• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.TEORI HUKUM MENURUT GUSTAV RADBURCH

A. HASIL PENELITIAN

19 SD NEGERI 1 PERON

29 siswa 0 siswa Rp.12.150.000 0 0,00 0,00 20 SD NEGERI 1 TAMANREJO 21 siswa 1 siswa Rp.8.775.000 Rp.225.000 4,76 2,56 21 SD NEGERI 2 GONDANG 39 siswa 0 siswa Rp.15.750.000 0 0,00 22 SD NEGERI 2 LIMBANGAN 12 siswa 0 siswa Rp.4.050.000 0 0,00 23 SD NEGERI 2 MARGOSARI 27 siswa 5 siswa Rp.11.250.000 Rp.1.800.0 00 18,52 16,00 24 SD NEGERI 2 PERON 17 siswa 0 siswa Rp.6.975.000 0 0,00 25 SD NEGERI 2 SUMBERAHAYU 11 siswa 0 siswa Rp.4.950.000 0 0,00 26 SD NEGERI 2 TAMANREJO 20 siswa 0 siswa Rp.8.100.000 0 0,00 27 SD NEGERI 3 GONOHARJO 16 siswa 10 siswa Rp.5.625.000 Rp.3.150.0 00 62,50 56,00 28 SD NEGERI 3 LIMBANGAN 35 siswa 0 siswa Rp.13.275.000 0 0,00 29 SD NEGERI 3 NGESREPBALONG 24 siswa 0 siswa Rp.9.450.000 0 0,00 30 SD NEGERI 4 PERON 35 siswa 4 siswa Rp.14.625.000 Rp.1.350.0 00 11,43 9,23

Total 741 siswa 51 siswa 298.350.000 16.650.000 6,88 5,58

Sumber : Data Sekunder pada Dinas Pendidikan Kecamatan limbangan

Setelah dilihat dari tabel diatas Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan masih terlihat jelas kurangnya campur tangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal mengenai Bantuan Siswa Miskin yang seharusnya terpenuhi secara merata terhadap setiap sekolah yang sudah mengajukan bantuan bagi siswa yang kurang mampu di wilayah Patean dan Limbangan. Perbandingan antara data dari Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan yang menyimpulkan bahwa Penetapan sasaran penerima Program BSM masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak menerima manfaat BSM.

Permasalahan klasik lain yang timbul pada setiap program bantuan pemerintah termasuk program BSM adalah penyaluran realisasi yang terlambat. Selain itu, persoalan yang sering dialami dalam penyaluran bantuan pemerintah adalah masalah pendataan yang kerapkali tidak akurat, Ada siswa yang seharusnya menerima tetapi tidak menerima sementara ada siswa yang seharusnya tidak perlu menerima bantuan tetapi diberikan bantuan. Jumlah siswa penerima BSM didasarkan pada data penduduk miskin yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), padahal fluktuasi penduduk miskin di lapangan terjadi begitu cepat dan tidak masuk ke dalam data BPS yang menyebabkan data tidak akurat. Hal ini terkait dengan persoalan pendataan.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah dasar di Kecamtan Limbangan, sekolah hanya melakukan pendataan kepada setiap siswa yang mengajukan kepada sekolah untuk menerima bantuan dan sekolah melaporkan kepada Dinas Pendidikan

Kecamatan Limbangan atau UPTD Kecamatan Limbangan untuk melakukan verifikasi data .25

Masih ada juga siswa yang tidak mau atau gengsi untuk mengajukan dan sekolah hanya melakukan pendataan kepada siswa yang membutuhkan saja dan sekolah tidak bertanggung jawab atas dana yang sudah diterima oleh setiap siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu atau miskin, sekolah juga melakukan pendataan kembali kepada siswa yang tidak mau mengajukan bantuan dengan alasan gengsi dan Dinas tidak ikut menanggung kepada siswa yang masih malu atau gengsi tidak menerima Bantuan Siswa Miskin tersebut. Sekolah juga tidak ikut campur dalam pengelolaan dana BSM yang sudah diterima oleh setiap siswa. Orang tua siswa mengambilnya melalui bank dan di damping oleh anaknya yang menerima bantuan tersebut. 26 .

Terkait dengan tabel diatas masih banyak siswa miskin di Kabupaeten Kendal yang tidak mendapatkan BSM, Kabupaten Kendal masih belum bisa memenuhi sesuai amant

UUD’45 yang seharusnya 20 % hanya 17.50% siswa miskin yang menerima dengan kuota

yang diterima hanya 3.293 siswa sekolah dasar, sedangkan ketetapan dari pemerintah daerah Kabupaten Kendal adalah 5000 siswa yang harus diterima.

Masih rendahnya serapan dana BSM di, DPR meminta pemerintah bekerja keras untuk menyalurkannya agar bantuan yang disalurkan tepat guna dan tepat waktu bagi seluruh siswa miskin di Indonesia. Jika anggaran BSM tidak terserap secara tuntas, kinerja Kemendikbud dan kementerian lain yang terkait dengan penyaluran BSM belum optimal. Ini disebakan karena dana BSM yang disalurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia baru 24% dari seharusnya. Oleh karena itu, ia meminta petugas kantor pos untuk menyosialisasikan BSM kepada pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang mencapai 16,6 juta rumah tangga sasaran dengan tujuan pemegang Kartu Perlindungan Sosial

25

Hasil wawancara dengan guru sekolah dasar negeri 2 tamanrejo bapak suyanto tanggal 25 januari 2017.

26

Hasil wawancara dengan salah satu pendidik di sekolah dasar Kabupaten Kendal, suripto dan tanggal 26 februari 2017

mengetahui mengenai BSM. Kendatipun demikian, ia menjamin mayoritas siswa yang dikategorikan sangat miskin dan miskin sudah mendapatkan bantuan berupa BSM.

Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri sendiri. Dinas Pendidikan mempunyai

komitmen dailam pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Kendal yang biasa disebut “ IKRAR” berikut kepanjangan dari kata “IKRAR” :

1. Inisiatif Untuk Maju

Inisiatif ini ditunjukan bukan hanya untuk pendidik namun juga untuk peserta didik harus mempunyai rasa untuk memajukan pendidikan khususnya di Kabupaten Kendal.

2. Kondisikan untuk Kemajuan Bersama

Kondisi ini diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Kendal tanpa ada kepentingan pribadi sehingga ada keinginan untuk kemajuan bersama .

3. Respek Positif Sesama Teman Sejawat

Saling menghargai sesame teman sejawat tanpa ada yang saling menjatuhkan sehingga dalam pelaksaan proses pendidikan di Kabupaten Kendal berjalan secara harmonis.

4. Adanya Keterbukaan

Di dalam menjalankan tugas dan wewenang dibutuhkan keterbukaan sehingga apabila tidak sesuai dengan semestinya maka dapat segera diperbaiki untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Kabupaten Kendal.

Setiap tindakan pasti akan ada resiko sehingga diusahakan tidak meminimalisisr resiko yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di Kabupaten Kendal dan Bertanggung jawab atas tindakan yang diperbuat .

B. ANALISIS

1 Peran Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal dalam melaksanakan Program Bantuan Siswa Miskin.

Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang tercantum di dalam Pasal 11 ayat (2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Sesuai dengan pasal 8 Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal bahwa melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan asas otonomi daerah di dalam bidang pendidikan dan sudah jelas bahwa fungsi Dinas Pendidikan di Kabupaten Kendal adalah melakukan pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi kepada setiap sekolah apakah pelaksanaan pembagian bantuan biaya gratis bagi siswa yang kurang mampu sudah dilaksanakan secara baik. .

Sehingga penerima bantuan BSM bisa merasakan manfaat dan kegunaan dari dana bantuan tersebut. Dan sesuai dengan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, serta dijelaskan juga didalam ayat(2) setiap warga wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai, juga dijelaskan di dalam Pasal 53 ayat(1) Undang-Undang Perlindungan Anak yang berbunyi Pemerintah dan Pemerintah Daerah Bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan

dan/atau bantuan cuma-cuma atau/ pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, Anak terlantar, dan Anak yang bertempat tinggal di tempat terpencil, Dan Ayat(2) Pertanggung jawaban Pemerintah Daerah sebagaiaman dimaksud dalam ayat(1) termasuk pula mendorong masyarakat berpartisipasi dalam pelaksanaan penuntasan wajib belajar 12 tahun melalui program BSM .

Namun faktanya sudah jelas terlihat berdasarkan dari tabel data Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan perbandingan ini masih jelas bahwa kurangnya campur tangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal terhadap setiap sekolah yang sudah mengajukan bantuan sesuai dengan kuota yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dan tidak sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, dari anggaran APBD 20% nya adalah untuk pendidikan.

Melihat adanya 18.565 siswa yang diajukan dan hanya 3.293 yang diterima masih 15.317 siswa yang tidak menerima BSM dan hanya 14.58% yang menerima dan Perbandingan yang sangat tidak signifikan antara Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan bahwa Kecamatan Patean tidak ada satupun sekolah yang menerima Bantuan siswa miskin yang berupa bantuan langsung tunai membantu bagi siswa yang kurang mampu di wilayah Patean dan Limbangan. Sedangkan sudah jelas diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 tahun 2016 Pasal 12 huruf(d) Pengelola PIP tingkat Kabupaten/Kota merupakan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota yang bertugas untuk melakukan pemantauan dan evaluasi implementasi PIP di wilayah. Penetapan sasaran penerima Program BSM masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak menerima manfaat BSM.

Dengan jelas terlihat bahwa masih lemahnya sasaran Bantuan Siswa Miskin salah satu program bantuan yang sudah dialokasikan oleh pemerintah untuk siswa yang kurang mampu di Kabupaten Kendal. Dengan banyak siswa sekolah dasar tidak mendapatkan biaya gratis yang sudah diberikan pemerintah pusat ke setiap sekolah. Sudah jelas bahwa pelaksanaan program yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal mengenai pembiayaan sekolah untuk masyarakat yang kurang mampu diatur di Undang-Undang Dasar Komitmen bangsa Indonesia terhadap pendidikan dengan sangat jelas tercermin pada konstitusi negara, UUD 45, khususnya Pasal 31, yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan (Ayat 1) dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya (Ayat 2). Oleh karena itu Pemerintah pusat memberikan wewenangnya kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan pegawasan dan evaluasi apakah Dana atau Bantuan Siswa Miskin atau sebagai sudah diberikan secara merata kepada setiap siswa yang membutuhkan.

Dalam hal ini pelaksanaan pendidikan harus disertai dengan adanya peningkatan peran sumber-sumber daya pendidikan (dana pendidikan) yang telah tertuang dalam Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 23 yang menjelaskan bahwa Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana. Jelas bahwa Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab yang besar dan bersifat jangka panjang di sektor pendidikan, tetapi tidak memiliki sumber dana yang cukup dan stabil untuk mendanai. Jika situasinya tidak berubah, Daerah tidak akan mampu memenuhi 20% anggaran untuk pendidikan seperti yang diamanatkan UUD 1945 dan pada gilirannya ada risiko terjadi penurunan kualitas SDM sebagai dampak otonomi daerah . Dan dinas memiliki sebuah Komitmen untuk memajukan Pendidikan di

Kabupaten Kendal, sedangkan komitmen itu sendiri adalah janji pada diri sendiri atau orang lain yang tercermin pada tindakan.

Maka dari itu sudah jelas terlihat bahwa Dinas Pendidikan kurang melaksanakan apa yang sudah di amanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Pasal 10 bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan Pasal 11 ayat (1) juga sudah menjelaskan

“Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa

diskriminasi”.

Sehingga Hak anak untuk mendapatkan pendidikan di Kabupaten Kendal terpenuhi secara merata dan Dinas Pendidikan merupakan salah satu Perangkat Daerah yang mengatur di bidang pendidikan untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Pemerintah Pusat untuk mengurangi angka buta huruf di Kabupaten Kendal.

Menurut Pasal 15 huruf (d) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal bahwa Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan kepada setiap anak untuk mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu, guna untuk membantu kesejahteraan setiap anak, juga diatur di dalam Pasal 1 ayat (2) Intruksi Presiden Republik Indonesia tentang Pelaksanaan program simpanan keluarga sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk membangun keluarga produktif, sesuai dengan peraturan atau dasar hukum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan juga diatur di dalam Permendikbud No.12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar (PIP). Dengan jelas terlihat pada data diatas bahwa sasaran penerima Program BSM masih lemah dimana

ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/ rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak menerima manfaat BSM serta masih manualnya cara yang digunakan dalam merankingan penerima BSM tersebut.

Oleh karena itu, agar proses perankingan penerima BSM menjadi lebih objektif dan praktis, sebaiknya dilakukan secara komputerisasi, yaitu dengan mengembangkan suatu aplikasi yang mengimplementasikan metode-metode yang dapat mempermudah proses dalam pengambilan keputusan serta dapat membantu dalam meningkatkan ketepatan sasaran dari penerima program BSM tersebut, tugas pokok dan fungsi dinas pendidikan bagi siswa yang kurang mampu itu sendiri adalah melaksanakan urusan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya untuk pengembangan pendidikan guna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat atau masyarakat terlaksana dengan baik. Maka dari itu Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal harus melakukan monitoring atau evaluasi mengenai Bantuan Siswa Miskin kepada setiap wilayah agar melakukan pendataan ulang kepada siswa yang menerima kartu KPS/KKS dan KIP bahkan jika yang tidak memiliki kartu tersebut bisa mengajukan dengan meminta surat keterangan miskin kepada pengurus desa agar bantuan ini dapat diberikan secara merata kepada setiap wilayah atau Kecamatan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal bahwa melaksanakan Tugas pembantuan sesuai dengan asas otonomi daerah di dalam bidang pendidikan dan sudah jelas bahwa fungsi Dinas Pendidikan di Kabupaten Kendal adalah melakukan Pelaksanaan, Perencanaan dan Evaluasi kepada setiap sekolah apakah pelaksanaan pembagian bantuan biaya gratis bagi siswa yang kurang mampu sudah dilaksanakan secara baik dan terbagi kepada setiap siswa sekolah dasar yang membutuhkan.

Namun pada kenyataannya sudah jelas bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal hanya saja menerima data yang masuk dari berbagai wilayah bukan dengan melakukan

pengawasaan atau evaluasi kepada setiap daerah, sudah terlihat dengan jelas masih banyak siswa yang tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan biaya sekolah bagi siswa yang digolongkan sebagai orang miskin atau kurang mampu untuk pemenuhan haknya untuk mendapatkan pendidikan dasar sesuai yang di amantkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Seperti halnya di Kecamatan Patean dari 1.059 siswa yang diajukan oleh dinas pendidikan setempat hanya sebagian siswa yang menerima haknya untuk mendapatkan bantuan yang sudah diajukan oleh UPTD Kecamatan dan di Kecamatan Limbangan dari 741 siswa sekolah dasar yang diajukan hanya 51 yang menerima bantuan, dengan melihat data dari salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal maka akan diketahui bahwa masih banyak siswa yang seharusnya mendapatkan bantuan untuk mendapatkan biaya sekolah secara gratis namun tidak diberikan salah satunya di Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan.

Oleh karena itu Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal harus melakukan monitoring atau evaluasi sesuai dengan Penjabaran pada setiap Pasal kepada setiap sekolah secara langsung bahwa setiap kuota yang diajukan oleh setiap wilayah terpenuhi semuanya dengan melihat data yang sudah diajukan setiap sekolah kepada pihak pemerintah pusat bahwa ada 18.565 siswa di Kabupaten Kendal dengan setiap sekolah dasar mengajukan 50 siswa per sekolah, apa Bantuan Siswa miskin sudah tepat pada sasaran untuk siswa yang dikategorikan miskin.

Sudah mengajukan kepada setiap sekolah untuk dilakukan pendataan guna untuk mendapatkan bantuan biaya sekolah yang dapat di cairkan secara langsung untuk membantu kesejahteraan dan membantu perekonomian setiap keluarganya agar tetap bisa melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi lagi. Sudah jelas terlihat dengan tabel data penerima BSM dan hasil wawancara kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal masih banyak siswa

yang tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan layanan akses pendidikan bagi siswa yang kedua orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah. Dikarenakan tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga masih banyaknya salah sasaran kepada siswa yang rentan miskin bukan siswa yang sudah dikategorikan miskin. Seperti halnya di Kecamatan Patean dari 1.059 siswa yang diajukan oleh dinas pendidikan setempat tidak ada satu pun siswa yang menerima dan di Kecamatan Limbangan dari 741 siswa sekolah dasar yang diajukan hanya 51 yang menerima bantuan. dengan melihat data yang ada di Kabupaten Kendal maka akan diketahui bahwa masih banyak siswa yang seharusnya mendapatkan bantuan untuk mendapatkan biaya sekolah secara gratis namun tidak diberikan salah satunya di Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan dan apakah sudah sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan tidak sesuai dengan amanat yang sudah ditetapkan oleh Undang- Undang Dasar Pasal 31 ayat (4) bahwa 20% anggaran pendidikan untuk pemberian bantuan kepada siswa yang kurang mampu.

Sehingga hak anak untuk mendapatkan pendidikan di dalam Kabupaten Kendal Khususnya di Kecamatan Patean tidak terpenuhi sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 bahwa 20% anggaran pendidikan di ambil dari dana APBD yang seharusnya 100% terpenuhi tapi tidak sama sekali atau 0%, dengan menghubungan teori hukum gustav radburch tidak adanya keterkaitan antara keadilan , kemanfaat dan kepastian hukum terhadap program Bantuan Siswa Miskin .

Tidak adanya keadilan terhadap setiap hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan Pasal 31 Undang- Undang Dasar 1945 ayat(1) setiap warga negara berhak mengikuti pendidikan dan juga dijelaskan di dalam Ayat(2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar. sehingga tidak adanya keadilan setiap anak di Kabupaten Kendal untuk mendapatkan bantuan untuk biaya sekolah masih jelas apalagi di Kecamatan Patean

semuanya tidak mendapatkan biaya untuk sekolah, berbanding terbalik dengan Kecamatan Limbangan masih ada yang menerima .

Di dalam kemanfaatnya, masyarakat masih belum bisa memanfaatkan bantuan yang sudah diberikan kepada setiap anak untuk biaya sekolah sehari-hari disalah gunakan untuk membeli kebutuhan yang tidak penting seperti halnya untuk membeli handphone atau pulsa .

Tidak adanya kepastian hukum dari pemerintah untuk melakukan pengawasan dan evaluasi dari Pemerintah Daerah atas program bantuan siswa miskin untuk menuntaskan dan mengurangi angka buta huruf di Kabupaten Kendal.

2 Hambatan yang dihadapi dalam program pemberian Bantuan Siswa Miskin

C.2.1 Faktor Program Dinas Pendidikan ke Sekolah

Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang terungkap dari evaluasi pelaksanaan BSM. Beberapa hasil dari evaluasi dan studi berlanjut terhadap pelaksanaan Program BSM menunjukkan kelemahan dari program, yaitu terkait ketepatan penetapan sasaran BSM dimana ditemukan masih banyaknya rumah tangga tidak miskin yang menerima BSM dan jumlah beasiswa yang kurang memadai. Penetapan sasaran penerima Program BSM masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak menerima manfaat BSM,

Permasalahan klasik lain yang timbul pada setiap program bantuan pemerintah termasuk program BSM adalah penyaluran realisasi yang terlambat. Selain itu, persoalan yang sering dialami dalam penyaluran bantuan pemerintah adalah masalah pendataan yang kerapkali tidak akurat, Ada siswa yang seharusnya menerima tetapi tidak menerima sementara ada siswa yang seharusnya tidak perlu menerima bantuan tetapi diberikan bantuan

seharusnya proses pendataan siswa penerima BSM hendaknya berasal dari bawah misalnya melibatkan Rukun Tetangga(RT), Rukun Warga (RW), Kelurahan dan Sekolah, bukan ditentukan oleh Pemerintah Pusat agar meminimalisir kesalahan pendataan. Jumlah siswa penerima BSM didasarkan pada data penduduk miskin yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), padahal fluktuasi penduduk miskin di lapangan terjadi begitu cepat dan tidak masuk ke dalam data BPS yang menyebabkan data tidak akurat. Hal ini terkait dengan persoalan pendataan. Diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 tahun 2016 Pasal 12 huruf(d) Pengelola PIP tingkat Kabupaten/Kota merupakan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota yang bertugas untuk melakukan pemantauan dan evaluasi implementasi PIP di wilayah sehingga program berjalan dengan lancar.

C.2.2 Faktor kebijakan sekolah

Selain kendala dalam melakukan pendataan siswa miskin, persoalan lain yang muncul dalam hal penyaluran bantuan adalah masalah penggunaan keuangan bantuan oleh para siswa penerima. Pencairan BSM yang langsung ke rekening siswa menyebabkan sekolah tidak mampu mengontrol penggunaan BSM yang diterima siswa, akibatnya uang bantuan BSM yang diterima secara langsung oleh para siswa berpotensi disalah gunakan oleh penerima bantuan seperti untuk membeli kebutuhan yang tidak penting atau urgen misalnya handphone, pulsa atau membeli barang lainnya yang tidak menjawab kebutuhan yang riil para siswa miskin untuk membeli barang yang seharusnya untuk kebutuhan sekolah, Sekolah seyogyanya dilibatkan dalam pengelolaan BSM yang diterima oleh siswa diharapkan agar BSM yang disalurkan kepada para siswa hendaknya dapat membantu meringankan beban orang tua dan pendidikan anak-anak sekolah dan siswa yang menerima diminta untuk melaporkan penggunaan uang yang diterima dari BSM kepada Dinas Pendidikan Kabupaten.

Maka, Perlu juga untuk Meningkatkan kesadaran orang tua dan guru juga perlu mengontrol keuangan yang diterima oleh siswa.

Berdasarkan pada tabel data penerima bantuan siswa miskin yang ada bahwa hasil dari evaluasi dan studi berlanjut terhadap pelaksanaan Program BSM menunjukkan

Dokumen terkait