• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal dalam Melaksanakan Program Bantuan Siswa Miskin T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal dalam Melaksanakan Program Bantuan Siswa Miskin T1 BAB II"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

A. KAJIAN TEORI

1. OTONOMI DAERAH

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah :

“Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia”1

Menurut HAW. Widjaja Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.2

Dan Pasal 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah adalah :

“ Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan Pemerintah dan kepentingan masayrakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masayarakat dalam system Negara

Kesatuan Republik Indonesia “ 3 .

a. Urusan Pemerintahan

1

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah 2

HAW,Widjaja.Otonomi Daerah dan Daerah Otonom.Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada.2002.hal.76

3

(2)

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintah yang menjadi

kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementrian

negara dan penyelenggara Pemerintah Daerah untuk melindungi, melayani,

memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.

Pembagian urusan pemerintah :

- Urusan Pemerintah absolut yaitu Urusan Pemerintah yang sepenuhnya

menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

- Urusan Pemerintah konkuren yaitu Urusan Pemerintah yang dibagi

anatara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten

atau kota . Urusan pemerintah konkuren yang diserahkan ke Daerah

menjadi dasar pelaksanan Otonomi Daerah.

- Urusan Pemerintah umum yaitu Urusan Pemerintah yang menjadi

kewenangan Presiden kepada pemerintah.

Urusan Pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari:

Urusan Pemerintah Wajib Berkaitan dengan pelayanan dasar :

- Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan umum dan penataan ruang,

Perumahan rakyat dan kawasan permukiman, Ketentraman, ketertiban

umum, dan perlindungan masyarakat dan sosial.

(3)

- Tenaga Kerja, Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,

Pangan, Pertanahan, Lingkungan hidup, Administrasi kependudukan

dan pencatatan sipil, Pemberdayaan masyarakat dan Desa, dsb.

 Urusan Pemerintah pilihan meliputi :

- Kelautan dan perikanan, Pariwisata, Pertanian, Kehutanan, Energy

dan sumber daya mineral, Perdagangan, Industry dan Transmigrasi.

b. Asas –Asas Pemerintah Di Daerah

Sesuai dengan Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan daerah

Kabupaten Kendal bahwa Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan di bidang pendidikan, mengenai asas otonomi daerah itu

sendiri telah diatur dalam Pasal 5 ayat(4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah adalah :

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan

dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintah

kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertical di

wilayah tertentu.

Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah

dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta

(4)

Logemann dalam Hanif Nurcholis membagi Desentralisasi menjadi dua macam :

Dekontrasi atau Desentralisasi jabatan (ambtelifke decentralisatie) yaitu

pelimpahan kekuasaan dari alat perlengkapan Negara tingkatan lebih atas kepada

bawahannya guna melancarkan pekerjaan didalam melaksanakan tugas

pemerintah.

Desentralisasi ketatanegaraan (staatkundige decentralisatie) yang sering

juga disebut dengan desentralisasi politik, yaitu pelimpahan kekuasaan

perundangan dan pemerintahan kepada daerah-daerah otonom di dalam

lingkunganya. Di dalam desentralisasi politik semacam ini, rakyat dengan

menggunakan dan memanfaatkan saluran-saluran tertentu (perwakilan) ikut serta

dalam pemerintahan, dengan batas wilayah masing-masing.

c. Pengertian Pemerintah Daerah

Dalam bidang ilmiah dibedakan antara pengertian pemerintah sebagai

organ (alat) Negara yang menjalankan tugas (fungsi) dan pengertian pemerintah

sebagi fungsi pemerintah. Pemerintah sebagai organ dibedakan atas pemerintah

dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit :

Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus kekuasaan eksekutif , contoh :

Menurut UUD 1945, UUD 1950 dan Konstitusi RIS , Pemerintah inilah

Presiden yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri-Menteri

Pemerintahan dalam arti luas ialah semua organ Negara yang termasuk DPR

mempelajari mengenai Pemerintahan Daerah untuk mengetahui, memahami, dan

mendalami berbagai hal, berbagai konsep yang berkaitan dengan Peraturan

Pemerintah Daerah dan Praktinya yang berlaku di Indonesia, Istilah pemerintah

(5)

Menurut Soemantri, Istilah kata Pemerintah berasal dari kata “perintah” yang berarti menyuruh melakukan sesuatu sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah

adalah kekuasaan yang memerintah suatu Negara (daerah Negara) atau badan

tertinggi.

Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945”.4

d. Perangkat Daerah

Apabila ditelaah pasal demi pasal yang mengatur tentang Perangkat

Daerah dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ,

serta ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah dapat ditarik kesimpulan bahwa penyelenggaraan

fungsi-fungsi pemerintah daerah hamper seluruhnya dilaksanakan oleh Perangkat Daerah.

Secara garis besar, organ-organ Perangkat Daerah di daerah Kabupaten dan Daerah

Kota meliputi : Sekertariat Daerah, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Kecamatan.

Pemberian nama/nomenklatur Dinas dan Badan disesuaikan dengan perumpunan dan

klasifokasi yang telah ditentukan.

Pembentukan organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah

dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.

4

(6)

Peraturan daerah tersebut mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok

organisasi Perangkat Daerah , rincian tugas, fungsi dan tata kerja diatur dengan

peraturan Bupati.

Dasar utama penyususnan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah

adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap

penangann urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam organisasi.

Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perngkat daerah bagi masing-masing

daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

e. Dinas Kabupaten/ Kota

Dinas Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten/kota

dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati/Walikota melalui Sekertaris daerah. Dinas Kabupaten/Kota mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka

pelaksanaan tugas desentralisasi.

Pokok Pokok Materi UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Komitmen bangsa Indonesia terhadap pendidikan dengan sangat jelas tercermin pada

konstitusi negara, UUD’45, Khususnya Pasal 31 yang menegaskan bahwa setiap

warga negara berhak mendapatkan pendidikan (Ayat 1) dan setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya (Ayat 2). Skema

pembiayaan pendidikan oleh pemerintah tersebut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan

Pendidikan. Kemiskinan merupakan masalah yang sampai saat ini belum

(7)

upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia, seperti

pemberian subsidi tersebut berbentuk kebijakan yang telah ada dan dilakukan oleh

pemerintah untuk pendidikan bagi siswa yang kurang mampu :

a. Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Sebagai upaya mengatasai permasalahan tersebut, pemerintah mengeluarkan program

baru untuk menangani masalah pendidikan bagi siswa yang kurang mampu yang disebut

Bantuan Siswa Miskin (BSM). Hal ini didasarkan pada Undang-Undang nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap peserta didik berhak

mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu.

Sebagai implementasi dari UU tersebut pemerintah telah menetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dimana dalam Pasal 2 ayat

1 berbunyi bahwa pendanaan pendidikan mejadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat dan tertuang didalam Permendikbud No.12 Tahun 2015

tentang Program Indonesia Pintar (PIP). Berdasarkan peraturan tersebut dalam rangka

pemerataan pendidikan khususnya memberikan kesempatan kepada anak yang berasal dari

keluarga kurang mampu agar dapat tetap bersekolah, pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama RI memberikan Bantuan Siswa

Miskin (BSM).

Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah Program Nasional yang bertujuan untuk

menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu

siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak mencegah putus sekolah

menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan

(8)

hingga menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah. Sumber dana bantuan

ini adalah dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Menurut Juknis Tahun 2016 BSM merupakan satu dari empat kompensasi yang akan

diberikan Pemerintah kepada masyarakat. Program ini merupakan program nasional yang

bertujuan untuk menghilangkan halangan bagi siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah

dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak,

mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa

memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu

kelancaran program sekolah. Berdasarkan buku Petunjuk Teknis (Juknis) BSM taun 2016

Sesuai dengan petunjuk teknis yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan bahwa tujuan diberikannya Bantuan Siswa Miskin memberikan peluang kepada

anak usia 6 sampai 21 utuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat di satuan

pendidikan sekolah dasar, menengah atau yang sederajat dari keluarga kurang mampu untuk

sampai ke jenjang menengah Universal dan Mencegah siswa miskin putus sekolah akibat

kesulitan ekonomi sehingga program Bantuan Siswa Miskin memiliki landasan hukum yang

menjadi pedoman, Program ini bersifat bantuan langsung kepada siswa dan bukan beasiswa,

karena berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi (beasiswa)

mempertimbangkan kondisi siswa, sedangkan beasiswa diberikan dengan

mempertimbangkan prestasi siswa .

Dana BSM diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi

dengan besaran sebagai berikut:

1. BSM SD & MI sebesar Rp 225.000 per semester atau Rp 450.000 per tahun.

2. BSM SMP/MTs sebesar Rp 375.000 per semester atau Rp 750.000 per tahun

(9)

Sumber dana ini diambilkan dari dana APBN .alokasi ini tertuang dalam DIPA lingkup

kementerian pendidikan dan kebudayaan dan DIPA lingkup kementerian agama dan

Penerima dana BSM yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah

siswa miskin dan rentan pada Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan swasta

yang telah memenuhi kriteria sesuai pedoman/petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dana BSM dapat dimanfaatkan untuk:

1. Pembelian perlengkapan siswa (misalnya buku pelajaran, alat tulis, sepatu dan tas)

2. Biaya transportasi siswa ke sekolah/madrasah

3. Uang saku siswa untuk sekolah .

Penerima dana BSM yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

adalah siswa miskin dan rentan pada Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta yang telah

memenuhi kriteria sesuai pedoman/petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama .

Berdasarkan hasil evaluasi terkait pelaksanaan Program BSM pada periode sebelum

2012, Sekretariat TNP2K ( Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)

kemudian mengusulkan rekomendasi kebijakan untuk memperbaiki pelaksanaan program

BSM kepada Kemendikbud dan Kemenag sebagai pelaksana Program BSM. Rekomendasi

perbaikan program dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan untuk:

Memastikan keberlanjutan pendidikan siswa penerima program BSM dari

keluarga/rumah tangga miskin antar kelas dan jenjang pendidikan terutama bagi siswa/peserta

(10)

siswa miskin dan rentan maupun anak yang belum dan tidak lagi bersekolah. Nilai/manfaat

Program BSM juga terus dipastikan ada peningkatan agar kebutuhan personal pendidikan

siswa/peserta didik dari keluarga miskin dan rentan, dapat terpenuhi dengan lebih baik.

Tahapan pelaksanaan rekomendasi kebijakan ini dilakukan sesuai dengan

karakteristik pelaksanaan Program BSM. Pelaksanaan Program BSM memiliki karakteristik

program yang cukup kompleks dan unik dari segi pelaksanaan secara kebijakan, teknis

maupun administratif. Salah satu contoh adalah program ini dilaksanakan oleh beberapa

Direktorat Pelaksana teknis di dua Kementerian yang berbeda (Kemdikbud dan Kemenag),

yaitu Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Pembinaan SMA,

Direktorat Pendidikan SMK, dan Direktorat Pendidikan Madrasah.5

Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan yang diusulkan oleh Sekretariat TNP2K

untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan Program BSM, direncanakan secara

bertahap melalui proses advokasi, lokakarya teknis serta kegiatan koordinasi (baik formal

maupun informal) yang intensif sejak awal tahun 2012 dengan Kemdikbud dan Kemenag.

Advokasi dan koordinasi yang terus dilakukan oleh Sekretariat TNP2K penting untuk

memastikan agar kedua Kementerian tersebut memiliki komitmen dan pemahaman yang

sama terutama mengenai pentingnya perbaikan ketepatan sasaran program, ketepatan

jumlah dan ketepatan waktu penyaluran, agar di dalam rekomendasi kebijakan perbaikan

program, kedua Kementerian dapat berkontribusi dan turut serta secara aktif dalam

memantau dan mengevalusi efektifitas perbaikan program dengan baik.

Reformasi yang pertama kali dilakukan oleh TNP2K adalah melakukan perbaikan

penetapan sasaran BSM. Perbaikan ini dilakukan dengan dua mekanisme. Mekanisme

5

(11)

yang pertama adalah pemanfaatan informasi yang tercantum dalam Basis Data Terpadu

(BDT) sebagai sumber data calon siswa penerima BSM. Mekanisme yang kedua terkait

dengan proses alur usulan siswa calon penerima BSM dengan berpedoman kepada

petunjuk teknis Bantuan Siswa Miskin yang pengelolaan sudah diatur dari tingkat

sekolah/madrasah hingga ke tingkat pusat setiap tingkat pengelola BSM memiliki peran

dan tugas masing-masing.

Pengelolaan dana BSM pada tingkat sekolah adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah, Guru yang ditunjuk dan Komite Sekolah dengan memiliki tugas untuk

mensosialisasikan kepada guru, komite dan orang tua siswa dan bersama komite sekolah

memverivikasi dan mengidentifikasi calon penerima bantuan yang akan diusulkan ke

kabupaten/kota sesuai persyaratan dan prioritas siswa tidak lupa melengkapi data. Sasaran

dari penerima program BSM dan meningkatkan cakupan penerima BSM yang berasal

dari keluarga/rumah tangga miskin, dengan memanfaatkan informasi dari BDT dan

melalui pengiriman Kartu Calon Penerima BSM (selanjutnya disebut sebagai Kartu BSM)

di tahun 2012 dan di tahun 2013 – melalui pengiriman Kartu Perlindungan Sosial/KPS.6

Pemerataan pendidikan ini belum dilakukan secara merata terutama di kalangan

masyarakat miskin. Pendidikan di Indonesia yang relatif mahal dan mayoritas penduduk

Indonesia yang hidup dalam kemiskinan membuat pendidikan itu tidak merata dikalangan

masyarakat miskin. Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi

ketidakmerataan pendidikan ini dengan cara Wajib Belajar Sembilan Tahun, pemberian

beasiswa-beasiswa bagi masyarakat yang kurang mampu atau miskin, kemudian muncul

bantuan yang khusus untuk kalangan masyarakat miskin yang sering disebut Bantuan

Siswa Miskin (BSM). Walaupun sudah diadakan sekolah gratis melalui Bantuan Siswa

6

(12)

Miskin (BSM). Namun bantuan yang diberikan belum merata. Masih banyak masyarakat

miskin yang tidak mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan, padahal seluruh

rakyat berhak mendapatkan pendidikan yang layak, Sasaran penerima Program BSM

masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/

rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak

menerima manfaat BSM serta masih manualnya cara yang digunakan dalam merankingan

penerima BSM tersebut.

Oleh karena itu, agar proses perankingan penerima BSM menjadi lebih objektif dan

praktis, sebaiknya dilakukan Secara komputerisasi, yaitu dengan mengembangkan suatu

aplikasi yang mengimplementasikan metode-metode yang dapat mempermudah proses

dalam pengambilan keputusan serta dapat membantu dalam meningkatkan ketepatan

sasaran dari penerima program BSM tersebut. Sehingga pemerintah mengembangkan

kebijakan demokrasi untuk pendidikan bagi siswa yang kurang mampu Peran negara

dalam bidang pendidikan di negara demokrasi seharusnya bersifat akomodatif terhadap

kepentingan warga negaranya di bidang pendidikan. Namun peran negara dalam bidang

pendidikan bisa saja dilaksanakan dalam rangka melegitimasi dan mempertahankan

status-quo. Upaya ini biasanya dilakukan merasuk dalam sistem pendidikan dalam hidden

curriculum. Atau menurut Michael W. Aplle politik kebudayaan suatu negara disalurkan

melalui lembaga – lembaga pendidikan.7

Masalah mahalnya pendidikan antara lain disebabkan kurang adanya komitmen

dari pemerintah maupun partai politik untuk memprioritaskan bidang pendidikan. Ini

terlihat dari anggaran pendidikan yang sangat minim. Negara sebagai penanggung jawab

utama pendidikan nasional seharusnya menyediakan fasilitas pendidikan yang realistik

7

(13)

dan memadai. Secara normatif dalam sejarah pernah ada kebijakan negara yang

mengamanatkan anggaran pendidikan 25% dari APBN (Tap MPRS No.

XXVII/MPRS/1966). Begitu pula di era reformasi UUD 1945 mengamanatkan anggaran

pendidikan 20 % dari APBN. Dalam kenyataan empirik dana pendidikan dewasa ini

diperkirakan hanya sekitar 4 % dari APBN. Ironisnya DPR dan partai politik tidak ada

yang protes.

Maka dari itu hak untuk memperoleh pendidikan sebagai hak bangsa, juga dianut

dalam konstitusi kita (Undang-Undang Dasar NRI 1945); dalam pembukaannya

eksplisit ditegaskan ”membentuk suatu pemerintahan yang mencerdaskan kehidupan

bangsa…” Bahkan keterlibatan negara menanggung perwujudan hak demikian masih

ditegaskan lagi dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD NRI 1945) yang terdiri atas 6 (enam) ayat:

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan;

2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayaianya;

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,

yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang;

4. Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen

dari anggaran pendapatan belanja negara serta dari pendapatan belanja daerah untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional;

5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan

(14)

Selain itu, masih pula hak tersebut terderivasi dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor

39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang menegaskan “setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, dan

meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa,

bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi

manusia.”8

Hanya saja dalam kondisi faktualnya, ternyata hak untuk memperoleh pendidikan

tersebut tereliminasi secara perlahan. Mulai dari penjabaran lebih lanjut dari UUD NRI

1945 ke dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Undang-Undang Sisdiknas) dan segala peraturan pelaksanaannya hingga pada

tataran realisasi kebijakannya, tidak lagi selayaknya menempatkan negara dalam domain

penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara melalui pranatanya untuk

mengurusi pendidikan formal sebagaian urusan pendanaan dan pemenuhan hak bagi yang

tidak mampu terabaikan.

Institusi pendidikan dianjurkan dalam status badan hukum, kendati dimaksudkan

untuk meningkatkan penyemerataan tanpa nirlaba, tapi pada kenyataannya institusi

pendidikan “dibajak” untuk kepentingan bisnis. Sengaja dibentuk dalam format mandiri,

sekolah bertaraf internasional, sekolah jarak jauh, hingga membuka keran investor untuk

menanamkan modal ke dalam insitusi pendidikan merupakan konkretisasi negara telah

melepaskan diri dari perwujudan hak bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan.

Dalam tataran implementatif yang mengacu pada hasil kebijakan pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan, pada hakikatnya juga tidak sesuai dengan pengharapan.

Sebuah anomali pendidikan yang diharapkan untuk mencerdaskan dan mampu berdaya

8

(15)

saing dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas, justru mengalami degradasi

dalam daya cipta, rasa dan karsa. Dari jumlah presentase yang diproduksi oleh institusi

pendidikan masih rendah dalam menghasilkan publikasi karya ilmiah hingga inovasi

dalam bidang tekhnologi. Termasuk dalam segi karsa dan rasa, produk institusi

pendidikan tidaklah menunjukan hasil yang berintegritas terhadap aparatur sipil negara

untuk mengurusi pemerintahan, pembuktian demikian cukup dengan menyodorkan

terpidana korupsi yang berasal dari struktur pemerintahan dengan rata-rata bergelar

sarjana.

Pemerintah Indonesia sampai sekarang belum memiliki political will untuk

memprioritaskan pendidikan untuk perbaikan ekonomi dan sumber daya manusia.

Sesungguhnya telah banyak bukti seperti dinyakatan Lauritz-Holm Nielson (Lead

Specialist for Higher Education, Science and Technology the World Bank) pada acara

International Conference Higher Education Reform 2001 di Jakarta bahwa pendidikan

tinggi merupakan kunci terpenting dalam pembangunan ekonomi secara global.

Akumulasi penguasaan pengetahuan dapat menjadi keunggulan kompetitif suatu negara.

Selanjutnya Nielson menyatakan di negara – negara maju,.9

Begitu pula dibutuhkan sebuah partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan guna untuk membantu penuntasan wajib belajar 12 tahun mulai cenderung

memiliki orientasi bisnis yang kuat. Tidak mudah bagi mereka yang berada pada level

menengah ke bawah bisa menikmati pendidikan di sekolah swasta. Partisipasi

masyarakat dalam menuntaskan wajib belajarpun masih memprihatinkan. Misalnya bisa

dilihat indikatornya masih banyaknya usia wajib belajar belum memperoleh pendidikan.

Oleh karena itu biaya pendidikan dirasakan oleh masyarakat semakin relatif mahal.

9

(16)

Meskipun pengeluaran penduduk untuk pendidikan di Indonesia (tahun 2001 – 2002) masih rendah yakni 1,3 % dari total PDB sebesar 662,9 miliar dollar AS. Pada sisi lain

banyak fasilitas pendidikan yang jauh dari layak. Sementara itu rakyat tidak banyak bisa

berbuat banyak untuk mempengaruhi perumusan kebijakan pendidikan.

Muchtar Bukhori salah seorang pakar pendidikan Indonesia menilai” Kebijakan pendidikan kita tak pernah jelas. Pendidikan kita hanya melanjutkan pendidikan yang

elite dengan kurikulum yang elitis yang hanya bisa ditangkap oleh 30 % anak didik”,

sedangkan 70% lainnya tidak bisa mengikuti. (Kompas, 4 September 2004). Padahal

kondisi daerah di Indonesia dilihat dari sisi SDM-nya sangat kompleks. Maka tidak

mengherankan apabila banyak terjadi kejanggalan, misalnya daerah yang SDA-nya

tinggi tetapi SDM-nya rendah. 10

Kesenjangan di atas, apabila tidak segera dilakukan pembuatan kebijakan

pendidikan yang jelas orientasinya dapat memicu disintegrasi. Orientasi kebijakan

pendidikan yang diperkirakan dapat memperkuat integrasi nasional adalah meningkatkan

mutu SDM dan pemerataannya di daerah. Dengan demikian kebijakan pemerintah pusat

lebih pada pengendalian mutu, sedangkan daerah diberikan keluasan untuk secara kreatif

mengembangkan berbagai kebijakan teknis yang dianggap tepat dengan berpedoman pada

mutu standar nasional. Untuk mewujudkan pendidikan yang murah bagi kalangan miskin,

ada beberapa langkah kongkrit dan strategis yang bisa diambil seperti ;

1. Janganlah kemiskinan dijadikan penyebab terhambatnya anak bangsa untuk

memperoleh pendidikan. Pendidikan yang bermutu harus bisa diakses dan dinikmati

oleh segenap komponen anak bangsa secara adil dan merata. Dan, negara harus

10

(17)

menanggung sepenuhnya segala biaya pendidikan mereka. Mereka harus dibebaskan

dari beban biaya pendidikan.

2. Pengalokasian anggaran pendidikan dari APBN dan APBD. Pemerintah dan

pemerintah daerah harus fokus pada bagaimana anggaran 20% bisa direalisasikan

dengan nyata dan konsisten. UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) mengamanatkan bahwa

negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN

dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Bahkan, UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 49 ayat (1) menegaskan bahwa

dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan

minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD.

2. HAK ANAK ATAS PENDIDIKAN

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang

sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi

untuk menjaga kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan

masyarakat, yang tidak boleh diabaikan, dirampas atau diganggu gugat siapapun.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 telah menjelaskan secara terperinci

tentang HAM yang diantaranya adalah hak untuk hidup, hak untuk berkeluarga, hak

untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi dan hak untuk memperoleh

pendidikan.

Menurut Pasal 31 (Ayat 1) Undang- Undang Dasar sudah dijelaskan bahwa

“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”

Salah satu bentuk perwujudan dari pemberdayaan secara konstitusional yaitu

(18)

Hak Asasi Manusia yang mencantumkan hak anak dalam memperoleh pendidikan

yaitu pasal 60 ayat (1) dan (2) yang menyatakan (1) "setiap anak berhak untuk

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya

sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya; Sedangkan ayat (2)

menyatakan "setiap anak berhak mencari, menerima, memberikan informasi sesuai

dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang

sesuai dengna nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014

menjelaskan setiap anak berhak mendapatkan pendidikan

“ Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan

dipenuhi oleh Orang Tua, Keluarga, Masyarakat, Negara, Pemerintah, dan Pemerintah

Daerah”.11

Menurut Pasal 9 ayat (1) Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014

menjelaskan mengenai hak anak atas pendidikan.

“ Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat “ .12

Hak anak atas pendidikan juga diatur didalam Konvensi Hak Anak

Dalam menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan

pendidikan, Konvensi Hak Anak (Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990) kembali

digunakan sebagai alat ukurnya. Hal ini dikarenakan konvensi ini diakui sebagai

11

Pasal 1 ayat(1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak 12

(19)

pengaturan yang paling komprehensif mengenai hak anak dan negara-negara yang

meratifikasi wajib melakukan upaya pemenuhannya

Hak-hak anak dalam KHA dapat dikelompokkan menjadi empat bagian :

a. Membuat pendidikan dasar suatu kewajiban dan tersedia secara cuma-cuma .

b. Mendorong pengembangan bentuk-bentuk pendidikan menengah yang berbeda,

termasuk pendidikan umum dan kejuruan, menyediakan pendidikan tersebut untuk

setiap anak, dan mengambil langkah-langkah yang tepat seperti penerapan pendidikan

cuma-cuma dan menawarkan bantuan keuangan bila diperlukan.Membuat pendidikan

tinggi terjangkau untuk semua anak berdasarkan kemampuan, dengan semua cara

yang layak untuk mengurangi angka putus sekolah.13

3. PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DIKABUPATEN KENDAL

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal Pasal 15 huruf (d)

bahwa setiap anak akan mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang

orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.14

Tujuan adanya bantuan atau mendapatkan biaya pendidikan dalam

Mengurangi hambatan siswa miskin dalam mengkases layanan pendidikan, mencegah

angka putus sekolah & menarik siswa miskin untuk bersekolah kembali, membantu

siswa miskin memenuhi kebutuhan personal dalam kegiatan pembelajaran,

mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun, pendidikan dasar

13

.Pasal 28 Konvensi Hak Anak (Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990) 14

(20)

dan mengurangi angka buta huruf, pelaku pencurian bahkan anak jalanan di

Kabupaten Kendal.

Setiap anak wajib mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan dalam

pendidikan untuk menuntaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Kendal. Tidak lupa diperlukan partisipasi atau kesadaran setiap warga

negara untuk menuntaskan program wajib belajar sebagaimana dimaksud di dalam

Pasal 32 ayat(1). memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada

tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/Mts serta satuan pendidikan yang

sederajat) dan menyediakan, sesuai dengan Pasal 13 ayat(2) dijelaskan satuan

pendidikan wajib mengalokasikan paling sedikit 20% dalam proses penerimaan

peserta didik baru bagi keluarga miskin/ tidak mampu, disamping itu Pemerintah

daerah juga memilik hak untuk melakukan monitoring kepada setiap satuan

pendidikan.

Pemerintah daerah tidak hanya miliki hak namun juga memilik kewajiban

yang harus dilaksanakan yang sudah diatur dalam Pasal 21 huruf (a) Peraturan Daerah

Nomor 10 Tahun 2012 dalam melaksanakan tugas keprofesionalan tenaga

kependidikan berkewajiban : “Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan setiap tugas pokok dan fungsinya”. Dan juga diatur di dalam Pasal 32 “ Pemerintah Daerah wajib menuntaskan program wajib belajar Pendidikan

dasar 12 (dua belas) tahun dan setiap warga masyarakat juga wajib berpartisipasi

dalam menuntaskan program wajib belajar sebagaimana pada ayat (1). Sehingga

Pemerintah Daerah wajib memperhatikan hak dan kewajiban Guru dan tenaga

(21)

pendidikan daerah sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal.

Sudah dipertegas juga dengan Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Dasar

“ Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya”. diatur pula di dalam Pasal 33 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan

penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Kendal yang menjelaskan

“ Pemerintah Daerah menjamin tersedianya dana, sarana dan prasarana Pendidikan,

Pendidik dan/Tenaga Kependidikan untuk mensukseskan wajib belajar 12 tahun ” 15

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

dimana dalam Pasal 2 ayat 1 berbunyi “ bahwa pendanaan pendidikan mejadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat ” dan tertuang didalam Permendikbud No.12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia

Pintar (PIP). 16

“Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan

potensidirinya melalui proses pembelajaran dan / atau cara lain yang dikenal dan

diakui oleh masyarakat dan Pemerintah.”

Sesuai amanat dan alinea ke empat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu :

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

15

Pasal 33 ayat(1) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Kendal

16

(22)

2. Memajukan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Hak untuk memperoleh pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara.

Lebih-lebih di negeri yang angka buta hurufnya menakjubkan, terutama negeri yang

masih dipenuhi wabah. Pendidikan adalah tangga untuk mobilitas kelas, bersama

dengan pendidikan seseorang merubah nasibnya. Pendidikan juga sebaiknya melatih

kemampuan solidaritas dan kepekaan.

Karena dampak sosial yang besar itulah, pendidikan memiliki peran penting.

Tingginya angka putus sekolah membuat pendidikan jauh dari akses mereka.

Sebaiknya pemerintah turun langsung menangani pendidikan di indonesia dengan

cara memberlakukan dana BSM secara adil dan merata diseluruh indonesia supaya

masyarakat mendapatkan hak pendidikan yang harus mereka dapatkan. Selain itu,

pendidikan karakter , pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan akhlaq dan

pendidikan budi pekerti harus dtanamkan sejak dini supaya pendidikan di indonesia

semakin maju dan hak mendapatkan pendidikan harus didapatkan oleh semua

masyarakat indonesia.

Pada hakikatnya pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara

Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah diakui dan

sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana tertuang dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa:” Setiap warga

negara berhak mendapat pendidikan”. Hak memperoleh pendidikan ini diperjelas

(23)

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Selanjutnya pada ayat (3)

dituangkan pernyataan yang berbunyi:” Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang

diatur dengan undang-undang”.

Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara berhak

memperoleh pendidikan yang layak terutama pendidikan dasar. Selain membahas

tentang pendidikan sebagai suatu hak, pasal 31 juga mempertegas bahwa pendidikan

(terutama pendidikan dasar) merupakan kewajiban bagi setiap warga negara dan

pemerintah wajib membiayainya.17

5.TEORI HUKUM MENURUT GUSTAV RADBURCH

Gustav Radbruch adalah seorang filosof hukum dan seorang legal scholar

dari Jerman yang terkemuka yang mengajarkan konsep tiga ide unsur dasar hukum.

Ketiga konsep dasar tersebut dikemukakannya pada era Perang Dunia II. Tujuan

hukum yang dikemukakannya tersebut oleh berbagai pakar diidentikkan juga sebagai

tujuan hukum Adapun tiga tujuan hukum tersebut adalah kepastian, keadilan, dan

kemanfaatan.

Faktanya apakah ketiga unsur tujuan hukum tersebut tidak menimbulkan

masalah . Karena tidak jarang antara kepastian hukum terjadi benturan dengan

keadilan, benturan antara kepastian hukum dengan kemanfaatan, dan antara keadilan

dengan kepastian hukum. Dapat diambil contoh dalam sebuah perkara hukum, kalau

17

(24)

hakim diharuskan mengambil keputusan yang adil maka rasa adil dari pihak lain

tentu akan dikorbankan.

Jika ingin menegakkan keadilan maka tentu kemanfaatan dan kepastian

hukum harus dikorbankan. Meskipun memang antara penggugat dan tergugat

memiliki nilai atau rasa adil yang berbeda-beda. Keadilan bisa saja lebih diutamakan

dan mengorbankan kemanfaatan bagi masyarakat luas. Maka atas teorinya Gustav

Radbruch mengajarkan adanya skala prioritas yang harus dijalankan, dimana

perioritas pertama selalu keadilan, kemudian kemanfaatan, dan terakhir barulah

kepastian hukum. Hukum menjalankan fungsinya sebagai sarana konservasi

kepentingan manusia dalam masyarakat. Tujuan hukum mempunyai sasaran yang

hendak dicapai yang membagi hak dan kewajiban antara setiap individu didalam

masyarakat. Hukum juga memberikan wewenang dan mengatur cara memecahkan

masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.

Tujuan hukum perlu diketahui objek kajiannya yang jelas. Untuk itu perlu

dipahami dasar dan latar belakang dari objek pembahasan tersebut. Hal ini sangat

penting demi memudahkan dalam pemahamannya. Kajian dari tujuan hukum ini

berorientasi agar uraian pengertian dan batasan topik masalah mudah untuk

dipahami.

Berbicara mengenai tujuan hukum pada umumnya menurut Gustav Radbruch

memakai asas prioritas. Asas prioritas tersebut dijadikan sebagai sebagai tiga nilai

dasar tujuan hukum yaitu : keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Setiap

hukum yang diterapkan memiliki tujuan spesifik. Misalnya, hukum pidana memiliki

tujuan spesifik dibandingkan dengan hukum perdata, hukum formal mempunyai

tujuan spesifik jika dibandingkan dengan hukum materil. Tujuan hukum adalah

(25)

akan menimbulkan masalah. Tidak jarang antara kepastian hukum berbenturan

dengan kemanfaatan, antara keadilan dengan kepastian hukum, dan antara keadilan

terjadi benturan dengan kemanfaatan. Contoh yang mudah untuk dipahami adalah

jika hakim dihadapkan dalam sebuah kasus untuk mengambil sebuah keputusannya

adil. Pembaruan oleh hakim melalui putusannya juga tidak bisa dilakukan secara

maksimal, selain pengaruh civil law system yang menghendaki hakim mendasarkan

diri secara ketat pada bunyi undang-undang meski undang-undang tersebut telah

ketinggalan zaman. Maka penerapan keadilan dalam pembuatan putusan bukanlah

hal mudah untuk dilakukan.

Paradigma berpikir hakim juga lebih condong pada mendasarkan diri pada

filsafat positivisme hukum. Melihat dari sudut pandang ini tujuan utama hukum

menjadi bukan keadilan melainkan kepastian. Hanya hal yang bersifat pasti saja yang

dapat dijadikan ukuran kebenaran. Ukuran adil cenderung disesuaikan dengan rasa

keadilan pribadi masing-masing. Masyarakat pada umumnya masih beranggapan

putusan hakim yang ada masih kaku dengan dengan bunyi aturan dalam

undang-undang.

Keadilan adalah hak asasi yang harus dinikmati oleh setiap manusia yang

mampu mengaktualisasikan segala potensi manusia. Tentu dalam hal ini akan

memberikan nilai dan arti yang berbeda keadilan yang berbeda untuk terdakwa dan

pihak lain yang jadi korban ketika hakim membuat putusan. Maka dalam hal ini bisa

saja keadilan akan berdampak pada kemanfaatan bagi masyarakat luas. Tetapi ketika

kemanfaatan masyarakat luas yang harus dipuaskan, maka nilai keadilan bagi orang

tertentu mau tidak mau akan dikorbankannya. Maka keadilan, kemanfaatan dan

(26)

Hukum memiliki fungsi tidak hanya menegakkan keadilan tetapi juga

menegakkan kepastian dan kemanfaatan. Berkaitan dengan hal tersebut asas prioritas

yang telah ditelurkan Gustav Radbruch menjadi titik terang dalam masalah ini.

Prioritas keadilan dari segala aspek lain adalah hal penting. Kemanfaatan dan

kepastian hukum menduduki strata dibawah keadilan. Faktanya sampai saat ini

diterapkannya asas prioritas ini membuat proses penegakan dan pemberlakuan

hukum positif di Indonesia masih dapat berjalan.

Faktanya dilapangan ketiga tujuan hukum yang ditelurkan Gustav Radbruch

tetap saja ada pertetangan. Dalam teori filsafat hukum juga selalu mengagungkan

keadilan, mulai teori hukum alam sejak Socrates hingga Francois Geny, selalu

mempertahankan keadilan sebagai mahkota hukum. Banyak teori mengenai keadilan

dan masyarakat yang adil, semua menegaskan bahwa keadilan harus diagungkan.

Keadilan harus dinomorsatukan, dan keadilan harus di atas segala-galanya untuk

selalu diperjuangkan oleh setiap manusia. Itulah keadilan yang seharusnya selalu

diperjuangkan.

Maka demi tercapainya tujuan hukum yang menuntut kedamaian,

ketentraman, kesejahteraan dan ketertiban dalam masyarakat. Asas prioritas dalam

tujuan hukum yang ditelurkan Gustav Radbruch dapat dijadikan pedoman. Apalagi

dengan kondisi masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang. Asas

prioritas yang mengedepankan keadilan daripada manfaat dan kepastian hukum

menjawab persoalan kemajemukan di Indonesia. Tetapi menjadi catatan penerapan

asas prioritas dapat dilakukan selama tidak mengganggu ketenteraman dan

kedamaian manusia selaku subjek hukum dalam masyarakat. 18

18

(27)

Menurut teori hukum gustav radburch bahwa keadilan mengenai hak anak

untuk mendapatkan pendidikan yang layak , manfaat dengan adanya bantuan ini

diharapkan dapat terpenuhinya hak anak dalam pendidikan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat, dan mendapatkan kepastian bahwa setiap anak mendapatkan

haknya untuk mendapatkan layanan pendidikan guna untuk menuntaskan program

wajib belajar yang sudah disesuaikan oleh pemerintah guna untuk mengembangkan

minatnya .

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Tentang Kabupaten Kendal

Pemerintah Daerah Merupakan Koordinator semua instansi sektoral dan kepala

daerah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan

pengembangan wilayahnya yang 19mencakup segala bidang kehidupan, dan bidang

pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Kendal melaksanakan pembangunan yang memiliki arah dan tujuan tertentu yang

harus dicapai melalui pembangunan disemua bidang, salah satunya adalah bidang

pendidikan. Hal ini berarti pembangunan pendidikan kabupaten Kendal merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan Kabupaten Kendal.

Kabupaten Kendal adalah salah satu wilayah Kabupaten di Jawa Tengah dengan

luas wilayah keseluruan sekitar 1.002.23 km2 atau 100.223 hektar. Letak Kabupaten

Kendal berbatasan langsung dengan Kota Semarang berjarak kurang lebih 31 km.

Selain itu, posisinya yang berada dijalur pantura memberikan keuntungan dalam

perkembangan pembangunan daerah di Kabupaten Kendal. Dilihat dari jumlah

penduduk Kabupaten Kendal sampai dengan pertengahan tahun 2015 mencapai

(28)

1.903.429 jiwa yang terdiri dari laki-laki 961.172 jiwa (50.18%) dan perempuan

942.257 jiwa (49.82%) .

Namun pada tahun 2015 angka kemiskinan di Indonesia sebesar 28.592.792 jiwa

atau sekitar 11,22 persen dengan garis kemiskinan Rp. 330.776,00, sedangkan angka

kemiskinan di Jawa Tengah 4.577.038 jiwa atau 11,22 persen dengan garis

kemiskinan Rp. 297.851,00. Tahun 2015 Kabupaten Kendal mempunyai garis

kemiskinan Rp. 301.449,00 dengan angka kemiskinan sebesar 109.270 jiwa atau

11,62 persen. Memahami angka kemiskinan di Kabupaten Kendal artinya ada sekitar

11,62 persen penduduk di Kabupaten Kendal yang hidup di bawah garis kemiskinan

atau dengan kata lain masih ada 11,62 persen penduduk di Kabupaten Kendal yang

rata – rata pengeluaran perkapita perbulannya kurang dari Rp.301.449,00. Jika dibandingkan tahun 2014, di Kabupaten Kendal terjadi penurunan angka kemiskinan

sebesar 0,18 persen, hal ini merupakan capaian yang baik mengingat ada beberapa

Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami kenaikan angka

kemiskinan.Upaya penurunan angka kemiskinan harus terus dilakukan oleh

pemerintah agar pembangunan berjalan dengan cepat.Semoga fokus pemerintah

bukan hanya penurunan kemiskinan secara kuantitas saja,tetapi juga menaikkan

kehidupan mereka menjadi lebih berkualitas.20

2. Kedudukan dan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal

Dinas Pendidikan merupakan salah satu bagian perangkat daerah yang

dapat menyelenggarakan sekuruh urusan yang menyangkut tentang pendidikan.

Dinas daerah selama ini menangani pelaksanaan tugas-tugas yang diserahkan

20

(29)

kepadanya semakin memiliki wewenang yang sangat penting dalam Pemerintah

Daerah.

Demikian pula halnya dengan Dinas Pendidikan yang memiliki tugas dan

fungsi yang tidak kalah penting dengan dinas yang lainnya dalam prinsip

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungannya

masing-masing maupun antara satuan organisasi dalam lingkungan Pemerintah yang

disesuaikan dengan tugas-tugasnya. Dinas pendidikan dalam melaksanakan

tugas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan Kebijakan teknis

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur

Dinas Pendidikan di pimpin langsung oleh Kepala dinas. Kepala dinas

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris

daerah. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata

Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Kendal yang Kemudian dijabarkan dengan Peraturan

Bupati Kendal Nomor 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian

(30)

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Kendal yang kemudian dijabarkan dengan Peraturan

Bupati Kendal Nomor 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi,

Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Tata Kerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten

Kendal adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas, dibantu oleh :Sekretaris, dibantu oleh :

1. Sekretaris;

2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar;

3. Kepala Bidang Pendidikan Menengah;

4. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal;

(31)

6. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

7. Kelompok Jabatan Fungsional;

2. Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan;

3. Kepala Sub Bagian Keuangan;

4. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

5. Kepala Bidang Pendidikan Dasar, dibantu oleh :

6. Kepala Seksi TK/SD;

7. Kepala Seksi SMP;

8. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar;

9. Kepala Bidang Pendidikan Menengah, dibantu oleh:

10.Kepala Seksi SMA;

11.Kepala Seksi SMK;

12.Kepala Seksi Sarana Dan Prasarana Pendidikan Menengah;

13.Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal, dibantu oleh:

14.Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini;

15.Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat;

16.Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal dan Informal;

17.Kepala Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dibantu oleh :

18.Kepala Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;

19.Kepala Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan

Menengah;

20.Kepala Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non

Formal dan Informal.

Dalam rangka mendukung pembangunan pendidikan secara komprehensif, Struktur

(32)

sebagai berikut :

1. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan ;

2. Kepala SKB Cepiring, dibantu oleh :

a. Kepala Subag Tata Usaha.

b. Tenaga Fungsional / Guru Pamong .

Masing-masing bagian memiliki tugas pokok dan fungsi sendiri sesuai dengan

penjelasan dari Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas

Pokok, fungsi dan uraian tugas .

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal

Sesuai yang sudah dijelaskan di Pasal 5 dalam Peraturan Daerah Nomor 17

Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Kendal

dan sesuai dengan penjelasan dari Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2011 tentang

Penjabaran Tugas Pokok, fungsi dan uraian tugas dari masing-masing bagian,

menjelaskan :

“Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang

pendidikan.” Dan Penjabaran dari masing-masing bagian Tugas Pokok, Fungsi dan

Uraian Tugas :

1. Kepala Dinas Pendidikan

1. Tugas Pokok :

(33)

2. Fungsi :

a : Perumusan kebijakan teknis dibidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak Usia

Dini, serta Non Formal dan Informal.

b : Penyelenggaraan urusan pemerintah bidang pendidikan.

c : Pembinaan dan Pelaksanaan tugas bidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak

Usia Dini, serta Non Formal dan Informal.

d : Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

3. Rincian Tugas :

a : Merumusakn program kerja dan anggaran Dinas Pendidikan

b : Merumuskan kebijakan dibidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak Usia

dini serta Non Formal Dan Informal.

c : Menetapkan kebijakan teknis dibidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak

Usia Dini serta Non formal dan Informal.

2.

Sekretariat

(34)

Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas untuk merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di bidang perencanaan,

monitoring, evaluasi, pelaporan, administrasi umum,kepegawaian, dan keuangan.

2. Fungsi :

a . Pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, dan rumah tangga Dinas.

b . Pengelolaan administrasi keuangan Dinas dan

c . Pelaksanaan perencanaan, monitoring evaluasi, dan pelaporan kegiatan

Dinas.

3. Rincian Tugas

a. Menyusun program kerja dan anggaran Sekretariat berdasarkan rangkuman

rencana Subbagian-Subbagian.

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas bidangnya, dan

mengarah kepada pelaksanaan kegiatan.

c. Mengordinasikan penyusunan program kerja Dinas

d. Mengoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggran dengan seluruh

Bidang di lingkungan Dinas

e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan,

kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah tangga Dinas sesuai ketentuan

yang berlaku guna kelancaran tugas.

f. Mengordinasikan Penyusunan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

kegiatan Dinas.

g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan keseluruhan

(35)

i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

m. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan secara berkala melaluisistem penilaian yang tersedia;

n. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan;

o. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik kelancaran

pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

3. Bidang Pendidikan Dasar

a. Seksi TK dan Sekolah Dasar

Melaksanakan Tugas Dinas Pendidikan di bidang Taman Kanak-Knak dan

Sekolah Dasar

b. Seksi SMP

Melaksanakan Tugas Dinas Pendidikan di bidang Sekolah Menengah pertama

c. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan dasar

Melaksanakan Tugas Dinas Pendidikan di bidang Sarana dan Prasarana

Pendidikan tingkat dasar

(36)

Memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing, memeriksa, mengevaluasi,

mengawasi dan merencanakan kegiatan urusan keorganisasian dan ketatalaksanaan

umum. Kepegawaian, perlengkapan, program dan pelaporan serta keuangan dalam

rangka mendukung mekanisme kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Pendidikan Tingkat Kecematan

Sehingga tugas pokok dan fungsi dinas pendidikan bagi siswa yang kurang

mampu itu sendiri adalah melaksanakan urusan pemerintah dalam melaksanakan

tugasnya untuk pengembangan pendidikan guna untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat atau masyarakat sekitar.21

Melihat semakin cepat perkembangan zaman, maka pemerintah pusat

memberikan program untuk masyarakat yang rumah tangganya dapat digolongkan

menjadi masyarakat yang kurang mampu untuk tetap mendapatkan haknya

memperoleh pendidikan, oleh karena itu pemerintah memberikan kewenangnya

kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan tugasnya untuk membantu

mensukseskan program dalam penuntasan wajib belajar yang sudah dibuat

pemerintah pusat untuk meningkatkan keaejahteraan rakyatnya melalui program

Bantuan Siswa Miskin Pemerintah berharap tidak ada lagi siswa yang tidak

mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan.

Sehingga pemerintah memiliki prosedur atau Mekanisme dalam melakukan

Pengusulan untuk calon Penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) atau Progrram

Indonesia Pintar (PIP) sebagai berikut :

 Bagi Siswa / Peserta didik yang dari keluarga yang memilik KPS( Kartu Perlindungan Sosial )/KKS ( Kartu Keluarga Sejahtera ) /KIP ( Kartu Indonesia Pintar ). Sekolah

21

(37)

melakukan entri/ atau update data siswa ( Nomor KPS/KKS/KIP), calon penerima

BSM/PIP yang memilik KPS/KKS/KIP kedalam aplikasi Dapodik secara benar dan

lengkap. Data ini sekaligus untuk data usulan calon penerima BSM/PIP tingkat

sekolah kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan Direktorat Pembinaan

Sekolah Dasar

 Bagi Siswa/ Peserta didik yang dari keluarga tidak memiliki KPS/KKS/KIP

Siswa miskin/ rentan miskin yang tidak memiliki KPS/KKS/KIP dapat diusulkan oleh

sekolah dengan menggunakan format Usulan Sekolah setelah seluruh siswa pemegang

KPS/KKS/KIP ditetapkan sebagai penerima BSM/PIP pada waktu dan tanggal yang

ditetapkan kemudian dengan mekanisme/ tata cara sebagai berikut :

- Sekolah menyeleksi dan menyusun daftar siswa yang tidak memiliki

KPS/KKS/KIP sebagai calon pnerima BSM/PIP berdasrkan alokasi sementara

sasaran Kabupaten/Kota yang akan ditetapkan oleh Direktorat Pembina Sekolah

Dasar :

Siswa yang berasal dari rumah tangga program keluarga harapan (PKH),

Siswa yang bersatus Yatim Piatu, Siswa yang terkena dampak Bencana Alam, Siswa

yang terancam Putus Sekolah, Siswa yang kesulitan ekonomi dengan pertimbangan

khusus seperti kelainan fisik, siswa yang dari orang tua terkena PHK, siswa dari

keluarga terpidana, dan anak yang berada di Lembaga Permasyarakatan.

- Sekolah mengusulkan hasil seleksi melalui Verifikasi Indonesia Pintar (VIP),

- Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota melakukan validasi dan verifikasi calon

penrima BSM/PIP dari sekolah melalui aplikasi Verifikasi Indonesia Pintar (VIP),

(38)

- Hasil validasi dan verifikasi calon penerima BSM/PIP selanjutnya di Sahkan

oleh Kepala Dinas dan dikirim ke Direktorat Pembina Sekolah Dasar.

Pemerintah menetapkan kuota sebagai batas calon penerima BSM, sehingga

Pemerintah menetapkan kuota didaerah Kabupaten Kendal sebanyak 5000 siswa

untuk memenuhi 20% APBD sesuai dengan amanat yang ditetapkan bahwa 20%

anggaran APBD untuk pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang pendidikan sekolah dasar

Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal hanya menerima data yang masuk dari setiap

sekolah dan melakukan validasi dan verifikasi kepada setiap siswa yang mengajukan

Bantuan Siswa Miskin. Sesuai dengan penetapan kuota terhadap masyarakat miskin di

Kabupaten Kendal, diharapkan tidak adanya lagi siswa yang putus sekolah karena

mahalnya biaya pendidikan. 22Namun pemberian bantuan ini dapat dibatalkan jika

siswa keluar atau tidak sekolah lagi, mengundurkan diri, di dakwa melakukan

tindakan criminal, tidak masuk lagi didalam kategori miskin.

Sehingga dapat terpenuhinya hak-hak setiap anak untuk mendapatkan

pendidikan bagi siswa yang kurang mampu. Tetapi faktanya masih banyak anak

yang tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang

baik dari pemerintah, hanya ada 14.58% saja yang diterima atau menerima bantuan

dari pemerintah dengan jumlah 3.248 siswa se- Kabupaten Kendal yang menerima

.

Dengan melihat data dibawah ini total pengajuan calon penerima Bantuan

Siswa Miskin ada 18.565 siswa, Namun pemerintah menetapkan 20% dari dana

APBD untuk pendidikan namun yang diterima atau menerima bantuan hanya 3.248

22

(39)

siswa atau hanya 17.50 tidak menyampai 20% .maka akan mengetahui bahwa

masih banyaknya siswa yang kurang mampu di Kabupaten Kendal.

3. DATA PENDIDIKAN BAGI SISWA KURANG MAMPU DI KABUPATEN KENDAL

Data penerima program Bantuan Siswa Miskin yang diberikan oleh pemerintah untuk

siswa yang kurang mampu di Kabupaten Kendal adalah :

Tabel 3.1

1 Boja 1.275 siswa 414 siswa Rp.478.575.000 Rp.129.600

.000

4 Gemuh 883 siswa 244 siswa Rp.348.075.000 Rp.81.225.

000

27,63 %

23,34 %

5 Kaliwungu 1.071 siswa 287 siswa Rp.357.300.000 Rp.64.575. 000

26,80 %

18,07 % 6 Kaliwungu

selatan

(40)

8 Limbangan 741 siswa 51 siswa Rp.298.350.000 Rp.16.650. 12 Patebon 911 siswa 300 siswa Rp.346.275.000 Rp.98.550.

000

33,04 %

28,46 %

13 Pegandon 655 siswa 0 siswa Rp.257.400.000 0 rupiah 0 %

14 Plantungan 1.014 siswa 185 siswa Rp.403.200.000 Rp.64.350. 000

18,24 %

15,96 %

15 Ringinaru m

626 siswa 243 siswa Rp.244.350.000 Rp.81.225. 000

38,82 %

33, 24 % 16 Rowosari 848 siswa 159 siswa Rp.334.800.000 Rp.55.575.

000

18,75 %

16,60 % 17 Singorojo 1.349 siswa 368 siswa Rp.535.950.000 Rp.124.200

.000

27,28 %

23,17 % 18 Sukorejo 1.034 siswa 0 siswa Rp.396.450.000 0 rupiah 0 %

19 Weleri 1.048 siswa 219 siswa Rp.399.825.000 Rp.67.275. 000

(41)

Berdasarkan data diatas maka dapat dikatakan bahwa setiap wilayah yang menerima

bantuan siswa miskin ada 150 siswa per wilayah.

Sehingga dilihat dari presentasi penerima Bantuan Siswa Miskin dikabupaten kendal

tidak sesuai dengan apa yang di amanatkan oleh Undang- Undang Sistem Pendidikan

Nasional yang menjelaskan bahwa 20% pendanaan untuk masyarakat yang kurang mampu,

Namun faktanya tidak mencapai dengan jumlah yang disesuaikan atau jumlah yang diajukan

oleh setiap kecematan/ atau wilayah total keseluruhan siswa yang telah diajukan oleh setiap

wilayah ada 18.565 siswa Sekolah Dasar namun pada kenyataannya hanya 3,248 siswa yang

menerima Bantuan Siswa Miskin yang sudah di jadikan atau diberi nama Program Indonesia

Pintar, dan masih 15.317 siswa yang belum menerima BSM tidak mencapai 20 %, salah

satunya adalah daerah Kecamatan Patean, masih banyak anak yang tidak menerima bantuan

atau masih 0%. padahal, masih banyak anak yang dikategorikan kurang mampu tidak

menerima bantuan dan masih banyak sekolah yang memberikan pungutan kepada setiap

siswa sehingga, siswa yang mendapatkan bantuan tidak dapat menerima seutuhnya bantuan .

Pelaksanaan program bantuan siswa miskin di Kabupaten Kendal untuk siswa yang

kurang mampu sejumlah 18.565 Siswa Sekolah Dasar, kurang terlaksana dengan baik

penerima bantuan biaya bagi siswa yang kurang mampu tidak mencapai 20%, dengan melihat

penetapan kuota yang sudah ditetapkan oleh pemerintah hanya 3.248 siswa yang menerima,

sehingga masih banyak siswa yang kurang mampu putus sekolah dikarenakan biaya sekolah

yang semakin mahal dikatakan gratis tapi masih ada pungutan-pungutan yang dilakukan

sekolah kepada orang tua murid khususnya yang kedua orang tuanya tidak mampu, salah satu

kecamatan yang tidak adanya pencairan dana untuk siswa yang kurang mampu adalah di

(42)

Sudah jelas diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal bahwa melaksanakan tugas pembantuan

sesuai dengan asas otonomi daerah di dalam bidang pendidikan dan sudah jelas bahwa fungsi

Dinas Pendidikan di Kabupaten Kendal adalah melakukan pelaksanaan , perencanaan dan

evaluasi kepada setiap sekolah apakah pelaksanaan pembagian bantuan biaya gratis bagi

siswa yang kurang mampu sudah dilaksanakan secara baik dan terbagi kepada setiap siswa

sekolah dasar yang membutuhkan.

Namun pada kenyataannya sudah jelas terlihat masih banyak siswa yang tidak

mendapatkan haknya untuk mendapatkan layanan akses pendidikan bagi siswa yang kedua

orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah. Seperti halnya di Kecamatan Patean

dari 1.059 siswa yang diajukan oleh dinas pendidikan setempat hanya 45 siswa yang

menerima dan di Kecamatan Limbangan dari 741 siswa sekolah dasar yang diajukan hanya

51 yang menerima bantuan, dengan melihat data dari salah satu Kecamatan yang ada di

Kabupaten Kendal maka akan diketahui bahwa masih banyak siswa yang seharusnya

mendapatkan bantuan untuk mendapatkan biaya sekolah secara gratis namun tidak diberikan

salah satunya di Kecamatan Boja dan Kecamatan Limbangan.

Dilihat dari data penerima bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada

siswa yang kurang mampu di Kecamatan Patean.

Tabel 3.2

Penerima Bantuan Siswa Miskin Kecamatan Patean

(43)
(44)

MLATIHARJO

Sumber data : Data sekunder pada Dinas Pendidikan Kecamatan Patean

Dilihat dari jumlah yang menerima bantuan siswa miskin di Kecamatan Patean yang

diajukan oleh Dinas Pendidikan Setempat ada 1.059 siswa sekolah dasar mengenai program

yang sudah direncanakan oleh Pemerintah Pusat guna untuk meningkatkan kesejahteraan,

Namun pada kenyataannya dari 1.059 hanya sebagian besar siswa sekolah dasar di

Kecamatan Patean yang menerima Bantuan Siswa Miskin, Program ini bertujuan agar siswa

dari kalangan tidak mampu dapat terus melanjutkan pendidikan di sekolah. Selain itu juga

bertujuan untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah akibat permasalahan biaya

pendidikan dan mencegah hambatan siswa kurang mampuuntuk mendapatkan akses layanan

pendidikan. Besarnya Bantuan yang diterima setiap siswa adalah Rp. 450.000 untuk SD.MI.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan di Kecamatan

Patean bahwa Dinas Pendidikan Kecamatan Patean atau UPTD Kecamatan Patean Hanya

mengajukan siswa yang dikategorikan miskin kepada Dinas Pendidikan di Kabupaten

Kendal mengenai bantuan untuk siswa miskin. mengenai data yang telah diajukan oleh Dinas

Gambar

Tabel 3.1 Penerima Bantuan Siswa Miskin Kabupaten Kendal
Tabel 3.2
Tabel 3.3  Penerima Bantuan Siswa Miskin Kecamatan Limbangan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah adonan tercetak dalam loyang, kemudian loyang tersebut dipanaskan menggunakan oven, pada oven tersebut terdapat termometer analog, yang digunakan untuk melihat

tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya dalam hal ini Bantuan Hukum yang.

Sistem bekerja secara otomatis maksudnya adalah proses pengisian akan berhenti dengan sendirinya setelah mencapai berat yang telah ditentukan sebelumnya pada alat.. Setelah

c. Surat Pernyataan Tidak Mampu yang dibuat dan ditandatangani Pemohon Bantuan Hukum dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri”... Sangat jelas terlihat bahwa syarat

dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin

Pihak SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga akan memberitahukan kepada orang tua siswa yang mendapatkan bantuan beasiswa miskin untuk mengumpulkan persyaratan pencairan

 Menjadi pemain Keyboard Section bersama Siwanto Tri Utomo dalam Christmas Oratorio yang menampilkan Weihnachts-Oratorium BWV 248 karya Johann Sebastian Bach yang

seseorang untuk bekerja dengan giat sehingga dapat mencapai hasil kerja yang1. optimal sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan perusahaan.” 3 Sedangkan