• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 7

(1) Badan/perorangan yang mengajukan lzin Usaha Kepariwisataan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dikenakan biaya Retribusi;

(2) Besarnya retribusi untuk setiap izin usaha bagi Badan/Perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan sebagai berikut:

No. Bentuk Usaha Jenis Usaha Keterangan

(Rp)

1 2 3 4

A Usaha Jenis Pariwisata

1. Biro Perjalanan Wisata

2. Cabang Biro Perjalanan Wisata 3. Agen Perjalanan Wisata

4. Usaha Angkutan Wisata 5. Usaha Jasa Pramuwisata

6. Usaha Jasa Informasi Pariwisata 7. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata 8. Usaha Jasa Konvensi/Pameran/MICE 9. Ijin Pertunjukan Promosi/Pameran/

Festival

10. Usaha Jasa Impresariat 11. Lisensi Pramuwisata/orang 12. Lisensi Cady/orang 13. Lisensi bartender/orang 300.000,- 200.000,- 200.000,- 250.000,- 50.000,- 150.000,- 300.000,- 250.000,- 150.000,- 500.000,- 50.000,- 50.000,- 50.000,- B Usaha Objek dan

Daya gtarik Wisata

1. Objek dan Daya Tarik Wisata Alam a. Kelas A/ha

b. Kelas B/ha c. Kelas C/ha

2. Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya/Lokasi

3. Objek Wisata Minat Khusus/Unit 4. Wisata Agro/Wisata Bunga/ha 5. Izin Pentas Pertunjukan dan Lomba

Satwa 300.000,- 250.000,- 200.000,- 250.000,- 200.000,- 250.000,- 150.000,- 200.000,-

C Usaha Sarana Wisata 1. Wisata Tirna/Lokasi 2. Mandala Wisata/Lokasi 3. Taman Rekreasi/Lokasi 4. Gelanggang Renang:

a. Di dalam Objek Wisata/m2 b. Di luar Objek Wisata/m2 5. Pemandianan Alam/Lokasi 6. Padang golf/hole

7. Driving Range/padang 8. Kolam Pancing/lapak 9. Rumah Bilyard

a. Meja besar (9 feet)/meja b. Meja sedang (8 feet)/meja c. Meja kecil (7 feet)/meja 10. Gelanggang Bowling/lane 11. Gedung Pertemuan/pertunjukan/unit 12. Gedung squash/unit 13. Lapang tenis/unit 14. Lapang bulutangkis/unit 15. Fitness/unit 16. Sanggar senam/unit 17. Bioskop

a. Kelas A (gedung representatif) b. Kelas B (gedung non

respresentatif) 18. Karaoke/ruang 19. Pacuan kuda/lokasi

20. Sarana seluncur, ice skating, Skateboard

21. Sarana mandi uap, sauna, spa/kamar/ Lokasi 22. Salon kecantikan/kursi 200.000,- 250.000,- 100.000,- 2.000,- 1.000,- 100.000,- 100.000,- 500.000,- 5.000,- 50.000,- 100.000,- 60.000,- 40.000,- 200.000,- 300.000,- 200.000,- 150.000,- 100.000,- 50.000,- 200.000,- 1.000.000,- 500.000,- 100.000,- 250.000,- 500.000, 300.000, 25.000,- D Penyediaan Akomodasi

1. Hotel Bintang 1 s/d Bintang 5

2. Hotel Melati a. Melati I/Kamar b. Melati II/Kamar c. Melati III/Kamar 3. Cottage a. 1 s/d 3 kamar/kamar b. 4 kamar/kamar 4. Bumi Perkemahan a. Kelas A/hektar b. Kelas B/hektar c. Kelas C/hektar 20% x tarif Kamar x jumlah kamar 20.000,- 25.000,- 30.000,- 250.000,- 30.000,- 200.000,- 150.000,- 100.000,- E Penyediaan Makanan dan Minuman 1. Restoran a. Talam Kencana/Kursi b. Talam Gangsa/Kursi c. Talam Salaka/Kursi 25.000,- 20.000,- 15.000,-

2. Bar/kursi 3. Rumah makan

a. Kelas A b. Kelas B

4. Usaha Jasa Boga/catering 5. Cinderamata/unit usaha 6. Salon kecantikan/kursi

7. Kios yang ada dalam objek wisata/ Unit 15.000,- 300.000,- 200.000,- 250.000,- 50.000,- 25.000,- 50.000, F Penyediaan Sarana Wisata Tirta Perahu a. Bermesin/Unit b. Tidak Bermesin/Unit c. Sepeda Air/Unit 60.000,- 30.000,- 25.000,- (3) Tata cara pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) ditetapkan

lebih lanjut dengan Keputusan Bupati;

(4) Penggolongan jenis Izin Usaha yang memiliki persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati;

BAB VI

PEMBINAAN, PENGAWASAN,PENGENDALIAN DAN KOORDINASI Pasal 9

Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian, dan Koordinasi teknis terhadap usaha kebudayaan dan pariwisata dilakukan oleh Dinas yang pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Keputusan Bupati;

(1) Pembinaan Pengawasan, Pengendalian dan Koordinasi usaha kebudayaan dan kepariwisataan sebagaimana tercantum dalam ayat (1) Pasal ini diselenggarakan agar tercipta kondisi yang mendukung kepentingan wisatawan, berlangsungnya usaha kebudayaan dan kepariwisataan, terpeliharanya objek dan days tarik wisata serta lingkungan;

(2) Dalam rangka Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan di bidang Kebudayaan dan Kepariwsataan, termasuk pengelolaan jasa usaha Budaya dan Pariwisata dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga (BUMN, Swasta Nasional/Asing) setelah mendapat persetujuan DPRD,

(3) Dalam rangka peningkatan potensi bidang usaha Budaya dan Pariwisata yang meliputi Objek, Subjek Budaya, dan sarana serta prasarana pariwisata Dinas berkewajiban untuk melakukan Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian, serta koordinasi dengan Dinashnstansi terkait,

(4) Terhadap jasa usaha Budaya dan Pariwisata yang asetnya dikelola oleh BUMN dan atau Swasta Nasional/Asing perlu ditetapkan dalam bentuk kerjasama yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Keputusan Bupati.

BAB VII

KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Pertama

Kewajiban Pasal 10

Setiap Pemegang izin usaha wajib untuk :

a. Melaksanakan kegiatan usahanya sesuai persyaratan ketentuan yang berlaku;

b. Melaksanakan kegiatan usahanya dengan memperhatikan dan mengindahkan nilai-nilai agama, adat-istiadat, nilai-nilai sosial budaya yang hidup dan berkembang dalam lingkungan masyarakat di sekitar tempat usahanya;

c. Melaksanakan kegiatan usahanya dengan memperhatikan dan mengindahkan aspek

kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup;

d. Menyampaikan laporan kegiatan bulanan dan tahunan kepada Bupati, paling lambat tanggal 10 (sepuluh) Setiap bulan berjalan dan laporan tahunan paling lambat bulan ke-2 tahun berjalan;

e. Menyelesaikan ijin dari instansi berwenang, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi yang mempekerjakan tenaga kerja asing.

Bagian Kedua Larangan

Pasal 11 Setiap Pemegang izin usaha dilarang untuk:

a. Mernindahtangankan izin usahanya kepada pihak lain tanpa persetujuan dari Bupati; b. Melaksanakan kegiatan usahanya tanpa memperhatikan nilai-nilai agama, adat-istiadat,

nilai-nilai sosial budaya di sekitar lingkungan usahanya;

c. Melaksanakan kegiatan usaha yang mengganggu aspek kelestarian budaya dan mutu

lingkungan hidup.

d. Mempekerjakan tenaga kerja wanita di luar ketentuan yang berlaku dan norms-norms

sosial yang ads.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Bagian Pertama

Ketentuan Pidana Pasal 12

(1) Barang siapa melanggar ketentuan Pasal 3, Pasal 10 dan Pasal 11 dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau Benda setinggit tingginyanya Rp.5.000.000,- (Lima Juts Rupiah);

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran. Pasal 13

(1) Penyidikan atas pelanggaran dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan (2) dilakukan oleh Penyidik Umum dan atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, pars penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berwenang:

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan

pemeriksaan;

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengendal dari tersangka; d. Melakukan penyitaan bends dan atau surat;

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;

f. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum tersangka atau keluarganya;

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14

Terhadap izin yang telah diberikan, sebelum ditetapkan Peraturan Daerah ini masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya dan untuk selanjutnya diperbaharui sesuai dengan peraturan daerah ini.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala peraturan yang bertentangan dengan peraturan daerah ini dinyatakan tidak bedaku.

Pasal 16

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Keputusan Bupati

Pasal 17

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat.

Disahkan di pada tanggal

BUPATI BANDUNG BARAT

Drs.H. ABU BAKAR, M.SI

pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT Drs. H. Mas Abdul Kohar

Pembina Utama Muda

NIP. 19530417 197707 1 001

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN NOMOR... SERI...

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Chalid, Pheni. 2005. Keuangan Daerah, Investasi dan Desentralisasi Tantangan dan Hambatan. Kemitraan Untuk Tata Pemerintahan Yang Baik. Jakarta: UNDP.

Cheema G. Shabbir, Dennis A. Rondinelli (Ed.). 1983. Decentralization and Development: Policy Implementation in Developing Countries, London, Sage Publication, Inc. Shabbir, Dennis A. Rondinelli. 1983. Decentralization and Development Countries. Beverly

Hill: Sage Publications.

Drucker. 1999. "Desentralisasi dan Otonomi" dalam Rian Nugroho D. 2000. Desentralisasi Tanpa Revolusi: Kajian dan Kritik Atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Hamidi, Muchlis. 1999. Laporan Hasil Tim Studi Pengkajian flmu Pemerintahan. Jakarta: 11P

Muchlis. 2002. Bungs Rampai Pemerintahan. Jakarta: YARSIF Watampone Hogerwerf. 1987. Rmu Pemerintahan, Alih Bahasa L. L. Tobing, Jakarta, Erlangga

Kristiadi, JB. 1997. Dimensi Praktis Manajemen Pembangunan di Indonesia. Jakarta: STIR-LAN Press

LAN & BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Modul I Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kiner a Instansi Pemerintah (AKIP)

Manan, Bagir. 1994. Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Osborne, David and Ted Gaebler (Dited. Abdul Rosyid). 1995. Mewirausahakan Birokrasi (Reinventing Government). Jakarta: Teruna Grafika

Putra, Fadillah. 2001. Paradigms Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dokumen:

Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemennya

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Tahun 1997 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3358) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan. Daerah

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat

Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota.

Dokumen terkait