• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung Mengamankan Kreditnya Yang Dijamin Dengan Fidusia

1. Penilaian 5 C’s of Credits

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana masyarakat secara aktif memberikan kredit kepada nasabah, dalam menyalurkan kredit didasarkan kepada prinsip kehati-hatian, dan ini terlihat dalam sistim penilaian yang dilakukan berdasarkan prinsip keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi kewajibannya. Untuk memperoleh keyakinan, sebelum memberikan kredit, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari debitur. Prinsip ini lebih dikenal dengan istilah 5 C’s yakni Character (watak, kepribadian),

Capital (modal), Collateral (jaminan, agunan), Capacity (kemampuan), dan Conditions of Economic (kondisi ekonomi).

a) Penilaian Character

Penilaian character merupakan suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta itikad baik, yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban debitur. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung melakukan penilaian terhadap character debitur dimulai dengan wawancara terhadap debitur itu sendiri mengenai latar belakang pendidikan dan daftar riwayat hidup calon debitur serta melakukan wawancara terhadap orang-orang di sekitar lingkungannya (Keluarga, tetangga, teman, dsb) mengenai profil, watak, keseharian calon debitur, dan pandangan orang lain terhadap calon debitur tersebut. Misal calon debitur tersebut adalah seorang pria dewasa telah menikah dan mempunyai tiga orang anak. Calon debitur adalah seseorang yang aktif dalam kegiatan beragama. Maka indikasi awal yang dapat dilihat adalah bahwa calon debitur tersebut adalah seseorang yang soleh dan dapat dipercaya.

Selanjutnya akan dilakukan BI checking untuk melihat reputasi pinjaman calon debitur yang pernah ada apakah lancar ataukah bermasalah. Dengan BI checking maka akan dapat dilihat data Sistem Informasi Debitur (SID) yang didapat dari Bank Indonesia untuk melihat reputasi pinjaman calon debitur. Setelah

itu dilakukan pengecekan Daftar Hitam Nasional yaitu dengan melakukan cross check dengan bank lain yang pernah memberikan kredit kepada calon debitur mengenai track record calon debitur.

Adapun tujuan pemilihan character dalam memberikan kredit adalah untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit bermasalah yang mungkin saja timbul saat kredit sedang berjalan. Misalnya seorang debitur dengan usaha yang lancar dan mempunyai kemampuan untuk membayar, namun debitur tidak memiliki itikad baik untuk membayar kreditnya. Hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan kredit di kemudian hari. Manfaat dari analisis terhadap character ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta itikad baik dari calon debitur untuk dapat memenuhi kewajibannya.

Oleh karena itu penilaian terhadap character ini merupakan faktor yang paling penting dalam penilaian kredit di bank BNI Temanggung. Penilaian character yang baik dan tepat merupakan salah satu indikasi untuk menentukan baik tidaknya kredit tersebut di kemudian hari, terlebih lagi apabila sebagian jaminannya adalah benda bergerak yang diikat dengan fidusia. Jika karakter dari calon debitur tidak baik bisa saja jaminan berupa benda bergerak yang diikat dengan fidusia tadi di pindah tangankan ataupun melakukan berbagai kegiatan lain yang dapat merugikan pihak bank selaku kreditur

b) Penilaian Capacity

Capacity merupakan suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan usaha debitur untuk berkembang bila dibiayai, sehingga usaha tersebut dapat menghasilkan pendapatan dan atau keuntungan yang dapat digunakan untuk melunasi kewajibannya terhadap bank. Pihak PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung menilai capacity dari calon debitur adalah dengan melihat kemampuan berusaha seorang debitur (pengalaman usaha, pendidikan, pergaulan bisnis, dan sebagainya) dengan melakukan wawancara terhadap calon debitur dan dengan melakukan survey lapangan.

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung dalam menilai pengalaman usaha dari calon debitur mempunyai ketentuan yaitu minimal usaha yang dirintis oleh calon debitur sudah berjalan satu tahun. Dengan adanya pengalaman usaha dari calon debitur, maka hal itu akan sangat membantu dalam melakukan penilaian karena calon debitur diyakini sudah tahu resiko yang akan dihadapi dan tahu bagaimana harus bertindak untuk memajukan dan mengembangkan usahanya berdasar pengalaman usahanya tersebut.

c) Penilaian Capital

Capital merupakan suatu penilaian untuk mengetahui kemampuan calon debitur menyediakan dana sendiri untuk membiayai usaha yang sedang dijalankan. Kemampuan ini

menunjukkan tingkat kesungguhan menjalankan usaha dan kemampuan usaha tersebut ketika menghadapi masalah keuangan. Misalnya saja seorang yang mempunyai usaha penggilingan padi, bermaksud untuk mengajukan dana tambahan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI Temanggung, minimal usaha yang akan dibiayai harus sudah berjalan satu tahun, dengan begitu tentu saja calon debitur telah mempunyai dana atau modal untuk menjalankan usahanya dan mesin-mesin penggilingan padi yang ada dapat digunakan sebagai jaminannya apabila jaminan pokoknya tidak cukup untuk menjamin hutangnya.

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung juga akan menilai seberapa besar jumlah Kas atau modal yang dimiliki oleh calon debitur, karena bank BNI tidak akan memberikan dana 100% murni sepenuhnya dari bank BNI. Semakin besar Kas atau modal yang dimiliki oleh calon debitur maka semakin besar kredit yang bisa diperoleh, dan resiko bank dapat lebih rendah karena besar kemungkinan calon debitur dapat menjalankan usahanya dengan baik.

d) Penilaian Collateral

Collateral merupakan suatu penilaian yang dilakukan atas jaminan yang diserahkan oleh calon debitur atas kredit yang diberikan. Misalnya jaminan yang diberikan kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung sebagian berupa benda bergerak yang diikat dengan fidusia misalnya

kendaraan bermotor, pihak bank terlebih dahulu akan melihat dan menganalisis umur ekonomis kendaraan tersebut, salah satunya dengan melihat berapa harga jual kendaraan tersebut beberapa tahun kedepan. Apabila jaminan kredit menggunakan kendaraan bermotor, pihak bank BNI Temanggung juga mengutamakan kendaraan buatan Jepang dengan alasan bahwa harga jual kendaraan buatan Jepang lebih stabil.

e) Penilaian Condition

Condition merupakan suatu penilaian yang dilakukan atas situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur yang akan memperoleh kredit. Kegiatan calon debitur harus mampu mengikuti dinamika ekonomi yang selalu mengalami fluktuasi baik di dalam atau di luar negeri.

Dalam praktek pihak PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung untuk menentukan kecukupan jaminan, ditentukan oleh hasil analisis terhadap beberapa hal diatas. Kemudian dalam menentukan kecukupan jaminan kredit, setiap pejabat kredit, baik pejabat pemrakarsa maupun pejabat pemutus, akan mempertimbangkan beberapa hal utama, yaitu:

a) Kondisi dan Prospek Usaha Debitur

Dari hasil analisis yang dilakukan secara mendalam terhadap unsur watak, kemampuan, kapital serta kondisi ekonomi/politik dari seorang debitur atau calon debitur, pejabat

kredit (pejabat pemrakarsa dan pemutus) harus mampu mengambil suatu kesimpulan yang mengarah pada keyakinan bahwa pinjaman yang diberikan akan dapat dibayar kembali (sesuai dengan yang diperjanjikan). Tingkat keyakinan pejabat kredit tersebut akan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kecukupan jaminan suatu kredit yang diberikan. b) Nilai Agunan Pokok dan Tambahan

Berdasarkan hasil penilaian dan pertimbangan atas unsur– unsur tersebut di atas, pejabat pemrakarsa dan pejabat pemutus, harus mampu mengambil keputusan mengenai macam agunan yang dipersyaratkan, yaitu apakah cukup agunan pokok saja atau perlu diminta agunan tambahan. Agunan kredit dapat hanya berupa agunan pokok apabila berdasarkan aspek-aspek (watak, kemampuan, modal dan prospek), diperoleh keyakinan atas kemampuan debitur untuk mengembalikan utangnya.

Apabila menurut penilaian dan pertimbangan pemutus, agunan pokok yang disediakan tidak dapat menutup kecukupan jaminan, yang disebabkan adanya kesulitan dalam pengikatan dan penguasaan agunan pokok, sehingga tidak dapat memberikan hak preference bagi Bank BNI Temanggung, maka agunan tambahan menjadi wajib dipenuhi. Dalam mempertimbangkan kecukupan nilai agunan kredit, harus didasarkan keyakinan dari pejabat kredit (pemrakarsa dan pemutus) bahwa nilai agunan tersebut akan dapat meminimalkan tingkat kerugian (loss given default)

dan memperbesar recovery rate apabila debitur wanprestasi di kemudian hari.

c) Kecukupan Jaminan

Berdasarkan kesimpulan penilaian atas kualitas nasabah atau calon nasabah (yang diperoleh melalui analisis terhadap watak, kemampuan, modal, serta kondisi dan prospek usaha seperti di atas ), serta nilai agunan yang ada seperti diuraikan di atas, pejabat pemrakarsa dan pejabat pemutus kredit harus mampu mengambil kesimpulan mengenai kecukupan jaminan untuk mendukung kredit yang diberikan. Penilain watak menyangkut masalah reputasi dari calon debitur dalam mempergunakan kredit sesuai dengan tujuan dan selalu memenuhi kewajibannya membayar kredit tepat pada waktu yang diperjanjikan.

2. Melakukan penggolongan kredit

Kredit macet merupakan suatu risiko yang sangat mungkin terjadi dalam pemberian kredit, oleh sebab itu maka PT. BNI (Persero) Tbk UKC Temanggung menerapkan prinsip kehati-hatian berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/47/KEP/DIR tertanggal 12 November 1998 Tentang Kualitas Aktiva Produktif, Kolektibilitas/ Penggolongan Kredit Bagi Bank Umum, terdiri dari: a) Kredit lancar

Dilihat dari kemampuan debitur, kredit digolongkan dalam kualitas lancar apabila:

1) Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. 2) Hubungsn debitur dengan bank baik dan debitur selalu

menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat. 3) Dokumentasi kredit lengkap dan mengikat agunan.

b) Kredit dalam perhatian khusus

Dilihat dari kemempuan debitur, kredit digolongkan dalam kualitas dalam perhatian khusus apabila:

1) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga sampai 90 hari.

2) Jarang mengalami cerukan (penerikan dana ole debitur melebihi plafon kredit yang diberikan), cerukan ini terjadi pada kredit dengan sistem koran.

3) Hubungan debitur dengan bank baik dan debitur selalu menyampaikan informasi keuangan secara lengkap dan teratur dan masih akurat.

4) Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat. 5) Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil.

c) Kredit kurang lancar

Dilihat dari kemampuan debitur, kredit digolongkan dalam kualitas kurang lancar apabila:

1) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari.

2) Terdapat cerukan yang tertunggak khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.

3) Hubungan debitur dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak dapat dipercaya.

4) Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan lemah.

5) Pelanggaran terhadap syarat pokok kredit.

6) Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan.

d) Kredit diragukan

Dilihat dari kemampuan debitur, kredit digolongkan dalam kualitas diragukan apabila:

1) Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari.

2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.

3) Hubungan debitur dengan bank semakin memburuk dan informasi keuangan tersedia atau tidak, tidak dapat dipercaya. 4) Dokumen kredit tidak lengkap dan pengikatan agunan lemah. 5) Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam

perjanjian kredit. e) Kredit macet

Dilihat dari kemempuan debitur, kredit digolongkan dalam kualitas macet apabila:

1) Terdapat tunggakan pokok dan bunga yang telah malampaui 270 hari.

2) Dokumen kredit dan agunan tidak ada.

Dari kelima kriteria kredit diatas, PT. BNI (Persero) Tbk UKC Temanggung mengklasifikasikan kredit sebagai berikut:

a) Golongan 1 (satu) pelunasan hutang yang dilakukan oleh debitur tepat waktu dan tidak terjadi keterlambatan.

b) Golongan 2 (dua) dikatakan dalam perhatian khusus karena terjadi keterlambatan dalam angsuran, tetapi debitur masih dapat mengangsur kreditnya pada bank walaupun terjadi keterlambatan. Pada golongan ini PT. BNI (Persero) Tbk UKC Temanggung mengadakan analisis terhadap kredit yang telah diberikan kepada debitur, untuk mengambil langkah apa yang akan di ambil selanjutnya.

c) Golongan 3 (tiga), golongan 4 (empat), dan golongan 5 (lima) adalah kategori kredit yang berpotensi macet. Maka dalam hal ini PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung akan melakukan pengawasan dan pemantauan setiap hari. Apabila sekiranya masih bisa berjalan maka akan dilakukan restrukturisasi, namun apabila sudah tidak dapat berjalan lagi maka akan dilakukan lelang terhadap benda jaminan.

3. Perjanjian fidusia dibuat dengan akta notariil dan dilakukan pendaftaran ke Kantor Pendataran Fidusia (KPF).

Eksistensi notaris adalah untuk mengakomodir segala hal yang berkaitan dengan hukum keperdataan. khususnya kebutuhan masyarakat akan pembuktian dengan dilandasi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (UUJN) sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat (1) bahwa notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik. Ketentuan pasal 1870 KUHPerdata menyatakan bahwa akta notaris merupakan akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya diantara para pihak beserta para ahli wrisnya, atau para pengganti haknya. Hal inilah yang menyebabkan UU Jaminan fidusia menetapkan perjanjian fidusia harus dibuat dengan akta notaris.

Untuk memberikan kepastian hukum, maka berdasarkan pasal 11 UU Jaminan Fidusia, benda yang dibebani jaminan fidusia di PT. BNI (Persero) Tbk UKC Temanggung didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Fidusia dengan memberikan kuasa pada notaris yang ditunjuk. Alasan lain kenapa akta jaminan fidusia harus dibuat dengan akta otentik (akta notaris) adalah mengingat obyek jaminan fidusia tidak saja barang-barang bergerak yang sudah terdaftar seperti kendaraan bermotor, dsb, tetapi juga barang bergerak yang tidak terdaftar seperti mesin-mesin pabrik, maka sudah sewajarnya bentuk

akta otentiklah yang dianggap paling dapat menjamin kepastian hukum berkenaan dengan obyek jaminan fidusia.

Dengan dibuatnya akta jaminan fidusia secara notariil dalam perjanjian kredit di bank BNI Temanggung, maka akta tersebut telah memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Dengan demikian, ketika suatu saat pihak debitur cidera janji maka notaris yang ditunjuk dapat membantu dalam penyelesaian sengketa. Setelah dibuat akta norarilil maka langkah selanjutnya adalah dilakukan pendaftaran jaminan fidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia (KPF)

Pendaftaran jaminan fidusia diatur dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia. Peraturan Pemerintah ini terdiri atas 4 bab dan 14 pasal. Hal-hal yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pendaftaran fidusia, tata cara perbaikan sertifikat, perubahan sertifikat, pencoretan pendaftaran, dan penggantian sertifikat.

Dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia ditentukan bahwa benda, baik yang berada di dalam wilayah negara Republik Indonesia maupun berada di luar wilayah negara Republik Indonesia yang dibebani jaminan fidusia wajib didaftarkan. Pendaftaran dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Pendaftaran jaminan fidusia dapat dilakukan oleh kreditur atau kuasanya atau wakilnya. Dalam praktek pendaftaran jaminan

fidusia yang terjadi di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung dilakukan oleh notaris, mengingat untuk efisiensi waktu dan biaya, yaitu dengan cara kreditur dalam hal ini bank BNI memberikan kuasa kepada Notaris yang ditunjuk yang akan membuat akta jaminan fidusia dan untuk melakukan pendaftaran jaminan fidusia yang dimaksud ke kantor pendaftaran fidusia (KPF) Jawa Tengah.

Akan tetapi sekarang setelah adanya Surat Edaran Dirjen AHU tertanggal 5 maret 2013, nomor AHU-06.OT.03.01 tahun 2013 mengenai Pemberlakuan Sistem Administrasi Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik (Online System) maka, permohonan pendaftaran jaminan fidusia di Kantor Pendaftaran Fidusia (KPF) dapat dilakukan secara online terhitung sejak tanggal 5 Maret 2013. Maka sejak saat itu KPF di seluruh Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak lagi menerima permohonan pendaftaran jaminan fidusia secara manual dan PT. BNI (Persero) Tbk UKC Temanggung dalam melakukan pendaftaran jaminan fidusia juga sudah mengikuti sistem yang baru ini.

Adapun tujuan pendaftaran jaminan fidusia adalah untuk memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan dan memberikan hak yang didahulukan (preferent) kepada penerima fidusia terhadap kreditur yang lain. Ini disebabkan jaminan fidusia memberikan hak kepada penerima fidusia untuk tetap menguasai bendanya yang menjadi obyek jaminan fidusia berdasarkan

kepercayaan. Karena dalam judul sertifikat jaminan fidusia dicantumkan kata-kata ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Sertifikat jaminan ini mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Apabila debitur cidera janji, penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaannya sendiri (pasal 15 ayat 2 dan 3 UU Jaminan Fidusia).

Dengan dilakukannya pendaftaran jaminan fidusia oleh PT. BNI (Persero) Tbk UKC Temanggung merupakan suatu perwujudan dari asas publisitas. Dengan adanya publikasi terhadap jaminan utang, kreditur maupun masyarakat luas mempunyai akses untuk mengetahui berbagai informasi yang berhubungan dengan jaminan utang tersebut. Dengan adanya pendaftaran fidusia, diharapkan agar para debitur terutama debitur yang tidak beritikat baik, tidak dapat lagi membohongi atau menipu kreditur atau calon debitur dengan memfidusiakan lagi, menggadaikan, mengalihkan atau bahkan menjual benda objek jaminan tanpa sepengetahuan kreditur. Asas publisitas secara tersirat tercantum pada pasal 18 UU Jaminan Fidusia, yaitu: Segala keterangan mengenai benda fidusia yang menjadi objek jaminan fidusia yang ada pada Kantor Pendaftaran Fidusia terbuka untuk umum.

4. Jaminan fidusia diasuransikan

Dalam setiap perjanjian kredit yang dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk UKC Temanggung mengharuskan adanya pengikatan atau perlindungan terhadap benda jaminan debitur melalui perusahaan asuransi khususnya terhadap benda jaminan bergerak, hal ini merupakan syarat penting yang bertujuan untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan di kemudian hari. Sehingga dengan demikian pihak bank BNI Temanggung dapat menuntut ganti rugi kepada perusahan asuransi, dimana benda jaminan itu diasuransikan.

Tanggung jawab debitur terhadap jaminan benda bergerak yang hilang adalah tetap mengembalikan pinjaman kredit kepada kreditur. Jika benda bergerak yang diasuransikan hilang maka debitur tetap mempertanggungjawabkan pengembalian pinjaman kredit melalui perusahaan asuransi kepada bank BNI Temanggung selaku kreditur, walaupun tidak dibayar sepenuhnya oleh perusahaan asuransi dimana benda jaminan diasuransikan. Sisa dari pinjaman kredit yang belum lunas tetap dilunasi oleh pihak debitur. Tetapi jika benda jaminan bergerak tidak diasuransikan ternyata musnah maka debitur bertanggung jawab penuh dalam pengembalian pinjaman kredit kepada kreditur. Hal ini dikarenakan debitur telah terikat dalam perjanjian kredit dengan pihak bank.

Dengan mengharuskan bagi calon debitur untuk mengasuransikan benda yang akan digunakan sebagai jaminan bagi pelunasan hutang maka ada suatu langkah lebih depan bagi bank BNI dalam mengamankan piutangnya atau dengan kata lain, ini adalah suatu langkah atau cara bagi bank BNI dalam memperkecil resiko yang mungkin akan timbul di kemudian hari.

Dokumen terkait