Badan Eksekutif Daerah.
3. Kepala Daerah disebut Gubernur adalah yang memimpin penyelenggaraan
Pemerintah Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.
4. DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Provinsi Sumatera Utara.
5. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat,dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan,termasuk alat-alat besar lainnya yang bergerak.
6. Penyerahan Kendaraan Bermotor adalah penyerahan hak milik kendaraan
bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau
keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar ,hibah,termasuk hibah
wasiat dan hadiah,warisan,atau pemasukan ke dalam badan usaha.
7. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) merupakan pajak yang
dikenakan terhadap penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat
8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi Perseroan Terbatas,Perseroan Komanditer,Perseroan lainnya,BUMN
atau BUMD dengan nama dan bentuk apapun,Firma,Kongsi,Koperasi,Dana
Pensiun,Persekutuan,Perkumpulan,Yayasan,Organisasi Sosial Politik,atau
Organisasi yang sejenis,Bentuk Usaha Tetap dan bentuk badan lainnya.
9. Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan Daerah diwajibkan untuk melakukan
pembayaran pajak yang terutang,termasuk pemungut atau pemotongan pajak
tertentu.
10.Masa Pajak adalah jangka waktu lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwim
atau jangka waktu yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.
11.Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,dalam
masa pajak,dalam tahun pajak,atau dalam bagian tahun pajak,menurut
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.
12.Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun
takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun takwim.
13.Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) tahun pajak.
14.Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan
penyetorannya.
15.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah
surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
16.Surat Setoran Pajak Daerah,yang selanjutnya disingkat SSPD,adalah surat
yang digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran pajak yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
17.Surat Ketetapan Pajak Daerah yang disingkat dengan SKPD adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok yang terutang.
18.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah
pokok wajib pajak,jumlah kredit pajak,jumlah kekurangan pembayaran pokok
pajak,besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.
19.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya
disingkat SKPDKBT adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
20.Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
sama besarnya dengan jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang
terutang atau tidak seharusnya terutang.
21.Surat Ketetapan Pajak Nihil yang selanjutnya disingkat dengan SKPDN
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
22.Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga
dan/atau denda.
23.Isi Silinder adalah isi ruang yang berbentuk bulat torak pada mesin kendaraan
bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin.
24.Tahun Pembuatan kendaraan bermotor adalah tahun perakitan.
25.Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah nilai jual kendaraan bermotor yang
diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor
sebagaimana tercantum dalam tabel nilai jual kendaraan bermotor yang
berlaku.
26.Putusan Banding adalah putusan badan penyelesaiansengketa pajak atas
banding terhadap surat keputusan keberatan yang diajukan oleh wajib pajak.
27.Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap
surat ketetapan pajak daerah,surat ketetapan pajak daerah kurang bayar,surat
ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan,surat ketetapan pajak daerah
lebih bayar,surat ketetapan pajak nihil,atau terhadap potongan atau
28.Surat Ketetapan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan
kesalahan tulis,kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam penetapan
ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah
yang terdapat dalam surat ketetapan pajak daerah,surat ketetapan pajak daerah
kurang bayar.surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan,surat
ketetapan daerah lebih bayar,surat ketetapan pajak nihil atau surat tagihan
pajak daerah.
29.Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,mengumpulkan,
mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
30.Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh penyidik pegawai negeri sipil,yang salanjutnya
disebut penyidik,untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah yang terjadi dan
menemukan tersangkanya.
C. Nama,Objek dan Subjek
Dengan nama Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan
kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor termasuk penyerahan
kendaraan bermotor dan/atau kendaraan di atas air,sebagaimana dimaksud diatas
adalah pemasukan kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air dari luar negeri
1. Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan
2. Untuk diperdagangkan
3. Untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia.Digunakan untuk
pameran,penelitian,dan kegiatan olah raga bertaraf internasional.
Pengecualian yang dimaksud diatas tidak berlaku apabila selama 3 (tiga)
tahun berturut-turut tidak dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia.
Dikecualikan sebagai objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
adalah penyerahan kendaraan bermotor kepada:
1. Pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
2. Kedutaan,Konsulat,perwakian asing,dan lembaga-lembaga internasional
dengan azas timbal balik.
3. Pemerintahan Kabupaten/Kota.
Penguasaan Kendaraan Bermotor oleh orang pribadi atau badan yang bukan
pemiliknya untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan dianggap sebagai
penyerahan kendaraan bermotor dalam hak milik,pada saat lampaunya dua belas
bulan dihitung sejak saat penguasaan,kecuali jika penguasaan itu adalah akibat dari
perjanjian sewa termasuk leasing (sewa guna usaha),sewa beli dan akibat jabatannya.
Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau
badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor.Wajib Pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi yang menerima penyerahan bermotor.
1. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan,kuasanya atau ahli
warisnya.
2. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya.
D. Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak
Sebagaimana dimaksud diatas tabel ditinjau kembali setiap tahun.Tarif Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan sebagai berikut:
1. Penyerahan Pertama
a. 10% untuk kendaraan bermotor bukan umum.
b. 10% untuk kendaraan bermotor umum.
c. 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
2. Penyerahan kedua dan selanjutnya:
a. 1% untuk kendaraan bermotor bukan umum
b. 1% untuk kendaraan bermotor umum.
c. 0,03% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
3. Penyerahan karena warisan:
a. 0,1% untuk kendaraan bermotor bukan umum
b. 0,1% untuk kendaraan bermotor umum.
c. 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.
Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) umum
adalah 60% dari nilai jual kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam
Sedangkan,dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor alat-alat
berat dan alat-alat besar adalah 60% dari nilai jual Kendaraan Bermotor sebagaimana
tercantum dalam Permendagri Nomor 9 Tahun 2007.
Kendaraan Bermotor yang langsung di import sendiri dan nilai jualnya yang
tidak tercantum pada peraturan Gubernur Sumatera Utara,maka yang dipakai sebagai
perhitungan dasar pengenaan BBN-KB adalah dengan membandingkan Nilai Jual
Kendaraan Bermotor (NJKP) atas merek,jenis,tipe,CC,dan Tahun pembuatan Negara
produsen yang sama atau disesuaikan dengan harga pasaran umum (HPU) yang
berlaku di daerah setelah di kurangi 10% atau mempedomani harga Pemberitahuan
Import Barang (PIB).
Apabila harga yang tercantum dalam Pemberitahuan Import Barang/Faktur
dalam bentuk satuan valuta asing,maka untuk menghitung BBN-KB digunakan kurs
yang berlaku pada saat pendaftaran.
Nilai jual kendaraan roda 3 seperti becak mesin merk
DKW,REX,Rejino,Minerwa,Micle,Sack,Cejrus,Dercartia,Miyapet,Zudapp dan
sejenisnya,50 cc keatas tahun 1963 sebesar Rp.750.000,-(Tujuh Ratus Lima Puluh
Ribu Rupiah).Nilai jual Bak Becak Mesin (R d 3) Rp.1000.000,-(Satu Juta
Rupiah).(Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2007).
Pokok Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung
dengan cara mengalihkan tarif dengan dasar pengenaan Pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor.BBN-KB yang terutang dipungut diwilayah daerah tempat
Orang pribadi atau badan yang menyerahkan kendaraan bermotor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Kepala Daerah,atas terjadinya penyerahan hak
milik selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan kendaraan
bermotor.
Pokok Pajak BBN-KB dihitung dengan cara mengalihkan dengan dasar
pengenaan pajak BBN-KB.Dasar pengenaan BBN-KB adalah nilai jual dari
kendaraan bermotor,yang mana nilai jual kendaraan bermotor diperoleh dari Harga
Pasaran Umum (HPU) atau berdasarkan tabel yang telah ditetapkan (Permendagri
Nomor 29 tahun 2009 tentang NJKB dan BBN-KB).
Contoh :
1. Tuan Micky membeli mobil Honda,new city IDSI,1,5 SAT tahun 2005
dari shoorum “Graha Real”,
Maka perhitingan BBN-KB I =10% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
=10% x Rp.137.000.000,-
=RP.13.700.000,-
2. Tuan Irvan membeli mobil Honda,new city IDSI,1,5 SAT tahun 2005
dari tuan Micky,
Maka perhitungan BBN-KB II=1% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
=1% x Rp.137.000.000,-
=Rp.1.370.000,-
Maka perhitungan BBN-KB I =3% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
=3% x Rp.180.000.000,-
=Rp.5.400.000,-
4. CV.Intan Permai membeli alat-alat berat merk Daewoo FD 25 (forklift)
tahun 2001 dari tuan Vino
Maka perhitungan BBN-KB II=0,3% x Nilai Jual Kendaraan Bermotor
=0,3% x Rp.180.000.000,-
=Rp.540.000,-
BBN-KB yang terutang dipungut diwilayah kerja Daerah tempat kendaraan
bermotor didaftarkan.
Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)diperoleh dari Harga Pasaran Umum
(HPU) atau berdasarkan Tabel (Permendagri) dan nilai Nilai Jual Kendaraan
Bermotor (NJKB) yang tidak tertera dalam Permendagri dapat ditetapkan melalui
Tabel 2 : Nilai Jual Kendaraan Bermotor Tahun 2009
2005 137.000.000 1.00 137.000.000
Minibus dan
1997 143.000.000 1,30 185.900.000
Alat-alat Berat dan
alat-alat besar
1 Daewoo FD 25
(forklift)
2001 180.000.000 1,00 180.000.000
Sepeda Motor Roda
dua
1 Yamaha 5 TP Jupiter
-2 CW
2009 10.800.000 1,00 10.800.000
Sepeda motor roda tiga
1 Kancil 2005 26.000.000 1,00 26.000.000
E. Proses Pemungutan BBN-KB
1. Pendaftaran Pertama Kendaraan Bermotor
Dalam pendaftaran pertama kendaraan bermotor wajib pajak haruslah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kantor SAMSAT KABANJAHE.
Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut :
a. Mengisi formulir SPPKB
b. Identitas :
1) Untuk perorangan : Tanda Jati Diri yang sah + 1 lembar fotocopy,
bagi yang berhalangan melampirkan Surat Kuasa bermaterai cukup.
2) Untuk badn hukum : Salinan Akte Pendirian + 1 lembar fotocopy
domisili,surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh
Pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum bersangkutan.
3) Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD):Surat
tugas/Surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh
Pimpinan serta dibubuhi cap Instansi yang bersangkutan.
c. Faktur
d. Sertifikat uji tipe,tanda bukti lulus uji tipe atau buku tanda bukti lulus uji
berkala,sertifikat NIK (VIN) dan tanda pendaftaran tipe.
e. Kendaraan Bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus
melampirkan surat keterangan dari perusahaan karoseri yang mendapatkan
izin.
Memenuhi persyaratan.
g. Bukti hasil pemeriksaaan fisik kendaraan bermotor.
2. Pengesahan STNK setiap tahun
Persyaratan :
a. Mengisi formulir SPPKB yang sekaligus berfungsi sebagai pernyataan tidak
terjadi perubahan spesifikasinkendaraan bermotor.
b. Identitas :
1) Untuk perorangan : Tanda Jati Diri yang sah + 1 lembar fotocopy
bagi yang berhalangan melampirkan Surat Kuasa bermaterai cukup.
2) Untuk badan hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar fotocopy
keterangan Domisili,surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda
tangani oleh Pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum
bersangkutan.
3) Untuk Instaansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) :Surat
Tugas/Surat Kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh
Pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum bersangkutan.
c. STNK asli
d. BPKB asli
e. Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah
3. Perpanjangan STNK setelah 5 (lima) tahun
Persyaratan :
a. Mengisi formulir SPPKB
b. Identitas :
1) Untuk perorangan : Tanda Jati Diri yang sah + 1 lembar fotocopy,
bagi yang berhalangan melampirkan Surat Kuasa bermaterai cukup.
2) Untuk badan hukum : salinan akte Pendirian + 1 lembar fotocopy
keterangan domosili,surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda
tangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap Badan Hukum
Bersangkutan.
3). Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) : Surat
tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh
Pimpinan serta dibubuhi cap Instansi yang bersangkutan.
c. STNK asli atau surat keterangan dari kepolisian apabila tidak dapat
menyerahkan STNK
d. BPKB asli
e. Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah
divalidasi) taahun terakhir.
f. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
4. Pendaftaran Kendaraan Mutasi
a. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar jual beli.
1) Mengisi formulir SPPKB
2) Identitas
3) STNK asli
4) BPKB asli
5) Kwitansi pembelian yang sah
6) Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah
divalidasi tahun terakhir.
7) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
b. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar hibah/warisan
Persyaratan :
1) Mengisi formulir SPPKB
2) Identitas
3) STNK asli
4) BPKB asli
5) Surat keterangan kematian dan persetujuan ahli waris/akte notaries/Putusan
Pengadilan Negeri
6) Surat hibah bermaterai cukup/akte notaris
7) Khusus bagi kendaraan yang belum melunasi bea masuk melampirkan
formulir C dari bea dan cukai,pengecualian dari syarat ini diatur oleh
Dirjen Bea Cukai.
8) Bukti pelunasan PKB/BBNKB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah
9) Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
5. Penelitian Berkas
a. Cek persyaratan dan kelengkapan berkas
b. Pendaftaran
c. Menyampaikan berkas ke penetapan.
6. Penetapan
a. Membuat perhitungan dan penetapan
b. Membuat ranmor kohir
c. Mencetak ketetapan tanda lembar SKPD
d. Menyampaikan berkas pada korektor (final checking)
7. Final Checking
a. Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan
b. Meneliti data Pajak dalam ketetapan BBN-KB.
8. Pembayaran
a. Menerima pembayaran dari wajib pajak
b. Membukukan hasil penerimaan
c. Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK
d. Menyampaikan berkas kepada petugas kartu box
e. Menyetor hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan (PKKP)
f. Menyetor hasil penerimaan PKKP kepada Bank Sumut.
9. Penagihan
a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak
b. Membuat dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak yang belum
mendaftarkan dan yang menunggak kepada wajib pajak.
c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil yang
menyelesaikan tunggakan.
d. Mengirim berkas penyelesaian tunggakan kepada petugas kartu box.
10. Pelaporan
a. Mempersiapkan laporan dan target dan realisasi penerimaan.
b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian formulir
lainnya.
c. Setoran Bank dan laporan tunggakan serta laporan lainnya.
F. Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Dasar pengenaan BBN-KB adalah nilai jual kendaraan bermotor.
Adapun yang dimaksud dengan Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah nilai jual
kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan Harga Jual Umum (HPU),atas suatu
kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam tabel nilai jual kendaraan
bermotor yang berlaku,dan apabila tidak ada tabel maka nilai jual kendaraan
bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor :
a. Isi silinder dan satuan bermotor
b. Penggunaan kendaraan bermotor
d. Tahun kendaraan bermotor
e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor
f. Merek kendaraan bermotor
g. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan
h. Dokumen untuk impor dan jenis kendaraan bermotor tertentu.
G. Saat Terjadinya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( BBN-KB)
Saat terjadinya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) adalah saat
dimana dilakukan penyerahan hak milik kendaraan bermotor,sebagai akibat
perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau terjadi karena jual
beli,tukar-menukar,warisan,atau pemasukan ke dalam badan usaha.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN EVALUASI
A. Dasar Penetapan Target Penerimaan BBN-KB UPT SAMSAT Kabanjahe Dalam menentukan target penerimaan pajak pada tahun anggaran baru oleh
Dispenda,dilakukan evaluasi terhadap Realisasi penerimaan dari keseluruhan objek
pajak maupun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dilakukan secar bersama oleh
Sub Dinas Program dan evaluasi serta Sub Dinas Pajak PKB/PKDA.Hasil dari
evaluasi tersebut diajukan untuk menilai kinerja SAMSAT dalam satu tahun anggaran
(yakni Tahun Anggaran sebelumnya) sekaligus untuk menetapkan target penerimaan
tahun berikutnya yang ditetapkan dengan persetujuan DPRD pada suatu Objek Pajak
didasarkan pada hasil kinerja SAMSAT dalam usahanya memenuhi target
B. Target dan Realisasi Penerimaan BBN-KB UPT SAMSAT Kabanjahe Angggaran 2008 s/d 2009
Tabel 3
Penetapan Target dan Realisasi BBN-KB Tahun Anggaran 2008 s/d 2009
Tahun Jenis Pungutan Target Realisasi %
2008 BBN-KB 400.000.000 438.224.075 109.55
Denda BBN-KB 419.040.000 6.433.575 1.535
2009 BBN-KB 430.000.000 405.757.350 94.36
Denda BBN-KB 1.171.720 5.544.350 473.18
SUMBER : UPT SAMSAT KABANJAHE
Dari tabel yang disajikan diatas dapat diketahui bahwa target penerimaan
BBN-KB tahun 2008 yang ditetapkan oleh DIPENDA Provinsi Sumatera Utara (UPT
SAMSAT Kabanjahe) adalah Rp.400.000.000,sedangkan yang terealisasi adalah
Rp.438.224.075 dan atau 109.55% dan denda BBN-KB yang ditetapkan adalah
Rp.419.040.000 dan yang terealisasi sebesar Rp.6.433.575,penerimaannya naik dari
target yang ditentukan (over target).
Melihat dari hasil penerimaan BBN KB tahun 2008 yang melebihi target
maka untuk penetapan target tahun 2009 yang ditentukan oleh DIPENDA Provinsi
Sumetera Utara penerimaan target ditetapkan menjadi Rp.430.000.000.Penetapan ini
realisasinya BBN KB tahun 2009 mengalami penurunan dari target yang telah
ditetapkan dari Rp.430.000.000 menjadi Rp.405.757.350 sedangkan untuk target
penerimaan denda BBN-KB ditetapkan sebesar Rp.1.171.720 dan yang terealisasi
sebesar Rp.5.544.350.
Penurunan ini disebabkan adanya Keputusan Gubernur Sumatera Utara
tentang Penghapusan Denda PKB/BBN-KB sejak tanggal 1 September s/d 31
Desember.Selain itu faktor perekonomian juga mempengaruhi penurunan penerimaan
BBN KB tersebut.
Penduduk Kabupaten Karo yang sebagian besar bermata pencaharian dengan
bertani atau bercocok tanam merasa terbebani dengan biaya pertanian yang semakin
mahal dan tidak diimbangi dengan hasil penjualan pertanian mereka yang murah.
C. Hambatan-Hambatan Utama Dalam Pencapaian Target PKB/BBN-KB pada Kantor SAMSAT Kabanjahe.
Hambatan-hambatan utama dalam pencapaian targat PKB/BBN-KB pada
Kantor SAMSAT Kabanjahe antara lain :
1. Banyak pemilik kendaraan bermotor tidak mendaftarkan keabsahan
kepemilikan kendaraan bermotornya,khususnya kendaraan yang berasal
dari luar daerah maupun luar Provinsi Sumatera Utara.
2. Lokasi kantor UPT Kabanjahe yang bagi sebagian wilayah pedesaan
terlalu jauh,kurang lebih mempengaruhi WP dalam memenuhi
D. Upaya-Upaya yang Dilakukan Oleh SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan Penerimaan Pungutan BBN KB
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh UPT Kabanjahe adalah :
1. Mengadakan razia terpadu PKB/BBN-KB khususnya kendaraan bermotor
yang telah habis masa berlaku PKB dan kendaraan yang berasal dari luar
daerah maupun luar Provinsi Sumatera Utara.
2. Mengadakan sosialisasi terhadap pemilik kendaraan bermotor agar
mem-BBN kan kendarannya,khususnya dari luar daerah maupun luar
Provinsi Sumatera Utara yang telah menetap di Kabupaten Tanah Karo
agar segera mengurus mutasi kendaraannya.
3. Mengirimkan Surat Pemberitahuan kepada pemilik kendaraan bermotor
apakah kendaraanyamasih dimiliki sendiri,telah rusak berat,hilang,disita
bank/dealer atau telah dijuak kepada orang lain.
4. Pemasangan papan himbauan dibeberapa tempat strategis agar masyarakat
segera membalik namakan kendaraannya demi keabsahan miliknya.
5. Pemberlakuan Pajak Progresif (akan diberlakukan)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari apa yang dibahas diatas,maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
yang dilaksanakan pada Kantor SAMSAT Kabanjahe adalah sebagai berikut :
1. Dasar penetapan BBN KB adalah nilai jual kendaraan bermotor.
Nilai Jual Kendaraan Bermotor diperoleh dari table yang telah ditetapkan
2. Saat terjadinya BBN KB adalah saat dimana dilakukannya penyerahan
hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau
perbuatan sepihak atau terjadi karena jual beli,tukar menukar,warisan,atau
pemasukan ke dalam badan usaha
3. Kantor Bersama SAMSAT diartikan sebagai Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap yang merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi
yaitu : POLRI,DIPENDA,PT.Jasa Raharja dan sekarang disebut Unit
Pelaksana Teknis (UPT)
4. Tarif BBN KB terdiri dari tiga penyerahan yaitu :
a. Penyerahan pertama :
a. 10% untuk kendaraan bermotor bukan umum
b. 10% untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat
b. Penyerahan kedua dan selanjutnya yaitu :
a. 1% untuk kendaraan bermotor bukan umum
b. 1% untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,03% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan besar
c. Penyerahan karen warisan yaitu :
a. 0,1% untuk kendaraan bermotor bukan umum
b. 0,1% untuk kendaraan bermotor umum
c. 0,03% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat
besar
5. Penetapan target penerimaan BBN KB pada Kantor SAMSAT Kabanjahe
dilakukan dengan cara mengkaji realisasi penerimaan objek pajak
tersebut pada Tahun Anggaran sebelumnya,memperhatikan Peraturan
Daerah yang berlaku serta meninjau data potensi BBN KB yang tersedia
6. Target Penerimaan BBN KB untuk tahun 2008 pada Kantor SAMSAT
Kabanjahe yang ditetapkan DIPENDA adalah Rp.400.000.000,- sedangkan
yang terealisasi adalah Rp.438.224.075,- sudah termasuk denda BBN KB
7. Target Penerimaan BBN KB untuk tahun 2009 pada Kantor SAMSAT
mengalami penurunan dari yang telah ditetapkan DIPENDA sebesar
Rp.430.000.000,- yang terealisasi hanya sebesar Rp.405.757.350,-..
8. Hambatan-hambatan yang mempengaruhi pemenuhan kewajiban pada
UPT SAMSAT Kabanjahe adalah pemilik kendaraan tidak mendaftarakan
memilih menggunakan biro jasa darp pada menyelesaikannya sendiri,
Lokasi UPT Kabanjahe yang terlalu jauh dijangkau dari pedesaan dan
belum terealisasinya proses berkas berdasarkan domisili wilayah kerja.
9. Upaya-upaya yang dilakukan UPT SAMSAT Kabanjahe dalam
peningkatkan penerimaan pungutan BBN KB adalah melakukan razia
terpadu,menghimbau agar mendaftarkan kepemilikan kendaraannya dan
melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
B. Saran
Sebagai akhir dari laporan ini penulis juga mempunyai saran-saran yang
mungkin dapat bermanfaat dalam peningkatan penerimaan BBN KB bagi UPT
SAMSAT Kabanjahe maupun bagi Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah dari hasil
pengamatan selama melaksanakan PKLM ini antara lain :
1. Agar meningkatkan frekuensi razia secara merata dan rutin sehingga
masyarakat lebih ingat akan pemenuhan kewajiban perpajakannya
2. Memberikan penjelasan kepada WP tentang BBN KB serta perannya
dalam pembangunan daerah melalui media massa atau media lainnya
3. Memberikan penjelasan-penjelasan kepada masyarakat mengenai dasar
penetapan BBN KB,perhitungan BBN KB,dan tarif BBN KB kepada
wajib pajak agar dapat mengetahui tentang tata cara perhitungan BBN KB
4. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat hendaknya terus ditingkatkan
pajak kendaraannya.
5. Diharapkan kepada PEMDA agar dapat meningkatkan jumlah sarana dan
prasarana sehingga dapat memaksimalkan pekerjaan kepada Kantor
SAMSAT Kabanjahe dalam mencapai target penerimaan yang telah
ditetapkan
6. Membuat papan himbauan dibeberapa tempat agar masyarakat segera
membalik-namakan kendaraannya demi keabsahan kepemilikannya
7. Hendaknya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP
USU meningkatkan hubungannya dengan kantor/instansi pemerintah
melalui kerja sama yang bersifat membangun sehingga kantor/instansi
pemerintah tersebut dapat mendukung program studi kampus yang
DAFTAR PUSTAKA
Azhari A, dan Samudra,1995,Perpajakan di Indonesia,PT.Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta.
Mardiasmo, Dr.MBA,AK,2002, Perpajakan,Penerbit Andi,Yogyakarta
Soemitro,Rochmat, Prof.Dr,SH,1991, Pajak dan Pendapatan,PT.Eresco
Bandung.
Waluyo,dan Wirawan B.Ilyas,1999, Perpajakan Indonesia,Penerit Salemba
Empat,Jakarta.
Pemerintah Daerah Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2002 tenteng
BBN-KB Peraturan Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Perhitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBN-KB.
Pemerintah Daerah Sumatera Utara,Keputusan Bersama Kepala Kepolisian
Republik Indonesia,DJ Pemerintah Umum dan OTDA,Direktur Utama
PT.A.K Jasa Raharja tentang Pedoman Tata Laksana SAMSAT.
Pemerintah Daerah Sumatera Utara,Keputusan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 060.254.K Tahun 2002 tentang Tugas,Fungsi dan Tata
Kerja UPT pada Dipenda Provinsi Sumatera Utara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan