• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lina Amelia dan Teuku Nailul Munadi (2016) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ulee Gle. Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV SDN Ulee Glee sebanyak 25 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus dan setiap siklusnya terdiri 2x35 menit.

Berdasarkan hasil penelitian, telah terbukti bahwa penerapan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ulee Gle. Selain itu, penelitian ini juga memberikan fakta bahwa implementasi dari pada metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran IPA.

Berangkat dari siklus 1, nilai rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa yakni 67,60. Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 16 orang (64%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 (36%). Dalam pembelajaran siklus I melalui implementasi metode demonstrasi, aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran melalui metode demonstrasi mendapat skor rata-rata 3,64 (72,80%) termasuk dalam kategori baik. Kemudian, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui metode demonstrasi mendapat nilai rata-rata sebesar 3,63 (72,60%) artinya, aktivitas siswa dalam kategori baik.

Pada siklus 2 kegiatan pembelajaran melalui metode demonstrasi, hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 12%. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa pada siklus 2 sebesar 75,60. Adapun ketuntasan hasil belajar siswa juga meningkat, siswa yang dinyatakan tuntas belajar dalam penelitian ini sebanyak 24 (96,00%) dari 25 siswa, siswa yang tidak tuntas belajar hanya 1 orang siswa (4,00%). Selain itu, aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi juga mengalami kenaikan skor. Pada siklus 2, guru memperoleh skor

rata-rata 4,43 (88,60%) artinya, aktivitas guru dalam pembelajaran siklus 2 sudah berjalan seperti yang diharapkan sehingga aktivitas guru termasuk kategori sangat baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 2 juga mengalami peningkatan, dengan nilai rata-rata sebesar 4,38 (87,60%).

14. Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Penjumlahan dan Pengurangan

Dengan Menggunakan Metode Belajar Demonstrasi Pada Siswa Kelas 1 SDN 01 Bendoagung Kecamatan Kampak Trenggalek Tahun Semester II 2013/2014

Susilorini (2015). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas I Semester II SDN I Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang kelasnya berjumlah 21 siswa.

Dari hasil penelitiannya, menyatakan bahwa implementasi metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas I Semester II SDN I Bendoagung Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitiannya, Susilorini menjaring hasil belajar siswa dengan memberikan tes formatif kepada siswa di akhir setiap siklus.

Dari implementasi metode demonstrasi pada kegiatan pembelajaran siklus 1 nilai rata-rata siswa sebesar 76,43. Siswa dengan nilai mencapai KKM sebanyak 11 (52,38%). Sedangkan siswa dengan nilai belum tuntas sebanyak 10 siswa (47,62%). Dalam jurnal penelitiannya, Susilorini menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus 1 masih belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan yakni sebesar 85%.

Selanjutnya dalam siklus 2, nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 86,90. Peningkatan hasil belajar siswa sebesar 14% dengan ketuntasan belajar mencapai 85,71 %, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang diajarkan guru. Dalam jurnal penelitian Susilorini (2015) ini, terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni terletak pada mata pelajaran.

15. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Dada Melalui Metode Demonstrasi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kolam renang Megati di Jl. Pilar Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

Suparman Sade dan Tirta Maulana (2014). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dalam pelaksanaannya dilakukan di kolam renang Megati di Jl. Pilar Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Subyek dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013 / 2014 yang berjumlah 36 siswa.

Berdasarkan dari kajian penelitiannya, disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengimplementasikan metode demonstrasi pada materi “renang gaya dada” kelas XI IPA 3 MAN Cikarang Utara Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013 / 2014 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sebelumnya tingkat ketuntasan belajar pada kondisi awal atau prasiklus hanya 8 siswa yang tuntas belajar dari 36 orang siswa atau hanya sebesar 22,2% yang mencapai KKM. Dalam prasiklus ini, guru belum menerapkan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran, metode demonstrasi baru akan diimplementasikan pada tahap selanjutnya yakni siklus 1. Pada siklus 1, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I mulai meningkat menjadi 18 siswa dari 36 orang siswa atau sebesar 50%. Namun, ada siswa yang belum mencapai peningkatan sesuai target yang telah ditentukan, dan akan dicoba ditingkatkan lagi dalam pembelajaran pada siklus berikutnya. Selanjutnya, pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa lebih baik jika dibandingkan dengan siklus 1. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan menjadi 34 orang siswa dari 36 siswa atau sebesar 94,4%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa telah terjajdi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 menuju siklus 2 sebesar 44,4%.

16. Peningkatan Prestasi Belajar Sumber Daya Alam Melalui Metode

Demonstrasi Siswa Kelas 4 SD

Supriyanto (2017). Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini yakni siswa kelas IV di SDN 2 Suko Kidul.

Berdasarkan hasil penelitian, implementasi metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran IPA khususnya pada materi “Sumber Daya Alam” dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Suko Kidul.

Pada siklus 1, nilai rata-rata siswa adalah 63,84 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80. Jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 60 ada 12 Siswa, yang berarti 50% dari sejumlah 24 siswa memiliki nilai atas taraf penguasaan konsep yang diberikan.

Dalam siklus 2, nilai rata-rata siswa adalah 72,4 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 95. Jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 60 ada 22 siswa, yang berarti 91,67 % dari sejumlah 24 siswa memiliki nilai diatas taraf penguasaan konsep yang diberikan.

Dari siklus 2 ini dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah berhasil mencapai apa yang sudah di targetkan. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran sudah memenuhi apa yang diharapkan, yaitu adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang ditujukkan dengan peningkatan kuailtas prestasi siswa secara menyeluruh.

17. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Bogo Wijirejo Pandak Bantul Tahun Pelajaran 2013/2014

Nunung Sulistianingsih (2013). Penelitian ini dilakukan di SD Bogo Wijirejo Pandak Bantul pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Bogo Wijirejo Pandak Bantul yang berjumlah 25 siswa dengan siswa laki-laki sebanyak 16 siswa dan perempuan sebanyak 9 siswa. Obyek penelitian ini adalah metode demonstrasi.

Alasan dilakukannya penelitian tersebut adalah diperoleh data bahwa hasil ulangan harian mata pelajaran IPA masih ada siswa yang masih dibawah KKM. Dari 25 siswa kelas V SD Bogo, masih 13 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM 76. Data tersebut diperoleh dari hasil ulangan harian di semester II. Ini berarti masih 52% yang belum tuntas. Hal tersebut bisa disebabkan karena masih kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti pembelajaran dan kurangnya

keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Tidak hanya itu siswa juga masih suka berbicara sendiri apabila sedang dijelaskan oleh guru. Penggunaan metode yang bervariasi juga belum dimaksimalkan. Peningkatan hasil belajar IPA kelas V SD Bogo adalah dengan melalui metode demonsrtrasi.

Penulis menemukan kekurangan dalam penelitian jurnal penelitian ini salah satunya adalah hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif. Hal ini semakin memperkuat anggapan para peneliti terdahulu hanya memikirkan hasil belajar siswa tanpa memikirkan hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Selain itu Nunung Sulistianingsih (2013) tidak mengumpulkan data mengenai tanggapan siswa maupun guru mengenai pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi. Namun demikian, kelebihan penelitian yang dilakukan oleh Nunung Sulistianingsih (2013) juga berkontribusi meningkatkan hasil belajar siswa. Kesamaan penelitian Nunung Sulistianingsih (2013) dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini.

Dari implementasi metode demonstrasi dalam pembelajaran diperoleh hasil berupa meningkatnya hasil belajar siswa kelas V SD Bogo. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kelas V SD Bogo Wijirejo Pandak Bantul pada Pra Siklus sebesar 70,88 dengan ketuntasan belajar sebesar 48% setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi meningkat pada siklus I nilai rata-rata menjadi 74,08 dengan ketuntasan belajar mencapai 54,17%. Pada siklus II nilai rata-rata menjadi 85,2 dengan ketuntasan belajar sebesar 88%.

Dari beberapa fakta-fakta penelitian yang relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah. Selain itu, implementasi metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran juga dapat meningkatkan keaktifan, minat dan motivasi siswa dalam belajar.

Kelebihan dari penelitian ini adalah, materi yang dijelaskan di setiap siklusnya berbeda, namun penyampaian materi pelajaran tetap menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Peneliti menyampaikan materi yang berbeda dalam setiap siklusnya karena peneliti ingin membuktikan bahwa metode pembelajaran demonstrasi yang digunakan dalam menyampaikan materi yang

berbeda akan selalu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 02 Watu Agung. Kelebihan yang lain adalah peneliti mengukur hasil belajar siswa secara menyeluruh yakni pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik

Berdasarkan penjelasan mengenai metode pembelajaran demonstrasi, maka dapat diuraikan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai teoritis sebagai berikut:

1. Implikasi teoritis

Setelah disesuaikan dengan standar proses nomor 41 (EEK), maka dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran demonstrasi lebih fleksibel untuk diimplementasikan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan pengetahuan tentang pembelajaran inovatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan mendeskripsikan langkah-langkah metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV Semester 2 SD Negeri Watu Agung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Implikasi praktis

Penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dibahas di atas, implementasi metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran akan sangat tepat apabila kondisi siswa bosan, jenuh, kurang aktif, kurang antusias, oleh karena itu gunakanlah metode pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang masih rendah.

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya, penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas maupun mutu pembelajaran yang implikasinya memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran melalui metode demonstrasi.

Dokumen terkait